1. Menghindari pertumbuhan ekonomi semu Studi Bank Dunia tahun 2007 menyebutkan, akibat sanitasi buruk, negara mengalami kerugian setara 58 triliun. Jumlah kerugian tersebut sama dengan 2,1 persen pertumbuhan domestik bruto Indonesia. Maraita mengatakan, "sekarang banyak orang berpikir kalau tidak ada sanitasi risikonya diare. Padahal ketika kami meriset lebih detail, ternyata sanitasi tidak hanya memengaruhi kesehatan tetapi pariwisata." Kerugian dari sisi ekonomi lainnya adalah penolakan ekspor udang dari Indonesia ke Jepang karena dicurigai mengandung bakteri salmonella. Bahkan Taiwan, Amerika Serikat, Uni Eropa dan beberapa negara lain juga pernah melakukan hal serupa. "Banyak sekali dampak ikutan dari kualitas sanitasi yang buruk. Setelah kita total, kerugian negara itu kira-kira mencapai 58 triliun rupiah," cetusnya. 2. Menurunkan kesakitan diare 94 persen Hasil studi organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan, meningkatkan akses bersih, sanitasi, perilaku higienis dan pengolahan air minum skala rumah tangga dapat menurunkan 94 persen kasus diare. Kondisi ini sudah tentu memengaruhi tingkat absensi masyarakat, khususnya anak sekolah. Jumlah hari anak-anak tidak masuk sekolah dapat berkurang 8 hari per tahun. Selain itu juga, tingakat produktivitas masyarakat juga meningkat hingga 17 persen. "Dampaknya akan sangat berpengaruh pada masyarakat yang mendapatkan income harian," ujar Marata. 3. Menurunkan angka kemiskinan Karena sanitasi buruk, setiap keluarga di Indonesia harus kehilangan rata-rata Rp. 1.250.000 per tahunnya. Meski kelihatannya jumlah ini kecil, tapi bisa dibayangkan bila ini terjadi pada masyarakt yang berada digaris kemiskinan. 4. Manfaat berlipat Setiap 1 rupiah yang kita tanam untuk investasi sanitasi ternyata bisa menghasilkan manfaat 8-11 kali lipat. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di Jawa Timur, setiap 1 rupiah yang diinvestasikan bisa memicu investasi masyarakat sebesar 35 rupiah. Artinya, banyak sekali yang kita bisa dapatkan dari pembangunan sanitasi. 5. Mencegah lebih baik daripada mengobati Menurut studi ADB (Asian Development Bank), jika kita gagal menginvestasikan 1 rupiah untuk sanitasi, sehingga kita tidak mengelola sampah kita, membiarkan sungai-sungai tercemar, untuk membersihkannya lagi akan butuh sebesar 36 rupiah.
"Tanpa adanya upaya peningkatan sanitasi, lingkungan akan menjadi lebih buruk, anggaran kesehatan lebih tinggi dan risiko penyakit juga lebih tinggi," ucapnya