5 Resume.docx

  • Uploaded by: gunawan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 5 Resume.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,208
  • Pages: 53
RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien

: Ny.N

2.Usia

: 32 tahun

3.Ruang Perawatan

: Rawat inap PKM Entikong

4.Diagnosa Medis

: Susp. Typhus Abdominalis

5.Pengkajian Fokus

:

Pada saat dikaji suami klien mengatakan isrti saya yakni Ny.N,demam sudah 4 hari dirumah,mual,muntah 5 kali, sakit kepala,lidah kotor/putih,klien tampak lemah,tidak ada nafsu makan,perut mulas Klien terlihat lemah, TTV : TD =100/60 mmHg,N = 72 x/mt,RR=20 x/mt,S = 39,5 ℃ Analisa Data : NO 1

Data Fokus DS : Suami klien mengatakan isrti saya yakni Ny.N,demam 4 hari dirumah, sakit kepala ,perut mulas DO: klien tampak lemah, lidah kotor/putih , TTV : TD =100/60 mmHg,N = 72 x/mt,RR=20 x/mt,S = 39,5 ℃

Etiologi Penyakit

Masalah Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal

2

DS : mual, DO: klien tampak lemah muntah 5 kali

Kehilangan cairan aktif

Kekurangan volume cairan

3

DS: tidak ada nafsu makan DO: Tampak lemah,muntah, TTV : TD =100/60 mmHg,N = 72 x/mt,RR=20 x/mt,S = 39,5 ℃

Penyakit yang ditandai dengan perut mulas

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pokok

6. Diagnosa Keperawatan : a. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal bd Penyakit b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pokok b.d Penyakit yang ditandai dengan perut mulas

Diagnosa Keperawatan Utama : Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif 7. Intervensi Diagnosa Utama NO/ TGL/ JAM 1/ 081218/ 10.35 WIB

Diagnosa Keperawatan Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

Tujuan dan Kriteria Hasil NOC :  Fluid balance  Hydration  Nutritional status : food and fluid intake Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kekurangan cairan teratasi,dengan Kriteria hasil :  Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB,BJ urine normal,HT normal  Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

8.

Intervensi

NIC : Fluid management  Pertahankan catatan intake dan out put yg akurat  Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa,nadi adekuat,tekanan darah ortostatik) jika diperlukan  Monitor vital sign  Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori  Kolaborasi pemberian cairan IV  Dorong masukan oral  Dorong keluarga untuk membantu klien makan  Tawarkan snack ( just buah)  Kolaborasi dengan dokter pemberian obat anti muntah  Kolaborasi dengan petugas LAB Pemeriksaan darah Malaria dan Widal

Implementasi Diagnosa Utama NO/ TGL/ JAM 1

Diagnosa Keperawatan Kekurangan volume

INPLEMENTASI

Fluid management

EVALUASI

S:

09-1218/ 10.35 WIB

cairan b.d kehilangan cairan aktif DS : Suami klien mengatakan isrti saya yakni Ny.N,demam 4 hari dirumah, sakit kepala ,perut mulas mual, tidak ada nafsu makan (1/4 porsi terhabiskan) DO : Tampak lemah, muntah 5 kai, TTV : TD =100/60 mmHg,N = 72 x/mt,RR=20 x/mt,S = 39,5 ℃

 Mempertahankan catatan intake dan out put yg akurat Memonitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa,nadi adekuat,tekanan darah ortostatik) jika diperlukan  Memonitor vital sign  Memonitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori  Kolaborasi pemberian cairan IV  Dorong masukan oral  Dorong keluarga untuk membantu klien makan  Tawarkan snack ( just buah)  Kolaborasi dengan dokter pemberian obat anti muntah  IVFD RL 30 tpm  Ondansentron 3x1 amp  Antrain 3x1 amp (Bila suhu ≥38,5℃  Ceftriaxon 2x1 gram iv  Kolaborasi dgn petugas Lab untuk pemeriksaan Malaria dan Widal

Demam berkurang ,sakit kepala berkurang,perut tidak mulas,nafsu makan membaik,mual berkurang O: RR: 20 x/menit,TD:100/70 mmHg,N; 82 x/mt, S:37,3℃,klien menghabiskan ¾ porsi makanan,muntah : tidak ada, Hasil lab belum diambi / diketahui A: Sebagian besar keluhan berkurang /Masalah sebagian teratasi P :Intervensi dilanjutkan

Entikong,09 Desember 2018 Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI NIP. 19750915 200502 1 003

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK INITIAL KLIEN UMUR JENIS KELAMIN RUANG PERAWATAN DIAGNOSA MEDIS No

Pemeriksaan Diagnostik

1

Malaria

2

Widal

: Ny.N : 32 Tahun : Perempuan : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong : Susp. Typhus Abdominalis Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Yang ke...1... kalinya Dari hasil pemeriksaan diagnostik tidak 08-12-2018 ditemukan adanya flasmodium semua jenis malaria S.typhi (O) : 1/100 08-12-2018 S.paratyphi A : 1/100 S.paratyphi B : HB200 S.paratyphi C : 1/100 S.typhi (H) S.paratyphi A S.paratyphi B S.paratyphi C

: 1/100 : 1/100 : HB/100 : 1/100

TERAPI FARMAKOLOGIS INITIAL KLIEN UMUR JENIS KELAMIN RUANG PERAWATAN DIAGNOSA MEDIS No 1

: Ny.N : 32 Tahun : Perempuan : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong : Susp. Typhus Abdominalis

Terapi Farmakologis IVFD RL 30 tpm

Naratif Indikasi

:

Ringer laktat umumnya digunakan sebagai cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen alkalisator. Obat ini juga diberikan untuk meringankan beberapa kondisi, diantaranya adalah:      

Tetani hipokalsemik. Ketidakseimbangan elektrolit tubuh. Diare. Luka bakar. Gagal ginjal akut. Kadar natrium rendah.

    

Kekurangan kalium. Kekurangan kalsium. Kehilangan banyak darah dan cairan. Hipertensi. Aritmia (gangguan irama jantung).

  



Kontra Indikasi : Alergi terhadap sodium laktat. Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan dengan ceftriaxone pada bayi baru lahir (< 28 hari), meskipun diberikan dari jalur infus yang terpisah. Pemberian bersamaan dapat meningkatkan risiko fatal pengendapan garam kalsium ceftriaxone pada bayi. Demikian juga pada anak-anak > 28 hari dan orang dewasa pemberian ringer laktat dengan ceftriaxone bersamaan dari satu selang infus tidak dianjurkan. Jika satu selang infus digunakan bergantian, selang sebelumnya harus dibersihkan dengan cairan lain Efek Samping :  Nyeri dada.  Detak jantung tidak normal.  Turunnya tekanan darah.  Kesulitan bernapas.  Batuk.  Bersin-bersin.  Ruam kulit.  Gatal pada kulit.  Sakit kepala.

2

Ondansentron 3x1 amp

Indikasi

: Ondansetron adalah obat yang digunakan untuk mencegah serta mengobati mual dan muntah yang disebabkan oleh efek samping kemoterapi, radioterapi, atau operasi

Kontra Indikasi : Hipersensitivitas pada Ondansetron adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai tambahan, Ondansetron tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:  Gangguan ginjal dan fungsi hati  Laktasi  hipersensitivitas  keganasan lambung  kehamilan 

Efek Samping :        

Antrain 3x1 amp

Indikasi

Sakit kepala dan pusing. Mudah mengantuk. Kepanasan. Pusing ketika berdiri. Mudah lelah. Konstipasi. Sakit perut. .

:

Antrain merupakan obat anti nyeri dan anti demam yang mengandung natrium metamizole 500 mg dalam sediaan tablet ataupun injeksi (ampul). Metamizole atau dipiron merupakan anti nyeri kuat dan anti demam, metamizole dapat memberikan efek dua hingga empat kali lebih efektif dibandingkan ibuprofen atau parasetamol. Pengunaan metamizole dapat menurunkan demam secara signifikan dan dapat mempertahankan suhu tubuh dalam waktu yang lebih lama dibandingkan ibuprofen. Natrium metamizole merupakan turunan dari metansulfonat yang berasal dari aminoprin. Cara kerja natrium metamizole adalah dengan menghambat rangsangan nyeri pada susunan saraf pusat dan perifer. Penggunaan natrium metamizole diindikasikan pada pasien dengan rasa nyeri hebat, seperti pasien yang baru menjalankan operasi, pasien dengan nyeri kolik. Sebaiknya pemberian natrium metamizole tidak diberikan pada nyeri yang disebabkan karena proses peradangan seperti rematik, nyeri pinggang bawah, maupun gejala flu. Kontra Indikasi : Penggunaan natrium metamizole dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan menyusui, pasien bertekanan darah rendah (sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3 bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati berat, serta gangguan pembekuan darah / kelainan darah. Efek Samping : Penggunaan natrium metamizole dapat menimbulkan ruam pada kulit. Risiko

penggunaan metamizole yang berbahaya adalah agranulositosis atau pemecahan sel darah putih non-granul, risiko ini meningkat dengan penggunaan jangka panjang. Mengkonsumsi metamizole dan alcohol secara bersamaan dapat menimbulkan lelah/fatigue yang muncul dengan cepat dan bertahan lama. Pemberian natrium metamizole pada pasien yang mengkonsumsi Chlorpramazine harus diberikan secara seksama karena dapat menimbulkan hipotermia. Ceftriaxon 2x1 gram iv

Indikasi

:

Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas antibiotik bernama cephalosporin yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja pada infeksi virus seperti pilek dan flu. Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu, konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi dokter. Obat ini mungkin juga hanya digunakan sebelum prosedur gigi pada pasien dengan kondisi jantung tertentu (misalnya katup jantung buatan) untuk mencegah infeksi serius di jantung (bacterial endocarditis). Kontra Indikasi : Penggunaan natrium metamizole dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan menyusui, pasien bertekanan darah rendah (sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3 bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati berat, serta gangguan pembekuan darah / kelainan darah. Efek Samping : Efek samping paling umum dari obat antibiotik ceftriaxone adalah:    

Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat suntikan Reaksi alergi Mual atau muntah Sakit perut

   

Sakit kepala atau pusing Lidah sakit atau bengkak Berkeringat Vagina gatal atau mengeluarkan cairan

TERAPI NON FARMAKOLOGIS INITIAL KLIEN UMUR JENIS KELAMIN RUANG PERAWATAN DIAGNOSA MEDIS No 1

: Ny.N : 32 Tahun : Perempuan : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong : Susp. Typhus Abdominalis

Terapi Non Farmakologis a)Tirah baring (Sakinah dan Indria, 2016)

Naratif a)Dilakukan sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih sampai b)Diet lunak rendah serat (Sakinah dan 14 hari Indria, 2016) b) Asupan serat maksimal 8 gram/hari, menghindari susu, daging berserat kasar, lemak, terlalu manis, c)Menjaga kebersihan (Upadhyay, et al., asam, berbumbu tajam serta diberikan 2015) dalam porsi kecil. c)Tangan harus dicuci sebelum menangani makanan, selama persiapan makan, dan setelah menggunakan toilet.

RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien

: Ny.T

2.Usia

: 42 tahun

3.Ruang Perawatan

: Rawat inap PKM Entikong

4.Diagnosa Medis

: Susp. typhoid

5.Pengkajian Fokus

:

Pada saat dikaji suami klien mengatakan isrti saya yakni Ny.T, demam sudah 2 hari dirumah, lidah kotor/putih ,muntah 6 kali, pusing, ,klien tampak lemah,tidak ada nafsu makan,perut nyeri, Klien terlihat lemah, TTV : TD =90/60 mmHg,N = 68 x/mt,RR=20 x/mt,S = 38,5 ℃ Analisa Data : NO 1

2

3

Data Fokus DS : Suami klien mengatakan isrti saya yakni Ny.T,demam 2 hari dirumah, pusing ,perut nyeri, DO: klien tampak lemah, lidah kotor/putih ,muntah 6 kali TTV : TD =90/60 mmHg,N = 68 x/mt,RR=20 x/mt,S = 38,5 ℃ DS : mual, DO:klien tampak lemah muntah 6 kali DS: tidak ada nafsu makan DO: Tampak lemah,muntah, TTV : TD =90/60 mmHg,N = 68 x/mt,RR=20 x/mt,S = 38,5 ℃

Penyakit

Etiologi

Masalah Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal

Kehilangan cairan aktif

Kekurangan volume cairan

Penyakit yang ditandai dengan perut nyeri

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pokok

6.Diagnosa Keperawatan : a. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal bd Penyakit b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pokok b.d Penyakit yang ditandai dengan perut nyeri Diagnosa Keperawatan Utama : Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

Intervensi Diagnosa Utama NO TGL 1

Diagnosa Keperawatan Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

091218 Jam: 13,05 WIB

8.

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

NOC :  Fluid balance  Hydration  Nutritional status : food and fluid intake Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kekurangan cairan teratasi,dengan Kriteria hasil :  Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB,BJ urine normal,HT normal  Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

NIC : Fluid management  Pertahankan catatan intake dan out put yg akurat  Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa,nadi adekuat,tekanan darah ortostatik) jika diperlukan  Monitor vital sign  Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori  Kolaborasi pemberian cairan IV  Dorong masukan oral  Dorong keluarga untuk membantu klien makan  Tawarkan snack ( just buah)  Kolaborasi dengan dokter pemberian obat anti muntah  Kolaborasi dengan petugas LAB Pemeriksaan darah Malaria dan Widal

Implementasi Diagnosa Utama NO TGL 1 10-122018 JAM 13.05 WIB

Diagnosa Keperawatan Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif DS : Suami klien mengatakan isrti saya yakni Ny.T,demam 2 hari dirumah, pusing ,perut nyeri, tidak ada nafsu makan DO :

INPLEMENTASI

EVALUASI

Fluid management  Mempertahankan catatan intake dan out put yg akurat Memonitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa,nadi adekuat,tekanan darah ortostatik) jika diperlukan  Memonitor vital sign  Memonitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori  Kolaborasi pemberian

S: Demam berkurang berkurang,sakit kepala berkurang,perut tidak mulas,nafsu makan membaik,mual berkurang O: RR: 20 x/menit,TD:100/70 mmHg,N; 82 x/mt, S:37,3℃,klien menghabiskan ¾ porsi makanan,muntah :tidak ada, Hasil lab belum diambi / diketahui A:

klien tampak lemah, lidah kotor/putih ,muntah 6 kali TTV : TD =90/60 mmHg,N = 68 x/mt,RR=20 x/mt,S = 38,5 ℃

cairan IV  Dorong masukan oral  Dorong keluarga untuk membantu klien makan  Tawarkan snack ( just buah)  Kolaborasi dengan dokter pemberian obat anti muntah  IVFD RL 30 tp  Ondansentron 3x1 amp  Antrain 3x1 amp (Bila suhu ≥38,5℃  Ceftriaxon 2x1 gram iv PO : Paracetamol 3x500 mg Roborantia 2 x 1 tab  Kolaborasi dgn petugas Lab untuk pemeriksaan Malaria dan Widal

Sebagian besar keluhan berkurang /Masalah sebagian teratasi P :Intervensi dilanjutkan

Entikong,10 Desember 2018 Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI NIP. 19750915 200502 1 003

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK INITIAL KLIEN UMUR JENIS KELAMIN RUANG PERAWATAN DIAGNOSA MEDIS No

Pemeriksaan Diagnostik

1

Malaria

2

Widal

: Ny.T : 42 Tahun : Perempuan : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong : Susp. Typhus Abdominalis Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Yang ke...1... kalinya Dari hasil pemeriksaan diagnostik tidak 09-12-2018 ditemukan adanya flasmodium semua jenis malaria S.typhi (O) : 1/0 09-12-2018 S.paratyphi A : 1/0 S.paratyphi B : HB/300 S.paratyphi C : 1/100 S.typhi (H) S.paratyphi A S.paratyphi B S.paratyphi C

: 1/0 : 1/0 : HB/100 : 1/0

TERAPI FARMAKOLOGIS INITIAL KLIEN UMUR JENIS KELAMIN RUANG PERAWATAN DIAGNOSA MEDIS No 1

: Ny.T : 42 Tahun : Perempuan : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong : Susp. Typhus Abdominalis

Terapi Farmakologis IVFD RL 30 tpm

Naratif Indikasi

:

Ringer laktat umumnya digunakan sebagai cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen alkalisator. Obat ini juga diberikan untuk meringankan beberapa kondisi, diantaranya adalah:     

Tetani hipokalsemik. Ketidakseimbangan elektrolit tubuh. Diare. Luka bakar. Gagal ginjal akut.

     

Kadar natrium rendah. Kekurangan kalium. Kekurangan kalsium. Kehilangan banyak darah dan cairan. Hipertensi. Aritmia (gangguan irama jantung).

  



Kontra Indikasi : Alergi terhadap sodium laktat. Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan dengan ceftriaxone pada bayi baru lahir (< 28 hari), meskipun diberikan dari jalur infus yang terpisah. Pemberian bersamaan dapat meningkatkan risiko fatal pengendapan garam kalsium ceftriaxone pada bayi. Demikian juga pada anak-anak > 28 hari dan orang dewasa pemberian ringer laktat dengan ceftriaxone bersamaan dari satu selang infus tidak dianjurkan. Jika satu selang infus digunakan bergantian, selang sebelumnya harus dibersihkan dengan cairan lain Efek Samping :  Nyeri dada.  Detak jantung tidak normal.  Turunnya tekanan darah.  Kesulitan bernapas.  Batuk.  Bersin-bersin.  Ruam kulit.  Gatal pada kulit.  Sakit kepala.

2

Ondansentron 3x1 amp

Indikasi

:

Ondansetron adalah obat yang digunakan untuk mencegah serta mengobati mual dan muntah yang disebabkan oleh efek samping kemoterapi, radioterapi, atau operasi

Kontra Indikasi : Hipersensitivitas pada Ondansetron adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai tambahan, Ondansetron tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:  Gangguan ginjal dan fungsi hati  Laktasi  hipersensitivitas  keganasan lambung  kehamilan 

Efek Samping :       

3

Antrain 3x1 amp

Indikasi

Sakit kepala dan pusing. Mudah mengantuk. Kepanasan. Pusing ketika berdiri. Mudah lelah. Konstipasi. Sakit perut.

:

Antrain merupakan obat anti nyeri dan anti demam yang mengandung natrium metamizole 500 mg dalam sediaan tablet ataupun injeksi (ampul). Metamizole atau dipiron merupakan anti nyeri kuat dan anti demam, metamizole dapat memberikan efek dua hingga empat kali lebih efektif dibandingkan ibuprofen atau parasetamol. Pengunaan metamizole dapat menurunkan demam secara signifikan dan dapat mempertahankan suhu tubuh dalam waktu yang lebih lama dibandingkan ibuprofen. Natrium metamizole merupakan turunan dari metansulfonat yang berasal dari aminoprin. Cara kerja natrium metamizole adalah dengan menghambat rangsangan nyeri pada susunan saraf pusat dan perifer. Penggunaan natrium metamizole diindikasikan pada pasien dengan rasa nyeri hebat, seperti pasien yang baru menjalankan operasi, pasien dengan nyeri kolik. Sebaiknya pemberian natrium metamizole tidak diberikan pada nyeri yang disebabkan karena proses peradangan seperti rematik, nyeri pinggang bawah, maupun gejala flu. Kontra Indikasi : Penggunaan natrium metamizole dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan menyusui, pasien bertekanan darah rendah (sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3 bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati berat, serta gangguan pembekuan darah / kelainan darah.

Efek Samping : Penggunaan natrium metamizole dapat menimbulkan ruam pada kulit. Risiko penggunaan metamizole yang berbahaya adalah agranulositosis atau pemecahan sel darah putih non-granul, risiko ini meningkat dengan penggunaan jangka panjang. Mengkonsumsi metamizole dan alcohol secara bersamaan dapat menimbulkan lelah/fatigue yang muncul dengan cepat dan bertahan lama. Pemberian natrium metamizole pada pasien yang mengkonsumsi Chlorpramazine harus diberikan secara seksama karena dapat menimbulkan hipotermia. 4

Ceftriaxon 2x1 gram iv

Indikasi

:

Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas antibiotik bernama cephalosporin yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja pada infeksi virus seperti pilek dan flu. Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu, konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi dokter. Obat ini mungkin juga hanya digunakan sebelum prosedur gigi pada pasien dengan kondisi jantung tertentu (misalnya katup jantung buatan) untuk mencegah infeksi serius di jantung (bacterial endocarditis). Kontra Indikasi : Penggunaan natrium metamizole dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan menyusui, pasien bertekanan darah rendah (sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3 bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati berat, serta gangguan pembekuan darah / kelainan darah. Efek Samping : Efek samping paling umum dari obat antibiotik ceftriaxone adalah: 

Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat suntikan

      

5

Roborantia / B.Complek

Reaksi alergi Mual atau muntah Sakit perut Sakit kepala atau pusing Lidah sakit atau bengkak Berkeringat Vagina gatal atau mengeluarkan cairan

Indikasi :  

Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin B Kompleks. Kurang nafsu makan.

Kontra Indikasi : Hipersensitivitas pada Vitamin B Complex Tablet adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai tambahan, Vitamin B Complex Tablet tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:  Diabetes mellitus  Kepekaan  Penyakit kulit  aritmia jantung  gangguan ginjal atau hati  hipersensitivitas  hipertiroidisme  infark miokard akut  kehamilan  perokok sesekali  ulkus peptikum aktif Efek Saming : Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi dari semua bahan-bahan konstitusi Vitamin B Complex Tablet. Ini bukanlah daftar yang komprehensif. Efek-efek samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi. Beberapa efek samping ini langka tetapi serius.  Sakit dada  Sakit dada  Nafas yg sulit  Haus meningkat  Mulut kering  Tingkat gula darah meningkat  Penglihatan kabur  Ruam

 Ketinggian di tes fungsi hati

         

Sensasi rasa hangat; Reaksi alergi; Kebiruan; Berkeringat berlebih; Rasa lelah; Bengkak kulit; Gatal kulit, bentol-bentol; Mual, muntah; Kulit mati rasa; Urine berwarna oranye.

TERAPI NON FARMAKOLOGIS INITIAL KLIEN UMUR JENIS KELAMIN RUANG PERAWATAN DIAGNOSA MEDIS No 1

: Ny.T : 42 Tahun : Perempuan : Ruang Rawat Inap Puskesmas Entikong : Susp. Typhus Abdominalis

Terapi Non Farmakologis a)Tirah baring (Sakinah dan Indria, 2016)

Naratif a)Dilakukan sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih sampai 14 hari b)Diet lunak rendah serat (Sakinah dan b) Asupan serat maksimal 8 gram/hari, Indria, 2016) menghindari susu, daging berserat kasar, lemak, terlalu manis, asam, berbumbu tajam serta diberikan dalam porsi kecil. c)Menjaga kebersihan (Upadhyay, et al., c)Tangan harus dicuci sebelum menangani 2015) makanan, selama persiapan makan, dan setelah menggunakan toilet.

RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien

: Nn.K

2.Usia

: 17 tahun

3.Alamat

: Punti Tapau

3.Ruang Perawatan

: Rawat Inap Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: Asma persisten sedang

5.Pengkajian Fokus

:

Keluarga mengatakan Nn.K sesak dirumah sudah 3 hari ,batuk dan dahak tidak dapat keluar , tampak sesak napas, susah mengel uarkan dahak, TTV : TD=130/90 mmHg,Nadi=96 x/menit ,RR: 30x/menit, , S= 36,5℃,nafsu makan berkurang 3 hari ( BB sebelum sakit:50 kg sekarang 47 kg ) Analisa Data : NO 1

2

3

Data Fokus DS: Keluarga mengatakan Nn.K sesak dirumah sudah 3 hari,b atuk dan dahak tidak dapat keluar DO: Pasien tampak sesak napas, susah mengel uarkan dahak, RR: 30 x/menit DS: pasien mengat akan sesak DO: Pasien tampak sesak,g elisah, nadi 110 kali per menit DS: Tidak nafsu makan 3 hari DO: BB sebelum sakit:50 kg sekarang 47 kg

Etiologi Ketidak mampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013)

Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Gangguan suplai oksigen (Nanda, 2013).

Gangguan pertukaran gas berhubungan

Intake nutrisi yang tidak adekuat akibat nafsu makan menurun (Nanda, 2013).

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013) 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (Nanda, 2013). 3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat nafsu makan menurun (Nanda, 2013). 4.

6.

Diagnosa Keperawatan Utama : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013)

7. NO TGL 1

Intervensi Diagnosa Utama

Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan napas 11- berhubungan dengan 12- ketidak mampuan 18 untuk mengeluarkan sekresi pada jalan 09,05 napas (Nanda, 2013) WIB

Tujuan dan ( NOC ) Kriteria Hasil Respiratory status :

Intervensi (NIC ) Airway Management :

Airway Patency : 1. Posisikan pasien untuk Setelah dilakukan asuhan memaksimalkan ventilasi keperawatan selama 1 x 24 2.Auskultasi suara nafas , catat jam diharapkan lendir dapat adanya suara nafas tambahan keluar dan sesak nafas 3. Berikan bronkodilator bila berkurang perlu 4. Anjurkan pasien minum air Dengan indicator : hangat menunjukkan jalan nafas paten ( klien tidak merasa tercekik , irama nafas , frekuensi pernafasan dalam rentang normal , tidak ada suara nafas abnormal )

8. NO TGL 1 121218 JAM 0910 WIB

Implementasi Diagnosa Utama dan Evaluasi DATA/ MASALAH DS : Keluarga mengatakan Nn.K sesak dirumah sudah 3 hari,b atuk dan dahak tidak dapat keluar DO: Pasien tampak sesak , susah mengel uarkan dahak, RR: 30 x/menit,TD:110/70 mmHg,N; 80 x/mt, S:36,5℃

INPLEMENTASI Airway Management : 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 2.Auskultasi suara nafas , catat adanya suara nafas tambahan 3. Berikan bronkodilator bila perlu 4. Anjurkan pasien minum air hangat Kolaborasi dengan dokter : 1.nebulizer :combiven 3x1 vial 2.ceftriaxon 2 x 1 gram iv 3.IVFD RL 20 tpm PO : Salbutamol 3 x 4 mg Ambroxol 3 x 30 mg

EVALUASI S: Klien mengatakan sesak berkurang,batuk berkurang,dahak bisa keluar O: RR: 25 x/menit,TD:110/70 mmHg,N; 82 x/mt, S:36,7℃ A: Sesak mulai berkurang/Masalah sebagian teratasi P :Intervensi dilanjutkan

Entikong,12 Desember 2018 Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI NIP. 19750915 200502 1 003

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.Initial Klien

: Nn.K

2.Usia

: 17 tahun

3.Alamat

: Punti Tapau

3.Ruang Perawatan

: Rawat Inap Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: Asma persisten sedang

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Tidak dilakukan karena keterbatasan sarana dan prasarana

No

Pemeriksaan Diagnostik

Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Yang ke...1... kalinya

1 2

TERAPI FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien

: Nn.K

2.Usia

: 17 tahun

3.Alamat

: Punti Tapau

3.Ruang Perawatan

: Rawat Inap Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: Asma persisten sedang

No 1

Terapi Farmakologis IVFD RL 20 tpm

Naratif Indikasi

:

Ringer laktat umumnya digunakan sebagai cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen alkalisator. Obat ini juga diberikan untuk meringankan beberapa kondisi, diantaranya adalah:  Tetani hipokalsemik.  Ketidakseimbangan elektrolit tubuh.  Diare.

       

Luka bakar. Gagal ginjal akut. Kadar natrium rendah. Kekurangan kalium. Kekurangan kalsium. Kehilangan banyak darah dan cairan. Hipertensi. Aritmia (gangguan irama jantung).

  



Kontra Indikasi : Alergi terhadap sodium laktat. Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan dengan ceftriaxone pada bayi baru lahir (< 28 hari), meskipun diberikan dari jalur infus yang terpisah. Pemberian bersamaan dapat meningkatkan risiko fatal pengendapan garam kalsium ceftriaxone pada bayi. Demikian juga pada anak-anak > 28 hari dan orang dewasa pemberian ringer laktat dengan ceftriaxone bersamaan dari satu selang infus tidak dianjurkan. Jika satu selang infus digunakan bergantian, selang sebelumnya harus dibersihkan dengan cairan lain Efek Samping :  Nyeri dada.  Detak jantung tidak normal.  Turunnya tekanan darah.  Kesulitan bernapas.  Batuk.  Bersin-bersin.  Ruam kulit.  Gatal pada kulit.  Sakit kepala.

2

Combiven

Indikasi

:

Combivent adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit saluran pernapasan, seperti PPOK atau asma. Obat ini juga diindikasikan untuk perawatan penyumbatan hidung, radang selaput lendir dan bronkospasme. Obat ini memiliki kandungan albuterol atau salbutamol sulfat dan ipratropium bromida. Combivent memiliki cara kerja dengan membuka saluran udara ke paru-paru serta melakukan relaksasi atau mengendurkan otot-otot pada saluran napas.

Kontra Indikasi : Ipratropium bromide dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap ipratropium bromide, penggunaan bersamaan dengan obat golongan atropin dan turunannya, obstruksi hipertrofikardiomiopati, dan takiaritmia.[4,7] Efek Samping : Combivent mungkin memunculkan efek samping sebagai berikut:      

Sakit kepala Pusing Rasa mual mulut kering Tremor Gejala pilek seperti bersin, hidung tersumbat, batuk-batuk dan sakit tenggorokan Tidak semua orang mengalami efek samping saat menggunakan obat ini. Mungkin juga ada beberapa efek samping yang belum disebutkan di atas.

Salbutamol tab

Indikasi

:

albutamol atau albuterol adalah obat golongan beta-adrenergik yang berfungsi melebarkan saluran napas, sehingga diindikasikan untuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik (bronkitis kronik dan emfisema). Obat ini dapat meredakan gejala asma ringan, sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan serangan asma. Kontra Indikasi : Salbutamol tidak boleh digunakan untuk penderita gangguan jantung dengan nadi cepat. Selain itu, salbutamol tidak boleh digunakan pada penderita abortus yang mengancam selama kehamilan trimester 1 dan 2 serta penanganan persalinan prematur. Efek Samping : Efek samping yang paling sering ditemui adalah tremor (getaran pada jari – jari yang tidak dapat dikendalikan), rasa gugup, dan kesulitan tidur. Efek samping yang lebih jarang antara lain mual, demam, muntah, sakit kepala, pusing, batuk, keram otot, reaksi alergi,

mimisan, peningkatan napsu makan, mulut kering, dan berkeringat. Indikasi :

Ceftriaxon 2x1 gram iv

Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas antibiotik bernama cephalosporin yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja pada infeksi virus seperti pilek dan flu. Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu, konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi dokter. Obat ini mungkin juga hanya digunakan sebelum prosedur gigi pada pasien dengan kondisi jantung tertentu (misalnya katup jantung buatan) untuk mencegah infeksi serius di jantung (bacterial endocarditis). Kontra Indikasi : Penggunaan natrium metamizole dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan menyusui, pasien bertekanan darah rendah (sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3 bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati berat, serta gangguan pembekuan darah / kelainan darah. Efek Samping : Efek samping paling umum dari obat antibiotik ceftriaxone adalah:        

Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat suntikan Reaksi alergi Mual atau muntah Sakit perut Sakit kepala atau pusing Lidah sakit atau bengkak Berkeringat Vagina gatal atau mengeluarkan cairan

Ambroxol

Indikasi : Ambroksil dikenal sebagai obat batuk, khusus untuk batuk berdahak dimana pasien merasa lendir terlalu kental sehingga sulit dikeluarkan. Karena sifatnya yang dapat mengencerkan lendir, ambroksol disebut sebagai agen mukolitik. Ambroksil bekerja dengan cara memecah lapisan lendir sehingga lendir menjadi lebih tipis dan berkurang kekentalannya. Obat ini mulai bekerja 30 menit setelah dikonsumsi. Selain untuk batuk berdahak, ambroksol juga diindikasikan untuk penyakit atau keadaan berikut: 1. Bronkitis (radang saluran napas bagian bawah); 2. Asma disertai bronkritis; 3. Mengurangi rasa nyeri pada sakit menelan (radang tenggorokan). Kontra Indikasi : Ambroksol adalah obat yang cukup aman dan tidak ada kontraindikasi. Namun sejumlah penelitian menunjukkan ambroksol harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan sakit maag yang cukup berat. Ambroksol juga harus digunakan secara hati-hati pada wanita hamil trimester pertama (usia kandungan 1-12 minggu). Efek Samping : Ambroksol memiliki efek samping yang ringan dan jarang terjadi. Efek samping yang pernah dilaporkan adalah rasa mual, muntah, nyeri perut. Karena sifatnya mengencerkan dahak dan lendir, ambroksol dapat menyebabkan pilek seolah-olah menjadi bertambah banyak lendirnya.

TERAPI NON FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien

: Nn.K

2.Usia

: 17 tahun

3.Alamat

: Punti Tapau

3.Ruang Perawatan

: Rawat Inap Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: Asma persisten sedang

No 1

Terapi Non Farmakologis Edukasi Edukasi kepada pasien maupun keluarga perlu diberikan.

Naratif a) a.1.) Meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma sendiri), a.2.) Meningkatkan ketrampilan (kemampuan dalam penanganan asma sendiri/asma mandir), a.3.) Meningkatkan kepuasan dan rasa percaya diri pasien, b) Pengukuran Peak Flow Meter) a.4.) Meningkatkan kepatuhan dan penanganan mandiri, a.5.) Membantu pasien dan keluarga agar c ) Identifikasi dan mengendalikan faktor dapat melakukan penatalaksanaan dan pencetus, mengontrol asma. d.) Pemberian oksigen, e.) Banyak minum untuk menghindari b.1) ) Penanganan serangan akut di instalasi dehidrasi terutama pada anak-anak gawat darurat, klinik, praktek dokter dan oleh f.) Kontrol secara teratur, pasien di rumah, g.) Pola hidup sehat dapat dilakukan b.2) Pemantauan berkala di rawat jalan, klinik dengan penghentian merokok, dan praktek dokter, h.) Menghindari kegemukan, b.3) Pemantauan sehari-hari di rumah, i.) Kegiatan fisik misalnya senam asma. idealnya dilakukan pada asma persisten usia > 5 tahun, terutama bagi pasien setelah perawatan di rumah sakit, pasien yang sulit/tidak mengenal perburukan melalui gejala padahal beresiko tinggi untuk mendapat serangan yang mengancam jiwa.

RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien

: Tn.Y

2.Usia

: 65 tahun

3.Alamat

: Batas,Entikong

3.Ruang Perawatan

: Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: PPOK Eksase

rbasi Akut dengan Infeksi Sekunder 5.Pengkajian Fokus

:

Keluarga mengatakan Tn.Y, Batuk, sesak ±2 hari ,dahak berwarna putih, TTV : TD=130/90 mmHg,N=82 x/mt,S=36,7℃,RR=30 x/mt, tidak bisa tidur K/U : tampak sesak napas, susah mengel uarkan dahak Analisa Data : NO 1

2

3

Data Fokus DS: Keluarga mengatakan Tn.Y, Batuk, sesak ±2 hari , susah mengel uarkan dahak, DO: K/U : tampak sesak napas, dahak berwarna putih, TTV : TD=130/90 mmHg,N=82 x/mt,S=36,7℃,RR=30 x/mt

Etiologi Ketidak mampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013)

DS: Keluarga mengatakan Tn.Y Proses penyakit tidak bisa tidur DO: Pasien tampak sesak, batuk DS: Dispneu Keluarga mengatakan Tn.Y sesak ±2 hari RR=30 x/mt

Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penyakit Intoleransi aktifitas

Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013) 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penyakit 3. Intoleransi aktifitas berhubungan Dispneu

6.

Diagnosa Keperawatan Utama : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013)

7. NO TGL 1 111218

Intervensi Diagnosa Utama

Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk mengeluarkan JAM sekresi pada jalan 10.10 napas (Nanda, 2013) WIB

Tujuan dan ( NOC ) Kriteria Hasil Respiratory status :

Intervensi (NIC ) Airway Management :

Airway Patency : 1. Posisikan pasien untuk Setelah dilakukan asuhan memaksimalkan ventilasi keperawatan selama 1 x 24 2.Auskultasi suara nafas , catat jam diharapkan lendir dapat adanya suara nafas tambahan keluar dan sesak nafas 3. Berikan bronkodilator bila berkurang perlu 4. Anjurkan pasien minum air Dengan indicator : hangat menunjukkan jalan nafas paten ( klien tidak merasa tercekik , irama nafas , frekuensi pernafasan dalam rentang normal , tidak ada suara nafas abnormal )

8.

Implementasi Diagnosa Utama dan Evaluasi

NO TGL 1 12-12-18 JAM 10.10 WIB

DIAGNOSA KEPERWATAN Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas (Nanda, 2013) DS: Keluarga mengatakan Tn.YS, Batuk, sesak ±2 hari , susah mengel uarkan dahak,tidak bisa tidur DO: K/U : tampak sesak napas, dahak berwarna putih, TTV : TD=130/90 mmHg,N=82 x/mt,S=36,7℃,RR=30 x/mt

INPLEMENTASI Airway Management :  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi  Auskultasi suara nafas , catat adanya suara nafas tambahan  Berikan bronkodilator bila perlu  Anjurkan pasien minum air hangat Kolaborasi dengan dokter : 1.nebulizer :Combiven 1 vial 2.ceftriaxon 2 x 1 gram iv PO : Salbutamol 3 x 4 mg Ambroxol 3 x 30 mg

EVALUASI S: Klien mengatakan sesak berkurang,batuk berkurang,dahak bisa keluar O: RR: 25 x/menit,TD:110/70 mmHg,N; 82 x/mt, S:36,7℃ A: Sesak mulai berkurang/Masalah sebagian teratasi P :Intervensi dilanjutkan

Entikong,12 Desember 2018 Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI NIP. 19750915 200502 1 003

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.Initial Klien

: Tn.Y

2.Usia

: 65 tahun

3.Alamat

: Batas,Entikong

3.Ruang Perawatan

: Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: PPOK Eksaserbasi Akut dengan Infeksi Sekunder

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG Tidak dilakukan karena keterbatasan sarana prasarana No

Pemeriksaan Diagnostik

Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Yang ke...1... kalinya

TERAPI FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien

: Tn.Y

2.Usia

: 65 tahun

3.Alamat

: Batas,Entikong

3.Ruang Perawatan

:Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: PPOK Eksaserbasi Akut dengan Infeksi Sekunder

No 1

Terapi Farmakologis Combiven

Naratif Indikasi

:

Combivent adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit saluran pernapasan, seperti PPOK atau asma. Obat ini juga diindikasikan untuk perawatan penyumbatan hidung, radang selaput lendir dan bronkospasme. Obat ini memiliki kandungan albuterol atau salbutamol sulfat dan ipratropium bromida. Combivent memiliki cara kerja dengan membuka saluran udara ke paru-paru serta melakukan relaksasi atau mengendurkan otot-otot pada saluran napas.

Kontra Indikasi : Ipratropium bromide dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap ipratropium bromide, penggunaan bersamaan dengan obat golongan atropin dan turunannya, obstruksi hipertrofikardiomiopati, dan takiaritmia.[4,7] Efek Samping : Combivent mungkin memunculkan efek samping sebagai berikut:      

Sakit kepala Pusing Rasa mual mulut kering Tremor Gejala pilek seperti bersin, hidung tersumbat, batuk-batuk dan sakit tenggorokan Tidak semua orang mengalami efek samping saat menggunakan obat ini. Mungkin juga ada beberapa efek samping yang belum disebutkan di atas.

2

Salbutamol

Indikasi

:

albutamol atau albuterol adalah obat golongan beta-adrenergik yang berfungsi melebarkan saluran napas, sehingga diindikasikan untuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik (bronkitis kronik dan emfisema). Obat ini dapat meredakan gejala asma ringan, sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan serangan asma. Kontra Indikasi : Salbutamol tidak boleh digunakan untuk penderita gangguan jantung dengan nadi cepat. Selain itu, salbutamol tidak boleh digunakan pada penderita abortus yang mengancam selama kehamilan trimester 1 dan 2 serta penanganan persalinan prematur. Efek Samping : Efek samping yang paling sering ditemui adalah tremor (getaran pada jari – jari yang tidak dapat dikendalikan), rasa gugup, dan kesulitan tidur. Efek samping yang lebih jarang antara lain mual, demam, muntah, sakit kepala, pusing, batuk, keram otot, reaksi alergi,

3

mimisan, peningkatan napsu makan, mulut kering, dan berkeringat. Indikasi :

Ceftriaxon 2x1 gram iv

Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas antibiotik bernama cephalosporin yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja pada infeksi virus seperti pilek dan flu. Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan meningkatkan risiko terkena infeksi yang kebal dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu, konsumsi obat ini sesuai dengan instruksi dokter. Obat ini mungkin juga hanya digunakan sebelum prosedur gigi pada pasien dengan kondisi jantung tertentu (misalnya katup jantung buatan) untuk mencegah infeksi serius di jantung (bacterial endocarditis). Kontra Indikasi : Penggunaan natrium metamizole dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan menyusui, pasien bertekanan darah rendah (sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3 bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati berat, serta gangguan pembekuan darah / kelainan darah. Efek Samping : Efek samping paling umum dari obat antibiotik ceftriaxone adalah:        

Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat suntikan Reaksi alergi Mual atau muntah Sakit perut Sakit kepala atau pusing Lidah sakit atau bengkak Berkeringat Vagina gatal atau mengeluarkan cairan

4

Ambroxol

Indikasi : Ambroksil dikenal sebagai obat batuk, khusus untuk batuk berdahak dimana pasien merasa lendir terlalu kental sehingga sulit dikeluarkan. Karena sifatnya yang dapat mengencerkan lendir, ambroksol disebut sebagai agen mukolitik. Ambroksil bekerja dengan cara memecah lapisan lendir sehingga lendir menjadi lebih tipis dan berkurang kekentalannya. Obat ini mulai bekerja 30 menit setelah dikonsumsi. Selain untuk batuk berdahak, ambroksol juga diindikasikan untuk penyakit atau keadaan berikut: 4. Bronkitis (radang saluran napas bagian bawah); 5. Asma disertai bronkritis; 6. Mengurangi rasa nyeri pada sakit menelan (radang tenggorokan). Kontra Indikasi : Ambroksol adalah obat yang cukup aman dan tidak ada kontraindikasi. Namun sejumlah penelitian menunjukkan ambroksol harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan sakit maag yang cukup berat. Ambroksol juga harus digunakan secara hati-hati pada wanita hamil trimester pertama (usia kandungan 1-12 minggu). Efek Samping : Ambroksol memiliki efek samping yang ringan dan jarang terjadi. Efek samping yang pernah dilaporkan adalah rasa mual, muntah, nyeri perut. Karena sifatnya mengencerkan dahak dan lendir, ambroksol dapat menyebabkan pilek seolah-olah menjadi bertambah banyak lendirnya.

TERAPI NON FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien

: Tn.Y

2.Usia

: 65 tahun

3.Alamat

: Batas,Entikong

3.Ruang Perawatan

:Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: PPOK Eksaserbasi Akut dengan Infeksi Sekunder

No 1

Terapi Non Farmakologis Terapi non farmakologis : 1). Rehabilitasi 2). Konseling nutrisi 3). Edukasi

Naratif 1.Merehabilatasi keadaan faktor penyebab pyk 2).Melaui konseling nutrisi diharapkan bisa mengurangi penyakit dan tingkat kekambuhan 3).Edukasi mengenai manajemen PPOK seacara mandiri diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pasien agar dapat menghindari faktor pencetus. Terapi herbal dan metode lain seperti akupuntur dan hemopati) juga tidak ada yang efektif bagi pengobatan PPOK

RESUME KASUS HARIAN

1.Initial Klien

: Ny.BS

2.Usia

: 52 tahun

3.Alamat

: Mangkau

3.Ruang Perawatan

: Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: Hipertensi Urgency

5.Pengkajian Fokus

:

Suami mengatakan Ny.BS, mengeluh kepala pusing rasa berputar sudah 2 hari,tengkuk agak kaku,mual,muntah 3 kali, TTV : TD=185/100 mmHg,N=84 x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt, tidak bisa tidur, K/U : CM, klien tampak lemah baring ditempat tidur Suami ny.BS mengatakan istrinya baru ini mengalami penyakit ini,sering suntik KB dengan bidan, selama ini normal TD : 110/70 mmHg,beberapa hari yang lalu ny.BS banyak mengkomsumsi buah durian dan gorengan. Muntah 3 kali (ditempat tidur)

Analisa Data : NO 1

2

Data Fokus DS: Suami mengatakan Ny.BS, mengeluh kepala pusing rasa berputar sudah 2 hari,tengkuk agak kaku,mual,tidak bisa tidur, beberapa hari yang lalu ny.BS banyak mengkomsumsi buah durian dan gorengan DO: K/U : CM, klien tampak lemah baring ditempat tidur,muntah 3 kali, TTV : TD=185/100 mmHg,N=84 x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt DS: Suami mengatakan Ny.BS, mengeluh kepala pusing rasa berputar sudah 2 hari , mual DO: klien tampak kesakitan,posisi tidur melengkung, muntah 8 kali TTV : TD=185/100

Etiologi Hipertensi

Masalah Resiko penurunan perfusi jaringan jantung

Intake yg tidak adekuat dan out put cairan yg berlebihan (mual dan muntah)

Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

mmHg,N=84 x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt DS: Suami mengatakan Ny.BS, mengeluh kepala pusing rasa berputar sudah 2 hari,tengkuk agak kaku,mual DO: K/U : CM, klien tampak lemah baring ditempat tidur TTV : TD=185/100 mmHg,N=84 x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt

3

Kelemahan fisik

Intoleransi aktifitas

Diagnosa Keperawatan a. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung bd Hipertensi b. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh bd Intake yg tidak adekuat dan out put cairan yg berlebihan (mual dan muntah) c. Intoleransi aktifitas bd Kelemahan fisik Diagnosa Keperawatan Utama : Resiko penurunan perfusi jaringan jantung bd Hipertensi

7.Intervensi Diagnosa Utama

NO TGL 1 041218

Diagnosa Keperawatan Resiko penurunan perfusi jaringan jantung bd Hipertensi DS: Suami mengatakan JAM Ny.BS, mengeluh 11.00 kepala pusing rasa WIB berputar sudah 2 hari,tengkuk agak kaku,mual,tidak bisa tidur, beberapa hari yang lalu ny.BS banyak mengkomsumsi buah durian dan gorengan DO: K/U : CM, klien

Tujuan dan ( NOC ) Kriteria Hasil NOC :  Cardiac Pump effectiveness  Circulation Status  Vital sign Status Kriteria hasil :  Tekanan Sistole dan Diastole dalam rentang yg diharapkan  CVP dalam batas normal  Nadi feriper kuat dan simestris  Tidak ada oedem perifer dan acites Denyut jantung,AGD,Ejeksi

Intervensi (NIC ) NIC Cardiac care :  Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas,lokasi,durasi)  Catat adanya disaritma jantung  Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output)  Monitor status cardiovasculer  Monitor status pernafasan yg menandakan gagal jantung  Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi  Monitor balance cairan  Monitor adanya perubahan tekanan darah respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritma  Atur periode latihan dan

tampak lemah baring ditempat tidur TTV : TD=185/100 mmHg,N=84 x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt

fraksi dalam batas normal  Bunyi jantung abnormal tidak ada  Nyeri dada tidak ada  Kelelahan yg ekstrem tidak ada

    

istirahat untuk menghindari kelelahan Monitor toleransi aktivitas pasien Monitor adanyadyspneu, fatigue, tekipneu,dan ortopneu Anjurkan untuk menurunkan stress Kolaborasi dengan dokter pemberian anti hipertensi

Fluid managemen  Pertahankan catatan intake dan out put yg akurati  Pasang urin kateterr jika diperlukan  Monitor status hidrasi  Monitor TTV  Kolaborasi dgn dokter untuk pemberian cairan sesuai program  Dorong masukan oral  Monitor status nutrisi berikan cairan  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan porsi kecil Fluid Monitoring :  Catat secara akurat intake dan output  Berikan cairan sesuai kebutuhan Vital sign Monitoring :  MonitorTTV  Catat adanya fluktuasi tekanan darah  Auskultasi TD pada kedua l engan dan bandingkan  Monitor TD,nadi,RR,sebelum atau selama dan setelah beraktivitas  Monitor pola pernapasan abnormal

7. Implementasi Diagnosa Utama dan Evaluasi NO TGL 1 05-1218 JAM 11.10 WIB

DIAGNOSA KEPERWATAN Resiko penurunan perfusi jaringan jantung bd Hipertensi DS: Suami mengatakan Ny.BS, mengeluh kepala pusing rasa berputar sudah 2 hari,tengkuk agak kaku,mual,tidak bisa tidur, beberapa hari yang lalu ny.BS banyak mengkomsumsi buah durian dan gorengan DO: K/U : CM, klien tampak lemah baring ditempat tidur TTV : TD=185/100 mmHg,N=84 x/mt,S=36,7℃,RR=21 x/mt

INPLEMENTASI

EVALUASI

Cardiac care :  Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi  Anjurkan untuk menurunkan stress  Kolaborasi dengan dokter pemberian anti hipertensi

S: Klien mengatakan pusingnya dan rasa berputar berkurang,tengkuk tidak kaku lagi,mual tidak lagi,malam bisa tidur, O :KU/CM TTV : TD=140/80 mmHg,N=84 x/mt,S=36,5℃,RR=20 x/mt A: Keluhan sebagian besar berkurang dan hilang /Masalah sebagian teratasi P :Intervensi dilanjutkan

Fluid managemen  Monitor TTV  Kolaborasi dgn dokter untuk pemberian cairan sesuai program  Dorong masukan oral  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan porsi kecil Fluid Monitoring :  Berikan cairan sesuai kebutuhan    

   

Vital sign Monitoring : Monitor TTV Monitor bunyi jantung Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Terapy medik : IVFD RL 20 tpm Captopril 25 mg 1 tab Furosemid 1 tab Ranitidin 2x1 amp PO :  Paracetamol 3x1 tab  Roborantia 1x1 tab

Entikong,05 Desember 2018 Kepala Puskesmas Entikong,

Dr. HIDAYAT SAMIAJI NIP. 19750915 200502 1 003

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.Initial Klien

: Ny.BS

2.Usia

: 52 tahun

3.Alamat

: Mangkau

3.Ruang Perawatan

: Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: Hipertensi Urgency

Pemeriksaan Diagnostik Penunjang Tidak dilakukan karena keterbatasan sarana prasarana No

Pemeriksaan Diagnostik

Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Yang ke...1... kalinya

TERAPI FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien

: Ny.BS

2.Usia

: 52 tahun

3.Alamat

: Mangkau

3.Ruang Perawatan

: Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: Hipertensi Urgency

No 1

Terapi Farmakologis IVFD RL 30 tpm

Naratif Indikasi

:

Ringer laktat umumnya digunakan sebagai cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen alkalisator. Obat ini juga diberikan untuk meringankan beberapa kondisi, diantaranya adalah:     

Tetani hipokalsemik. Ketidakseimbangan elektrolit tubuh. Diare. Luka bakar. Gagal ginjal akut.

     

Kadar natrium rendah. Kekurangan kalium. Kekurangan kalsium. Kehilangan banyak darah dan cairan. Hipertensi. Aritmia (gangguan irama jantung).

  





Kontra Indikasi : Alergi terhadap sodium laktat. Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan dengan ceftriaxone pada bayi baru lahir (< 28 hari), meskipun diberikan dari jalur infus yang terpisah. Pemberian bersamaan dapat meningkatkan risiko fatal pengendapan garam kalsium ceftriaxone pada bayi. Demikian juga pada anak-anak > 28 hari dan orang dewasa pemberian ringer laktat dengan ceftriaxone bersamaan dari satu selang infus tidak dianjurkan. Jika satu selang infus digunakan bergantian, selang sebelumnya harus dibersihkan dengan cairan lain Efek Samping : sangat umum: gangguan elektrolit, dehidrasi, hipovolemia, hipotensi, peningkatan kreatinin darah. Umum:hemokonsentrasi, hiponatremia, hipokloremia, hipokalemia, peningkatan kolesterol darah, peningkatan asam urat darah, gout, enselopati hepatik pada pasien dengan penurunan fungsi hati, peningkatan volume urin. Tidak umum:trombositopenia, reaksi alergi pada kulit dan membran mukus, penurunan toleransi glukosa dan hiperglikemia, gangguan pendengaran, mual, pruritus, urtikaria, ruam, dermatitis bulosa, eritema multiformis, pemfigoid, dermatitis eksfoliatif, purpura, fotosensitivitas. Jarang: eosinofilia, leukositopenia, anafilaksis berat dan reaksi anafilaktoid, parestesia, vakulitis, muntah, diare, nefritis tubulointerstisial, demam. Sangat jarang: anemia hemolitik, anemia aplastik, agranulositosis, tinnitus, pankreatitis akut, kolestasis intrahepatik, peningkatan transaminase. Tidak diketahui frekuensinya: hipokalsemia, hipomagnesemia, alkalosis metabolik, trombosis, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, pustulosis eksantema

generalisata akut (Acute Generalized Exanthematous Pustulosis/AGEP), reaksi obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik (Drug Reaction with Eosinophilia and Systemic Symptom/DRESS), peningkatan natrium urin, peningkatan klorida urin, peningkatan urea darah, gejala gangguan fungsi mikturisi, nefrokalsinosis dan/atau nefrolitiasis pada bayi prematur, gagal ginjal, peningkatan risiko persistent ductus arteriosus pada bayi prematur usia seminggu, nyeri lokal pada area injeksi. 2

Purosemid

Indikasi

:

udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal. Terapi tambahan pada udem pulmonari akut dan udem otak yang diharapkan mendapat onset diuresis yang kuat dan cepat. Kontra Indikasi : gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik, defisiensi elektrolit, hipovolemia, hipersensitivitas Efek Samping : sangat umum: gangguan elektrolit, dehidrasi, hipovolemia, hipotensi, peningkatan kreatinin darah. Umum:hemokonsentrasi, hiponatremia, hipokloremia, hipokalemia, peningkatan kolesterol darah, peningkatan asam urat darah, gout, enselopati hepatik pada pasien dengan penurunan fungsi hati, peningkatan volume urin. Tidak umum:trombositopenia, reaksi alergi pada kulit dan membran mukus, penurunan toleransi glukosa dan hiperglikemia, gangguan pendengaran, mual, pruritus, urtikaria, ruam, dermatitis bulosa, eritema multiformis, pemfigoid, dermatitis eksfoliatif, purpura, fotosensitivitas. Jarang: eosinofilia, leukositopenia, anafilaksis berat dan reaksi anafilaktoid, parestesia, vakulitis, muntah, diare, nefritis tubulointerstisial, demam. Sangat jarang: anemia hemolitik, anemia aplastik, agranulositosis, tinnitus, pankreatitis akut, kolestasis intrahepatik, peningkatan transaminase. Tidak diketahui

frekuensinya: hipokalsemia, hipomagnesemia, alkalosis metabolik, trombosis, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, pustulosis eksantema generalisata akut (Acute Generalized Exanthematous Pustulosis/AGEP), reaksi obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik (Drug Reaction with Eosinophilia and Systemic Symptom/DRESS), peningkatan natrium urin, peningkatan klorida urin, peningkatan urea darah, gejala gangguan fungsi mikturisi, nefrokalsinosis dan/atau nefrolitiasis pada bayi prematur, gagal ginjal, peningkatan risiko persistent ductus arteriosus pada bayi prematur usia seminggu, nyeri lokal pada area injeksi. Ranitidin

Indikasi

:

Ranitidin adalah obat yang diindikasikan untuk sakit maag. Pada penderita sakit maag, terjadi peningkatan asam lambung dan luka pada lambung. Hal tersebut yang sering kali menyebabkan rasa nyeri ulu hati, rasa terbakan di dada, perut terasa penuh, mual, banyak bersendawa ataupun buang gas. Di dalam lambung, ranitidin akan menurunkan produksi asam lambung tersebut dengan cara memblok langsung sel penghasil asam lambung. Ranitidin sebaiknya diminum sebelum makan sehingga saat makan, keluhan mual penderita telah berkurang. Ranitidin dianggap lebih potensial dibandingkan antasida (obat maag yang sering ditemui dijual bebas di apotek ataupun warung). Bila sakit maag cukup berat atau gejala tidak membaik dengan antacida, biasanya ranitidin akan diresepkan. Selain untuk sakit maag, ranitidin juga dapat digunakan untuk pengobatan radang saluranan pencernaan bagian atas (kerongkongan), dan luka lambung. Ranitidin termasuk kedalam obat maag yang aman. Kontra Indikasi : 1. Riwayat alergi terhadap ranitidin; 2. Ibu yang sedang menyusui; 3. Pemberian ranitidin juga perlu diawasi pada

kondisi gagal ginjal. Efek Samping :     



Nyeri dada, demam, napas pendek, batuk dengan lendir hijau atau kuning Mudah lebam atau berdarah, tubuh lemas tanpa sebab Detak jantung lambat atau cepat Masalah dengan penglihatan Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala disertai ruam kulit yang merah, mengelupas, dan melepuh Mual, sakit perut, demam ringan, hilang napsu makan, urin berwarna gelap, tinja berwarna gelap, jauncide (mata dan kulit menguning) Efek samping yang tak terlalu serius dari ranitidine meliputi:

     

Sakit kepala (bisa cukup parah) Mengantuk, pusing Masalah tidur (insomnia) Gairah seks menurun, impotensi, atau kesulitan meraih orgasme; atau Mual, muntah, sakit perut Diare atau konstipasi Tidak semua orang mengalami efek samping ini

Paracetamol

Indikasi

:

Parasetamol atau asetaminofen diindikasikan untuk mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri setelah pencabutan gigi serta menurunkan demam. Selain itu, parasetamol juga mempunyai efek anti-radang yang lemah. Kontra Indikasi : arasetamol tidak boleh diberikan pada orang yang alergi terhadap obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS), menderita hepatitis, gangguan hati atau ginjal, dan alkoholisme. Pemberian parasetamol juga tidak boleh diberikan berulang kali kepada penderita anemia dan

gangguan jantung, paru, dan ginjal. Efek Samping : Efek samping parasetamol jarang ditemukan. Efek samping dapat berupa gejala ringan seperti pusing sampai efek samping berat seperti gangguan ginjal, gangguan hati, reaksi alergi dan gangguan darah. Reaksi alergi dapat berupa bintik – bintik merah pada kulit, biduran, sampai reaksi alergi berat yang mengancam nyawa. Gangguan darah dapat berupa perdarahan saluran cerna, penurunan kadar trombosit dan leukosit, serta gangguan sel darah putih. Penggunaan parasetamol jangka pendek aman pada ibu hamil pada semua trimester dan ibu menyusui. 5

Roborantia / Neurobion

Indikasi : Neurobion merupakan salah satu nama produk vitamin yang banyak beredar di masyarakat. Neurobion memiliki komposisi beberapa vitamin B, antara lain vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12. Vitamin B1 juga dikenal sebagai tiamin, sementara B6 sebagai piridoksin, dan vitamin B12 memiliki nama lain sianokobalamin. Suplemen neurobion diproduksi oleh salah satu perusahaan farmasi besar, yaitu Merck. Vitamin B kompleks dikenal sebagai vitamin neurotropik, yang artinya berfungsi untuk melindungi sel-sel saraf. Kekurangan vitamin-vitamin tersebut menyebabkan gejala seperti, pegal-pegal atau tegang pada otot, atau badan terasa kaku. Pada kekakuan otot, pasien merasa badan sangat berat sehingga diperlukan tenaga lebih untuk bergerak. Vitamin B kompleks dapat digunakan untuk mengurangi gejala di atas. Neurobion juga digunakan untuk memperbaiki metabolisme tubuh dan memenuhi kebutuhan sehari-hari akan vitamin B kompleks. Khusus pada vitamin B6 dan B12, vitamin ini diperlukan dalam pembentukan dan kematangan sel darah merah. Keuntungan-keuntungan dari pemakaian neurobion, yaitu mengatur metabolisme saraf terutama pada saraf tepi, membantu proses pembentukan energi,

memaksimalkan kinerja, menjaga kerja jantung dan nafsu makan.

Kontra Indikasi : Kontraindikasi dalam pemakaian neurobion terutama bila ada riwayat alergi sebelumnya dan adanya gangguan pembekuan darah. Penggunaan pada wanita hamil dan menyusui diperbolehkan dengan memperhatikan dosis yang dianjurkan. Neurobion tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak, karena perbedaan dosis. Untuk anak-anak, terdapat suplemen khusus dengan dosis yang disesuaikan.

Efek Samping : Walaupun neurobion merupakan suplemen vitamin, namun neurobion dapat menimbulkan efek samping pula. Beberapa gejala efek samping dari neurobion, yaitu reaksi alergi (gatal-gatal, timbul biduran pada seluruh tubuh), perdarahan, serta rasa berdebar-debar dan nyeri pada dada. Umumnya efek samping yang timbul hanya berupa gejala ringan. Bila efek samping mengganggu aktifitas, segera memeriksakan diri ke dokter. 6

CAPTOPRIL

INDIKASI : Captopril adalah obat tekanan darah tinggi atau hipertensi. Obat ini merupakan obat pilihan pertama untuk penderita hipertensi tanpa komplikasi. Terdapat bayak golongan obat antihipertensi. Captopril termasuk dalam golongan obat inhibitor enzim angiotensin konverter (angiotensin-converting enzyme inhibitor, ACEI). Captopril cepat bekerja dalam tubuh sehingga sering diberikan untuk hipertensi gawatdarurat. Selain untuk hipertensi, captopril juga berkhasiat untuk penyakit berikut: 1. Gagal jantung kronik; 2. Kelainan jantung kiri pascaserangan jantung; 3. Penyakit ginjal terkait penyakit gula

(diabetes) KONTRA INDIKASI :

1. 2. 3. 4.

Captopril tidak boleh diberikan pada kondisi berikut: Alergi (hipersensitif) terhadap obat golongan ACEI; Pasien tidak dapat berkemih (anuria); Penyempitan pembuluh darah ginjal (stenosis bilateral arteri renal); Kehamilan trimester 2 dan 3 karena berisiko menyebabkan kecacatan atau kematian janin.

EFEK SAMPING :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Secara umum, captopril merupakan obat yang aman untuk hipertensi. Beberapa efek samping dan persentase kemunculan efek samping yang pernah dilaporkan adalah: Hiperkalemia (1-11%); Reaksi alergi (4-7%); Kemerahan pada kulit (4-7%); Tekanan darah rendah (hipotensi) (1-2,5%); Gatal (2%); Batuk kering (0,5-2%); Detak jantung cepat (takikardi) (1%); Nyeri dada (1%). Bila muncul efek samping, captopril biasanya akan diganti dengan obat hipertensi dari golongan lain

TERAPI NON FARMAKOLOGIS

1.Initial Klien

: Ny.BS

2.Usia

: 52 tahun

3.Alamat

: Mangkau

3.Ruang Perawatan

: Ruang Rawat Puskesmas Entikong

4.Diagnosa Medis

: Hipertensi Urgency

No 1

2

3

Terapi Non Farmakologis Mengurangi berat badan

Naratif 1).Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan darah,lipid (lemak darah) tinggi yg abnormal,diabetes melitus,penyakit jantung koroner,menurunkan berat badan mempercepat turunnya tekanan darah dalam Membatasi alkohon dan olah raga pengobatan. teratur 2).Jika tekanan darah tinggi,aktifitas fisik yg teratur dapat mengurangi tekanan darah ,tetapi sebaliknya hindari olah raga yang Membatasi asupan natrium kompetitif

4 Berhenti merokok

5 Mengurangi lemak

6 Peranan kalium

3).Menghindari / mengurangi konsumsi garam dapur adalah salah satu cara contoh cara mengurangi natrium ,meskipun tidak menjamin seseorang tidak terkena hipertensi. 4).Merokok memang tidak menyebabkan hipertensi tetapi merupakan salah satu faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler ,juga menghambat efek obat antihipertensi 5).Seseorang hipertensi dengan kadra lemak yg tinggi memerlukan modifikasi diet atau terapi obat untuk menormalkannya,batasan utama lemak adalah < 30 % total kalori 6).Dalam diet peranan kalium membantu mengurangi tekanan darah,mengkonsumsi sayuran dan buah yg kaya akan kalium akan dapat mengontrol tekanan darah.

DAFTAR TARGET PRAKTEK KLINIK KMB I Mahasiswa RPL AKPER Dharma Insan Pontianak, Semester I

I: Gangguan Kebutuhan Oksigen akibat Patologis Sistem Pernapasan dan Cardiovaskuler No

Tindakan

Pasien

Tanggal

Nama & TTD CI/Dosen

1

Melakukan

Perekaman 1......................

1......................

1......................

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Pengambilan

Spesimen 1......................

1......................

1......................

Darah : Vena

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Spesimen 1......................

1......................

1......................

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Pemeriksaan 1......................

1......................

1......................

yang 2......................

2......................

2......................

Mengalami

3......................

3......................

3......................

Gangguan Diatas

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Menyiapkan Pasien untuk 1......................

1......................

1......................

Pemeriksaan

2......................

2......................

2......................

dan 3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Semi 1......................

1......................

1......................

2......................

2......................

2......................

EKG

2

3

Pengambilan Darah : Arteri

4

Melakukan Fisik

5

Pasien

Echocardiographi atau Treadmil Test

6

Memberi Fowler

Pasien

KET

7

8

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Memberi Oksigen Simple 1......................

1......................

1......................

Mask

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Nafas 1......................

1......................

1......................

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Batuk 1......................

1......................

1......................

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Postural 1......................

1......................

1......................

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Melakukan Suction atau 1......................

1......................

1......................

Penghisapan Lendir

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Memasang

dan 1......................

1......................

1......................

Memonitor

Tranfusi 2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Melatih

Pasien

Dalam

9

Melatih

Pasien

Efektif

10

Melakukan Drainase

11

12

Darah

13

Memberikan Obat Sesuai 1......................

1......................

1......................

Program Teraphi untuk 2......................

2......................

2......................

Gangguan Diatas

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5.....................

5......................

5......................

Pendidikan 1......................

1......................

1......................

Kesehatan pada Pasien 2......................

2......................

2......................

yang

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

.

14

Memberikan

Mengalami 3......................

Gangguan Diatas

III: GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI No

Tindakan

Pasien

Tanggal

Nama & TTD CI/Dosen

1

Melakukan

Persiapan 1......................

1......................

1......................

akan 2......................

2......................

2......................

Persiapan 1......................

1......................

1......................

akan 2......................

2......................

2......................

Pemeriksaan 1......................

1......................

1......................

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

1......................

1......................

1......................

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Memberi makan pasien 1......................

1......................

1......................

NGT

2......................

2......................

2......................

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Sesuai 1......................

1......................

1......................

Program Therapy untuk 2......................

2......................

2......................

gangguan diatas

3......................

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Pendidikan 1......................

1......................

1......................

Kesehatan pada Pasien 2......................

2......................

2......................

yang

3......................

3......................

4......................

4......................

4......................

5......................

5......................

5......................

Pasien

yang

dilakukan

pemeriksaan

USG Abdomen 2

Melakukan Pasien

yang

dilakukan

pemeriksaan

Endoskopi 3

Melakukan Fisik Pasien

4

5

6

7

Memasang NGT

Memberi

Memberi

Obat

Mengalami 3......................

Gangguan Diatas

KET

TARGET TAMBAHAN PRAKTEK KLINIK KMB I

No

Tindakan

Pasien

Tanggal

Nama & TTD CI / Dosen

1

Melakukan injeksi IC

2

Melakukan injeksi SC

3

Melakukan injeksi IM

4

Melakukan injeksi IV

K ET

Related Documents

5-5
July 2020 70
5-5
December 2019 109
5-5
May 2020 85
5
October 2019 39
5
November 2019 51
5
June 2020 15

More Documents from ""