Makalah Kimling Ana.docx

  • Uploaded by: Helvina Haryani
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kimling Ana.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,567
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu prilaku yang sengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Dalam penerapannya dimasyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, control vektor, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan serta pencemaran udara. Kesehatan

lingkungan

di

Indonesia

masih

memprihatinkan.

Belum

optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola penyakit sudah bergeser menjadi penyakit degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh kasus demam berdarah, diare, kusta, serta hepatitis A yang seakan tidak ada habisnya. Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari Negaranegara tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip, apalagi dibandingkan dengan Malaysia,ayau Singapura yang memilki komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor 2 dari bawah setelah Laos dalam pencapaian cakupan sanitasinya. Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pengobatannya. Dengan adanya upaya pencegahan yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat di cegah. Selain itu, anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relatif lebih terjangkau dari pada melakukan upaya pengobatan. Berdasarkan permasalahan di atas penulis mengangkat judul makalah tentang “SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN”, supaya dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai sanitasi dan upaya meningkatkan kesehatan lingkungan bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian sanitasi dan kesehatan lingkungan? 2. Apakah masalah-masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat? 3. Bagaimanakah

solusi

untuk

menangani

masalah-masalah

kesehatan

lingkungan yang dialami masyarakat?

C. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain: 1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup. 2. Untuk menambah pengetahuan tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan, mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari makalah ini adalah: 1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah lingkungan, dan prosedur apa saja yang digunakan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan 1. Pengertian Sanitasi Ada beberapa pengertian dari sanitasi adalah sebagai berikut: a) Menurut WHO, sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap manusia terutama terhadap halhal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik kesehatan dan lingkungan hidup. b) Buku “The Theory Catering” menyatakan bahwa sanitasi adalah usaha terbebas dari kotoran yang mungkin menyebabkan penyakit dengan tujuan untuk mencapai kesehatan. c) Modul spesifik oleh Dr. Suroso da Adi Yudianto, MBA, menyebutkan bahwa sanitasi adalah suatu upaya memelihara dan mengawasi berbagai fakta lingkungan agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan manusia. d) Menurut Ether’s dan Steol, sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang ditunjukkan terhadap faktor-faktor lingkungan yang dapat menjadikan mata rantai permulaan penyakit. Secara

umun Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan

lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Macam-macam sanitasi: 1. Saniatsi Uap Sanitasi uap menggunakan uap mengalir 76,7oC selama 15 menit atau 93,3oC selama 5 menit. Sanitasi uap dapat dilakukan untuk sanitasi bahan dan peralatan misalnya dengan menggunakan Autoklaf. 2. Sanitasi Air Panas

Sanitasi ini dilakukan dengan merendam alat atau bahan dalam air panas (peralatan kecil seperti pisau, piring, wadah yang berukuran kecil), dengan menggunakan suhu diatas 80oC (bukan dengan cara menuang air panas/membilas karena tidak efektif). Efek yang ditimbulkan karena denaturasi molekul protein sel mikroba. 3. Sanitasi Udara Panas Sanitasi ini menggunakan suhu panas 82,2oC selama 20 menit. Sanitasi ini biasanya digunakan untuk sterilisasi alat (Sterilisasi kering) yaitu dengan menggunakan oven. 4. Sanitasi Radiasi Sanitasi ini yaitu dengan pemanfaatan sinar UV atau sinar γ dengan panjang gelombang 2500 A, dimana harus berkontak dengan mikroba minimal 2 menit. 5. Sanitasi Kimia Sanitasi kimia yaitu menggunakan bahan kimia untuk membunuh mikroba. Umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus - COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus - X; golongan fenol, golongan garam amonium, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida. Efektifitas sanitasi kimia dipengaruhi oleh : a. Waktu kontak (minimum 2 menit) b. Suhu optimum (21,1-37,8Oc), jika lebih tinggi maka akan menguap (yodium) dan bersifat korosif (klorin), dan jika lebih rendah maka tidak efektif. c. pH optimum 6-7, tidak efektif pada pH yang basa. d. Kebersihan alat e. Kesadahan air (mempengaruhi pH, air sadah bersifat basa dan bersifat korosif. f.

Kontaminasi agen lain (misalnya deterjen) Untuk produk pangan segar, pencucian dapat menurunkan potensi bahaya akibat mikroorganisme. Pencucian atau pembilasan sayuran dapat

menghilangkan kotoran dan kontaminan lainnya. Pencucian dapat dilakukan dengan air, deterjen, larutan bakterisidal seperti klorin dan lain-lain.

2. Pengertian Kesehatan Lingkungan Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan : a) Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan l ingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. b) Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. c) Menurut Walter R. Lym kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia. .

Jadi Ilmu Kesehatan Lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola

lingkungan sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat lebih ditingkatkan.

B. Ruang lingkup kesehatan masyarakat —-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu : 1. Penyediaan Air Minum 2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran 3. Pembuangan Sampah Padat 4. Pengendalian Vektor 5.

Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu 7. Pengendalian pencemaran udara 8. Pengendalian radiasi 9. Kesehatan kerja 10. Pengendalian kebisingan 11. Perumahan dan pemukiman 12. Aspek kesling dan transportasi udara 13. Perencanaan daerah dan perkotaan 14. Pencegahan kecelakaan 15. Rekreasi umum dan pariwisata 16. Tindakan-tindakan

sanitasi

yang

berhubungan

dengan

keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk 17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu : 1. Penyehatan Air dan Udara 2. Pengamanan Limbah padat/sampah 3. Pengamanan Limbah cair 4. Pengamanan limbah gas 5. Pengamanan radiasi 6. Pengamanan kebisingan 7. Pengamanan vektor penyakit

8.

Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana

C. Sasaran Kesehatan Lingkungan Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut : 1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis 2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis 3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis 4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum 5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang

berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara

besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.

D. Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain : 1. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum.Air

bersih

banyak

hubungannya

dengan

persampahan,

pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran sungai.Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluransungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air

limbah yang kurang baik diantaranya adalah: diare, demam berdarah, disentri , hepatitis A, kolera, iphus, cacingan dan malaria 2. Kesehatan Pemukiman Sebenarnya penduduk dalam suatu negara merupakan suatu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan negara itu sendiri sebagai pelaksana sekaligus objek dari pembangunan. Namun apabila jumlahnya terlampau banyak dan di sisi lain kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) itu sendiri tidak memadai untuk menjadi pelaksana pembangunan, maka hal ini akan menjadi masalah karena penduduk hanya menjadi objek pembangunan bukan pelaksana. Sehingga negara harus bekerja lebih untuk menanggung kehidupan dari penduduknya agar setidaknya dapat merasakan kehidupan yang layak. Namun faktanya masih banyak rakyat Indonesia yang hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Kepadatan penduduk yang terjadi di Indonesia mengakibatkan terbatasnya lahan untuk tempat tinggal sehingga hal ini memaksa masyarakat untuk membentuk suatu pemukiman kumuh. Tentu saja kondisi ini menyebabkan sulitnya penduduk untuk memperoleh fasilitas kehidupan yang layak. 3. Sampah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di

negara ini ditunjukkan dengan

pertumbuhan kegiatan produksi dan konsumsi. Pertumbuhan ini juga membawa pada penggunaan sumber semula jadi yang lebih besar dan pengeksploitasian lingkungan untuk keperluan industri, bisnis dan aktivitas sosial. Di bandar-bandar negara dunia ketiga, pengurusan sampah sering mengalami masalah. Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular 1989). Selain itu, Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan terutama sekitar kota. Masalah sampah sudah saatnya dilihat dari konteks nasional. Kesukaran untuk mencari lokasi landfill sampah, perhatian

terhadap lingkungan, dan kesehatan telah menjadi isu utama pengurusan negara dan sudah saatnya dilakukan pengurangan jumlah sampah, air sisa, serta peningkatan kegiatan dalam menangani sampah 4. Serangga dan Binatang Pengganggu Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis 5. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) Makanan termasuk minuman, merupakan kebutuhan pokok dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif didalam penularan penyakit saluran pencernaan (Food Borne Deseases). Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa kematian banyak bersumber dari makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan (TPM) khususnya jasaboga, rumah makan dan makanan jajanan yang pengelolaannya tidak memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan. Sehingga upaya pengawasan terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga kesehatan konsumen atau masyarakat.

E. Solusi Menangani masalah Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan 1. Fasilitas Air Sehat Agar air minum tidak menyebabkan penyakit maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :  Syarat Fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan seharihari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

 Syarat Bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.  Syarat Kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain sebagai berikut : Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotorankotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.

Sumber-Sumber Air Minum Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumbersumber air ini, sebagai berikut : 1. Air Hujan Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya. 2. Air Sungai dan Danau Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.

3. Mata Air Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum. 4. Air Sumur Dangkal Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum. 5. Air Sumur Dalam Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).

Pengolahan Air Minum Secara Sederhana Seperti telah disebutkan didalam uraian terdahulu bahwa air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut : 1. Pengolahan Secara Alamiah Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di

tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap. 2. Pengolahan Air dengan Menyaring Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum. 3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor). 4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air. 5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni : 1. Pengolahan Air Minum untuk Umum  Penampungan Air Hujan Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bakbak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan

tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluargakeluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut.  Pengolahan Air Sungai Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.  Pengolahan Mata Air Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut. 2. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga  Air Sumur Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut : a) Harus ada bibir sumur agar bila musim hujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya. b) Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari permukaan tanah harus ditembok, agar

air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.

c) Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk mengurangi

kekeruhan.

Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas). Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.  Air Hujan Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing-masing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon (storage) untuk musim kemarau.

2. Pemukiman Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :  Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu  Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah  Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup  Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

3. Sampah Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor unsur, berikut:  Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatannya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi  Penyimpanan sampah  Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali  Pengangkutan  Pembuangan Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien. 4. Serangga Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi. Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab. 5. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) Agar kesehatan masyarakat selalu terjaga perlu digalakkan gerakan hidup bersih dan sehat. Pola hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan

pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat

BAB III PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai masalah kesehatan lingkungan yang sering dihadapi masalah dimanapun,seperti masalah: Sanitasi, Masalah Pemukiman, Sampah, Serangga, TUPM adalah masalah yang dapat ditanggulangi apabila masyarakat sadar dan mau melakukan pola hidup bersih dan sehat. Agar kesehatan masyarakat selalu terjaga perlu digalakkan gerakan hidup bersih dan sehat. Pola hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciriciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat. B. Saran

DAFTAR PUSTAKA Notoadmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Sri Budiyati. Tanpa tahun. Kesehatan Lingkungan. Bogor: Departemen Biologi FMIPA IPB http://bayualfian66-degagajago.blogspot.com/2011/05/sanitasi.html http://semacamsemut.blogspot.com/2012/03/masalah-sampah-di-indonesia.html

Related Documents

Makalah Kimling .docx
October 2019 21
Makalah Kimling Ana.docx
October 2019 24
Kimling
August 2019 23
Kimling Green Chemistry.docx
December 2019 30

More Documents from "rahmanindya marsa"

Https.docx
October 2019 23
Makalah Kimling Ana.docx
October 2019 24
Https.docx
October 2019 23
Keuntungan Sanitasi.docx
October 2019 26
Essay Iad.docx
October 2019 20
Formal Letter.docx
November 2019 25