Makalah Pendekatan Regulatoris Perumusan Teori Akuntasi.docx

  • Uploaded by: suaeda
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pendekatan Regulatoris Perumusan Teori Akuntasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,735
  • Pages: 17
MAKALAH “PENDEKATAN REGULATORIS UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI”

KELOMPOK 4 :

SUAEDA BASARUN

(02271611 098)

HARTATI YUSUF

(02271611 063)

NURWAIDA DJUFRI

(02271611 111)

HASDA HASAN

(02271611 116)

ANDI SATIRA

(0227161 1016)

RABINA FOKAAYA

(02271611 109)

ALFARIS

(02271411 136)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNI UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik, prinsip) dan praktik yang sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.

Standar

akuntansi ini akan terus–menerus berubah dan berkembang

sesuai

perkembangan dan tuntutan masyarakat. Belkaoui (1985) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang baku sebagai berikut:

1. Dapat menyajikan informasi tentang informasi keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim diharapkan mempunyai sifat yang jelas, konsisten, terpercaya dan dapat diperbandingkan. 2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan hati–hati, independen, dan dapat mengabdikan keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntansi setelah melalui pemeriksaan akuntan. 3. Memberikan data base kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan peraturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi dan tujuan–tujuan makro lainnya. 4. Dapat menarik parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi. Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin bergairah untuk berdebat, berpolemik dan melakukan penelitian. 1.2 Rumusan Masalah

1. Pendekatan

Regulatoris

Untuk

Perumusan

Teori

AkuntansiBagaimana

perkembangan stanar akuntansi di Indonesia? 2. Bagaimana perbandingan penggunaan standar akuntansi di Negara Australia dan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pendekatan Regulatoris Untuk Perumusan Teori Akuntansi 2. Untuk mengetahuii perkembangan standar akuntansi di Indonesia. 3. Untuk mengatahui gambaran perbandingan penggunanaan standar akuntansi di Negara Australia dan di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1

Tinajuan Pustaka

2.1.1 Defenisi Standar Akuntansi

Standar merupakan ukuran yang ditetapkan dan disepakati bersama, merupakan tingkat kinerja yang diharapkan, batasan yang dapat diterima akan adanya variasi terhadap norma/criteria. Sedangkan Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara beberapa alternatif (Harahap, 2005:4). Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik- tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik, prinsip) dan praktik yang sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. Standar akuntansi mencakup peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan telah disahkan oleh lembaga resmi (standard setting body) pada saat tertentu. Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam propesi dan semua pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan terus–menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat. 2.1.2 Hakikat Standar Akuntansi

Standar akuntansi mendominasi tugas-tugas akuntan. Standar-standar tersebut terus menerus mengalami perubahan, dihapus, dan atau ditambahkan baik itu di Amerika Serikat maupun di negara-negara lainnya. Standar menyajikan petunjuk yang praktis dan mudah yang terkait dengan tugas-tugas akuntan. Standar secara umum diterima sebagai aturan perusahaan, yang diikuti dengan sanski terhadap ketidakpatuhan.

Standar akuntansi biasanya terdiri atas tiga bagian :

1. Deskripsi masalah yang harus dipecahkan

2. Diskusi dengan pertimbangan yang sehat (kemungkinan dengan melihat teori-teori fundamental) 3. Sejalan dengan keputusan atau teori yang ada, solusi yang disarankan.

Edey membagi persyaratan standar menjadi empat tipe utama:

1. Tipe 1 menyatakan bahwa para akuntan harus memberitahukan kepada masyarakat apa yang mereka lakukan dengan mengungkapkan berbagai metode dan asumsi (kebijakan akuntansi) yang mereka guna 2. Tipe 2 ditujukan pada tercapainya suatu keseragaman dalam penyajian laporanlaporan akuntansi. 3. Tipe 3 meminta adanya pengungkapan atas masalah-masalah spesifik di mana pengguna mungkin diminta untuk menerapkan pertimbangan sendiri. 4. Tipe 4 mensyaratkan dibuatnya keputusan implisit atau eksplisit mengenai valuasi (penilaian) aktiva dan penetuan laba yang telah disetujui. 2.1.3 Tujuan Pembuatan Standar

Beberapa alasan tepat tentang mengapa standar harus dibuat adalah :

1. Standar

memberikan

informasi

mengenai

posisi

keuangan,

kinerja,

dan

penyelenggaraan sebuah perusahaan kepada para pengguna informasi akuntansi. 2. Standar memberikan pedoman dan aturan tindakan bagi para akuntan publikyang memungkinkan mereka untuk menerapkan kehati-hatian dan kebebasan dalam “menjual” keahlian dan integritas mereka dalam mengaudit laporan-laporan perusahaan dan membuktikan validitas dari laporan-laporan tersebut. 3. Standar memberika database kepada pemerintah mengenai berbagai variabel yang dianggap sangat penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan dan regulasi ekonomi, serta peningkatan efisiensi ekonomi dan sasaran-sasaran sosial lainny 4. Standar menumbuhkan minat dalam prinsip-prinsip dan teori-teori bagi mereka yang memiliki perhatian dalam disiplin ilmu akuntansi.

2.1.4 Tujuan Penetapan Standar

Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfaat bagi suatu pihak, namun dapat juga merugikan pihak lain. Hal ini merupakan suatu bentuk pilihan sosial. Pilihan ini

mendorong penyusun suatu standar mengadopsi proses politisi dalam rangka memperoleh akomodasi. Apabila kesejahteraan sosial yang dijadikan kriteria dalampenerimaan suatu standar, sebuah pertanyaan serius muncul yang berhubungan dengan legitimasi keanggotaan dewan penyusun standar yang tidak melalui pemilihan. Pertanyaan ini menjadi penentu pendekatan keadilan dalam kebijakan akuntansi. Saat ini terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan: 1. Pendekatan ketepatan penyajian, 2. Pendekatan konsekuensi ekonomi, 3. Pendekatan kritikal-interpretatif. Perbedaan ketiga pendekatan ini : pendekatan ketepatan penyajian, pendekatan konsekuensi ekonomi, dan pendekatan kritikal-interpretatif, timbul dari komitmen normatif terhadap sasaran pelaporan keuangan yang saling bertentangan.

2.1.5

Entitas-Entitas Yang Berkepentingan Terhadap Standar Akuntansi

1. Individual dan kantor akuntan publik Individual dan kantor akuntan publik bertanggung jawab melalui auditor-auditor mereka untuk secara independen mensertifikasi laporan keuangan perusahaan telah menyajikan hasil-hasil dari aktivitas bisnis dengan wajar dan akurat. 2. American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) AICPA adalah organisasi pengkoordinir profesional bagi para praktisi CPA di AS. 3. American Accounting Association (AAA) AAA adalah organisasi para akademisi akuntansi dan setiap individu yang tertarik dalam peningkatan praktik dan teori akuntansi. 4. Financial Accounting Standards Boards (FASB) : FASB menggantikan APB di tahun 1973 sebagai badan yang bertanggung jawab untuk membuat standar akuntansi. 5. Securities and Exchange Commission (SEC) SEC dibentuk oleh UU Kongres pada tahun 1934. 6. Organisasi Profesional Lainnya Organisasi ini secara aktif terlibat dalam pembuatatan standar akuntansi di negaranya masing-masing.

Para Pengguna Laporan Keuangan 1. Pengguna langsung: a. pemilik perusahaan dan pemegang saham b.

kreditor

c. manajemen perusahaan

d. otoritas perpajakan e. pekerja f.

para pelanggan

2. Pengguna tidak langsung meliputi: a. analis dan penasihat keuangan b. bursa saham c. pengacara d. pihak yang berwenang e. asosiasi perdagangan f.

serikat pekerja

2.1.6 Pihak-Pihak Yang Berwenang Menyusun Standar Akuntansi Regulasi umumnya diasumsikan akan diterima oleh industri terkait dan didesain serta dioperasikan dengan tujuan utama memperoleh keuntungan. Terdapat dua kategori utama tentang regulasi industri, yaitu: 1. Teori-teori kepentingan publik Teori ini berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai suatu jawaban atas permintaan publik akan perbaikan dari harga-harga pasar yang tidak efisien (tidak layak). Teori ini tujuan utamanya yaitu untuk memberikan perlindungan dan menjamin kepentingan umum. 2. Teori kelompok yang berkepentingan atau teori perebutan Teori ini berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan dari kelompok dengan kepentingan khusus, dengan maksud untuk memaksimalkan laba dari para anggotanya. Versi utama dari teori ini adalah: a. Teori regulasi kaum elit yang menguasai politik Teori ini menekankan penggunaan kekuatan politik untuk memperoleh kendali regulatoris. 3. Teori regulasi ekonomi Teori ini menekankan pada kekuatan ekonomi. Haruskah Kita Mengatur Akuntansi? Terjadi perdebatan mengenai apakah akuntansi sebaiknya diatur atau tidak. Mereka yang mendukung opini pasar yang tidak di regulasi menggunakan teori keagenan untuk mempertanyakan mengapa harus terdapat insentif-insentif dalam pelaporan yang andal dan bersifat sukarela kepada pemilik. Bagi mereka yang mendukung pasar yang di regulasi menggunakan argumentasi kepentingan publik. Pada dasarnya, baik kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk

mencapai sasaran-sasaran sosial akan menentukan pengaturan dari akuntansi. Kegagalan pasar, sebagai alokasi pengeluaran yang di bawah nilai optimal, mungkin merupakan akibat dari: 1. Keengganan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya sendiri, karena ia merupakan pemasok monopoli dari informasi tersebut, 2. Terjadinya kecurangan, 3. Kurangnya produksi informasi akuntansi sebagai barang publik. 2.1.7

Legitimasi Proses Penyusunan Standar

1. Prognosis Pesimistik Legitimasi

proses

penetapan

standar

kadang

dihubungkan

dengan

kemampuannya untuk membuat sistem akuntansi yang optimal, yaitu suatu sistem yang ekspektasi pengembaliannya kepada seorang pengguna yang menerapkan sebuah strategi keputusan yang optimal adalah lebih besar dari atau sama dengan pengembalian yang serupa dari sistem alteranatif yang lain. Debat mengenai kemungkinan tercapainya sistem akuntansi yang optimal dicetuskan oleh penggunaan teorema ketidakmungkinan oleh Demski yang mengemukakan pandangan bahwa: 1. Proses penetapan standar akuntansi harus mampu memuaskan kondisi Arrow agar dapat dikatakan sah 2. Tidak ada kumpulan standar yang akan selalu mencari alternatif-alternatif baru yang berkaitan dengan keinginan dan kepercayaan.

Prognosis pesimistik menyimpulkan bahwa usaha-usaha untuk menggunakan standar tampaknya tidak akan memberikan hasil, dan prinsip-prinsip akuntansi yang ptimal tidak akan diperoleh.

2. Prognosis Optimistik Cushing memberikan prognosis optimistik mengenai banyaknya jumlah tanggung jawab dari prinsip akuntansi yang optimal, dengan syarat bahwa asumsi dari para pengguna heterogen dan asumsi-asumsi yang mendasarinya paradoks Arrow tidak digunakan (ditinggalkan). Bromwich menawarkan kemungkinan adanya standar akuntansi parsial; standar untuk satu atau lebih masalah akuntansi, yang dibuat dengan terisolasi dari standar atau masalah-masalah akuntansi lainnya. Chamber memilih untuk meniadakan ilmu ekonomi yang dipaparkan oleh Demski yang sifartnya tidakmungkin. Chamber mengajukan suatu ikmu yang mengasumsikan

adanya norma atau standar yang berlaku pada situasi-situasi tertentu. Norma adalah informasi yang mewakili arus uang maupun nilai moneter dari asset serta jumlah arus utang pada pihak lain setiap waktu. Apabila norma tidak tersedia, Chamber menyarankan agar menggunakan alternatif lain yang dapat menyajikan pengukuran dengan nilai yang mendekati.

2.1.8 Standar Akuntansi yang Berlebihan Standar akuntansi yang berlebihan umumnya dihubungkan dengan perkembangan standar akuntansi. Situasi berikut telah ikut dikaitkan dengan masalah tersebut:

Standar yang terlalu banyak. Standar yang terlalu detail. Tidak ada standar yang tegas, membuat pemilihan suatu aplikasi menjadi suli Standar untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbadaan yang terdapat dalam kebutuhan dari para pembuat, pengguna, dan CPA. Standar untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara: Entitas publik dan nonpublik Laporan keuangan tahunan dan interim Perusahaan-perusahaan besar dan kecil Laporan keuangan yang telah diaudit dan belum diaudit. Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang rumit, atau kedua-duanya.

2.1.9 Dampak dari Standar Akuntansi yang Berlebihan

Standar akuntansi yang terlalu banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh serius terhadap kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan bagi para penguna, dan keputusan yang dibuat para manajer. Akuntan dapat kehilangan orientasinya terhadap tugas sesungguhnya sebagai akibat banyaknya data yang diperlukan saat memenuhi ketentuan suatu standar.Audit dapat memenuhi kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan fokus audit dan mungkin lupa untuk melakukan prosedur audit.

Pertentangan praktik pada kenyataannya dapat dijumpai dalam pertemuan antara; permintaan terhadap standar profesional dengan ketidakpuasan klien perusahaan kecil terhadap beban standar yg dipaksakan terhadap mereka.

2.1.10 Solusi Bagi Masalah Standar Akuntansi yang Berlebihan Berbagai kelompok yang berkepentingan mengusulkan solusi-solusinya untuk masalah akuntansi yang berlebiahan ini. Special committee on accountingstandards dari AICPA mengevaluasi kemungkinan pendekatan berikut ini untuk menangani standar auntansi yang berlebiahan.

1. Tidak ada perubahan, tetap status quo Perubahan dari konsep yang ada saat ini dari satu kumpulan GAAP yang berlaku untuk semua perusahaan bisnis menjadi dua kelompok GAAP, sehingga menciptakan satu kumpulan GAAP yang terpisah bagi entitas-entitas tertentu, seperti perusahaa-perusahaan nonpublic yang kecil. 2. Perubahan dalam GAAP untuk menyederhanakan aplikasinya terhadap seluruh perusahaan bisnis 3. Membuat

pengungkapan

yang

berbeda

dan

alternate-alternatif

pengukuran

Perubahan dalam standar CPA untuk pelaporan laporan keuangan 4. Satu alternative GAAP sebagai dasar pilihan dalam menyajikan laporan keuangan. 2.1.11 Pilihan Dalam Akuntansi 1. Tiga kategori atau motivasi dilakukannya pilihan dalam akuntansi antara lain: Pertama pembuatan kontrak, karena adanya biaya-biaya keagenan dan tidak ada pasar yang lengkap, maka digunakan kontrak yang tergantung pada negara, yang seringkali dipengaruhi oleh pilihan-pilihan akuntansi. 2. Kedua pemberian harga atas aktiva, kerena informasi yang asimetris, pilihan dalam akuntansi dapat digunakan untuk mempengaruhi harga-harga aktiva baik melalui orang dalam yang mengerti masalah ini maupun yang membocorkan informasi, sampai kepada orang dalam yang mengetahui masalah perputaran, besaran dan resiko dari arus kas di masa depan, atau manajer yang memiliki kepentingan pribadi dan percaya bahwa pendapatan yang tinggi akan mengarah kepada peninggkatan harga saham. 3. Ketiga, pilihan akuntansi dapat digunakan untuk mempengaruhi pihak-pihak eksternal disamping pemilik asli dan potensial dari perusahaan, seperti internal revenue service, regulator pemerintahan, pemasok, para pesaing negosiator serikat buruh. dan mempengaruhi pihak-pihak external. 2.1.12 Strategi Penetapan Standar bagi Negara-negara Berkembang Karakteristik negara-negara berkembang memiliki sistem akuntansi yang secara relatif kurang memadai dan kurang dapat diandalkan serta institut-institut yang umumnya

baru dan belum teruji. Proses penetapan standar di negara-negara berkembang tidak mengikuti suatu strategi yang unik dan tepat bagi tiap-tiap negara dan konteks. Bahkan, ada empat jenis strategi yang dapat diidentifikasi: 1. pendekatan evolusioner 2. pengembangan melalui transfer teknologi akuntansi 3. penerapan standar akuntansi internasional 4. pengembangan standar akuntansi yang didasarkan atas analisis dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi di negara-negara maju terhadap latar belakang dari investasi yang mendasari. Pendekatan evolusioner terdiri atas pendekatan isolasionis atas perbuatan standar di mana negara berkembang mengembangkan standarnya sendiri tanpa gangguan ataupun pengaruh dari luar. Negara berkembang tersebut menentukan tujuan-tujuan dan kebutuhankebutuhan akuntansi sendiri secara spesifiki dan selanjutnya memenuhi mereka dengan teknik-teknik, konsep-konsep, institusi, profesi, dan pendidikannya sendiri dalam kondisi terisolasi. Pengembangan melalui transfer teknologi akuntansi dapat diakibatkan dari operasi dan aktivitas dari kantor akuntan internasional, perusahaan-perusahaan multinasional, dan para akademisi yang berpraktik di negara-negara berkembang atau berbagai perjanjian-perjanjian internasional dan kesepakatan kerja sama yang meminta dilakukannya pertukaran informasi dan teknologi. Rencana ekonomi memuat subrencana serta strategi untuk melakukan transfer teknologi akuntansi, yang terdiri atas:

1. tujuan-tujuan bagi transfer teknologi akuntansi 2. strategi 3. saluran melakukan transfer 4. tingkatan-tingkatan dari teknologi akuntansi

Penggunaan Standar Akuntansi Internasional. Strategi yang juga tersedia bagi negaranegara berkembang adalah bergabung dengan internasional acoounting standards committee (IAFC) atau badan standar internasional lalinnnya yang telah diidentifikasi sebelumnya dan menerapkan ketetapan secara borongan. Alasan dibelakang strategi ini mungkin adalah untuk : 1. memperkecil biaya persiapan dan pembuatan standar akuntansi 2. bergabung dengan dorongan harmonisasi internasional 3. memfasilitasi pertumbuhan infestasi asing yang mungkin dibutuhkan

4. memungkinkan profesi ini meniriu standar profesional atas prilaku dan perbuatan yang telah dibuat dengan baik 5. melegitimasikan statusnya sebagai anggota denga status penuh dari komunitas internasional

Strategi situasional dapat dikenal pula sebagai pengembangan standar akuntansi dengan didasarkan atas analisis dari prinsip dan praktek akuntansi dinegara-negara maju terhadap latar beakang lingkungan yang mendasarinya. Pada dasarnya strategi ini meminta dilakukannya pertimbangan pada faktor-faktor diagnostik yang menentukan pengembangan akuntansi dinegara-negara berkembang.

2.2 Analisis Masalah 2.2.1

Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite

Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB. Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri. Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai

akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar. 2.2.2

Penggunaan Standar Akuntansi di Negara Australia dan di Indonesia

Adopsi standar akuntansi dalam hal ini IFRS telah dilakukan di beberapa negara, diantaranya di Uni Eropa yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi sesuai IFRS (SG-007), sedang di Inggris standar yang menyerupai IFRS diperlukan untuk menghindari masalah tentang perusahaan yang terdaftar dan yang tidak terdaftar di bursa dan IFRS dianggap sebagai suatu tantangan, yang pada akhirnya menyambut baik IFRS untuk mengurangi perbedaan antara standar akuntansi di Inggris dan IFRS (Fearnley dan Hines, 2003). Australia adalah salah satu negara yang berpengaruh dalam pengembangan akuntansi internasional sejak konsep dari komite akuntansi internasional dikembangkan di Sidney tahun 1972. Keputusan untuk mengadopsi IFRS di Australia berawal dari diputuskannya mengadopsi IFRS mulai dari 1 januari 2005 yang merupakan keputusan pada tahun 2002. Seiring dengan jadwal European Union (EU) untuk pengadopsian IFRS. Manfaat mengadopsi IFRS bagi Australia adalah : 1. Membantu menarik modal ke Australia = menurunkan biaya modal. 2. Biaya lebih rendah bagi pelapor, auditor dan pemakai laporan keuangan dari entitas multinasional (tidak perlu susun ulang). 3. Mengisi kesenjangan dalam AGAAP, misalnya yang berhubungan dengan instrumen keuangan. 4. Proses pengadopsian IFRS di Negara Australia: Proses penggabungan dimulai di tahun 1996, mencapai puncaknya di tahun 2002 ketika Australian Convergence Handbook (Buku Pegangan Konvergensi Australia) diterbitkan Di tahun 2002, jurang perbedaan antara IFRS dan AGAAP telah jauh berkurang. Adapun perbedaan utama yang masih ada antara IFRS dan AGAAP saat itu adalah: IFRS lebih komprehensif sehubungan dengan akuntansi untuk instrumen keuangan dan imbalan pasca-kerja; sedangkan AGAAP lebih komprehensif sehubungan dengan akuntansi untuk asuransi, kegiatan pertambangan, aktiva tak berwujud, dan kerangka kerja Setiap standar IFRS dipaparkan dalam bentuk Exposure Draft oleh AASB, yang meminta komentar apakah standar akan berdampak positif bagi ekonomi Australia Kebanyakan entitas memiliki 2 tahun untuk menerapkan IFRS, secara umum neraca tahunan yang terkena dampak adalah per 30 Juni 2006 April 2004, untuk membantu proses pengadopsian, AASB menerbitkan AASB 1047 Disclosing the Impacts of Adopting Australian Equivalents to IFRSs (Pencatatan Dampak akan Pengadopsian Standar Australia

setara dengan IFRS) AASB 1047 mengharuskan entitas untuk mencatatkan dampak yang relevan bagi tahun sebelum tahun adopsi dalam laporan keuangan mereka biasanya tahun yang berakhir 30 Juni 2005IFRS 4 Insurance Contracts (Kontrak Asuransi) dan IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources (Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral) masih mempertahankan fitur-fitur penting dari AGAAP yang berhubungan dengan Asuransi dan Aktivitas Pertambangan. Setelah dilakukan harmonisasi IFRS dengan standar akuntansi di Australia, hasil yang diperoleh adalah: 1. Laporan keuangan entitas Australia lebih banyak dimengerti di seluruh dunia. 2. Sinergi dalam persiapan, audit dan kajian laporan keuangan Australia untuk entitas yang merupakan bagian dari kelompok multinasional. 3. Biaya awal sehubungan dengan proses adopsi, terutama untuk penerapan IAS 39 untuk entitas seperti bank dan perusahaan asuransi. 4. IFRS terus mengalami perubahan kebanyakan perubahan ini didorong oleh hal-hal yang tidak berlaku bagi Australia. 5. Isu akuntansi yang relevan untuk Australia mungkin bukanlah prioritas global, misalnya seperti Aktivitas Pertambangan, dan Laba Rugi versus Pendapatan LainLain (Other comprehensive income). 6. Adopsi IFRS menyoroti kekhawatiran akan pengungkapan yang berlebihan 7. Sedangkan Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun

pada

beberapa

pasal

sudah

mengadopsi

IFRS

yang

sifatnya

harmonisasi.Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi). Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan kreditor. Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan pada tiaptiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan Penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi telah menjelma menjadi suatu masalah yang rumit.Standar yang ada ternyata sepertinya didasarkan atas prinsip-prinsip yang luas dan dapat dipertentangkan dengan perbandingan antara pro dan kontra dari teoriteori yang relevan, dan kemudian dipilih atas dasar oleh badan penyusun standar. Terdapat konflik kepentingan dan kebutuhan yang pasti diantara entitas-entitas yang berkepentingan dengan prinsip-prinsip akuntansi. Pengembangan prinsip-prinsip akuntansi benar-benar menjadi suatu kekacauan pertama didominasi oleh manajemen, kemudian diatur oleh profesi dan akirnya menjadi sebuah pelaksanaan politik yang nyata. Setiap bentuk pembuatan standar dalam pasar bebas, sektor swasta, atau sektor publik memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing tidak terdapat konseptual yang jelas atau adanya pemenang di sini. Masalah standar akuntansi yang berlebihan membutuhkan solusi untuk memperbaikinya. Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia dimulai pada periode 1973-1984 dengan membentuk sebuah komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Menjelang akhir 1994 komite tersebut melakukan suatu revisi besar atas prinsip akuntansi Indonesia dengan menghasilkan 35 penyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Pada periode 1995 IAI kemudian melakukan revisi kembali untuk menerapkan standar akuntansi yang baru. Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Dan pada tahun 2006 dalam kongres ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar. Penggunaan Standar Akuntansi di Australia dan di Indonesia Adopsi standar akuntansi dalam hal ini IFRS telah dilakukan di beberapa negara, di antaranya di Uni Eropa yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi sesuai IFRS (SG-007). Di Negara Australia saat ini sudah mengadopsi penggunaan IFRS mulai dari 1 Januari 2005, meskipun keputusan untuk mengadopsi penggunan standar akuntansi

tersebut sudah diajukan sejak tahun 2002. Sedangkan Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).

DAFATAR PUSTAKA

Riahi-Belkaoui, Ahmed. 2006.TeoriAkuntansi Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat.

Pranedya Dwi Aditya. 2014. Teori Akuntansi Lanjutan (Tugas Ringkasan Materi Kuliah). Surabaya: STIE Indonesia Surabaya.

Nabila Rachma. 2014. Pendekatan Regulatoris Untuk Perumusan Teori Akuntansi. Diakses tanggal 11 September 2015 : https://nabilarachmas.wordpress.com/2014/10/24/pendekatanregulatoris-untuk-perumusan-teori-akuntansi/

Related Documents


More Documents from "anggiat pasaribu"