Makalah Nirini.docx

  • Uploaded by: Mailiza
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Nirini.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,254
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Allah SWT adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada bandingannya, tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan umat manusia, dalam menciptakan alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk lain, oleh karena itu kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah dengan cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga menjauhi segala sesuatu yang telah di larang-Nya. Kemampuan Allah dalam menciptakan alam beserta isinya merupakan wujud dari Asmaul Husna yaitu Al-Aziz, Allah memiliki 99 Asma’ul Husna, termasuk di antaranya ialah Al-Gaffar, Al-Basit, An-Nafi’, Ar-Rauf, Al-Barr, AlHakim, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qayyum, dan seterusnya. Nama-nama tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa Adanya Asmaul Husna sebagai bukti bahwa Allah maha perkasa dan maha bijaksana, untuk itu maka kita wajib mengamalkan Asmaul Husna ke dalam kehidupan sehari-hari.

1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian sifat wajib bagi Allah Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada dzat Allah sebagai kesempurnaan bagi-Nya. Allah adalah kholiq, dzat yang memiliki sifat yang tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya. Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (aqli) dan berdasarkan dalil naqli ( Al Qur’an dan Hadits). Berikut dibawah ini adalah sifat-sifat allah yang wajib : 1. Wujud (Ada)

Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri. o

Dalil Aqli sifat Wujud Wujud Allah dapat dibuktikan dengan adanya alam semesta yang indah beserta segala kelengkapannya yang berjalan menurut aturan. Alam tidak mungkin ada dengan sendirinya. Alam mengikuti suatu kekuatan yang mengatur sehingga tidak pemah menyimpang dan garis yang telah ditentukan .

o

Dalil Naqli sifat Wujud

Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari. (QS. AS sajdah [32]:4)

2. Qidam (Dahulu/Awal) Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada dari pada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan. o Dalil aqli sifat Qidam Seandainya Allah tidak qidam, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara qidam dan hadits. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat) mislanya A, dan muhdits A

2

mesti membutuhkan kepada Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya.Apabila tiada ujungnya, maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur (peristiwa berputar). Masing-masing dari tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib bersifat Qidam. o Dalil Naqli sifat Qidam

Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin. (QS. AlHadid [57]:3) 3. Baqa’(Kekal) Allah Akan Kekal dan Abadi Selamanya, Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan o Dalil Aqli sifat Baqa’ Seandainya Allah tidak wajib Baqo, maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang telah lewat dalam sifat Qidam. o Dalil Naqli Sifat Baqa’

Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)

3

4. Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan Ciptaannya/Makhluknya) Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang lain. o Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits Apabila diperkirakan Allah menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah mustahil. o Dalil Naqli sifat mukhalafah lil hawadits

Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat. (QS. Asy-Syuro [42]:11)

5. Qiyamuhu Binafsihi (Allah Berdiri Sendiri) Artinya Bahwa Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.Contohnya, Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun. o Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya. Dan apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat. Seandainya Allah membutuhkan sang pncipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru 4

sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul. o Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi

Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. (QS. Al Ankabut [29]:6)

6. Wahdaniyyah (Tunggal/Esa) Artinya adalah Bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya.Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur, seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan seterusnya.Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas dan sombong. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau tenggang waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menyuruh dan melarang. o Dalil Naqli

Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak. (QS. Al Anbiya [21]:22)

7. Qudrat (Berkuasa) Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap

5

makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi. o Dalil Aqli sifat Qudrot Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah, dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun. o Dalil Naqli sifat Qudrot

Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah [2]:20)

8. Iradah (berkehendak) Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi. Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas. o Dalil Aqli sifat Irodat. Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seasndainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa, dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahi, karena tidak akan mampu membuat makhluk barang sedikitpun. o Dalil Naqli sifat Irodat.

6

Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. (QS. Hud[11]:107)

9. Ilmu (Mengetahui) Artinya Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib.Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada kita ?. o Dalil Aqli sifat Ilmu Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat barang makhluk sedikitpun. o Dalil Naqli sifat Ilmu

Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.(QS. Al Baqaroh [2]:29) 10. Hayat (Hidup) Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk

7

yang diciptakan-Nya. Contohnya Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak. o Dalil Aqli sifat hayat Dalilnya adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, seangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam semesta. o Dalil Naqli sifat Hayat Firman Allah :

Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati. (QS. AlFurqon [25]:58) 11. Sama’ (Mendengar) Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia.Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu. DALIL :

”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” … (QS Al Maidah :76). 12. Basar ( Melihat ) Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan 8

tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT. DALIL:

”………Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” … (al-Baqarah: 265) Dengan memahami sifat besar Allah SWT hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT.

13. Kalam ( Berbicara / Berfirman ) Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia.Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. DALIL :

”……. Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas” (QS AnNisa’ :164) Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.

9

14. Kaunuhu Qadirun Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan. DALIL:

“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu“ (QS. Al Baqarah :20).

15. Kaunuhu Muridun Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia. DALIL:

“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ … (QS. Hud :107) 16. Kaunuhu ‘Alimun Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia. DALIL:

“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176)

17. Kaunuhu Hayyun Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup, Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah. DALIL:

10

“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati“ (QS. Al Furqon :58) 18. Kaunuhu Sami’un Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya. DALIL:

“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256).

19. Kaunuhu Basirun YAitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik. DALIL:

“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)

20. Kaunuhu Mutakallimun Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.

11

B. Sifat-Sifat Mustahil bagi Allah Sifat Mustahil Bagi Allah artinya Sifat Yang Tidak Mungkin ada pada Allah Swt. Sifat Mustahil Allah merupakan Lawan Kata/Kebalikan dari Sifat Wajib Allah Berikut dibawah ini adalah 20 sifat-sifat mustahil bagi Allah swt. 1. ‘Adam, artinya tiada (bisa mati) 2. Huduth, artinya baharu (bisa di perbaharui) 3. Fana’, artinya binasa (tidak kekal/mati) 4. Mumathalatuhu Lilhawadith, artinya menyerupai akan makhlukNya 5. Qiyamuhu Bighayrih, artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama) 6. Ta’addud, artinya berbilang – bilang (lebih dari satu) 7. ‘Ajz, artinya lemah (tidak kuat) 8. Karahah, artinya terpaksa (bisa di paksa) 9. Jahl, artinya jahil (bodoh) 10. Maut, artinya mati (bisa mati) 11. Syamam, artinya tuli 12. ‘Umy, artinya buta 13. Bukm, artinya bisu 14. Kaunuhu ‘Ajizan, artinya lemah (dalam keadaannya) 15. Kaunuhu Karihan, artinya terpaksa (dalam keadaannya) 16. Kaunuhu Jahilan, artinya jahil (dalam keadaannya) 17. Kaunuhu Mayyitan, artinya mati (dalam keadaannya) 18. Kaunuhu Asam, artinya tuli (dalam keadaannya) 19. Kaunuhu A’ma, artinya buta (dalam keadaannya) 20. Kaunuhu Abkam, artinya bisu (dalam keadaannya)

12

C. Pengertian Sifat Jaiz Bagi Allah SWT Adapun Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah bahwa Allah berbuat apa yang dikehendaki, seperti dalam Al-Qur’an disebutkan :

“Dan Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Qashash: 68). Jadi yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah swt. yaitu sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Sifat Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu,

artinya

memperbuat

sesuatu

yang

mungkin

terjadi

atau

tidak

memperbuatnya. Maksudnya Allah itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Adapun dalil naqli tentang sifat jaiz bagi Allah SWT antara lain di sebutkan dalam surat Al-Imron Ayat 26 yaitu :

Artinya

:

Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Imron : 26 )

13

D. Sifat yang wajib bagi Rasul Sifat yang wajib bagi Nabi / Rasul adalah 3 (tiga) tidak termasuk Fathonah dengan dalil : Tidak mungkin Allah SWT mengutus seorang Nabi /Rasul yang bodoh (tidak pintar), namun untuk lebih menentramkan hati, para ulama tetap memasukkan Sifat Fathonah ini sebagai Sifat yang wajib bagi Nabi / Rosul. 1. Siddiq artinya Benar/ Jujur Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi. ( QS. Maryam [19] : 41)

Artinya:”ceritakanlah (hai muhammad) kisah ibrohim di dalam Al kitab (al qur’an) ini.sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi (Q.S.19 Maryam 41).

orang Nabi dan Rasul pasti memiliki sifat jujur dalam setiap perkataan, perbuatan dan perilakunya. Maka tidak mungkin seorang Nabi dan Rasul berdusta demi kepentingan sendiri, atau untuk keluarganya.

2. Amanah artinya Dipercaya Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu ( QS. As-Syuaraa [26] : 106-107 )

Artinya:”Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka:” Mengapa kamu tidak bertaqwa?sesungguhnya aku adalah seorang rosul kepercayaan (yang di utus) kepadamu (Q.S.26 Asy Syu’araa’ ayat 106-107). Nabi dan Rasul adalah Manusia yang selalu memegang amanah apapun yang Allah berikan sekalipun berat untuk disampaikan. Sekalipun nyawa menjadi taruhannya, Nabi dan Rasul

14

akan tetap memegang amanah yang diembannya. Amanah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul adalah risalah dan syari'at Allah Ta'ala. Maka mustahil para Nabi dan Rasul berkhianat atas amanah yang Allah berikan kepadanya

3. Tabligh artinya Menyampaikan

Artinya:”dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”.(q.S.36 Yaa siin 17) Nabi dan Rasul kedua-duanya wajib menyampaikan ajaran dan syari'at yang Allah turunkan melalui wahyu-Nya. Tidak boleh satu ayatpun yang disembunyikan, walau terkadang ayat tersebut menegur sikap atau keputusan Nabi. Maka seorang Nabi dan Rasul tidak ada yang menyembunyikan wahyu Allah dan Mereka selalu mengatakan yang benar walau seringkali kebenaran itu ditolak oleh kaum kafir.

4. Fathonah artinya Pintar (cerdik)

“berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila” ( QS. Al-Qalam [68] : 2 ). Nabi dan Rasul dianugerahi kecerdasan yang berasal dari wahyu Allah Ta'ala untuk menjadi bukti kebenaran risalah yang dibawanya adalah benar dari Allah Ta'ala. Maka tidak mungkin Nabi dan Rasul memiliki IQ dibawah standar apalagi lemot. Adapun kenyataan bahwa Nabi Muhammada Shalallahu 'alayhi wa sallam buta huruf, hal itu tidak disebabkan karena Beliau tidak cerdas. Akan tetapi Allah ingin membuktikan pada Kaum Kafir Quraisy bahwa Alquran bukanlah karangan Muhammad Shalallahu 'alayhi wassalam. Dan ini adalah dalil sebagai bukti bahwa Rosulullah tidaklah Gila / bodoh :

15

“ Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.” ( QS. Al-Furqon [25] : 20 )

E. Sifat Yang Mustakhil bagi Rasul 1. Kasib artinya Dusta 2. Khianat artinya Tidak Dipercaya (dengki) 3. Kistman artinya menyembunyikan 4. Baladah Artinya Bodoh F. Sifat Jaiz bagi Rasul Jaiz para Rasul adalah Basyariah artinya berkelakuan seperti manusia biasa. Rasul diperbolehkan makan dan minum, beristri, pergi ke pasar, tidur dan lain sebagainya. Nabi dan Rasul bukanlah Malaikat yang tidak makan dan minum. Hal ini berbeda dengan para Pendeta kaum nasrani atau Budha dan Hindu yang mereka mengharamkan dirinya untuk merasakan nikmatnya hidup dan berumah tangga.

16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dari uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa Allah & Rasul memiliki sifat yang terdiri dari A. Sifat Wajib Allah Dan sifat wajib terdiri Dari: 

Wujud



Sama’



Qidam



Basar



Baqa’



Kalam



Mukhalafatuhu



Kaunuhu Qadirun

Lilhawadith



Kaunuhu Muridun



Qiyamuhu Binafsihi



Kaunuhu ‘Alimun



Wahdaniyyah



Kaunuhu Hayyun



Qudrat



Kaunuhu Sami’un



Iradah



Kaunuhu Basirun



Ilmu



Kaunuhu Mutakallimun



Hayat

B. Sifat Mustahil Allah Dan sifat mustahil terdiri dari: 

‘Adam





Huduth



Syamam,



Fana’



‘Umy,



Mumathalatuhu Lilhawadith



Bukm,



Qiyamuhu Bighayrih,



Kaunuhu ‘Ajizan,



Ta’addud,



Kaunuhu Karihan,



Ajz,



Kaunuhu Jahilan,



Karahah



Kaunuhu Mayyitan,



Jahl,



Kaunuhu Asam,

Maut,

17



Kaunuhu A’ma



Kaunuhu Abkam

C. Sifat Jaiz Allah Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah bahwa Allah berbuat apa yang\dikehendaki

D. Sifat Wajib Rasul Sifat wajib rasul terdiri dari: 

Siddiq



Tabligh



Amanah



Fathonah

E. Sifat Mustahil Rasul Sifat mustahil rasul terdiri dari: 

Kasib



Khianat



Kistman



Baladah

18

E. Sifat Jaiz Rasul Basyariah artinya berkelakuan seperti manusia biasa.

B. Saran Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan semoga bermanfa’at untuk kita semua dalam mencari keridhoan Allah SWT, dan untuk memantapkan keimanan kita kepada Allah SWT & Rasul. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah. Kami harap dala penulisan berikutnya lebih baik daripada saat ini makalah ini siap. Semoga Allah menghantarkan kita jalan yang lurus yaitu jalan-jalan orang yang di kekehendaki-Nya. amiin ya rabbal’alamiin.

19

DAFTAR PUSTAKA

Shalih, Syaikh Muhammad.2005. Sifat-sifat Allah dalam pandangan Ibnu Taimiyah. Jakarta: Pustaka Azzam Karim, Muhammad Nazir.2004. Dialektika Teologi Islam. Pekanbaru: Penerbit Nuansa Sabiq, Sayyid.2008. Aqidah Islamiyah. Jakarta: Robbani Press

20

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

Mirip Contoh.docx
October 2019 12
Makalah Nirini.docx
November 2019 14
Soal Test Bhd.docx
November 2019 14
Pedoman Pmkp.docx
November 2019 22