Makalah Otot.docx

  • Uploaded by: Maulana Imanullah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Otot.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,413
  • Pages: 19
OTOT MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN II Untuk memenuhi mata kuliah ILMU DASAR KEPERAWATAN II Dibimbing oleh Ns. Komarudin, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J.

Disusun oleh : Kelompok 1 Adinda Fanina Abaty

(1311011001)

Agustin Lutfiana

(1311011003)

Alolita Zuen

(1311011005)

AtikaYonik Fajrina

(1311011006)

Ela Lisniawati

(1311011017)

Ely Ermawati

(1311011018)

Husnul Khatimah

(1311011027)

Barka Febrianto R

(1311011046)

Danu Junianto

(1311011049)

Dian Hidayat

(1311011050)

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2013 - 2014 1

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar II, dengan judul Sistem Muskular (Otot). Makalah ini berisikan mengenai pemaparan tentang “sistem Muskular (otot)”. Tema ini menarik karena pada kenyataannya, Otot sangat penting bagi makhluk hidup sebagai peran penting untuk sistem gerak tubuh. dengan adanya pembahasan antar mahasiswa, diharapkan nantinya setiap mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang Otot. Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai buku, dan media lainnya, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini dapat memberi sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan. Kami sadar, sebagai seorang Mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda. Akhir kata kami pun mengucapkan terima kasih, kami memohon maaf apabila dalam enulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Jember, Maret 2014 Penyusun

Kelompok 1

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………. i Daftar Isi ………………………………………………………………….. ii BAB I 1.1 Pendahuluan …………………………………………………………... 1 1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 2 1.3 Tujuan ……………………………………………………………….… 2 BAB II 2.1 PENGERTIAN OTOT ……………………………………………….... 3 2.2 BAGIAN-BAGIAN OTOT ……………………………………………. 3 2.3 SIFAT-SIFAT KHUSUS OTOT ……………………………………..... 3 2.4 STRUKTUR OTOT ………………………………………………….... 3 2.5 KARAKTERISTIK OTOT .……………………………………………. 4 2.6 MACAM-MACAM KERJA OTOT ….………………………………... 4 2.7 MACAM-MACAM OTOT …………………………………….……... 4 2.8 JENIS-JENIS OTOT …………………………………………………….6 2.9 TONUS OTOT …………………………………………………………..13 2.10 KELAINAN OTOT DAN GANGGUAN OTOT …………………...…13 BAB III 3.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………….15 3.2 SARAN ………………………………………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………….16 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi.Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalam tubuh. Daging merupakan bahan pangan yang dihasilkan dari perubahan post mortem (pascamerta) dari otot strip, otot yang membalut tulang rangka tubuh (skeletal), dikenal sebagai jaringan muskuler. Jaringan muskuler merupakan jaringan yang sangat berkembang dan sangat spesifik, dimana berlangsung perubahan energi kimia menjadi energi mekanik yang menjamin penanganan dan pergerakan ternak.Sistem ini yang menjamin metabolisme energetik jaringan muskuler dan peranannya sangat besar terhadap warna, tekstur dan komposisi otot.Fungsi Sistem Muskular adalah sebagai pergerakan, penompang tubuh dan mempertahankan postur tubuh, dan produksi panas. Otot secara umum dibagi atas tiga jenis yaitu otot rangka, otot jantung, otot polos; meskipun otot polos bukan kategori tunggal yang homogen. Otot rangka merupakan massa besar yang menyusun jaringan otot somatic. Otot ini memiliki gambaran serat – lintang yang sangat jelas, biasanya tidak brkontraksi tanpa rangsangan dari saraf, tidak memiliki hubungan anatomic dan fungsional di antara serabut ototnya, dan umumnya di bawah kendali volunter.

4

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan otot ? 2. Apa saja bagian-bagian dari otot ? 3. Apa sifat-sifat khusus otot ? 4. Bagaimana struktur otot ? 5. Bagaimana karakteristik otot ? 6. Apa macam-macam kerja otot ? 7. Apa saja macam-macam otot ? 8. Apa saja jenis-jenis otot ? 9. Apa itu tonus otot ? 10. Apa saja kelainan otot dan gangguan otot ?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian otot. 2. Untuk mengetahui bagian-bagian otot. 3. Untuk mengetahui sifat-sifat otot. 4. Mengetahui struktur otot. 5. Untuk mengetahui karakteristik otot. 6. Untuk mengetahui macam-macam kerja otot. 7. Mengetahui macam-macam otot. 8. Untuk mengetahui jenis-jenis otot. 9. Mengetahui apa itu tonus otot. 10. Mengetahui apa saja kelainan otot dan gangguan yang terjadi pada otot.

5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN OTOT Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalam tubuh.. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. Mioglobin adalah pigmen otot yang berfungsi mengikat oksigen. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. 2.2 BAGIAN-BAGIAN OTOT : - Tendon - Ventrikel - Origo - Intersio - Normotrofi - Atrofi - Hipertrofi - Diskus interkalaris

: urat otot, bagian ujung otot yang mengecil. : empal otot, bagian tengah otot yang menggembung. : ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak. : ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak. : otot yang besarnya normal. : otot yang mengecil, lisut. : otot yang membesar. : bagian khas otot jantung yang merupakan batas.

2.3 SIFAT-SIFAT KHUSUS OTOT a. Mudah terangsang (irritability) b. Mudah berkontraksi (contractility) c. Dapat melebar (extensibility) d. Dapat diregang (elasticity) e. Mempunyai irama kontraksi (otot jantung) 2.4 STRUKTUR OTOT Sejumlah besar otot dengan ukuran, bentuk dan struktur internal yang berbeda, merupakan penyusun rangka tubuh makhluk hidup. Struktur dari otot mengikuti skema organisasi secara umum : - Kumpulan dari serat-serat otot yang bergabung satu sama lainnya dan ditopang oleh jaringan ikat yang banyak. 6

-

-

Organisasi dari jaringan ikat ini memungkinkan untuk membedakan kelompok serat-serat otot menjadi kelompok pertama, kelompok kedua, kelompok ketiga dan kadang sampai kelompok empat. Pada otot besar, kelompok tingkat superior akan mengelompokkan kelompok dengan tingkat yang lebih rendah. Umumnya diketahui bahwa sifat-sifat reologik daging sangat tergantung pada kedua komponen tersebut, yaitu : serat otot dan jaringan ikat..

2.5 KARAKTERISTIK OTOT a. Kontraktibilitas _ kemampuan untuk memendek. b. Ekstensibilitas _ kemampuan untuk memanjang. c. Elastisitas _ kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau memanjang. 2.6 MACAM-MACAM KERJA OTOT - Tonus _ ketegangan akibat mengerutnya otot (kontraksi), - Tetanus _ ketegangan maksimum yang terus menerus, - Feksi _ membengkokkan > < ekstensi = meluruskan, - Abduksi _ menjauhi badan > < adduksi = mendekati badan, - Depresi _ ke bawah > < elevasi = ke atas, - Supinasi _ memutar telapak tangan menengadah > < pronasi = menelungkup. 2.7 MACAM-MACAM OTOT 1. Menurut bentuk dan serabutnya, meliputi : otot serabut sejajar atau bentuk kumparan, otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/sfingter. 2. Menurut jumlah kepalanya, meliputi otot berkepala dua, otot berkepala tiga/trisep dan otot berkepala empat/quadrisep 3. Menurut pekerjaannya, meliputi: a. Otot sinergis, otot bekerja bersama-sama Otot sinergis merupakan dua buah otot yang bekerja secara bersamaan. Artinya samasama melakukan kontraksi mau pun sedang relaksasi saat menggerakkkan tulang. Salah satu contoh otot sinergis adalah otot pronator, yaitu otot yang terdapat di lengan bawah. Bagian otot pronator yang terdapat pada lengan bawah terdiri atas dua otot pronator. Kedua otot pronator tersebut dinamakan pronator kuadratus dan pronator teres.

Jaringan otot tersebut akan bekerja secara sinergis apabila sedang berasa dalam posisi menelungkup serta jika sedang menengadahkan kedua telapak tangan. Otot sinergis juga terdapat pada otot betis, otot dada, otot paha dan otot perut. b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan Otot antagonis merupakan dua otot yang bekerja saling berlawanan. Salah satu contoh otot antagonis adalah otot yang yang terdapat dibagian lengan atas. Jika diperhatikan, manusia 7

dapat menggerakkan lengan ke bawah dank e atas memerlukan bantuan bantuan dua otot, yaitu otot bisep dan otot trisep. Apabila otot trisep sedang melakukan kontraksi otot akan bersifat mengerut, dan jika sedang relaksasi otot trisep akan mengendur sehingga lengan bagian bawah dapat terangkat. Begitupan sebaliknya, bila otot trisep yang mengerut, maka otot bisep akan mengendur sehingga posisis lengan bagian bawah lurus kembali. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa otot trisep dan otot bisep cara kerjanya bersifat antagonis (berlawanan arah) ketika membengkokkan atau meluruskan lengan bagian bawah. Gerakan seperti ini otot bisep berfungsi sebagai fleksor (pembengkokan) sedangkan otot trisep sebagai ektensor (pelurusan). Yang termasuk gerakan otot antagonis adalah: i.

ii. iii. iv.

gerak flexor (menekuk lengan) dan ekstensor (meluruskan). gerak pronator (telapak tangan menelungkup) dan supinator gerak depresor (kepala mengangguk kebawah) dan elevator (menengadah) gerak aductor (dekat dengan sumbu tubuh) dengan abductor (menjauhi sumbu tubuh)

c. Otot abduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh d. Otot abduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh e. Otot fleksor, yaitu otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi f. Otot ekstensor, otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula g. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar h. Otot suponator, ulna dan radial dalam keadaan menyilang i. Endorotasi, memutar ke dalam j. Eksorotasi, memutar ke luar k. Dilatasi, memanjangkan otot l. Kontraksi, memendekkan otot 4. Menurut letaknya otot-otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan yaitu: a. Otot bagian kepala b. Otot bagian leher c. Otot bagian dada d. Otot bagian perut e. Otot bagain punggung f. Otot bahu dan lengan g. Otot panggul h. Otot anggota gerak bawah

8

2.8 JENIS-JENIS OTOT 2.8.1. Otot rangka Jaringan otot lurik sebagian besar melekat menutupi rangka tubuh manusia. Untuk itu, otot tersebut disebut juga dengan otot rangka. Otot ini bekerja secara sadar atau dipengaruhi oleh otak sehingga reaksi otot lurik sangat cepat bila terkena rangsangan. Otot lurik bertugas utuk menggerakkan tulang serta melindungi rangka dari benturan yang keras. Sel-sel otot lurik membentuk serabut otot. Kemudian serabut otot akan membentuk berkas otot sehingga berkas otot dapat membentuk otot lurik yang bergantung pada tulang dan membungkus rangka. Pada bagian ujung otot lurik terdapat bagian urat otot atau tendon. Tendon adalah jaringan pengikat yang berfungsi sebagai penghubung tulang dengan otot. Tendon bersifat kenyal (elastis) dan kuat. Isersi yaitu tendon yang menempel pada tulang yang bergerak. Sementara itu, origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak. Apabila dilihat dari jumlah tendonnya, otot lurik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu otot bisep dan trisep. Otot lurik yang bagian ujung atasnya memiliki dua tendon dengan otot bisep. Otot bisep biasanya terletak di lengan atas bagian depan. Otot lurik yang ujung atasnya terdiri atas tiga tendon disebut otot trisep. Otot trisep umumnya terdapat pada lengan atas bagian belakang. Otot tersebut dinamakan otot lurik karena apabila diamati dengan mikroskop permukaan otot akan terlihat seperti garis-garis yang melintang melewati serabut otot. Untuk itu, otot lurik juga disebutdengan otot garis melintang. Ada pun ciri-ciri dari otot lurik antara lain sebagai berikut : i. Mempunyai banyak inti sel. ii. Berbentuk silindris dengan bagian gelap terang. iii. Bekerja atas kesadaran/berdasarkan perintah otak, gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan. 2.8.1.1 Anatomi otot rangka Otot rangka (melekat pd tulang) kontraksinya menyebabkan tulang bergerak aktivitas motorik. -otot rangka sebagai penunjang homeostasis: - mengunyah - menelan makanan - bernapas - menghindari bahaya, dll -otot rangka untuk aktivitas non-homeostasis: menari, mengoperasikan komputer, dll Otot rangka manusia terbentuk dari kumpulan sel-sel otot dengan rata-rata panjang 10 cm dan berdiameter 10-100 μm yang berasal secara embrional dari ratusan sel-sel mesodermal yang melakukan fusi sehingga sebuah sel otot memiliki banyak inti.

9

Secara mikroskopis sel otot dilapisi oleh struktur membran plasma (sarcolemma) dan dari sarcolemma ini akan terbentuk lipatan kedalam yang disebut sebagai tubulus T. Pada bagian dalam sel otot terdapat cairan intraseluler (sarcoplasma) yang berisi molekul-molekul glikogen, protein myoglobin dan mitokondria yang banyak.

Di dalam sarcoplasma juga terdapat myofibril yang merupakan elemen kontraktil dari serabut otot. Myofibril tampak seperti diselubungi oleh struktur seperti jaring yang disebut Sarcoplasmic reticulum yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan ion kalsium yang diperlukan untuk proses kontraksi. Dua buah ujung sarcoplasmic reticulum yang melebar (terminal cisternae) membelakangi sebuah tubulus T membentuk struktur yang berperan dalam inisiasi proses kontraksi otot. Serabut-serabut otot ini akan bergabung dalam suatu kelompok yang lebih besar yang disebut fasikulus otot. Beberapa jenis konfigurasi fasikulus otot ini antara lain: 1) Paralel Fasikulus sejajar dengan aksis memanjang dari otot. 2) Fusiform Fasikulus sejajar dengan aksis memanjang dari otot dan diameter akan berkurang jika semakin mendekati tendon. 3) Sirkuler Fasikulus tersusun melingkar membentuk struktur sphincter untuk menutupi suatu lubang. 4) Triangular Fasikulus yang tersebar pada daerah yang luas berkumpul pada sebuah tendon yang tebal. 5) Pennate Ukuran fasikulus lebih pendek daripada tendon sehingga tampak relatif pendek bila dibandingkan dengan panjang keseluruhan otot. a. Unipennate Fasikulus tersusun hanya pada 1 sisi dari tendon b. Bipennate Fasikulus tersusun pada kedua sisi tendon yang berada di tengah c. Multipennate 10

Fasikulus terhubung secara menyilang dari segala arah ke beberapa tendon. Otot dilindungi oleh jaringan subkutis pada bagian luar dan fascia pada bagian dalam yang secara umum langsung membungkus otot. Jaringan subkutis yang terdiri atas sel-sel adiposit berfungi sebagai penghambat panas dan pelindung otot dari trauma fisik. Fascia adalah jaringan ikat padat ireguler yang melapisi dan juga mengelompokkan otot-otot dengan fungsi yang sama. Fascia juga dilewati oleh serabut saraf, pembuluh darah dan limfe. Ujung-ujung dari fascia ini akan memanjang membentuk tendon yang berfungsi untuk melekatkan otot ke tulang dan apabila ujung tersebut membentuk lapisan yang lebar dan mendatar disebut sebagai aponeurosis.Ada kalanya suatu tendon diselubungi oleh jaringan ikat fibrosa yang disebut selubung tendon yang berisis cairan synovial untuk mengurangi gesekan antara 2 lapis selubung tersebut. 2.8.1.2. Struktur otot rangka Otot pengisi atau otot yang menempel pada sebagian besar tulang kita tampak bergaris-garis atau berlurik-lurik jika dilihat melalui mikroskop. Otot tersebut terdiri dari banyak kumpulan (bundel) serabut paralel panjang dengan diameter penampang 20-100 m yang di sebut serat otot. Panjang serat otot ini mampu mencapai panjang serat otot ini mampu mencapai panjang otot itu sendiri dan merupakan sel-sel berinti jamak. Serat otot sendiri tersusun dari kumpulan-kumpulan paralel seribu miofibril yang berdiameter 1-2 m dan memanjang sepanjang sebuah serat otot Garis-garis pada otot lurik disebabkan oleh struktur miofibril-miofibril yang saling berkaitan. Pada gambar 2, terlihat bahwa lurik itu merupakan daerah dengan densitas / kepadatan yang silih berganti (antara padat dan renggang) dengan sebutan luriklurik A dan lurik-lurik I. Pola-pola itu berepetisi dengan teratur sehingga tiap satu unit pola dinamakan sarkomer. Sarkomer m pada otot yang rileks dan akan memendekmmemiliki panjang 2.5 - 3.0 saat otot berkontraksi. Antara sarkomer satu dengan lainnya, terdapatlah lapisan gelap disebut disk Z (=piringan Z). Lurik A terpusat pada daerah terang yang dinamakan daerah H yang peusatnya terletak pada lurik / disk M. Jika kita melihat gambar 2 lebih teliti lagi, maka terdapat sekelompok filamen yang tebal dan filamen tipis. Filamenfilamen tebal dengan diameter 150 Angstrom itu tertata secara paralel heksagonal dalam daerah yang disebut daerah H. Sementara itu filamen-filamen tipis dengan diameter 70 Angstrom memiliki ujung yang terkait langsung dengan disk Z. Daerah yang terlihat gelap pada ujungujung daerah A merupakan tempat relasi-relasi antara filamen tebal dan filamen tipis. Relasi-relasi ini berupa cross-bridges (=jembatan-silang) yang berselang secara teratur. 11

2.8.1.3. Biceps Brachii Biceps brachii adalah otot yang fasikulusnya berbentuk fusiform dengan 2 kepala.Kedua kepala tersebut berasal dari prosesus scapulae dan akan bersatu pada bagian distal dan dihubungkan oleh tendon ke tulang radius. Dari Supraglenoid tuberculum, tendon dari kepala yang lebih besar akan melewati kepala humerus dari cavum glomerohumeral. Ketika menuruni intertubular sulcus dari humerus, tendon ini akan diselubungi oleh membran sinovial.Struktur ligamentum tranversus humeral berfungsi untuk menahan agar tendon tersebut tetap berada pada posisinya. Otot biceps brachii tergabung pada kelompok fleksor lengan atas yang dibatasi oleh medial dan lateral intermuscular septum yang dibentuk oleh bagian dalam brachial fascia yang menyelubungi lengan atas dan berbatasan langsung dengan fascia deltoid, pectoralis, axilary dan infraspinosus. 2.8.1.4. Fisiologi otot rangka Kontraksi otot melibatkan dua proses pada serabut otot yang terdiri atas: 1) Depolarisasi sarcoplasma karena adanya interaksi asetilkolin dengan reseptornya 2) Adanya power stroke dari protein kontraktil otot Melekatnya asetilkolin dengan reseptornya menyebabkan terbukanya kanal natrium pada membran plasma sel otot sehingga terjadi aktivitas listrik yang menjalar hingga ke struktur tubulus T. Adanya aktivitas listrik menyebabkan struktur protein dihidropiridin yang sensitif terhadap stimulasi elektrik menjadi berubah, sehingga kanal-kanal kalsium pada ujung lateral reticulum sarcoplasmic yang ditutupinya menjadi terbuka. Terbukanya kanal kalsium menyebabkan ion kalsium yang tersimpan pada reticulum sarcoplasmic keluar menuju ke sarkoplasma dan berikatan pada troponin di serabut halus. Setelah berikatan, struktur troponin akan berubah sehingga mengekspos myosin binding space. Pada saat yang bersamaan, kepala myosin yang sudah teraktivasi melalui energi yang dihasilkan oleh hidrolisis ATP, akan berikatan pada aktin dan menyebabkan terjadinya power stroke, yaitu terjadinya penarikan molekul aktin mendekati kepada garis M pada sarkomer otot. Hidrolisis ATP yang akan menghasilkan ADP+Pi (fosfat anorganik), dimana ADP akan melekat pada kepala myosin hingga akhir dari power stroke kemudian terlepas dan posisinya akan digantikan oleh molekul ATP yang baru. Melekatnya molekul ATP yang baru akan 12

menyebabkan terjadinya pelepasan kepala myosin dari aktin dan siklus ini terus berulang pada serabut yang tebal pada otot. Proses kontraksi otot tidak terjadi secara sinkron, yaitu ketika salah beberapa kepala myosin berikatan pada aktin, yang lainnya akan terlepas. Hal ini memungkinkan terjadinya pemendekan sarkomer yang optimal, dimana terdapat beberapa kepala myosin yang melanjutkan proses power stroke yang telah terjadi sebelumnya, tanpa menyebabkan pemanjangan kembali dari sarkomer. Pada saat yang bersamaan, kepala myosin yang sudah teraktivasi melalui energi yang dihasilkan oleh hidrolisis ATP, akan berikatan pada aktin dan menyebabkan terjadinya power stroke, yaitu terjadinya penarikan molekul aktin mendekati kepada garis M pada sarkomer otot. Hidrolisis ATP yang akan menghasilkan ADP+Pi (fosfat anorganik), dimana ADP akan melekat pada kepala myosin hingga akhir dari power stroke kemudian terlepas dan posisinya akan digantikan oleh molekul ATP yang baru. Melekatnya molekul ATP yang baru akan menyebabkan terjadinya pelepasan kepala myosin dari aktin dan siklus ini terus berulang pada serabut yang tebal pada otot. Proses kontraksi otot tidak terjadi secara sinkron, yaitu ketika salah beberapa kepala myosin berikatan pada aktin, yang lainnya akan terlepas. Hal ini memungkinkan terjadinya pemendekan sarkomer yang optimal, dimana terdapat beberapa kepala myosin yang melanjutkan proses power stroke yang telah terjadi sebelumnya, tanpa menyebabkan pemanjangan kembali dari sarkomer.Otot dapat diaktivasi oleh beberapa potensial aksi karena otot memerlukan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan satu siklus kontraksinya dimana potensial aksi dan masa refrakter dari neuron yang memepersarafinya telah lama berakhir. Ada dua cara frekuensi saraf yang tinggi dapat meningkatkan ketegangan otot, pertama tembakan potensial aksi kedua yang terjadi sebelum siklus kontraksi otot selesai akan menambah kembali jumlah kalsium didalam sel. Kadar kalsium yang tinggi kembali memungkinkan untuk terbukanya myosin binding space yang terdapat pada aktin. Kedua , otot memiliki sifat elastis yang akan kembali lagi ke bentuk awalnya setelah kontraksi.Akan tetapi jika mendapat potensial aksi selanjutnya sebelum terjadi hal itu, maka ketegangan otot akan bertambah dengan adanya tegangan residual dari kontraksi sebelumnya. Panjang serabut otot yang optimal memungkinkan terjadi keluaran tenaga yang maksimal. Hal ini didukung oleh adanya Length-tension Relationship yang menyatakan bahwa apabila panjang serabut otot menjadi lebih pendek atau panjang dari optimal maka akan terjadi penurunan dari keluaran tenaga otot tersebut, karena akan terjadi ikatan antara molekul aktin dan myosin yang tidak maksimal. 13

Pada serabut otot yang lebih pendek terjadi tumpang tindih antara molekul aktin yang berdekatan sehingga jumlah ikatan antara aktinmyosin akan menurun dan jarak antara 2 garis Z yang memendek akan menyebabkan halangan bagi sarkomer untuk memendek lebih lanjut, sebaliknya serabut otot yang lebih panjang menyebabkan kurangnya jumlah aktin yang dapat berikatan pada myosin karena terjadi pemanjangan pita-A dari sarkomer. 2.8.1.5. Kontraksi otot rangka Otot manusia merupakan suatu alat yang penting untuk menunjang pergerakan atau selama aktifitas. Pergerakan otot sadar diawali dengan adanya sebuah sinyal dari syaraf motorik (gerak) yang memerintahkan agar otot ini bergerak sesuai dengan batasan kemampuan geraknya. Tanggapan atau reaksi otot ini sepenuhnya tergantung pada kondisi otot itu sendiri. Sehingga apabila kondisi otot tersebut terganggu, maka pergerakan yang terjadi akibat kontraksi otot tersebut akan berjalan lambat dan tidak maksimal. Kontraksi otot diawali dengan adanya pengantar impuls (potensial aksi) syaraf motorik alfa menuju motor endplate di membrane otot rangka. Sebelum terjadi potensial aksi syaraf motorik alfa, pada motor endplate telah terjadi depolarisasi sebagai akibat terlepasnya asetikolin (ACh) dalam kuantum kecil secara terus menerus. Dengan adanya potensial aksi di syaraf motoriknya, pelepasan ACh dalam akan sangat banyak sehingga depolarisasi di endplate menjadi potensial aksi otot yang kemudian menjalar sepanjang membrane sel otot dan tubulus T. Akibatnya, pintu Ca di retikulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel otot. Ion Ca kemudian menyebar keseluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. Ikatan troponin C dengan ion Ca mengakibatkan perubahan konformasi molekul troponin, membuka binding sites untuk kepala myosin di molekul aktin. Pembukaan binding sites tersebut memungkinkan terjadinya jembatan silang (cross bridges) antara filament aktin dan myosin. Selanjutnya, dengan katalis enzim myosin-ATP-ase, terjadi hidrolosis ATP menjadi DP + Pi + energi di kepala myosin yang memungkinkan pembengkokan kepala miosin hingga miofilamen bergerak saling bergeser (sliding of myofilaments) ke arah pertengahan sarkomer menghasilkan kontraksi otot. Seluruh peristiwa kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan syaraf motorik hingga pergeseran miofilamen disebut excitation-contraction coupling. 2.8.2. Otot Jantung 2.8.2.1 Anatomi Otot Jantung Otot jantung, bentuknya menyerupai otot serat lintang di dalam sel protoplsmanya terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang-cabang tetapi kalau kita melihat fungsinya seperti otot polos, dapat bergerak sendiri secara

14

otomatis oleh karena ia mendapat rangsangan dari susunan otonom. Otot semacam ini hanya terdapat pada jantung yang mempunyai fungsi tersendiri.

Sebagian besar otot tubuh ini melekat pada kerangka, dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian kerangka dalam suatu letak yang tertentu. Jadi Otot kerangka merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap tubuh. Dalam keadaan istriahat, keadaannya tidak kendur sama sekali, tetapi mempunyai ketegangan sedikit yang disebut tonus. Ini pada masing-masing orang berlainan bergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan tubuh. Otot jantung merupakan otot yang istimewa karena memiliki struktur yang mirip dengan otot lurik, namun cara bekerjanya seperti otot polos. Otot tersebut letaknya hanya terdapat di permukaan lapisan tengah dinding jantung hanya otot jantung memiliki cabang yang dinamakan duskus interkalaris. System kerja otot jantung secara tidak sadar (refleks) dan reaksinya lambat bila terkena rangsangan. Otot jantung berfungsi sebagai alat untuk memompa darah ke luar jantung. Otot cardiac yang membentuk dinding jantung dapat bekerja seumur hidup manusia. Otot ini akan selalu terus bekerja ketika kita melakukan pekerjaan, istirahat, tidur bahkan jika pingsan. Ada pun ciri-ciri dari otot jantung, antara lain adalah : i.

ii. iii.

Bentuk bercabang Inti sel banyak di tengah Bekerja tidak sadar, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah

2.8.3 Otot Polos Otot otonom, disebut juga otot polos karena protoplasmanya licin tidak mempunyai garis-garis melintang. Otot-otot ini terdapat di alat-alat dalam seperti ventrikulus, usus, kandung kemih, pembuluh darah dan lain-lain, dapat bekerja di luar kemauan kita (otot tak sadar) oleh karena rangsangannya melalui saraf otonom. Jaringan otot polos merupakan otot yang terletak pada saluran alat-alat di dalam tubuh manusia seperti manusia seperti yang terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dinding pembuluh darah, dinding rahim, saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot polos dapatdisebut juga sebagai otot taksadar karena cara bekerjanya di luar kesadaran manusia, tanpa harus diperintah otak. Cara kerja otot dipengaruhi oleh saraf autonom, yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Saraf simpatetik merupakan saraf yang berujung di pangkal sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yang terdapat di daerah dada dan pinggang. Saraf tersebut berfungsi sebagai pemacu yang dapat membuat kerja organ-organ tubuh menjadi cepat. Adapun saraf parasimpatetik merupakan saraf yang berujung I pangkal sumsum lanjutan (medulla oblongata). Saraf ini berfungsi untuk membuat kerja organ-organ tubuh menjadi lambat. 15

Pada bagian permukaan otot polos memiliki serabut-serabut (fibril) yang bersifat sama sehingga apabila kita amati melalui mikroskop bentuknya akan terlihat polos dan tidak memiliki gari seperti otot lain apabila otot polos terkena rangsangan reaksinya akan menjadi lambat.

Ada pun cirri-ciri otot polos adalah i. Bentuk bergelendong dengan kedua ujungnya meruncing ii. Mempunyai satu inti sel di tengahnya iii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. 2.9 TONUS OTOT Tonus otot adaah otot yang bekerja atau berkontraksi secara terus-menerus. Pemeriksaan tonus otot harus menggunakan kedua tangannya. Pemerika menggerakkan secara pasif lengan bawah sendi siku dan tungkai bawah di sendi lutut berulangkali secara peralahan kemudian secara cepat. Tahanan yang terasa oleh pemeriksa sewaktu menekuk dan meluruskan bagian anggota tubuh harus dinilai menurun, normal atau meningkat. Tonus yang meningat di rasakan dengan tingkat kesulitan dalam menekuk dan meluruskan lengan bawah sendi siku dan tungkai bawah di sendi lutut. Sedangkan jika tonus hilang, tidak terasa ada hambatan waktu menekuk dan meluruskan lengan bawah sendi siku dan tungkai bawah di sendi lutut.

2.10 KELAINAN OTOT DAN GANGGUAN OTOT Otot sebagai alat gerak aktif dapat mengalami gangguan. Jika mengalami gangguan, kerja otot dapat terganggu. Gangguan pada otot dapat terlihat, contohnya jika kita bergerak mengalami rasa sakit pada bagian betis atau bagian lainya. Berikut contoh lainan dan ganguan yang terjadi pada otot: a. Atrofi Atrofi adalah keadaan otot menjadi sangat kecil sehingga tidak mampu berkontraksi. Pada umunya, atrofi terjadi karena lama tidak menggunakan otot tersebut. Misalnya, tidak dapat berjalan karena terlau lama terbaring sakit. b. Tetanus Tetanus adalah keadaan otot yang kejang karena terus menerus menerima rangsang. Penyakit tetanus disebabkan oleh clostridium tetani, bakteri yang menghasilkan zat serupa asetilkoin sehingga otot terus terangsang untuk berkontraksi. c. Miastenia gravis Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Penderitanya perlahan-lahan mengalami kelemahan pada otot-otot tubuhnya hingga akhornya tidak berfungsi sama sekali. Pada umumnya,penderita kelainan ini meniinggal karena otot otot yang berhubunan dengan system pernafasan tidak dapat berkontraksi. d. Kelelahan otot 16

Kelelahan otot terjadi karena otot terus menerus berkontraksi. Pada akhirnya otot akan mengalami kejang atau biasa yang disebut sebagai kram. e. Distrovi Mirip dengan atrofi, penderita distrovi mengalami otot yang mengecil dan tidak dapat berfungi normal. Namun, distrovi terjadi karena keainan sejak lahir, diperkirakan kelainan ini bersifat genetis. f. Hernia Hernia disebabkan seaput peritonial yang membatasi rongga perut melemah sehingga tidak mampu menyangga usus. Akibatnya, usus turun dan terkadang mencapai testis atau sampai kedaerah lipat paha.

17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalam tubuh. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. Mioglobin adalah pigmen otot yang berfungsi mengikat oksigen.

3.2 Saran Sebaiknya kita memahami pengertian serta peranan otot bagi mahluk hidup, agar kita mengerti mekanisme kerja otot dan dapat menggunakan otot sesuai dengan fungsinya serta dapat menghindari kelainan- kelainan yang mungkin terjadi pada otot.

18

DAFTAR PUSTAKA

Abustam, E., 2009. Struktur Otot.http://www.blogspot.com. Diakses pada tanggal 21 September 2009.

Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Syaifuddin,Drs. H. 2006. ANATOMI FISIOLOGI untuk Mahasiswa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Wikipedia, 2009, Jantung,http://www Wikipedia.com. , Diakses pada tanggal 27 Februari 2014.

19

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

Makalah Otot.docx
June 2020 2
Sistem Saraf
June 2020 15
Install.txt
August 2019 12
Seminar 2.docx
May 2020 41