Makalah Kuljar.docx

  • Uploaded by: Anonymous HlpXJJY
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kuljar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,279
  • Pages: 6
1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Salah satu dampak dalam peningkatan ekspor komoditi pertanian adalah

kebutuhan bibit yang semakin meningkat. Bibit dari suatu varietas unggul yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas, sedangkan bibit tanaman yang dibutuhkan jumlahnya sangat banyak.Penyediaan bibit yang berkualitas baik merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa mendatang. Salah satu teknologi harapan yang banyak dibicarakan dan telah terbukti memberikan keberhasilan adalah melalui teknik kultur jaringan. Kultur jaringan adalah metode perbanyakan vegetatif dengan menumbuhkan sel, organ atau bagian tanaman dalam media buatan secara steril dengan lingkungan yang terkendali.Tanaman bisa melakukan kultur jaringan jika memiliki sifat totipotensi sel. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya yaitu: 1. Apa pengertian dari kultur jaringan? 2. Bagaimana terjadinya variasi somaklonal? 3. Bagaimana teknik sterilisasi? 4. Bagaimana perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka batasan masalah makalah ini yaitu: 1. Bagaimana terjadinya variasi somaklonal? 2. Bagaimana teknik sterilisasi? 3. Bagaimana perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan? 1.4 Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui: 1. Bagaimana terjadinya variasi somaklonal. 2. Bagaimana teknik sterilisasi. 3. Bagaimana perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan.

2

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Kultur Jaringan Menurut Sugiarto dan Kuswandi Teknik kultur jaringan merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman durian. Kelebihan kultur jaringan antara lain siklus perbanyakan tanaman menjadi lebih cepat, memungkinkan perbanyakan vegetatif bagi tanaman yang sulit atau tidak mungkin diperbanyak secara vegetatif, dan bibit yang dihasilkan termasuk bibit yang sehat. Sedangkan menurut Aisyah dan Surachman Perbanyakan tanaman secara in vitro bertujuan untuk memperoleh bahan tanaman steril yang akan digunakan untuk perbanyakan benih. Oleh karena itu, diperlukan proses sterilisasi yang tepat untuk mematikan mikroorganisme yang terdapat pada eksplan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Keberhasilan sterilisasi dipengaruhi oleh sumber eksplan (tanaman), seperti tanaman herba atau berkayu, dan kondisi lingkungan (musim hujan atau kemarau). 2. Variasi Somaklonal Variasi somaklonal pada dasarnya terjadi akibat peristiwa mutasi, yaitu perubahan suatu karakter yang diwariskan yang disebabkan oleh berubahnya pembawa sifat menurun (inherited trait) baik pada tingkat DNA atau gen yang disebut juga mutasi kecil atau mutasi titik, maupun pada tingkat kromosom yang disebut juga mutasi besar Skirvin (1993) mendefinisikan variasi somaklonal sebagai keragaman genetik tanaman yang dihasilkan melalui kultur jaringan. Variasi tersebut dapat berasal dari keragaman genetik eksplan yang digunakan atau yang terjadi dalam kultur jaringan. Keragaman genetik eksplan dapat terjadi akibat penggunaan zat pengatur tumbuh dan tingkat konsentrasinya, lama fase pertumbuhan kalus, tipe kultur yang digunakan (sel, protoplasma, kalus jaringan), serta digunakan atau tidaknya media seleksi dalam kultur in vitro. Variasi somaklonal yang terjadi dalam kultur jaringan merupakan hasil kumulatif dari mutasi genetik pada eksplan dan yang diinduksi pada kondisi in vitro.

3

3. Teknik Tanaman Somaklonal Teknik Tanaman Somaklonal yaitu : Regenerasi Langsung, Kultur Sel Tunggal, Kultur Protoplasma. 4. Tekhnik Sterilisasi Sedangkan menurut Aisyah dan Surachman, ada tiga kategori sterilisasi, yaitu sterilisasi ringan, sedang, dan berat. Pada sterilisasi ringan, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 20% selama 10 menit, lalu dibilas dengan air steril. Selanjutnya, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 15% selama 10 menit dan dibilas dengan air steril. Terakhir, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 10% selama 10 menit, lalu dibilas dengan air steril tiga kali. Untuk sterilisasi sedang, eksplan direndam dalam HgCl2 0,1-0,5 mg/l selama 7 menit, lalu dibilas dengan air steril. Setelah itu, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 15% selama 10 menit, lalu dibilas dengan air steril. Terakhir, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 10% selama 10 menit, kemudian dibilas dengan air steril tiga kali. Pada sterilisasi keras, eksplan direndam dalam larutan HgCl2 0,1-0,5 mg/l selama 10 menit, lalu dibilas dengan air steril. Selanjutnya, eksplan direndam dalam alkohol 90% selama 15 menit, lalu bilas dengan air steril. Terakhir, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 20% selama 10 menit kemudian dibilas dengan air steril tiga kali .Rimpang jahe yang diambil dari lapangan berpeluang besar terkontaminasi mikroorganisme sehingga perlu disterilisasi. Waktu dan bahan sterilan menentukan keberhasilan sterilisasi. Waktu sterilisasi dan bahan sterilan yang tepat dapat menjadi acuan dalam sterilisasi rimpang jahe pada penelitian selanjutnya. Percobaan bertujuan memperoleh teknik sterilisasi benih jahe yang tepat dan efektif pada perbanyakan benih secara in vitro. 5. Sterilisasi eksplan Menurut harahap, dkk dalam sterilisasi ekspan yaitu: 1. Eksplan yang digunakan untuk setiap perlakuan sebesar 36 eksplan. Eksplan sterilisasi dilakukan oleh melempar daun nanas mahkota utuh, dipotong bagian bawah, mencuci eksplan dengan 5% deterjen dan sikat dengan sikat gigi dan

4

kemudian dicuci dengan air mengalir, diikuti direndam di sterilisasi yang berbeda dan waktu yang berbeda Antara sterilan pertama, kedua dan seterusnya, 2. Eksplan dicuci dengan air suling steril. 3. Alat yang digunakan dalam prosedur sterilisasi 1-8 hanya 1 set, terutama untuk pengobatan dengan menggunakan 3 set alat. Clorox digunakan mengandung 5,25% Sodium Hypodoride (NaClOJ. pertumbuhan induksi setelah eksplan disterilisasi dengan masing-masing perawatan, dan kemudian ditanam di media MS + 5 Ping L-1 Kinetin + 0,5 mg L · 1 IAA untuk menginduksi pertumbuhan awal. 4. Budaya dipertahankan pada 24 ac dengan mengatur ruang AC. Untuk cahaya taining main-, cahaya flourecent 3000 tabung lux digunakan untuk mempertahankan 16 jam penyinaran. ketika eksplan kontaminasi, persentase budaya aseptik, jumlah eksplan regenerasi, eksplan menunjukkan pertumbuhan, eksplan yang nekrotik, kinerja eksplan yang diamati dari 1 sampai 60 hari setelah di tanam dan semua hasil dituliskan dalamnentuk deskriptif.

6. Perbanyakan Tanaman Secara Invitro Menurut harahap, dkk, dalam perbanyakan in vitro kultur jaringan melalui teknik ini dapat membantu produksi lebih seragam dan berkualitas tinggi bibit. Dan kemampuan benih untuk membentuk organ vegetatif dipengaruhi tidak hanya oleh aplikasi zat pengatur tumbuh, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti ukuran eksplan. Eksplan 2 cm dan diperlakukan dengan 4 ppm BA, diproduksi tunas lebih cepat dari eksplan 1 cm. Hal ini dapat dijelaskan sebagai fungsi dari jaringan tambahan ditemukan di eksplan yang lebih besardan juga dipegaruhi oleh media yang digunakan.

5

BAB III KESIMPULAN 1. Ada tiga cara untuk mendapatkan tanaman somaklonal yaitu: 

Regenerasi Langsung



Kultur Sel Tunggal



Kultur Protoplasma

Variasi somaklonal dalam kultur jaringan terjadi akibat penggunaan zat pengatur tumbuh dan tingkat konsentrasinya, lama fase pertumbuhan kalus, tipe kultur yang digunakan (sel, protoplasma, kalus jaringan), serta digunakan atau tidaknya media seleksi dalam kultur in vitro. 2. Tiga kategori sterilisasi, yaitu sterilisasi ringan, sedang, dan berat. 3. Perbanyakan in vitro kultur jaringan dipengaruhi tidak hanya oleh aplikasi zat pengatur tumbuh, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti ukuran eksplan. Eksplan 2 cm dan diperlakukan dengan 4 ppm BA, diproduksi tunas lebih cepat dari eksplan 1 cm. Hal ini dapat dijelaskan sebagai fungsi dari jaringan tambahan ditemukan di eksplan yang lebih besardan juga dipegaruhi oleh media yang digunakan.

6

DAFTAR PUSTAKA Harahap, fauziyah, dkk, (2013), Mangosteen DNA Analysis (Garcinia Mangostana L.) with Molecular Markers after Gamma Ray Irradiation Treatment, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Jln. Willem Iskandar Psr V Medan, 20221, Indonesia. Harahap, fauziyah, dkk, (2014), In Vitro Growth and Rooting of Mangosteen (Garcinia mangostana L.) on Medium with Different Concentrations of Plant Growth Regulator, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Medan, Jalan Willem Iskandar Psr V, Medan 20221,Indonesia. Harahap, fauziyah, dkk, (2015), Sterilization Of Pineapple Explant From Sipahutar, North Sumatera, Indonesia (Ananas Comosus L.) Andin Vitro Growth Induction, Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Medan, UNlMED, Willem Iskandar Psr V Medan Estaterd, Medan, Indonesia. Aisyah, siti dan dedi surachman, (2011), Teknik Sterilisasi Rimpang Jahe Sebagai Bahan Perbanyakan Tanaman Jahe Sehat Secara In Vitro, Teknisi Litkayasa Lanjutan pada Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor. Sugiayarto, lili, dkk, Eksplorasi Metode Sterilisasi Dan Macam Media Untuk Perbanyakan Durian Secara In Vitro (Exploration Of Sterilization Method And Type Of Media For In Vitro Propagation Of Durian, Jurdik Biologi, FMIPA UNY.

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""