MAKALAH TUGAS PANCASILA Dosen Pembimbing : Rosad SE, MM
Disusun oleh : 1. Anggun Mifatulia Fajar 2. Anna Mu’alimah 3. Ani melani 4. Arti Wulansari 5. Aulia Raudhatul Janah 6. Ayuningsih 7. Bella Setia Putri 8. Cheryl Sylfia Fatin 9. Dea Nurul Fadilah
Tingkat : 1 A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN JURUSAN KEBIDANAN RANGKAS BITUNG TAHUN AKADEMIK 2018-2019 i
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa, karena dengan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Pancasila. Ucapan terima kasih atas selesainya tugas ini dan semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca ucapan terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang besifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Rangkasbitung, 24 Oktober 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. I DAFTAR ISI............................................................................................................................ II BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .........................................................................................................................1
1.3
Tujuan ...............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2 2.1
Definisi persalinan .......................................................................................................... 2
2.2
peran bidan dalam pelaksanaan pelayanan persalinan patologi di desa terpencil ...5
2.3
Kegiatan nyata anda sebagai bidan desa dalam pelaksanaan pelayanan persalinan patologi ......................................................................................................... 6
2.4
pelaksanaan pelayanan persalinan patologi di kampung terpencil sesuai nilai nilai pancasila ...........................................................................................................................................8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 9 3.1
Kesimpulan ......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ III
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan merupakan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat Indonesia, maka rakyat Indonesia menjadikan pengamalan pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai oleh setiap warga negara Indonesia dan setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat maupun didaerah. Dalam menjalankan profesi sebagai bidan, memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya karena uang. Ketulusan melayani tanpa membeda- bedakan satu sama lain merupakan salah satu implementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila. 1.2
Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian persalinan secara patologis? 2. Bagaimana peran bidan di desa dalam menangani pelayanan persalinan patologi? 3. Apa kaitan kegiatan nyata sebagai bidan desa dalam pelaksanaan pelayanan persalinan patologi?
1.3 Tujuan 1. Untuk memenuhi tugas mata kulaih pancasila 2. Dapat memahami kegiatan sebagai seorang bidan desa dalam pelaksanaan pelayanan persalinan patologi di kampung terpencil sesuai nilai-nilai pancasila 3. Dapat mengetahui peran bidan dalam mengatasi keadaan kritis 4. Dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di desa dalam keadaan patologi 5. Memberikan pengetahuan bahwa pancasila adalah sebuah landasan bagi semua sumber seperti praktik kebidanan
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (manuaba,1998:157) Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. (prawirohardjo, 2002:100) Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. (sarwono, 2005:181) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (rustam, 1998:91)
Perbedaan persalinan normal dan patologis 1.persalinan normal Persalinan adalah proses yang dinanti-nanti seorang ibu hamil dalam menjalani proses kehamilannya. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Demikian yang disebut dengan pengertian persalinan / kelahiran. Bila kita berbicara mengenai partus (kelahiran) normal tentunya ada kebalikannya dengan apa yang disebut dengan partus kelahiran abnormal. Yang dimaksud dengan pengertian partus normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa menggunakan alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), dan proses persalinan berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Proses persalinan normal. Sebuah persalinan kelahiran dikatakan normal bila mempunyai sebab sebagai berikut : 1) penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun
mendadak,
nutrisi janin dari plasenta berkurang. 2) tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser, menjadi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus. 2
stimulasi
3) iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi. 4) peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan. dalam dunia kesehatan kita mengenal akan tiga faktor p dalam proses kelahiran. Tiga p tersebut power, passage, passenger. Berikut maksud ketiga hal tersebut : 1) power. P yang pertama adalah power. Yang dimakksud power di sini adalah
his
(kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu. 2)
passage. P yang kedua adalah passage. Passage ini yang dimaksud adalah keadaan jalan lahir dari sang ibu hamil yang akan melahirkan.
3) passanger, p yang ketiga adalah passanger. Yang dimaksud passanger ini
adalah
keadaan janin yang akan keluar dari sang ibu. Passenger ini meliputi : letak,
presentasi,
ukuran/berat janin, ada / tidak kelainan anatomik mayor. Setelah kita mengenal hal tersebut di atas, maka kita akan menginjak kepada apa yang dimaksud dengan his. His persalinan adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar. Demikian yang dimaksud dengan pengertian his pada persalinan.
Faktor yang menyebabkan his dalam persalinan normal adalah sebagai berikut : 1) kerja hormon oksitosin 2) regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3 3) rangsangan terhadap pleksus saraf frankenhauser yang tertekan massa
konsepsi.
2.persalinan patologis Persalinan patologis disebut juga dengan dystocia berasal dari bahasa yunani. Dys atau dusartinya jelek atau buruk, tocos artinya persalinan. Persalinan patologis adalah persalinan yang membawa satu akibat buruk bagi ibu dan anak. (departemen of gynekologi, 1999). Sementara persalinan normal menurut who adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah padaawal persalinan dan tetap selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam 3
persentasebelakang kepala usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, setelah persalinan ibu dan bayi dalamkondisi sehat. (depkes, 2002).persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus melaluivagina ke dunia luar (wikjiosastro, 2002). Sementara menurut irene dan margaret (2002) persalinanadalah proses bergeraknya janin, plasenta dan membrane keluar dari uterus yang tidak disadariyang menghasilkan affacement dan dilatasi cerviks yang menghasilkan persalinan.
peran karakteristik ibu dalam persalinan patologis. A.umur pada umur ibu kurang dari 20 tahun rahim dan panggul belum tumbuh mencapai ukurandewasa. Akibanya apabila ibu hamil pada umur ini mungkin mengalami persalinan lama atau macet,karena ukuran kepala bayi lebih besar sehingga tidak dapat melewati panggul. Sedangkan pada umur ibuyang lebih dari 35 tahun, kesehatan ibu sudah mulai menurun, jalan lahir kaku, sehingga rigiditas tinggi.selain itu beberapa penelitian yang dilakukan bahwa komplikasi penelitian yang dilakukan bahwa komplikasi kehamilan yaitu preeklamasi, abortus, partus lama lebih sering terjadi pada usia dini. Lebihdari 35 tahun akibatnya ibu hamil. Lebih dari 35 tahun. Pada zaman dahulu akibanya ibu hamil pada usiini mungkin lebih besar anak cacat, persalinan lama, yaitu lebih dari 12 jam pada primi para dan lebih dari 12 jam dan 8 jam pada multi para. Selain itu dapat mengakibatkan perdarahan karena uterustidak berkontraksi (depkes, 2001).
B.paritas paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Sampai dengan paritas tiga rahim ibu bisakembali seperti sebelum hamil. Setiap kehamilan rahim mengalami pembesaran, terjadi pereganganotot-otot rahim selama 9 bulan kehamilan. Akibat regangan tersebut elastisitas otototot rahim tidakkembali seperti sebelum hamil setelah persalinan. Semakin sering ibu hamil dan melahirkan, semakindekat jarak kehamiilan dan kelahiran, elastisitas uterus semakin terganggu, akibatnya uterus tidakberkontraksi secara sempurna dan mengakibatkan perdarahan pasca kehamilan (sarwono, 2005)
C.pendidikanibu yang mempunyai pendidikan tinggi, yang bekerja di sektor formal mempunyai akses yanglebih baik terhadap informasi tentang kesehatan, lebih aktif menentukan sikap dan lebih mandirimengambil tindakan perawatan. Rendahnya pendidikan ibu, berdampak terhadap rendahnyapengetahuan ibu. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Makin rendah pengetahuan ibu, makinsedikit keiinginan memanfaatkan pelayanan kesehatan (rukmini, 2005)
4
D.perilaku ibuperilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktifitas seseorang yangmerupakan hasil bersama baik eksternal maupun internal. Seorang ahli pedidikan membagi perilakukedalam 3 domain: pengetahuan, sikap dan tindakan. Bila perilaku didasari rendah pengetahuan akanlanggeng dari yang tidak didasari pengetahuan (rogers, 1974). Ibu hamil harus berperilakusehat, agar kehamilan tidak mempunyai masalah yang dapat mengakibatkan komplikasi dalampersalinan. Adapun perilaku ibu selama hamil meliputi: kunjungan, asupan gizi, makan tablet zat besisejak kehamilan 20 mg, senam hamil, perawatan jalan lahir, pemanfaatan layanan kesehatan.(syaiffudin, 2005).
2.2 peran bidan dalam pelaksanaan pelayanan persalinan patologi di desa terpencil
Bagi masyarakat desa, peran dan keberadaan bidan desa sangatlah besar. Manakala terjadi hal-hal buruk menyangkut kesehatan masyarakat desa, maka pihak pertama yang memberikan pertolongan adalah bidan desa. Maklum, umumnya rumah sakit atau puskesmas tidak selalu tersedia di desa. Namun sering juga muncul kasus bidan desa tidak berada di tempat. Meski sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil, mendapatkan tunjangan daerah, hingga fasilitas rumah dinas, di beberapa kasus sang bidan malah memilih tinggal di desa lain. Berbagai alasan mereka kemukakan soal keengganan tinggal di rumah dinas yang ada di tempat dia bertugas. Mulai dari alasan hanya tinggal sendiri, hingga desa tempat mereka bertugas jauh dari ‘peradaban’. Keengganan beberapa oknum bidan desa tinggal di wilayah tugasnya, membuat warga geram. Pasalnya, hanya sang bidanlah tempat mereka bergantung saat terjadi masalah darurat kesehatan. Bidan desa yang tinggal di tempat mereka seperti ‘dewa penolong’. Tak hanya untuk memberikan layanan kesehatan kepada ibu dan bayi, terkadang juga diminta memberikan pengobatan untuk berbagai penyakit umum. Tapi, apalah jadinya kalau bidan yang diharapkan bisa menyembuhkan berbagai penyakit tersebut tidak tinggal 24 jam di tempat mereka. Alternatifnya, tentu warga akan mencari bidan terdekat dari kampung mereka. Masalah tentu tak semudah itu, pindah ke bidan di desa tetangga. Akses jalan menuju desa tetangga jangan disamakan dengan jalan di kota yang bisa dilewati secara mudah. Jalan rusak, jembatan penghubung tak layak dilalui mobil, hingga tak adanya penerangan jalan, 5
menjadi masalah umum di desa-desa pelosok. Wajar, untuk menempuh perjalanan ke desa tetangga yang hanya beberapa kilometer diperlukan waktu hingga beberapa jam. Belum lagi kondisi jalan yang tidak layak, membuat ibu hamil atau orang sakit yang dibawa menjadi lebih merasa kesakitan. Wajar kalau pasien seperti kasus melahirkan sebelum mendapat pertolongan bidan desa tetangga. Saat kasus seperti ini terjadi, siapa yang patut disalahkan? Jawabannya bisa kepada bidan desa yang meninggalkan tempat kerjanya. Namun bisa juga kepada pemerintah setempat yang tak tanggap memperbaiki fasilitas jalan penghubung antardesa. Kasus yang terjadi seperti itu bukan tanpa sebab. Misalkan andai desa tempat warga tinggal bukan masuk kategori tertinggal, tentu sang bidan tak akan meninggalkan tempat kerjanya. Dan orang-orang seperti mereka yang tinggal di pelosok bisa nyaman mendapat layanan kesehatan. Tak perlu memvonis bidan desa atau bidan di desa tetangganya bersalah. Musibah yang menimpa ibu-ibu melahirkan di desa tidak berdiri sendiri. Beberapa faktor yang ada di desa tersebut bisa turut disalahkan.
2.3
Kegiatan nyata sebagai bidan desa dalam pelaksanaan pelayanan persalinan patologi
1. Melakukan rujukan kepada pasien Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal namun sekitar 20% diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Sangatlah sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga penolong / fasilitas pelayanan harus mengetahui lokasi fasilitas tujukan terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
2. Seorang bidan mampu menemani pasien dalam keadaan kritis Senantiasa menjadi orang yang mendukung keadaan pasiennya Berkewajiban membantu apasaja keperluan yang dibutuhkan oleh pasien Memberikan informasi dalam kesiapan rujukan seperti dibawah ini
6
Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut ke dalam rencana rujukan:
Siapa yang akan menemani ibu dan bayi baru lahir.
tempat-tempat rujukan mana yang lebih dissukai ibu dan keluarga. (jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).
sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengenderainya. Ingat bahwa transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam.
Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transpusi darah diperlukan.
uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahanbahan.
siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak di rumah.
Kaji ulang tentang keperluan dan tujuan upaya rujukan pada ibu dan keluarganya. Kesempatan ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau pada saat awal persalinan, jika memungkinkan. Jika ibu belum membuat rencana selama kehamilannya, penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya pada saat-saat awal persalinan. Jika kemudian timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka seringkali sulit untuk membuat persiapan-persiapan dengan cepat. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu.
3.
Berkolaborasi dengan dokter untuk menangani kedaan pasien
Kolaborasi
adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan rekan
sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien dalam praktiknya,kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama dalam penatalaksanaaan dan pemberian asuhan.masing –masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan dilakukan.petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien bertanggung jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan
7
pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.tujuan pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang linkup masing-masing.
2.4 pelaksanaan pelayanan persalinan patologi di kampung terpencil sesuai nilai nilai pancasila
Nilai nilai pancasila mencangkup semua sumber termasuk dalam praktik kebidanan, kegiatan nyata sebagai bidan desa dalam pelaksanaan pelayanan persalinan patologi di kampung terpencil sesuai nilai nilai pancasila.dalam keadaan ini seorang bidan harus mampu menerapkan nilai nilai yang ada di dalam pancasila, contohnya: Dalam sila ke 2 : kemanusiaan yang adil dan beradab Mengakui persamaan derajat,persamaan hak dan persamaan kewajiban azasi antara manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan yang maha esa. Saling mencintai sesama manusia. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani membela kebenaran dan keadilan. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama bangsa lain.
8
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan merupakan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat Indonesia, maka rakyat Indonesia menjadikan pengamalan pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai oleh setiap warga negara Indonesia dan setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat maupun didaerah. Dalam menjalankan profesi sebagai bidan, memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya karena uang. Ketulusan melayani tanpa membeda- bedakan satu sama lain merupakan salah satu implementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila.
9
DAFTAR PUSTAKA
1.
Obstetric fisiologi, Universitas Pajajaran, penerbit bandung. 1983
2.
Ilmu kandungan, Sarwono Prawiharjo, PT Bina pustaka. Jakarta 2009
3.
Memahami kesehatan reproduksi wanita, Manuaba. Jakarta, EGC 2009
4.
Synopsis obstetric, Rustam Mohtar, EGC1998, Jakarta
5.
http://superbidanhapsari.wordpress.com/2010/10/15/promosi-kesehatan-pada-ibu-bersalin/
6.
http://bidanajaib.blogspot.com/2012/04/makalah-promosi-kesehatan-terhadap-ibu.bersalin
7. http://midwifeline.blogspot.com/2013/05/asuhan-kebidanan-persalinan-patologis.html 8. http://robyyatulhasanah.blogspot.com/2016/05/penerapan-pancasila-dalam-tugas-seorang.html
iii