Kimling Paper Bu Dwi.docx

  • Uploaded by: rahmanindya marsa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kimling Paper Bu Dwi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,316
  • Pages: 7
PAPER KIMIA LINGKUNGAN II PENCEMARAN UDARA

OLEH : RAHMANINDYA MARSA DERISA

(1608511041)

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2018

PENDAHULUAN Populasi kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya, menjadikan keberadaan polusi udara juga meningkat sehingga berakibat pada pencemaran udara. Pencemaran udara disebabkan oleh terdapatnya zat kimia di dalam lingkungan yang intensitasnya melebihi ambang batas yang diperkenankan, sehingga dapat merugikan makhluk hidup dan keadaan alam. Suatu udara dapat dikatakan tercemar apabila presentase susunan udara bersih dan kering berubah. Hal ini disebabkan oleh adanya zat-zat asing yang memasuki udara atau meningkatnya konsentrasi salah satu atau beberapa zat yang terkandung di dalam udara bersih. Sehingga mengubah udara bersih menjadi udara yang berasap, berkabut, berbau tidak enak yang dapat membahayakan kesehatan, dapat membunuh manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan merusak benda-benda serta perubahan-perubahan pada atmosfer dan iklim. Terdapat jenis-jenis zat pencemar udara yakni pencemar gas dan pencemaran zat padat yang meliputi asap, partikel timah hitam, dan debu. Adapun salah satu kasus yang berkaitan dengan pencemaran udara yakni “Debu di Bekasi Melebihi Baku Mutu”. Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, polusi debu di musim kemarau telah melebihi baku mutu. Emisi dan polusi kendaraan bermotor maupun industri menjadi sumber pemicu meningkatnya debu di udara. Namun Pemerintah kabupaten Bekasi tidak memiliki alat yang mumpuni untuk memonitor kondisi udara. Salah satu penyebabnya ialah kondisi alam di Kabupaten Bekasi yang terbilang gersang, lalu cuaca yang panas sehingga debu terangkat, terbawa kendaraan yang melintas. Permasalahan tingginya polusi debu ini telah terjadi sejak tahun 2015. Dengan demikian, dalam paper ini akan membahas mengenai kondisi udara yang sudah melampaui baku mutu, akibat dan upaya untuk menaggulangi permasalahan yang berkaitan dengan pencemaran udara.

PEMBAHASAN A. Udara Udara adalah atmosfer yang ada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting untuk kehidupan di muka bumi ini, dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbon dioksida (CO2) untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun, dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet dari matahari (Sunu, 2001). Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi yaitu uap air dan CO2, kegiatan yang berpotensi menaikkan konsentrasi CO2 seperti pembusukan sampah tanaman, pembakaran atau sekumpulan massa manusia di dalam ruangan terbatas yaitu karena proses pernapasan, sedangkan uap air (H2O) sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Adapun komposisi udara bersih dan kering, pada umumnya sebagai berikut:

Akibat dari aktifitas perubahan manusia, udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan di suatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

B. Pencemaran Udara Pencemaran udara merupakan masuknya, atau dimasukkannya unsur-unsur berbahaya kedalam atmosfir yang dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatam manusia dan menurunkan kualitas lingkungan. Beberapa unsur pencemaran (pollutant) kembali kebumi melalui deposisi asam atau salju yang mengakibatkan sifat korosif pada bagunan, tanaman, hutan disamping itu juga membuat sungai dan danau menjadi suatu lingkungan yang berbahaya bagi ikan-ikan karena nilai pH yang rendah. Zat pencemar udara dapat dianggap ditimbulkan oleh kegiatan alami atau kegiatan manusia (anthropogenic). Dua jenis pencemar dapat dibedakan menjadi pencemar indikatif dan spesifik .Zat pencemar indikatif merupakan zat pencemar yang telah dijadikan indicator pencemaran udara secara umum, yang biasa tercantum didalam peraturan kualitas udara. Yang termasuk kelompok zat pencemar indikatif untuk daerah perkotaan dan pemukiman secara umum adalah suspended particulate matter (debu), karbonmonoksida, total hidrokarbon(THC), oksidaoksidanitrogen (NOx), sulfur dioksida(SO2) danoksidanfotokimia(ozon). Sedangkan zat pencemar spesifik merupakan zat pencemar udara yang bersifat spesifik yang diemisikan dari sumbernya, contohnya gas klor, ammonia, hidrogen sulfida, merkaptan, formaldehida dan lain-lainnya. Secara umum terdapat 2 faktor terjadinya pencemaran udara yakni : 1. Faktor Internal 

Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.



Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi beserta gas-gas vulkanik.



Proses pembusukan sampah organik.

2. Faktor Eksternal 

Hasil pembakaran bahan bakar fosil.



Debu/serbuk dari kegiatan industri.



Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Beberapa kategori polutan gas adalah SO2, NO2, NO, dan CO. SO2 dihasilkan dari pembakaran sulfur atau materi lain yang mengandung sulfur. Sumber utama gas SO2 adalah pembakaran bahan bakar fosil dari instalasi pembangkit listrik serta beberapa industri lainnya. NOx terbentuk karena ada pembakaran di udara

bebas. Sumber berasal dari transportasi (sumber bergerak) serta sumber stasioner seperti instalasi pembangkit tenaga listrik. Gas CO bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang disebabkan adanya pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon. Instalasi pembangkit tenaga listrik dan industri peleburan yang besar pada umumnya mampu mengoptimalkan setiap pembakaran yang ada sehingga dapat mengurangi emisi CO (Cooper & Aley, 1986). Pencemaran udara sangat berdampak buruk bagi kesehatan mahkluk hidup secara langsung maupun tidak langsung dan keadaan alam. Secara tidak langsung efek SO2 terhadap vegetasi dapat menimbulkan pemucatan pada bagian antara tulang atau tepi daun. Emisi oleh fluor (F), sulfur dioksida (SO2) dan ozon (O3) mengakibatkan gangguan proses asimilasi pada tumbuhan. Pada tanaman sayuran yang terkena/mengandung pencemar Pb mempunyai potensi bahaya terhadap kesehatan masyarakat apabila tanaman sayuran tersebut dikonsumsi oleh manusia. Secara langsung yakni polutan yang bersifat korosif, merangsang proses peradangan hanya pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya sulfur dioksida, sulfur trioksida, amoniak, dan debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai paru-paru itu sendiri. Terhadap keadaan alam yakni kerusakan ozon akibat emisi CFC yang bersifat stabil

mampu memperlaju penguraian

molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman, efek rumah kaca yang disebabkan oleh

keberadaan CO 2, CFC,

metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi, akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Semakin bertambahnya populasi mahkluk hidup dan tidak kestabilan alam, mendorong manusia untuk selalu melakukan upaya-upaya dalam menanggulangi permasalahan

pencemaran

udara.

Penanggulangan

pencemaran

perlu

mempertimbangkan sektor transportasi sebagai kontributor utama pencemaran udara, dengan mengajukan bebrapa saran sebagai berikut :



Menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan tidak berbasis kendaraan pribadi.



Menyerukan kepada pemerintah untuk segera memenuhi komitmennya untuk memberlakukan pemakaian bensin tanpa timbal.



Di sektor industri, penegakan hukum harus dilaksanakan bagi industri pencemar.

Selain itu dapat dilakukan penanggulangan pencemaran udara yang berbentuk gas dengan cara sebagai berikut : 

Menggunakan emisi golongan Nitrogen dan golongan Belerang. Biasanya cara kerja ini merupakan kombinasi dengan cara - cara lain, hanya dalam pembersihan polutan udara dengan reaksi kimia yang dominan. Membersihkan gas golongan nitrogen , caranya dengan diinjeksikan Amoniak (NH3) yang akan bereaksi kimia dengan NOx dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan belerang dipergunakan Copper Oksid atau kapur dicampur arang.



Penanggulangan absorpsi dengan menggunakan berbagai tipe adsorben antara lain karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan pergantian, bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan kemudian dipakai kembali.



Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO2) dan (H2O). Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah 1200o—1400o F Dalam hal ini, adapun undang-undang yang dibuat khusus mengenai

pencemaran udara, yakni “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara”. Dan beberapa peraturan perundang-undangan yang lainnya seperti 

UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.



KEPMENLH No:KEP-13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.



KEPKA-BAPEDAL No. 205/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara.



PERMENLH 12/2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah.



Perda No. 2 Tahun 2005 tentang PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA .



Pergub No. 670 Tahun 2000 tentang Penetapan Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak di Provinsi DKI Jakarta.

Related Documents

Kimling
August 2019 23
Kimling Green Chemistry.docx
December 2019 30
Makalah Kimling Ana.docx
October 2019 24
Makalah Kimling .docx
October 2019 21

More Documents from "Shohibul Fiqri"