Makalah Mimi.docx

  • Uploaded by: ueiehjd
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Mimi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,141
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Indonesia yang terletak di daerah katulistiwa mempunyai iklim tropis dimana dalam kurun waktu setahun terdapat dua musim, yaitu musim penghujandan musim kemarau. Pada musim penghujan tentunya keberadaan Hijauan Pakan Ternak (HPT) sangat berlimpah karena memang sangat dipengaruhi oleh distribusi air hujan disetiap bulannya, (sebaliknya produksi HPT menurun baik kualitas maupun kuantitasnya pada musim kemarau bahkan dengan semakin kurangnya air, produksi HPT terhambat sampai tidak berproduksi sama sekali. Padahal HPT yang merupakan pakan utama ternak ruminansia mutlak harus disediakan demi kelangsungan hidup ternak dan untuk kelangsungan berproduksi (Holm, dkk.,2000).

Kondisi fluktuasi ketersediaan HPT yang besar sangat berpengaruh bagi kelanjutan usaha ternak ruminansia sehingga harus ada upaya agar HPT tersedia sepanjang tahun dengan kualitas nutrisi tidak jauh berbeda karena mempengaruhi fisiologi tubuh ternak (kartadisastra, 2001).

Hay adalah teknologi pengawetan HPT yang sederhana dan telah popular dikalangan peternak Indonesia, tetapi karena HPT berlimpah pada saat curah hujan tinggi sehingga hay yang dihasilkan oleh peternak rendah kualitasnya. Perlu adanya sentuhan teknologi sederhana yang dapat memperbaiki kualitas hay dimasyarakat yang notabene adalah satu-satunya teknologi pengawetan HPT yang dikuasai peternak. Di negara empat musim, dimana hijauan yang tersedia pertahun sangat amat terbatas. Tidak dapat di pungkiri bahwa ketersediaan hijauan yang tak terbatas di Indonesia, justru lebih menyusahkan peternak di saat musim panas, walaupun sebetulnya hijauan relatif masih tersedia. Salah satu tujuan dari Pembuatan makalah Hay adalah untuk mengetahui proses pembuatan hay yang baik dan benar sehingga dapat dugunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan kegunaan dari praktikum mengenai Pembuatan Hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau, sehingga dapat dikonsumsi oleh ternak. 1

1.2 TUJUAN Tujuan pembuatan hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau. 1.3 MANFAAT  Kualitas hay sangat baik untuk palatabilitas ternak.  Hay dibandingkan dengan silase lebih ringan empat kali dengan bahan kering yang sama.  Hay pada sapi muda dapat meningkatkan perkembangan fungsi rumen, sedangkan pada sapi dewasa kandungan bahan kering pada hay dapat meningkatkan daya serap bahan pakan.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hay

Hay adalah Tanaman hijauan yang di awetkan dengan cara di keringkan dibawah sinar matahari kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30%. Pengawetan dengan cara ini jarang di lakukan oleh peternak di Indonesia, mungkin karena jumlah hijauan yang tersedia relatif tak terbatas. lain halnya dengan di negara empat musim, dimana hijauan yang tersedia pertahun sangat amat terbatas. Tidak dapat di pungkiri bahwa ketersediaan hijauan yang tak terbatas di Indonesia, justru lebih menyusahkan peternak di saat musim panas, walaupun sebetulnya hijauan relatif masih tersedia (Parakkasi, 2012).

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hay

Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk memperoleh hay yang berkualitas baik antara lain masa potong hijauan, cara penanganan dan kondisi cuaca. Hal-hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah cara menyimpan hay. Apabila hay disimpan dengan cara dimampatkan dalam kondisi agak basah dan lembab, akan menimbulkan panas spontan yang besarnya bervariasi. Jika ukuran mampatan kecil dan longgar serta saluran udara banyak, maka pengeringan akan berlangsung dengan baik. Hijauan kering yang disimpan dengan cara dimampatkan, dengan ukuran besar dan padat akan menghambat pengeluaran cairan dan panas. Panas yang berlebihan akan menimbulkan reaksi pencoklatan (browning reaction) sehingga hijauan tersebut akan kehilangan karbohidrat dan protein tercerna. Selain itu pencucian (leaching) kemungkinan terjadi, oleh karena itu sebisa mungkin hay dihindarkan dari air hujan. akibat dari pencucian adalah meningkatnya kadar serat kasar tidak tercerna serta lignin, kehilangan pigmen, aktivitas vitamin A menurun sehingga akitvitas vitamin D terhambat karena pengaruh sinar ultra violet (Kartadisastra, 2001). Radiasi cahaya matahari yang langsung kepermukaan dengan temperatur yang melebihi 65ºc dapat menyebabkan terjadinya proses pemasakan kering olah radiasi cahaya matahari. dan panas yang berlebihan akan menimbulkan reaksi pencoklatan (browning reaction) 3

sehingga hijauan tersebut akan kehilangan karbohidrat dan protein tercerna (Karta disastra, 2001).

Menurut (Sutopo, 2011) metode pembuatan hay yang diterapkan ada dua yaitu :

1. Metode Hamparan Metode ini merupakan yang sederhana yaitu pembuatan hay yang dilakukan dengan cara menghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka dibawah sinar matahari. Kadar air hay yang dibuat dengan metode ini mempunyai kadar air antara 20% samapai 30% yang ditandai dengan warnanya yang kecoklat-coklatan.

2. Metode Pod Metode ini menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 sampai 3 hari (kadar air < 50%). Metode pembuatan hay yang terpenting adalah hijauan yang akan diolah sebaiknya dipanen pada saat menjelang berbunga ketika kandungan proteinnya tinggi dengan serat kasar dan kadar airnya optimal.

2.3 Ciri-Ciri Hay Yang Baik

Ciri-ciri hay yang baik adalah berwarna hijau, kering tetapi tidak mudah patah, berbau harum agak manis dan wangi rumput, tidak berjamur serta tidak bercampur dengan bahan lain misalnya ranting kayu, gulma dan lain sebagainya. Rata-rata hay memiliki kandungan serat kasar 25-32 % dan TDN 45-55% . Hay yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Parakkasi, 2012)

1. Warnanya hijau kekuningan dan cerah 2. Baunya tidak tengik 3. Tekstur/keadaan fisiknya tidak terlalu kering, sehingga tidak mudah patah 4. Tidak berjamur atau ada kontaminasi pasir, tanah dan lain-lain.

4

Hay lebih mudah ditangani pada saat penyimpanan dan pengangkutan karena tidak memerlukan kondisi anaerob. Disamping itu, hay lebih ringan untuk diangkut karena kadar airnya rendah. Tetapi bila penanganan tidak tepat, akan lebih banyak daun yang hilang. Hay mudah terbakar. Jika disimpan di gudang yang suhunya diatas 60%, resiko kebakaran lebih tinggi. Pembuatan hay secara konvensional memerlukan panas matahari sehingga tergantung pada kondisi cuaca. Pada umumnya untuk menghasilkan hay dengan kualitas yang tinggi minimal harus mempertemukan dua kondisi, bagian hijauan yang dipanen dengan kualitas yang bagus dan pengeringan hijauan. Dan ciri-ciri hay yang baik adalah warna hijau kekuningan, tidak banyak daun yang rusak, bentuk daun masih utuh atau jelas dan tidak kotor atau berjamur, serta tidak mudah patah bila batang dilipat dengan tangan.

5

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hay adalah Tanaman hijauan yang di awetkan dengan cara di keringkan dibawah sinar matahari kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30%. Hay yang berkualitas baik ciri-cirinya adalah warnanya hijau kekuningan dan cerah, baunya tidak tengik, tekstur/keadaan fisiknya tidak terlalu kering, sehingga tidak mudah patah, dan Tidak berjamur atau ada kontaminasi pasir, tanah dan lain-lain.

3.2 SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat di pertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

6

DAFTAR PUSTAKA

Kartadisastra, H. R. 2001. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius. Jogyakarta. Parakkasi, A . 2012. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia UI Press. Jakarta. Subekti, Endah. 2009. Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Mediagro Vol 5 NO 2 : 63-71. Sutopo, L. 2011 . Teknologi Benih. CV Rajawali, Jakarta Lubis, D,A. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta.

7

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""