Makalah Pancasila.docx

  • Uploaded by: imania
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pancasila.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,203
  • Pages: 13
KATA PENGANTAR Puji syukur setinggi-tingginya kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tak pilih kasih tak pandang sayang, dan yang kasih sayang-Nya tiada terbilang, karena atas rahmat dan karunia-Nya jugalah sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam tidak henti-hentinya kita haturkan atas junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, semoga di akhirat kelak kita dianugerahi shafaatnya. Makalah dengan judul “Nilai Keadilan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu” ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Pancasila, yang mana materi makalah mencakup peranan sila kelima Pancasila sebagai pilar pembangun kualitas pendidikan bangsa. Disamping itu, study case juga diikutsertakan sebagai materi pendukung makalah guna melatih metode berpikir kritis aktif, baik bagi kami para penulis maupun bagi para pembaca. Akhir kata, kritik dan saran senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Besar harapan kami jika makalah ini dapat memberi manfaat, yakni sebagai titik tolak pembuka wawasan yang lebih luas, mengenai pengembangan ilmu melalui medium Pancasila. Terima kasih.

Jember, 26 November 2018

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sejak dulu, Ilmu Pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktivitas berpikir manusia. Istilah Ilmu Pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda makna, Ilmu dan Pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui merupakan definisi pengetahuan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu. Sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya, berbanding lurus dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Namun dalam perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan derajat manusia. Hal tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh manusia, baik itu suatu teori mau pun materi menjadi lebih bernilai ketimbang penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran Pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila sebagai intellectual bastion 241 (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common denominator values (Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai rambu-rambu normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas. Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam

menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat permasalahan yang dapat dirumuskan yakni sebagai berikut. 1.2.1

Apa yang dimaksud dengan Pancasila ?

1.2.2

Apa yang dimaksud dengan Ilmu ?

1.2.3

Apa yang dimaksud dengan keadilan ?

1.2.4

Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam sila kelima Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu?

1.2.5

Bagaimana peran nilai keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu ?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dengan dibuatnya makalah ini antara lain sebagai berikut. 1.3.1

Mengerti apa yang dimaksud dengan Pancasila

1.3.2

Mengerti apa yang dimaksud dengan ilmu

1.3.3

Mengerti apa yang dimaksud dengan keadilan

1.3.4

Mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu

1.3.5

Mengetahui peran nilai keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pancasila Pancasila adalah suatu ideologi dan dasar negara Indonesia yang menjadi landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah dasar dalam mengatur pemerintahan negara Indonesia yang mengutamakan semua komponen di seluruh wilayah Indonesia. Secara Etimologi, kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta India (Kasta Brahmana), yaitu kata “Panca” yang artinya Lima, dan “Sila” yang artinya Dasar. Sehingga arti Pancasila secara harfiah adalah Lima Dasar. Pancasila dicetuskan oleh para pendiri bangsa Indonesia agar kita mempunyai pondasi yang kuat dalam menjalankan pemerintahan. Artinya, dengan adanya Pancasila maka Indonesia memiliki dasar atau pondasi dalam bernegara sehingga tidak mudah dipengaruhi dan dijajah oleh bangsa lain. Dasar negara Indonesia tersebut dilambangkan dengan Garuda dimana terdapat gambar bintang, rantai, pohon beringain, kepala banteng, padi dan kapas, yang mencerminkan arti dari 5 sila Pancasila. Kemudian lambang negara Indonesia ini disebut dengan Garuda Pancasila.

2.2 Pengertian Ilmu A.

Pengertian Ilmu secara Etimologi (Segi Bahasa) Ilmu berasal dari bahasa Arab, ‘ilm (Ensiklopedi Islam, 1997), dan

bahasa Yunani, logos, yang memiliki arti “Pengetahuan”. Kata “Ilmu” biasa dipadankan dengan kata Arab “ma’rifah” yang bermakna pengetahuan dan “syu’ur” yang bermakna perasaan. B.

Pengertian Ilmu secara Terminologi (Segi Istilah) 1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu dan dapat digunakan untuk menerangkan suatu gejala pada sebuah bidang. 2. Menurut Afanasyef, seorang pemikir Marxist dari Rusia, ilmu merupakan pengetahuan manusia tentang alam, pikiran dan masyarakat. Beliau mencerminkan alam & berbagai konsep, kategori & hukum-hukum, yang mana ketetapan & kebenarannya diuji oleh pengalaman praktis. 3. Menurut Moh. Hatta, ilmu adalah sebuah pengetahuan yang teratur mengenai pekerjaan hukum secara kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya yang tampak dari luar, maupun dari dalam.

C.

Pengertian Ilmu secara Umum Pada dasarnya, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu hal atau

fenomena, baik yang menyangkut alam ataupun sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Setiap ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari suatu penemuan.

2.3 Pengertian Keadilan Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral, mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran. Tapi, menurut kebanyakan teori, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil". Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan. Di samping itu, pada penerapanya, keadilan sendiri harus sesuai proporsionalitas. Sebagai contoh, akan tidak adil apabila tiga anak dengan tinggi yang berbeda diberikan satu kursi yang sama. Dengan demikian, keadilan haruslah media yang meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak memihak atau sewenang-wenang. Selain itu, menurut para ahli, keadilan dibedakan menjadi menurut Thomas Aquinas, Plato, Aristoteles, dan Notohamidjojo. a. Menurut Thomas Aquinas, keadilan dibedakan menjadi dua kelompok: 1) Keadilan umum, yakni keadilan menurut hukum yang harus ditunaikan demi kepentingan bersama. 2) Keadilan distributif, yakni keadilan berdasarkan kesamaan atau proporsionalitas. b. Menurut Plato, keadilan diumpamakan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang bisa mengendalikan diri dan perasaan dengan akalnya. Menurutnya, keadilan hanya dapat ada di dalam hukum dan perundang-undangan yang dibuat oleh para ahli yang khusus memikirkan hal itu.

c. Aristoteles adalah seorang filosof pertama kali yang merumuskan arti keadilan. Menurut Aristoteles, keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Dalam tulisannya “Retorica”, Aristoteles menyatakan keadilan dibagi menjadi: 1) Keadilan distributif (justitia distributiva), yakni pembagian menurut hak atau jasa individu. Keadilan ini berperan dalam hubungan antara individu dengan masyarakat. 2) Keadilan kumulatif (justitia cummulativa), yakni pembagian berdasarkan pada transaksi baik suka rela maupun tidak. Keadilan ini berperan dalam hukum perdata, seperti perjanjian tukar-menukar. d. Keadilan menurut Notohamidjojo (1973: 12) yaitu: 1) Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan setiap orang kebebasan menciptakan sesuatu sesuai dengan daya kreativitasnya. 2) Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang memberikan pengayoman kepada setiap orang, yaitu perlindungan yang diperlukan dalam masyarakat.

2.4 Nilai-Nilai Terkandung Dalam Sila Kelima Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pancasila adalah Dasar Negara Kesatun Republik Indonesi yang proses lahirnya menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia dan tentu saja tidak terlepas dari peran para tokoh perjuangan bangsa yang telah melahirkan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian sering disebut sebagai sebuah “Perjanjian Luhur” bangsa Indonesia. Pancasila berarti Lima Prinsip atau Lima Asas atau Lima Dasar atau Lima Sila. Lima Sila tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan

yang

Dipimpin

oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

dalam

Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Berikut ini Butir-Butir Pengamalan Pancasila yang patut diamalkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat untuk Sila Kelima yakni Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: 1. Mengembangkan perbuatan luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan kegotong royongan 2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama 3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 4. Menghormati hak orang lain 5. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri 6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan

terhadap orang lain 7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan

dan gaya hidup mewah 8. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan

atau merugikan kepentingan umum 9. Suka bekerja keras

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan

dan kesejahteraan bersama Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu dikembangkan perbuatannya luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Nilai-nilai keadilan haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan, mencerdaskan, dan melindungi seluruh warganya dan wilayahnya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama bangsa didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa didunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial). Realisasi dan perlindungan keadilan dalam hidup bersama dalam suatu negara berkebangsaan, mengharuskan negara untuk menciptakan suatu peraturan perundangundangan. Dalam pengertian inilah maka negara kebangsaan yang berkeadilan sosial harus merupakan suatu negara yang berdasarkan atas hukum. Konsekuensi sebagai suatu negara hukum yang berkeadilan sosial yakni negara Indonesia harus mengakui dan melindungi hakhak asasi manusia yang tercantum dalam tiga ayat Pasal 31 UUD 1945, yakni: 1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. 2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. 3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Nilai keadilan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu haruslah diikuti: a. Keseimbangan antarkepentingan individu dan masyarakat. Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi b. Pengembangan berorientasi Pancasila c. Pancasila yang terbuka namun kritis Landasan nilai keadilan untuk pengembangan ilmu antara lain: a. Objektif yaitu memandang masalah apa adanya, terlepas dari perasaan, keinginan, emosi, sistem keyakinan. b. Rasional yaitu menggunakan akal sehat yang dapat dipahami dan diterima oleh orang lain. c. Logis yaitu berfikir dengan menggunakan azas logika, konsisten, implikatif. d. Metodologis yaitu cara khas berfikir dan bertindak (induktif, dekutif, sintesis, hermeneutik, intuitif). e. Sistematis yaitu tahapan langkah prioritas yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Memiliki target dan arah tujuan yang jelas.

2.5 Peran Nilai Keadilan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pancasila memiliki banyak fungsi dan salah satu fungsinya adalah sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Ini artinya, segala upaya pengembangan ilmu di Indonesia harus diorientasikan pada nilai yang termaktub dalam Pancasila. Kompleksitas ilmu yang tidak dibentengi dengan pegangan-pegangan moral dapat membawa pada kebebasan berilmu yang tidak sesuai dengan manfaat hakiki ilmu itu sendiri. Pancasila hadir sebagai pedoman untuk membatasi gerak-gerik keilmuwan agar sesuai kaidah kebenaran. Pengembangan ilmu yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Tujuan diikutsertakannya nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu antara lain: a. Mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia. b. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun

terikat nilai Pancasila. Dalam implementasi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat harus menjaga keseimbangan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya. Pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi harus sejauh mungkin memenuhi kriteria ketepatgunaan dari berbagai segi antara lain: a. Segi teknis dapat dilaksanakan b. Segi sosial acceptable c. Segi ekonomi dapat dipertanggungjawabkan d. Segi ekologi tidak menurunkan kualitas hidup Untuk aspek aksiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai metode berpikir, maka pemanfaatan dan efek

pengembangan ilmu pengetahuan secara positif tidak bertentangan dan bahkan mendukung dan memfasilitasi idealisme Pancasila. Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber motivasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional dalam mencerdaskan bangsa yang mempunyai nilai-nilai Pancasila tinggi serta menegakkan kemerdekaan secara utuh, berdaulat dan bermartabat nasional dalam wujud negara Indonesia yang merdeka. Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena nilai-nilai ini mendorong dan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan nilai-nilai Pancasila tersebut, masyarakat perlu menyadari bahwa untuk meningkatakan IPTEK di Indonesia, masyarakat hendaknya memiliki dan memegang prinsip dan tekad yang kukuh serta berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dimulai dari sejak dini.

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

Ortho.docx
December 2019 0
Makalah Pancasila.docx
December 2019 1
Model Komunikasi.docx
December 2019 1