HUBUNGAN PANCASILA DENGAN IPTEK
1.
Latar Belakang Pada zaman dahulu iptek itu sangat sederhana, itu dapat dilihat dari hasil peninggalan
manusia purba, namun semua itu berubah ketika di abad pertengahan disitu terjadi perubahan yang sangat drastis dimana para ilmuan menemukan teknologi - teknologi canggih kususnya dibidang iptek hingga saat ini ,dan hal tersebut akan terus berkembang mengigat perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan manusia yang semankin meningkat dari waktu kewaktu. Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bula dan dahulu juga manusia beranggapan bahwa bumi adalah pusat tata surya “geosentris”padahal hal itu salah ketika Galileo Galilei melakukan penelitian nya dan membuktikan bahwa pusat tata surya adalah Matahari. Selain itu, di abad sekarang ini, pengetahuan diperlukan masyarakat melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Pengetahuan harus dikuasai masyarakat agar tidak ketinggalan zaman dimana dari zaman ke zaman semakin berkembang dan sangat beragam juga canggih, sehingga diperlukan sumber nilai atau orientasi dasar yang disertai dengan kemampuan dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian tentunya di dasari alasan dan bukti yang benar. Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia bahkan ada yang menyalah gunakannya. Oleh karena itu, pancasila sebagai ideologi bangsa harus dijadikan sebagai acuan untuk mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga setiap warga negara dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kelangsungan hidup manusia.
PEMBAHASAN 2.1
Pengertian IPTEK IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana dari akronim
tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun Teknologi. Ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada. 2.2
Perkembangan IPTEK Sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan
teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akal manusia, manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan lebih mudah menjalankan sesuatu. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan zaman. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Temuan diciptakan bertujuan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat dipungkiri. Namun manusia dalam perkembangan iptek mendatangkan efek negatif bagi manusia. Dalam peradaban modern, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kini ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju sangat pesat tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu iptek telah menyentuh seluruh segi dan sendi kehidupan, dan mengubah budaya manusia secara intensif, yang berakibat terjadinya perbenturan tata nilai dalam aspek kehidupan manusia.
Fenomena perombakan tersebut, misalnya : a.
Dari budaya agraris-tradisional ke budaya industri modern. Peran mitos digeser oleh peran logos / akal. Yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan kompetitif, efisiensi, produktif dan kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.
b. Dari budaya nasional-kebangsaan ke budaya global-mondial. Visi, misi, nilai-nilai universal lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, keagamaan. Akibatnya, rasa nasionalisme dan kepribadian bangsamulai luntur. Berkat kemajuan IPTEK, kini masyarakat begitu mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dunia. Terjadinya proses akulturasi dan pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar bangsa secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap hidup, maupun pikiran suatu kelompok masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap. Dengan meningkatnya hubungan antar bangsa di dunia, maka pengaruh tata nilai dan budaya luar akan makin tinggi pula masuk ke Indonesia. Akibatnya jika masyarakat tidak mempunyai ketahanan mental, ideologi, dan kewaspadaan, maka dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan antar bangsa. Pengembangan dan penerapan IPTEK harus sejauh mungkin memenuhi kriteria ketepatgunaan, yakni : a.
Segi teknis dapat dilaksanakan
b.
Segi sosial akseptable
c.
Secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan, dan
d.
Secara ekologi tidak menurunkan kualitas hidup
2.3
Pancasila Sebagai Landasan Perkembangan IPTEK Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat
reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat apakah sesua atau tidak. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992)(dalam internet). Ada beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu: a.
Dimensi Reality. Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
b.
Dimensi Idealisme. Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.
c.
Dimensi Fleksibility. Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya merupakan hasil kreatifitas
rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME. Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai – nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai – nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan IPTEK: 1. Sila ketuhanan yang mahaesa mengkomplementasikan ilmu pengetahuan mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan melestarikan. 2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu, pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia. 3. Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian umat manusia di dunia. 4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap ilmuan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik dikaji ulang maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya. 5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengkomplementasikan pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya dengan dirinya senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya.
Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa lalu, sekarang, maupun masa depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang mampu menjadikan pancasila sebagai roh bagi perkembangan iptek di Indonesia. Dalam hal ini pancasila mampu berperan memberikan beberapa prinsip etis pada iptek sebagai berikut. a.
Martabat manusia sebagai subjek, tidak boleh diperalat oleh iptek.
b.
Harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan.
c.
Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan kesulitan-kesulitan hidupnya.
d. Harus dihindari adanya monopoli iptek. e.
Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan. Bahwa iman dalam agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman. Hal ini sesuai dengan ucapan Einstein, yaitu without religion is blind, religion science is lame (ilmu tanpa agama adala buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh).
2.4
Penyalah Gunaan Dari IPTEK Adapun dampak negatif dari perkembangan teknologi akibat penyalahgunaan oleh
oknum-oknum yang kurang bertangung jawab, antara lain:
Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris;
Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu;
Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologisecara langsung dari internet;
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”
Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
PENUTUP
SIMPULAN Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat, mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan sikap yang bijaksana dalam hal itu, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilainilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita ambil. Hubungan antara pancasila dengan IPTEK tidak dapat lagi ditempatkan secara dikotomi saling yang saling bertentangan, pancasila tanpa disertai sikap kritis terhadap ilmu pengetahuan, akan menjadikan pancasila itu sebagai suatu yang represif dan kontraproduktif. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa didasari dan diarahkan oleh nilai-nilai pancasila akan kehilangan arah konstruktifnya dan terdistori menjadi suatu yang akan melahirkan akibatakibat fatal bagi kehidupan manusia.
SARAN Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila, hendaknya kita bersikap kritis dalam IPTEK, kita harus mengambil hal yang sesuai dengan apa yang Pancasila anut agar dapat memajukan bangsa Indonesia kita
DAFTAR PUSTAKA
http://mettasetiani.blogspot.co.id/2013/03/pancasila-sebagai-paradigma_5047.html http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.co.id/2013/10/biografi-galileo-galileiilmuwan.html https://intanayuda8.wordpress.com/2013/05/13/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-html/
MAKALAH HUBUNGAN PANCASILA DENGAN IPTEK
KELOMPOK 7
HARTANTO SANGGA
(192015017)
RICHARD WILLIAM KAOPE
(212015360)
ROHANUL NUGRAHA
(232015308)
FEBRILIA KURNIASARI
(232015315)
MINARTI MARTRIA LENY
(232015330)
RISKI RINALDI PAMPEI
(362015602)