Makalah Kelompok 5.docx

  • Uploaded by: Qori Mustika Hendra
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kelompok 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,160
  • Pages: 11
HAK DAN TANGGUNG JAWAB

DISUSUN OLEH : Intan Yulistiani Linda kholifatun Lifia Nur El Sindi Maya Yustika

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah agama (islam) dengan pokok bahasan “hak dan tanggung jawab”. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi namun dengan semangat dan kerjasama penyusun dan dibantu semua pihak akhirnya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.

Jakarta, 13 Oktober 2016

Penyusun

Daftar isi

kata pengantar..........................................................................

I

daftar isi...................................................................................

II

Bab I: PENDAHULUAN.......................................................

1

1.1 latar belakang..................................................................

1

1.2 rumusan masalah.............................................................

1

1.3 tujuan...............................................................................

1

Bab II: PEMBAHASAN.......................................................

3

2.1 kewajiban manusia terhadap Allah.................................

2

2.2 hak manusia sebagai makhluk Allah...............................

5

Bab III: Penutup.....................................................................

7

3.1 kesimpulan......................................................................

7

Daftar pustaka.......................................................................

10

Bab I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang Manusia merupakan makhluk yang cenderung memanfaatkan sunnatullah, dengan jalan mengambil yang enak-enaknya saja untuk kepentingan hidupnya. Fenomena ini memperlihatkan kecenderungan atas perilaku manusaia yang berakibat kepada egonya. Apakah itu dalam hubungan dengan sesama manusia atau dengan alam. Bahkan dalam urusan beribadah pun masih saja manusia yang berperilaku seperti ini. Sering kali manusia hanya menuntut hak dan tidak menghiraukan kewajibannya sebagai makhluk Allah. Mereka hanya mementingkan menuntut hak dari pada menjalankan kewajiban. Bahkan manusia hanya berdoa saat dalam keadaan sulit saja. 1.2 rumusan masalah Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.

Apa kewajiban manusia terhadap Allah?

2.

Apa hak manusia sebagai makhluk Allah?

3.

Bagaimana manusia menjalankan kewajibannya sebagai makhluk Allah?

4.

Bagaimana manusia mengusahakan haknya terhadap Allah?

1.3 tujuan 1.

mengetahui kewajiban manusia sebagai makhluk Allah

2.

mengetahui hak-hak manusia sebagai makhluk Allah

3.

mengetahui cara manusia memenuhi kewajibannya sebagai makhluk Allah

4.

Bagaimana manusia mengusahakan haknya terhadap Allah?

1.3 tujuan 1.

mengetahui kewajiban manusia sebagai makhluk Allah

2.

mengetahui hak-hak manusia sebagai makhluk Allah

3.

mengetahui cara manusia memenuhi kewajibannya sebagai makhluk Allah

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Kewajiban Manusia Terhadap Allah HAK DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AGAMA Merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan merupakan dua sisi yang menyatu dimana ada hak disana ada tanggung jawab yang melekat pada sisi sebaliknya hak dan tanggung jawab merupakan sesuatu yang universal merupakan satu ciptakan yang maha sempurna.Hak dan tanggung jawab merupakan ketentuan yang pasti dan melekat sebagai satu ciptaan,satu realita yang sudah ada dan pasti ada.Untuk mencapai dan menjaga kesempurnaan ciptaan allah,allah telah menunjukan kepada manusia selaku individu cara untuk memelihara hak dan tanggung jawab.Menjaga keseimbangan hak dan tanggung jawab merupakan,tanggung jawab bagi makhluk terhadap sang kholik. DEFINISI HAK DALAM AGAMA hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri dan untuk agamanya masing-masing. Contohnya: 1. Hak untuk bebas memeluk agama. 2. Hak mengeluarkan pendapat. 3. Hak untuk mendapatkan pengajaran. 4. Hak memiliki kedudukan yang sama dimata hukum agama. DEFINISI KEWAJIBAN DALAM AGAMA ISLAM Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Contohnya: 1. Melaksanakan kewajiban sesuai dengan agama masing-masing 2. Mematuhi setiap perintah atau hukum agama 3. Menjalankan setiap hal yang dikatakan atau difirmankan 4. Menghormati agama lain 5. Selalu mengutamakan tuhan 6. Tidak membeda-bedakan orang lain 7. Menjauhi larangan yang ada

DEFINISI TANGGUNG JAWAB DALAM AGAMA Pada prinsipnya tanggung jawab dalam islam itu berdasarkan atas perbuatan individu sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat, seperti ayat 164 surat al an’am yang artinya” dan tidaklah seseorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Tanggung jawab seorang berkaitan erat denagn kewajiban yang dibebankan kepadanya. Semakin tinggi kedudukannya dimasyarakat maka semakin tinggi pula tanggung jawabnya. Hal ini ditegaskan oleh allah swt sebagai berikut: “wahai orang-orang mukmin peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At tahrim 6) sebagai mana yang ditegaskan rasulullah saw” setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya.” (al hadit) CONTOH DARI TANGGUNG JAWAB DALAM AGAMA: 1. Menghormati agama lain. 2. Melaksanakan ibadah. 3. Tidak durhaka terhadap orang tua. 4. Jujur. 5. Menjauhkan diri dari penyembahan berhala. 6. Jangan menambah lawan tapi menanbah kawan. 7. Menjaga kebersihan tempat ibadah. 8. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Kata hak dalam al quran disebut al Haq yang mempunyai empat pengertian 1. Hak yang berarti untuk menunjukkan terhadap pelaku yang mengadakan sesuatu yang mengandung hikmah. 2. Kata al haq digunakan untuk menunjukkan kepada sesuatu yang diadakan mengandung hikmah. 3. Kata al haq digunakan untuk menujukkan keyakinan seseorag terhadap sesuatu yang cocok dengan jiwanya. 4. Kata al haq digunakan untuk menunjukkan terhadap perbuatan atau ucapan yang dilakukan menurut kadar dan porsi yang seharusnya dibutuhkan sesuai keadaan waktu dan tempat. Dalam agama kewajiban yaitu sesuatu perbuatan yang apabila dikerjakan merupakan sebuah tanggung jawab Manusia diciptakan oleh Allah ke dunia sebenarnya memiliki tanggung jawab yang harus dipenuhi dalam hidupnya. Tanggung jawab ini sejalan dengan hak-hak yang Allah anugerahkan kepadanya. Tentunya hak-hak tersebut ia peroleh dibarengi dengan kewajiban yang ia tanggung. Karena hak dan kewajiban haruslah berjalan berbarengan. Keduanya tidak

dapat berjalan sendiri-sendiri. Jika keadaanya tidak seimbang maka akan mengakibatkan ketidakseimbangan yang akan merugikan manusia itu sendiri. Nabi bersabda: “Tunaikanlah kewajibanmu dan mintalah kepada Allah untuk mendapatkan hakmu(HR: Bukhari-Muslim)” Jika dihubungkan dengan kewajiban yang dikenal dalam islam, maka dapat difahami bahwa manusia sebagai makhluk Allah memiliki kewajiban. Kewajiban ini dimiliki oleh setiap pemeluknya. Setiap dari mereka memikul tanggung jawab yang dipikul masing-masing. Sehingga setiap individu memiliki beban dalam memenuhi kewajibannya tersebut. Memenuhi kewajiban-kewajiban kita sebagai seorang muslim juga bisa diartikan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas segala hak-hak kita yang telah dipenuhinya. Sehingga, seperti yang telah dibahas di atas, antara kewajiban dan hak selalu berjalan beriringan. Jika kita memenuhi kewajiban kita dengan baik, maka Allah senantiasa selalu menambah nikmat kepada kita. Selalu memenuhi hak-hak yang semestinya kita peroleh. Tentunya dalam memenuhi kewajiban di sini harus lillahi ta’ala. Yaitu dikerjakan karena mengharap ridha Allah semata. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7: 7. Dan (ingatlah juga), tatkala Allahmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Beberapa kewajiban seorang muslim yang dikenal antara lain: a.

menyembah Allah dan taat pada perintahnya

sebagai seorang muslim yang beriman, maka diwajibkan kepadanya untuk beribadah hanya kepadanya. Tidak dibenarkan seorang hamba menyembah kepada selainnya. Jika kita mengingat awal penciptaan manusia, maka kita akan melihat bahwa Allah SWT menciptakan manusia hanyalah untuk beribadah kepadnya. Allah berfirman dalam QS Adz-Dzariyaat, 56: 56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu. Sudah tergambar jelas bahwa Allah manciptakan makhluknya terutaman manusia dalam konteks ini hanyalah untuk menyembahnya. Namun tidak berarti bahwa Allah butuh disembah. Karena Allah berdiri dengan sendirinya dan tidak mengurangi kekuasaan dan kemuliaanNya. Selanjutnya kewajiban manusia sebagai makhluk Allah adalah mentaati semua yang telah Allah perintahkan kepada hambanya. Dalam firmannya surat An Nisa’ ayat 65 Artinya: Maka demi Allahmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS: An Nisa’ 65)

Diterangkan juga dalam hadits rasulullah SAW “Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga hawa nafsunya (keinginanya) telah datang dariku (al-quran dan hadist) (HR. Abi ashim al-syaibani). Dapat disimpulkan bahwa tidak beriman seseorang sebelum mengikuti perintah-perintah allah. Dengan kata lain, seseorang dikatakan beriman jika didia mentaati perintahNya. Mengerjakan semua amal ibadah yang telah Rasul tuntunkan.

b.

Tidak menyekutuan Allah dengan makhluknya

Sebagai sang pencipta maka tidak ada suatu apapun di dunia ini yang dapat disamakan (disekutukan) dengan Allah SWT. hanya Allah yang wajib disembah. Adalah isa besar bagi seseorang yang menyekutukan Allah SWT. Sesuai firmanNya, Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni isa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauhjauhnya. (QS. An nisa’:116) Seseorang yang menyekukan Allah dengan makhluknya adalah merupakan termasuk orangorang yang merugi. Sebagai seorang muslim yang beriman, maka wajib berusaha menghindari perilaku-perilaku yang bisa mendekatkan dirinya dari kesyirikan. c.

Bersyukur atas segala nikmat Allah

Tidak ada yang lebih pantas bagi sesuatu yang telah diberi selain berterima kasih dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah diberikan untuk tujuan diberikanya. Adapun manusia yang telah diberi banyak kenikmatan, seharusnya selalu bersyukur kepadaNya. Dalam surat Al Baqarah ayat Allah berfirman: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. 152 Ketika nikmat kita peroleh, maka akan ada dua kemunkinan yang dialami oleh manusia. Yang pertama adalah lalai bersyukur karena nikmat tersebut. Dan yang kedua senantiasa mengingat untuk selalu bersyukur atas apa yang ia peroleh pada hari itu. Sebagai seorang mukmin sejati, wajib hukumnya kita selalu mengingat untuk mensyukuri segala hal yang kita dapatkan. Kita bisa bersyukur dengan berbagai cara. Misalnya, dengan membelanjakan harta kita di jalan yang dibenarkan oleh agama, Bersedekah, mencari nafkah dengan cara yang halal, dan lain sebagainya.

2.2 Hak Manusia Sebagai Makhluk Allah sejak manusia dilahirkan ke dunia, pada saat itu allah telah menetapkan kewajiban-kewajiban manusia sebagai ciptaanNya untuk menjalankan perintah-perintahNya, namun pada saat itu pula Allah menganugerahkan hak-hak yang akan ia peroleh selama ia hidup di dunia. Ketika seseorang telah melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk Allah maka dia juga mendapat hak untuk kewajiban yang telah dijalaninya tersebut.

Setiap orang yang melaksanakan kewajiban, cepat atau lambat, baik langsung maupun tidak langsung, pasti akan mendapatkan haknya. Tetapi, tidak setiap orang yang menuntut hak dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. Allah telah berfirman dalam surat An Najm ayat 39: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,” Setelah manusia menjalankan kewajibannya, Maka dia sepantasnya memperoleh hak-hak yang seharusnya ia peroleh. Misalnya hak ganjaran dan pengampunan. Apa saja yang seorang hamba kerjakan ketika ia hidup di dunia sepantasnya memperoleh ganjaran dari tuhan yang maha esa. Seberapapun amal yang ia kerjakan maka sebanyak itu ia peroleh. Jika amal baik yang ia kerjakan, maka balasannya adalah kebaikan pula. Namun jika kejelekan yang ia kerjakan, maka seorang hamba dituntut untuk memohon ampun atas kesalahannya itu. Karena jika tidak maka balasannya adalah kejelekan pula.

Allah berfirman dalam surat Az-Zalzalah 7-8: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya[7]. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. [8]” Oleh sebab itu sebagai seorang hamba harus selalu meyakini bahwa setiap amal perbuatan yang dikerjakannya akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Hak-haknya sebagai hamba tidak akan diingkari oleh tuhan yang maha esa. Dan hal ini sejalan dengan kewajibankewajiban yang harus ia laksanakan di samping hak-hak yang ia peroleh selama hidup di dunia. Selain dengan mengerjakan perintah wajib (amal baik) yang telah disebut di atas banyak usaha atau cara yang dapat dilakukan seorang hamba untuk mendapat hak-haknya dari Allah seperti berdoa. Allah mewajibkan kita banyak-banyak berdoa kepada-Nya, dan menjanjikan serta menjamin untuk mengabulkan ia para penia. Dan tentu saja kita wajib meyakini dan mengimani janji serta jaminan itu sebagai sebuah kepastian, karena itu janji dan jaminan dari Allah Yang Maha Menepati janji. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka sesungguhkan Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia (benar-benar) berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. AlBaqarah: 186). Doa adalah ibadah yang wajib kita tunaikan. Tapi doa sekaligus juga merupakan kebutuhan asasi kita. Disatu sisi doa sebagai bukti pengakuan akan pengakuan akan kekurangan, kelemahan dan keterbatasan diri kita sebagai hamba yang fakir dan selalu butuh dzat yan maha kaya, Allah SWT. Sehingga hanya orang yang sombong saja yang tidak mau memohon dan berdoa padanya. Bahkan Allah telah mengancam mereka yang tidak mau memohon padanya dengan nereka jahannam. “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari

menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (QS: al mukmin ; 60) 3.1 kesimpulan Sebagai makhluk Allah yang baik tentunya kita sebagai makhlukNya telah diperintahkan untuk melakukan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sebagai pahala (hak) yang kita peroleh dariNya adalah kita tidak akan mendapat siksa di akhirat kelak. Seperti yang telah difirmankan: Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga (QS; Ar Rahman: 46) Allah tidak memberi apa yang manusia inginkan Banyak cara yang dapat dilakukan seorang hamba Allah untuk mendapatkan haknya. Salah satu dengan berdoa. Namun yang Perlu digaris bawahi adalah, tidak jarang manusia menginginkan haknya semata akan tetapi melalaikan kewajibannya sebagai hamba Allah. Terkadang hanya berdoa saat dalam keadaan sulit saja. Padahal belum tentu Allah akan mengabulkan doanya tersebut. Bisa jadi Allah menangguhkan ia hamba tersebut dan mengganti denngan hal yang lain, semisal terselamatkan dari kecelakaan dan lain sebagainya.

Daftar pustaka

1.

H. Jalaluddin. 2005. Psikologi Agama. Jakarta. RajaGrafindo.

2.

Soedirman, Moch. Basofi. 1995. Eksistensi Manusia Dan Agama. Jakarta. Yayasan annash

3. 2014

2014. https://www.facebook.com/marimembacaayatsucialquran?fref=nf. 7 desember

Related Documents


More Documents from "Ozada Rasifa"