MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OLIGOMENOREA
Disusun oleh : Kelompok 3 Raisa Aulia Maisarah
(I1B017080)
Ammatul Rizkia Toyibbah
(I1B017081)
Lutfi Maulid Nabila
(I1B017082)
Brendy Ormens Aprionando
(I1B017083)
Risna Devi Yuniasti
(I1B017084)
Win Asmo Dewanti
(I1B017085)
Kustiara Alya Oktaviani
(I1B017087)
Laela Fajrin Ramadhani
(I1B017088)
Irma Rachmawati
(I1B017089)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2019
BAB I PENDAHULUAN 1.01 Latar belakang Perdarahan pada siklus menstruasi berlangsung setiap 28 hari, bertambah atau berkurang selama 4 hari. Meskipun beberapa variasi adalah normal, perdarahan menstruasi dengan interval lebih dari 36 hari menunjukan adanya Oligomenorrhea. Oligomenorrhea merupakan perdarahan menstruasi jarang yang abnormal yang ditandai oleh siklus menstruasi 3 sampai 6 kali pertahun. Saat perdarahan menstruasi terjadi, biasnya deras, lama (sampai lebih dari 10 hari), dan banyak mengandung gumpalan dan jaringan. Terkadang terjadi perdarahan ringan atau noda noda darah terjadi diantara satu siklus menstruasi deras ke siklus berikutya. Oligomenorrhea dapat berkembang mendadak atau mengikuti periode siklus yang perlahan-lahan memanjang. Meskipun Oligomenorrhea dapat berganti dengan perdarahan mestruasi normal, keadaan ini dapat berkembang menjadi Amenore sekunder. Oligomenorrhea umunya berhubungan dengan anovulasi, keadaan ini umum terlihat pada wanita yang tidak subur, awal pasca menstruasi pertama dan perimenopause. Tanda ini biasanya mencerminkan keabnormalan hormon yang memandu fungsi endometrium normal. Juga bisa berasal dari kelainan indung telur, hipotalamus, hipofisis, tiroid, dan metabolisme lainnya, serta dari efek obat tertentu. Juga bisa berasal dari stress emosional atau fisik, seperti berubahan berat yang mendadak, penyakit debilisasi, atau latihan fisik yang berat.
1.02 Tujuan 1. Untuk dapat mengetahui apa itu Oligomenorea 2. Untuk dapat mengatahui penyebab Oligomenorea 3. Untuk dapat mengetahui tanda dan gejala Oligomenorea 4. Untuk dapat mengetahui patofisiologi pada Oligomenorea
5. Untuk dapat mengetahui pemeriksaan penunjang apa saja yang dibuthkan untuk menegakkan Oligomenorea 6. Untuk dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang baik bagi klien dengan oligomenorea
BAB II Tinjauan Teori 2.01 Definisi Oligomenorea merupakan suatu keadaan di mana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama (Purwoastuti & Walyani, 2015). Oligomenorea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak interval yang pendek atau tidak normalnya jarak waktu menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi 35 sampai 9 hari (Kusmiran, 2011). Oligomenorea yaitu menstruasi yang terjadi dengan interval lebih dari 35 hari (Benson & Pernoll, 2009) Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih panjang. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 ulan maka dikenal sebagai amenorea sekunder.
2.02 Etiologi / Faktor Risiko Menurut (Purwoastuti & Walyani, 2015), penyebab dari oligomeorea ialah : a. Stress dan depresi b. Sakit kronik c. Pasien dengan gangguan makan (seperti anoreksia dan bulimia) d. Penurunan berat badan berlebihan8 e. Olah raga berlebihan misalnya atlet f. Adanya tumor yang melepaskan esterogen g. Adanya kelainan pada struktur Rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi h. Pengunaan obat-obat tertentu
2.03 Fisiologis atau Patofisiologis Paparan lingkungan dan kondisi kerja
Gangguan Endokrin
Paparan agen kimiawi
Insensitivitas
Meracuni Ovarium
Wanita
hormone
insulin
obesitas
atau
hipotiroid
Hilangnya folikel – folikel
Siklus menstruasi memanjang
Gangguan Emosi
Menstruasi jarang terjadi
Emosi tidak stabil
Oligomeorea (Irianto, 2015) 2.04 Tanda dan Gejala Gejala oligomenorea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari di mana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorea mungkin sulut hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab wanita bisa mengalami osteoporosis dan kardiovaskuler. Wanita ini juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus. (Irianto, 2015).
2.05 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Saftarina & Putri (2016) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan oligomenorea antara lain : 1. Anamnesis: menanyakan frekuensi keteraturan menstruasi. 2. Tes kadar progesteron: apabila perempuan tersebut memiliki keteraturan haid namun infertilitas dalam 1 tahun dan perempuan dengan oligomenorhea. 3. Pengukuran kadar FSH dan LH: dilakukan pada perempuan dengan siklus haid tidak teratur. 4. Pengukuran kadar prolactin: dilakukan apabila terdapat kecurigaan adanya kelainan ovulasi terkait tumor. 5. Pemeriksaan cadangan ovarium Untuk pemeriksaan cadangan ovarium, parameter yang dapat digunakan adalah AMH (antimullerian hormone)dan folikel antral basal (FAB). Berikut nilai AMH dan FAB yang dapat digunakan: a. Hiper-responder (FAB > 20 folikel / AMH > 4.6 ng/ml b. Normo-responder (FAB > 6-8 folikel / AMH 1.2 -4.6 ng/ml) c. Poor-responder (FAB < 6-8 folikel / AMH < 1.2 ng/ml)13
2.06 Manajemen Terapeutik Menurut Shita & Purnawati (2016), penatalaksanaan yang dapat dilakukan ialah : 1. Penatalaksanaan medis : Pada gangguan Oligomenore dengan anovulatory (tidak disertai dengan lepasnya oosit) yang terjadi pada remaja dan juga wanita yang mendekati menopause dg tidak dilakukan terapi. Gangguan Oligomenore disebabkan oleh gangguan nutrisi dan perlu dilakukan perbaikan nutrisi Gangguan Oligomenore yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, maka diperlukan untuk menyeimbangkan kembali. 2. Penatalaksanaan keperawatan : Dikaji dan memperbaiki keseimbangan status nutrisi dan hormon Memberikan defisiensi pengetahuan kesehatan terkait masalah gangguan menstruasi
BAB III Rencana Asuhan Keperawatan 3.01 Pengkajian Menurut Williams & Wilkins (2011), pengkajian yang dilakukan meliputi : Kaji identitas klien termasuk usia Tanyakan kapan ia pertama kali menstruasi Tanyakan siklus menstruasinya normal atau tidak Kapan ia mengalami siklus abnormal lalu minta klien menceritakan pola perdarahannya Kaji berapa lama dan seberapa sering perdarahan terjadi ? apakah perdrahan disertai dengan rasa nyeri seperti nyeri tekan pada payudara, mual, bengkak, penambahan berat badan ? apakah ada gumpalan darah dan fragmen jaringan dalam aliran darah menstruasinya ? Tanya kapan terakhir kali klien menstruasi Cek riwayat ketidaksuburan Tanyakan apakah klien mengalami kram atau sakit sewaktu menstruasi
BAB IV PENUTUP 4.01 Kesimpulan Dapat disimpulkan secara umum bahwa oligomenorea adalah suatu keadaan dimana siklus menstruasi terjadi lebih dari 35 hari atau tidak adanya menstruasi untuk jarak interval yang pendek. Yang menyebabkan Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini serta Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi. 4.02 Saran Saran yang dapat disampaikan yaitu perawat melakukan intervensi serta outcome sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, R. C., & Pernoll, M. I. (2009). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Edisi 9. Jakarta: EGC. Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi (Reproductive Health) Teori dan Praktikum. Bandung: Alfabeta CV. Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta Selatan: Salemba Medika. Purwoastuti, E., & Walyani, E. S. (2015). Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Perry, P. (2009). Fundamental of Nursing. Jakarta: Salemba Medika. NANDA International. (2015). Nursing diagnoses definition and classification 2015-2017 (10th ed), Oxford: Wiley Blackwell Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, D.C. & Wagner, C.M. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC) (6th ed). St. Louis Missouri: Elsevier Baradero, M. (2010). Kesehatan Mental Psikiatri: Seri Asuhan Keperawatan. (A. Linda, Ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Shita, Ni Kadek Diah Satya Sai., & Purnawati, Susy. 2016. Prevalensi Gangguan Menstruasi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pada Siswa Peserta Ujian Nasional SMA Negeri 1 Melaya Kabupaten Jembrana. E-Jurnal Medika, Vol. 5 No 3. Universitas Udayana.