Makalah Layanan Bimbingan Konseling Lanjutan

  • Uploaded by: Ahmad Gunawan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Layanan Bimbingan Konseling Lanjutan as PDF for free.

More details

  • Words: 4,324
  • Pages: 20
MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Dan Konseling (Lanjutan)

Oleh: Kelompok 2

Ahmad Gunawan

16073067

Ayu Citra Ananda

16075105

Gina Nafsiah

16078058

Nurul Rifani

16075028

Netri Rahma Yuliani 16005132 Revita Putna Sari

16075037

Siti Fauziah

16000533

Yolanda Jefrina

16075055

Yola safitri

16078092

Dosen Pembimbing: Dr. Marjohan, M.Pd.,Kons

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat serta Karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat agar kami dan rekan-rekan dapat lebih memahami tentang Jenis- Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen dan rekan-rekan kami yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Semoga Allah SWT. Membalas semua kebaikan kalian. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Padang, 2 April 2019

Penulis

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1 C. Tujuan Makalah ..................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2 A. Definisi Layanan Bimbingan dan Konseling ......................................... 2 B. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling .................................... 2 a) Layanan Bimbingan Kelompok ........................................................ 2 b) Layanan Konseling Kelompok ......................................................... 4 c) Layanan Konsultasi ........................................................................... 7 a. Pengertian layanan konsultasi ...................................................... 7 b. Tujuan Layanan konsultasi ........................................................... 8 d) Layanan Mediasi .............................................................................. 9 a. Pengertian Mediasi ....................................................................... 9 b. Tujuan Layanan Mediasi .............................................................. 10 c. Komponen Layanan Mediasi ....................................................... 10 d. Isi Layanan Mediasi ..................................................................... 11 e) Layanan Advokasi ............................................................................ 13 1. Tujuan layanan advokasi .............................................................. 14 2. Materi Layanan ............................................................................ 14 3. Komponen advokasi ..................................................................... 15 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 16 A. Kesimpulan ............................................................................................ 16 B. Saran ...................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

ii

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Pemahaman mengenai apa dan bagaimana layanan bimbingan disekolah mutlak diperlukan oleh pengawas. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi supervisi manajerial yang harus dilakukannya terhadap setiap sekolahyang berada dalam lingkup binaannya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling akan merupakan bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan. Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya di dalam masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para siswa dalam proses perkembangannya. Pemahaman terhadap masalah perkembangan dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial- kultural, pedagogis, dan psikologis.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling? 2. Apa saja jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling? C. Tujuan Makalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui definisi dari jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling. 2. Untuk memahami jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Layanan Bimbingan dan Konseling Para ahli mendefinisikan layanan bimbingan itu dengan cara yang bervariasi, namun selalu menunjukkan kepada hakikat, tujuan, dan prosedur yang serupa, yang secara ringkasnya dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Layanan bimbingan (guidance services) merupakan bantuan yang diberikan kepada individu b. Layanan bimbingan bertujuan agar yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagian secara optimal c. Dengan layanan bimbingan, kita dapat menjalani proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, perwujudan, serta penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya. Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. B. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling a) Layanan Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir atau jabatan, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan. Layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang untuk menyelenggarakan praktik pelayanan bimbingan konseling. Tugas utama pemimpin kelompok adalah :

3

a) Membentuk kelompok sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu mengembangkan dinamika kelompok, yaitu : 1. Terjadinya hubungan anggota kelompok menuju keakraban diantara mereka 2. Tumbuhnya tujuan bersama diantara anggota dalam suasana kebersamaan 3. Berkembangnya etika dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok 4. Terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota kelompok 5. Terbinanya kemandirian kelompok. b) Memimpin kelompok yang bernuasa layanan konseling melalui bahasa konseling penstukturan. c) Memberikan tahapan kegiatan konseling. d) Memberikan penilaian segera hasil konseling kelompok. e) Melakukan tindak lanjut. Secara umum, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan kerkomunikasi peserta layanan. Secara lebih khususnya layanan bimbingan konseling bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi para siswa, baik verbal maupun nonverbal. Layanan bimbingan kelompok memiliki tahap-tahap kegiatan sebagai berikut : a) Perencanaan yang mencakup kegiatan : 1. Mengidentifikasikan topik yang akan dibahas dalam layanan bimbingan konseling. 2. Membentuk kelompok. 3. Menyusun jadwal kegiatan. 4. Menetapkan prosedur layanan. 5. Menetapkan fasilitas layanan. 6. Menyiapkan kelengkapan administrasi. b) Pelaksanaan yang mencakup : 1. Mengkomunikasikan rencana layanan bimbingan kelompok. 2. Mengorganisasikan kegiatan layanan bimbingan kelompok. 3. Menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok melalui tahap-tahap : i. Pembentukan ii. Peralihan iii. Kegiatan iv. Pengakhiran

4

c) Evaluasi yang mencakup kegiatan : 1. Menetapkan materi evaluasi (apa yang akan dievaluasi). 2. Menetapkan prosedur dan standar evaluasi. 3. Menyusun instrumen evaluasi. 4. Mengoptimalkan instrumen evaluasi. 5. Mengolah hasil aplikasi instrument. d) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan : 1. Menetapkan norma atau standar analisis. 2. Melakukan analisis. 3. Menafsirkan hasil analisis. e) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan : 1. Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut 2. Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada kepala sekolah atau madrasah dan pihak-pihak lain yang terkait. 3. Mendokumentasikan laporan layanan. b) Layanan Konseling Kelompok Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan. Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok ialah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok (Prayitno dalam Vitalis, 2008:63). Kelompok bimbingan dan konseling adalah kelompok yang memiliki tujuan untuk mencapai pemahaman diri, pengarahan diri dan mengatasi hambatanhambatan perkembangan dirinya untuk mencapai perkembagan optimal dari kemampuan pribadi yang dimilikinya baik berupa bimbingan, konseling dan terapi. Menurut Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchel, kelompok konseling adalah kelompok yang sifatnya fungsional, atau berorientasi tujuan. Sebagai pemimpin kelompok yang memiliki tujuan, seorang konselor akan membagi kelompok konseling menjadi tiga tingkatan, yaitu bimbingan, konseling dan terapi.

5

1. Bimbingan Kelompok (Group Guidance) Bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu atau siswa melalui kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok ini mengacu pada aktivitas-aktivitas kelompok yang berfokus pada penyediaan informasi atau pengalaman lewat kegiatan kelompok yang terencana dan terorganisasi. Dalam bimbingan ini, kegiatan kelompoknya harus dipimpin oleh seorang konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik pelayanan bimbingan dan konseling. Contohnya bimbingan kelas oleh guru BK. 2. Konseling Kelompok (Group Counseling) Konseling kelompok adalah suatu upaya pembimbing atau konselor dalam membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Pengertian lain dari konseling kelompok adalah suatu upaya pemberian bantuan kepada individu yang mengalami masalah pribadi, melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan optimal. Dari perkembangan tersebut diharapkan tiap anggota dapat mengatasi permasalahnya. Contohnya adalah para siswa kelas XII yang sedang bingung akan melanjutkan kuliah kemana. Mereka khawatir jika terjadi salah jurusan. Dalam keadaan seperti ini, guru BK akan mengumpulkan para siswa ini menjadi sebuah kelompok yang disebut konseling kelompok. Dalam aktivitas sehari-harinya, guru BK akan mengamati satu-persatu perilaku para siswa tersebut dan memperkirakan jurusan yang cocok untuknya. Sehingga di akhir kegiatan nanti, guru BK bisa memberikan alternatif pilihan jurusan yang tepat untuk mereka. 3. Terapi Kelompok (Group Therapy) Terapi kelompok adalah suatu upaya untuk membantu individu dalam menyelesaikan masalahnya melalui serangkaian terapi dalam kelompok. Terapi kelompok dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih. Terapi kelompok merujuk kepada penyediaan terapi bagi individu yang memerlukan bantuan bagi penyesuaian diri, gangguan emosi atau hambatan perkembangan yang serius. Anggota kelompok terapi seringkali terdiri atas individu dengan gangguan mental atau emosi kronis yang membutuhkan membangun kembali kepribadian. Contohnya terapi kelompok pada korban kecanduan narkoba.

6

Tujuan konseling kelompok antara lain (Prayitno dalam Vitalis, 2008:63): a) Melatih siswa agar berani bicara dihadapan orang banyak b) Melatih siswa dapat bertoleransi dengan temannya c) Mengembangkan bakat dan minat masing-masing d) Mengentaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kelompok e) Melatih siswa untuk berani melakukan sharing dalam kelompok Tujuan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya. Melalui konseling kelompok hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi siswa diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang secara optimal (Tohirin, 2007:181). Teknik Layanan Konseling Kelompok Terdapat dua teknik layanan konseling kelompok antara lain (Tohirin, 2007:182): a. Teknik Umum (pengembangan dinamika kelompok) Secara umum, teknik-teknik yang digunakan dalam penyelenggaraan layanan konseling kelompok mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok untuk mencapai tujuan layanan. Adapun teknik-teknik tersebut secara garis besar meliputi antara lain : a) Komunikasi multi arah secara efektif dinamis dan terbuka b) Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi c) Dorongan minimal untuk memantapkan respon aktivitas anggota kelompok d) Penjelasan, pendalaman, dan pemberian memantapkan

contoh

untuk

lebih

analisis, argumentasi, dan pembahasan e) Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki

7

b. Teknik Permainan Kelompok Dalam layanan konseling kelompok dapat diterapkan teknik permainan baik sebagai sebagai selingan maupun sebagai wahana (media) yang memuat materi pembinaan tertentu. Permainan kelompok yang efektif harus memenuhi cirri-ciri sebagai berikut : a) Sederhana b) Menggembirakan c) Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan d) Meningkatkan keakraban e) Diikuti oleh semua anggota kelompok c) Layanan Konsultasi a. Pengertian layanan konsultasi Menurut Prayitno (2004: 1), ”layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor terhadap pelanggan (konsulti) yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani masalah pihak ketiga”. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti. Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti- konsulti itu menghendakinya. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 6) dijelaskan bahwa ”layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik”. Dalam program bimbingan di sekolah, Brow dkk (dalam Marsudi, 2003: 124) menegaskan bahwa ’konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa (klien), tetapi secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan oleh orang lain’. Konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

8

b. Tujuan Layanan konsultasi Tujuan umum layanan konsultasi yaitu memandirikan konsulti untuk menghadapi permasalahan pihak ketiga. Tujuan khusus: konsulti memiliki wawasan dan cara bertindak terhadap permasalahan pihak ketiga (Ifdil, 2010). Sesuai dengan maksudnya, layanan konsultasi bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap, tangguh, mandiri, serta sehat jasmani (Aminuddin Najib, 2007:8). Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno (2007:65) bahwa tujuan umum layanan konsultasi agar klien dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi dan/ atau permasalahan yang dialami pihak ketiga. Adapun tujuan khusus Layanan konsultasi adalah agar klien dapat memiliki kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu terhadap pihak ketiga dan mengentaskan maslaha yang dialami pihak ketiga (fungsi pemahaman). Pada dasarnya setiap kegiatan tidak akan terlepas dari tujuan yang ingin dicapai. ”Tujuan diberikannya bantuan yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi semua tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas” (Winkel, 2005: 32). Layanan konsultasi merupakan bagian dari layanan Bimbingan dan Konseling, maka tujuan dari layanan ini sepenuhnya akan mendukung dari tercapainya tujuan BK. Fullmer dan Bernard (dalam Marsudi, 2003: 124-125) merumuskan tujuan layanan konsultasi sebagai bagian tujuan bimbingan di sekolah adalah sebagai berikut: a. Mengambangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan administrator sekolah. b. Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi di antara orang yang penting. c. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi bermacammacam untuk menyempurnakan lingkungan belajar. d. Memperluas layanan dari para ahli. e. Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator. f. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku. g. Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua componen lingkungan belajar yang baik. h. Menggerakkan organisasi yang mandiri. Tujuan layanan konsultasi sebagaimana dikemukakan oleh Prayitno (2004: 2) adalah:

9

(1) Tujuan umum Layanan konsultasi bertujuan agar konsulti dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi dan atau permasalahan yang dialami pihak ketiga. Dalam hal ini pihak ketiga mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga itu setidaknya sebahagian menjadi tanggung jawab konsulti. (2) Tujuan khusus Kemampuan sendiri yang dimaksudkan diatas dapat berupa wawasan, pemahaman dan cara-cara bertindak yang terkait langsung dengan suasana dan atau permasalahan pihak terkait itu (fungsi pemahaman). Dengan kemampuan sendiri itu konsulti akan melakukan sesuatu (sebagai bentuk langsung dari hasil konsultasi) terhadap pihak ketiga. Dalam kaitan ini, proses konsultasi yang dilakukan konselor di sisi yang pertama, dan proses pemberian bantuan atau tindakan konsulti terhadap pihak ketiga pada sisi yang kedua, bermaksud mengentaskan masalah yang dialami pihak ketiga (fungsi pengentasan). d) Layanan Mediasi a. Pengertian Mediasi Istilah “mediasi” terkait dengan istilah “media” yang berasal dari kata “medium” yang berarti perantara. Dalam literatur Islam istilah “mediasi” sama dengan “wasilah” yang juga berarti perantara. Berdasarkan arti di atas, mediasi bisa dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengantarai atau menjadi wasilah atau menghubungkan yang semula terpisah. Juga bermakna menjalin hubungan antara dua kondisi yang berbeda dan mengadakan kontak sehingga dua pihak yang semula terpisah menjadi saling terkait. Melalui mediasi atau wasilah dua pihak yang sebelumnya terpisah menjadi saling terkait, saling mengurangi atau meniadakan jarak, saling memperkecil perbedaan sehingga jarak keduanya menjadi lebih dekat. Dengan layanan mediasi konselor berusaha mengantarai atau membangun hubungan diantara mereka, sehingga mereka menghentikan dan terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua pihak. Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.

10

b. Tujuan Layanan Mediasi Fokus layanan mediasi adalah perubahan atau kondisi awal menjadi kondisi baru dalam hubungan antara pihak-pihak yang bermasalah. Tujuan layanan mediasi dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, yakni : 1. Tujuan Umum Layanan mediasi (MED) pada umumnya bertujuan agar tercapai kondisi hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien, yaitu pihakpihak yang berselisih. 2. Tujuan khusus Secara Khusus Layanan mediasi bertujuan agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang negative (bertikai atau bermusuhan) menjadi kondisi baru (kondusif dan bersahabat) dalam hubungan antara dua belah pihak yang bermasalah. Terjadinya perubahan kondisi awal yang cenderung negatif kepada kondisi yang lebih positif . c. Komponen Layanan Mediasi Proses layanan MED melibatkan konselor dank lien, yaitu dua pihak (atau lebih) yang sedang mengalami masalah berupa ketidakcocokan diantara mereka. 1. Konselor Konselor sebagai perencana dan penyelenggara layanan MED mendalami permasalahan yang terjadi pada hubungan diantara pihak-pihak yang bertikai.Konselor membangun jembatan diatas jurang yang mengaga diantara dua pihak (atau lebih) yang sedang bermasalah itu. 2. Klien Berbeda dari layanan onseling perorangan, pada layanan mediasi konselor menghadapi klien yang terdiri dari dua pihak atau lebih, dua orang individu atau lebih, dua kelompok atau lebih, atau kombinasi sejumlah individu dan kelompok 3. Masalah klien. Masalah klien yang dibahas dalam layanan mediasi pada dasarnya adalah masalah hubungan yang terjadi diantara individu dan atau kelompokkelompok yang sedang bertikai, yang sekarang meminta bantuan konselor untuk mengatasinya. Masalah-masalah tersebut dapat berpangkal pada pertikaian atas kepemilikan sesuatu, kejadian dadakan

11

seperti perkelahian, persaingan perebutan sesuatu., perasaan tersinggung, dendam dan sakit hati., tuntutan atas hak, dsb. Pokok pangkal permasalahan tersebut menjadikan kedua belah pihak (atau lebih) menjadi tidak harmonis atau bahkan saling antagonistic yang selanjutnya dapat menimbulkan suasana eksplosif yang dapat membawa malapetaka atau bahkan korban. d. Isi Layanan Mediasi Masalah atau isi yang dibahas dalam layanan mediasi adalah hal-hal yang berkaitan dengan hubungan yang terjadi antara individu –individu (para siswa) atau kelompok-kelompok yang bertikai. Masalah-masalah tersebut dapat mencakup: a. Pertikaian atas kepemilikan sesuatu b. Kejadian dadakan (perkelahian) antara siswa atau kelompok siswa c. Perasaan tersinggung d. Dendam dan sakit hati e. Tuntutan atas hak dll. Isi atau masalah dan layanan yang dibahas dalam layanan mediasi lebih banyak berkenaan dengan masalah-masalah individu yang berhubungan dengan orang lain atau lingkungan nya (masalah sosial) Masalah-masalah yang menjadi isi layanan mediasi bukan masalah yang bersifat kriminal. Dengan perkataan lain individu atau kelompok yang menjadi klien dalam layanan mediasi, tidak sedang terlibat dalam kasus kriminal yang menjadi urusan petugas polisi. Ada dua terknik yang diterapkan dalam layanan mediasi antara lain 1. Teknik umum 1) Penerimaan Terhadap Klien dan Posisi Duduk Suasanan penerimaan harus dapat mencerminkan suasana penghormatan, keakraban, kehangatan dan keterbukaan terhadap semua calon peserta layanan, sehingga timbul suasana kondusif proses layanan mediasi. 2) Penstrukturan Melalui perstrukturan, konselor mengembangkan pemahaman peserta layanan tentang apa, mengapa, untuk apa dan bagaimana layanan mediasi itu. Dalam perstrukturan juga dikembangkan tentang pentingnya asas-

12

asas konseling dalam layanan mediasi terutama asas kerahasiaan, keterbukaan, dan kesukarelaan. Selain itu juga harus dikembangkan juga pemahaman terhadap klien bahwa konselor tidak memihak, kacuali kepada kebenaran. 3) Ajakan untuk berbicara Apabila melalui perstrukturan belum mau berbicara, konselor harus mengajak siswa agar mau membicarakanya. Ajakan berbicara dapat diawali dengan upaya konselor mencari tau adanya perselisihan yang dialami para siswa dan bagaimana konselor dapat bertemu dengan mereka. Dan teknik umum lainnya ialah sebagai berikut : a. Kontak mata, kontak psikologis, dorongan minimalis, dan teknik 3M diarahkan kepada tiap siswa yang sedang berbicara. b. Keruntutan, refleksi, dan pertanyaan terbuka disampaikan kepada pembicara dan dapat dijawab oleh peserta selain pembicara. Kehatihatian konselor sangat dituntut, terlebih apabila jawaban atas pertanyaan terbuka diberikan oleh pihak lain yang berselisih atau yang berseberangan dengan c. Penyimpulan dan penafsiran, dan konfrontasi khususnya ditujukan kepada pembicara dan secara umum boleh ditanggapi oleh peserta lainnya. d. Transferensi dan kontra transeferensi sangat mungkin muncul diantara para peserta. Oleh karena itu, konselor harus secara cerdas mengendalikan diri dalam mengemukakan kontra transferensi. e. Teknik eksperiensil diterapkan untuk memunculkan pengalamanpengalaman khusus, terutama dari peserta yang benar-benar mengalami berkenaan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam layanan mediasi. f. Strategi memfrustasikan klien (siswa) dan tiada maaf diterapkan untuk membangun semangat para peserta dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Konselor (pembimbing) harus hati-hati dalam menerapkan strategi ini agar tidak menimbulkan sikap mempertahankan diri atau sikap negatif lain nya. 2. Teknik khusus Beberapa teknik khusus yang bisa diterapkan dalam mediasi adalah : a. Informasi dan contoh pribadi, teknik ini diterapakan apabila siswa benar-benar memerlukan. Informasi harus diberikan secara jelas dan

13

objektif, sedangkan contoh pribadi harus diberikan secara sederhana dan berlebihan. b. Perumusan tujuan, pemberian contoh dan latihan bertingkah laku. Teknik ini diarahkan untuk terbentuknya tingkah laku baru, latihan bertingkah laku, khususnya cara berhubungan atau berkomunikasi dapat dilakukan melalui teknik kursi kosong. c. Nasihat, teknik ini diterapkan apabila benar- benar diperlukan. Usahakan tidak memberikan nasihat. Apabila teknik-teknik yang lain sudah diterapkan secara baik, nasihat tidak diperlukan lagi. d. Peneguhan hasrat dan kontrak, teknik ini merupakan tahap pengunci atas berbagai upaya pengubahan tingkah laku yang telah dilaksanakan. Teguhnya hasrat merupakan komitmen diri bahwa apa yang telah dilatihkan dan semua hasil layanan mediasi benar-benar dilaksanakan. Komitmen tersebut dapat disusun dalam bentuk kontrak yang realisasinya akan ditindaklanjuti oleh klien dan konselor. e) Layanan Advokasi Salah satu fungsi konseling adalah fungsi advokasi yang artinya membela hak seseorang yang tercederai. Sebagaimana diketahui bahwa setiap orang memiliki berbagai hak yang secara umumdirumuskan di dalam dokumen HAM (Hak Asasi Manusia). Berlandaskan HAM itu setiap orang memiliki hak-hak yang menjamin keberadaanya, kehidupannya dan perkembangan dirinya. Fungsi advokasi dalam konseling berupaya memberikan bantuan (oleh konselor) agar hak-hak keberadaan, kehidupan dan perkembangan orang atau individu atau klien yang bersangkutan kembali memperoleh hak-haknya yang selama ini dirampas, dihalangi, dihambat, dibatasi atau dijegal. Berikut sebuah kasus sebagai contoh. Seorang siswa SMA kelas III yang pada semester keenam studinya sedang mempersiapkan diri untuk menempuh ujian nasional (UN). Siswa ini mengalami suatu masalah pembelajaran yang dianggap cukup berat oleh guru-guru BK-nya ( yang guru BK itu tidak berlatar belakang BK), bahkan dicap “gila” oleh guru BK itu. Atas laporan guru BK, akhirnya kepala sekolah mengeluarkan surat keputusan bahwa siswa tersebut tidak diperkenankan datang kesekolah dan dilarang mengikuti UN. Contoh diatas memperlihatkan bahwa siswa yang bersangkutan dirampas hak belajarnya disekolah dan dilarang mengikuti UN. Hak untuk mencapai “puncak” studi SMA dijegal melalui putusan kepala sekolah berdasarkan laporan guru BK. Dalam hal ini, sesalah-salahnya siswa, hak-haknya tidak boleh dicabut. Untuk masalahnya itu, siswa tersebut kehilangan hak pendidikannya sehingga ia (akan) sangat dirugikan.

14

Layanan advokasi dalam konseling berusaha mengembalikan hak pendidikan/pembelajaran siswa itu sehingga keberlangsungan studi SMA-nya tidak dirugikan. 1. Tujuan layanan advokasi 1. Tujuan Umum Layanan advokasi dalam konseling bermaksud mengentaskan klien dari suasana yang menghimpit dirinya karena hak-hak yang hendak dilaksanakan terhambat dan terkekang sehingga keberadaan, kehidupan dan perkembangannya, khususnya dalam bidang pendidikan menjadi tidak lancar, terganggu, atau bahkan terhenti atau terputus. Dengan layanan advokasi yang berhasil klien akan kembali menikmati hak-haknya, yang dengan demikian klien berada kembali dalam posisi perkembangan diri (yaitu pengembangan pribadi, sosial, belajar, karier, keluarga, keagamaan, dan atau kemasyarakatan) secara positif dan progresif. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus layanan advokasi dalam konseling adalah membebaskan klien dari cengkeraman pihak tertentu yang membatasi atau bahkan menghapus hak klien dan masalah klien teratasi. Karena konseling adalah profesi dalam bidang pendidikan, maka layanan advokasi dalam konseling dilakukan berkenaan dengan hak-hak klien dalam bidang pendidikan. Di luar bidang pendidikan, layanan advokasi dapat dilaksanakan oleh konselor sepanjang pemasalahan klien masih berada dalam kewenangan konselor menanganinya. 2. Materi Layanan a) Isi atau materi layanan ADVO terfokus pada ak klien yang terkena perlakuan negatif oleh pihak atau pihak-pihak tertentu sehingga (sangat) merugikan klien. Materi tersebut bervariasi terutama kalau dilihat dari perlakuan pencederaan hak klien oleh pihak terkait. Dalam kasus diatas materi puncak ADVO adalah putusan kepala sekolah yang melarang siswa masuk sekolah dan ikut ujian. Materi terkait dengan guru BK adalah sikap dan label yang diberikan kepada siswa; materi terkait dengan guru adalah tugas untuk siswa yang terlalu amat berat, dan materi terkait dengan orang tua adalah beban orang tua terkait keputusan kepala sekolah. Dalam layanan advokasi konselor menganggap segenap materi tersebut yang mengarah kepada terselesaikannya hak siswa berkenaan kegiatan pembelajaran di sekolah dan ikut UN.

15

b) Berkenaan materi karakter-cerdas, konselor setiap kali mengangkat materi karakter-cerdas pada berbagai aspek layanan agar seluruh kegiatan layanan isinya diwarnai oleh suasana perilaku/ penampilan dengan prospektif karakter-cerdas. 3. Komponen advokasi Layanan advokasi dalam konseling dapat menyangkut komponen yang lebih bervariasi, baik berkenaan dengan person-person yang terkait maupun variasi kondisi dan keluasaan materinya. Segenap person tersebut dan kondisi materi yang ada dimanfaatkan untuk kepentingan klien.ada beberapa faktor di dalam komponen advokasi yaitu: a. Konselor Konselor sebagai pelaksana layanan advokasi dituntut untuk mampu berkomunikasi, melobi dan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari hubungan dengan pihak-pihak terkait, dan juga mengolah kondisi dan materi secara optimal. b. Korban Pelanggar Hak Korban pelanggan hak merupakan person atau individu atau klien yang menjadi “bintang” dalam layanan advokasi. Untuk klienlah segenap upaya dilaksanakan. Keputusan atau kondisi yang menerpa klien diupayakan untuk diangkat sehingga tidak lagi menimpa dan menghinggapi dirinya c. Pihak-pihak Terkait Pihak terkait pertama adalah person yang memiliki kewenangan untuk mempengaruhi terimplementasikannya hak klien. Pengaruh dari pihak yang berkewenangan itu dapat dalam kadar yang bervariasi, pengaruhnya cukup ringan atau sampai amat berat atau bahkan bersifat final.

16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan siswa dapat mencapai perkembangan yang optimal, sesuai dengan potensinya sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Sejalan dengan visi tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus membantu memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin, sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personal sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas. Kegiatan bimbingan dan konseling mencakup banyak aspek dan saling kait mengkait, sehingga tidak memungkinkan jika layanan bimbingan dan konseling hanyamenjadi tanggung jawab konselor saja. B. Saran Kita sebagai calon pendidik yang langsung bersinggungan ataupun berinteraksi dengan peserta didik, diharuskan untuk menguasai dan memahami ilmu tentang bimbingan dan konseling meskipun bukan bertindak sebagai guru BK. Dan untuk calon guru BK harus bisa mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik.

17

Daftar Pustaka Prayitno. 2012. Jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling. Padang: Foto Coppy. Tohirin. 2012.Bimbingan dan konseling.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Vitalis DS, 2008. Layanan Konseling Kelompok. Diktat Mata Kuliah Bimbingan Konseling IKIP PGRI Madiun Winkel dan Sri Hastuti, 2008. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta https://www.kompasiana.com/hidayaturrohmah/5adbf8d0dcad5b116c1080b5/jeni s-jenis-kelompok-bimbingan-dan-konseling

Related Documents


More Documents from "umi ssolihah"