Makalah K3.docx

  • Uploaded by: Zahlul Amri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah K3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,248
  • Pages: 8
MAKALAH K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN KEBIAJAKAN PERTAMBANGAN)

CONTOH KASUS DI PT. BUKIT ASAM, TBK TANJUNG ENIM BERDASARKAN TEORI DOMINO

Disusun Oleh:

ZAHLUL AMRI (1504108010036) DICKI ROZA MULIA S. (1504108010060) RAZINFIKRAN (1504108010063)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Menurut Mangkunegara (2002, p.163), Keselamatan dan Kesehatan Kerja

adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Dari pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa tujuan K3 adalah untuk melidungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja, menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan seccara aman dan efesien dan meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional. Ada beberapa teori penyebab kecelakaan kerja dapat terjadi, salah satunya Teori Domino. Teori Domino di perkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun 1931. Menurut Heinrich, 88% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari manusia, sedangkan sisanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak berkaitan dengan kesalahan manusia, yaitu 10% disebabkan kondisi yang tidak aman dan 2% disebabkan takdir tuhan. Heinrich menekankan bahwa kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh kekeliruan atau kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Menurutnya, tindakan dan kondisi yang tidak aman akan terjadi bila manusia berbuat suatu kekeliruan. Hal ini lebih jauh disebabkan karena faktor karakteristik manusia itu sendiri yang dipengaruhi ileh keturunan dan lingkungannya. Apabila terdapat suatu kesalahan manusia, maka akan tercipta tindakan dan kondisi tidak aman serta kecelakaan serta kerugian akan timbul. Heinrich menyatakan bahwa rantai batu tersebut diputus pada batu ketiga sehingga kecelaaan dapat dihindari. Konsep dasar pada model ini adalah:



Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian yang berurutan.



Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya.



Penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik.



Kecelakaan tergantung kepada lingkungan fisik dan sosial kerja.



Kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia.

Gambar 1.1 Teori Domino

K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) dalam sektor pertambangan mineral dan batubara merupakan kunci bisni yang menjadi prioritas. Seperti yang ada dalam pasal 5, ayat 1, keputusan Menteri Pertambangan dan Energi no. 555.k/26/M.PE/1995 tentang K3 pertambangan umum, dinyatakan bahwa kegiatan pertambangan, baik eksplorasi maupun eksploitasi baru dapat dimulai setelah pemegang izin usaha pertambangan memiliki kepala tektik tambang (KTT), yaitu seseorang yang memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundang-undangan K3 pada suatu kegiatan usaha pertambangan. Kemudian, ketika kegiatan pertambangan telah berlangsung, pengusaha usaha harus menghentikan pekerjaan apabila KTT tidak berada pada pekerjaan usaha tersebut, seperti yang

tercantum dalam Pasal 4, Ayat 7, Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995. Pada Pasal 96, Huruf a, UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dikatakan bahwa K3 juga merupakan kewajiban yang melekat bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Selanjutnya, pelaksanaan K3 pada kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, atau IUPK tersebut diawasi oleh pemerintah melalui Inspektur Tambang seperti yang terdapat dalam Pasal 141, Ayat 1 dan Ayat 2, UU No. 4 Tahun 2009.

1.2

Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian K3? 2. Bagaimana K3 dalam dunia industri Pertambangan? 3. Apa itu Teori Domino dalam K3? 4. Bagaimana contoh kasus dari Teori Domino?

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Deskripsi Kasus Kecelakaan terjadi di PT. Bukit Asam, Tbk Tanjung Enim, yang dialami oleh Sdr. M. Fakhron di pit TSBC saat unit HD 1029 yang dioperasikannya rebah ke arah kanan. Kecelakaan tersebut terjadi pada tanggal 18 juli 2018 sekitar pukul 18:00 WIB. Pada saat teradinya kecelakaan terdapat beberapa kondisi yang tidak aman yaitu lantai kerja maneuver loading yang terapat beda ketinggian ±2 meter sebagai sisa dari penggalian shift siang di area loading point excavator 10-006 tidak diberi pengaman safety berm sebelum dilakukan operasi, kurangnya penerangan loading point excavator 10-006, raido komunikasi unit HD 1029 digunakan dalam kondisi bermasalah pada toll PTTnya.

2.2 Analisis Kasus 2.2.1

Identifikasi Identitas Korban

Nama : M. Fakhron Umur : 43 tahun Masa kerja : ±1 Tahun Alat : HD 785 Satuan Kerja : PT. Bukit Asam

2.2.2

Identifikasi Sumber Bahaya a. Tindakan Tidak Aman Dalam kasus ini korban melakukan tindakan yang tidak aman yaitu Menggunakan radio komunikasi dengan kondisi PTTnya bermasalah, memposisikan unit HD 1029 saat mundur akan loading tidak tegak lurus terhadap jenjang kerja dan tidak segaris dengan posisi backhoe excavator.

b. Faktor Pribadi Korban kurang perhatian terhadap lingkungan kerja sehingga tidak memperhatikan potensi bahaya adanya beda ketinggian lantai kerja saat melakukan maneuver mundur untuk loading material overburden. Korban kurang pengetahuan terhadap tata cara memposisikan unit saat mundur untuk loading karena mengambil jalur yang tidak tegak terhadap jenjang kerja dan tidak segaris dengan

posisi

bucket

excavator

10-006.

Korban

kurang

kemampuan karena anik saat terjadi kecelakaan sehingga segera melepas safety belt tanpa memperhatikan posisi unit korban yang sudah rebah ke sisi kanan dan korban berada di ketinggian sekita ±3 meter dari lantai kerja. c. Faktor Pekerjaan Kurangnya rekayasa engineering dalam meminimalisir adanya potensi bahaya di loading point sehingga lantai kerja yang memiliki beda tinggi ±2 meter tidak di amankan. Kurangnya sarana ligting tower di area pit lingkat TSBC, tidak adanya item pengecekan kondisi radio komunikasi di dalam form check list P2H unit HD yang digunakan. Sehingga tidak ada control apakah alat yang sudah digunakan atau yang akan digunakan dalam kondisi layak pakai atau rusak (tidak berfungsi). Kurangnya sosialisai SOP traffic management oleh PT. Satria Bahana Sarana kepada operator baik excavator maupun haul dumptruck yang seharrusnya ketika alat komunikasi radio tidak berfungsi, komunikasi dapat dilaukan dengan menggunakan sinyal klakson dimanan dengan 1 (satu) kali klakson panjang berarti ada bahaya dan alat angkut harus segera meninggalkan area loading.

2.2.3

Kronologi Kecelakaan Kerja Pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2018 pukul 18.00 WIB telah terjadi

kecelakaan berat yang dialami oleh Sdr. M. Fakhron di pit TSBC saat unit HD 1029 yang dioperasikannya rebah ke arah kanan akibat adanya perbedaan ketinggian pada lantai kerja ±2 meter. Ybs. terjatuh dari kabin sesaat setelah korban yang panic melepaskan safety belt yang digunakan sehingga mengakibatkan Koran kehilangan keseimbangan dan tubuh korban terbentur kaca pintu sebelah kanna, tubuh korban bagian belakang terbentur bagian unit HD, serta bahu kiri korban menghentam bagian lain dari unit HD yang menyebabkan patah di bagian clavicula.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Menurut Mangkunegara (2002, p.163), Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) dalam sektor pertambangan mineral dan batubara merupakan kunci bisni yang menjadi prioritas. Seperti yang ada dalam pasal 5, ayat 1, keputusan Menteri Pertambangan dan Energi no. 555.k/26/M.PE/1995 tentang K3 pertambangan umum. Ada beberapa teori penyebab kecelakaan kerja dapat terjadi, salah satunya Teori Domino. Teori Domino di perkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun 1931. Menurut Heinrich, 88% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari manusia, sedangkan sisanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak berkaitan dengan kesalahan manusia, yaitu 10% disebabkan kondisi yang tidak aman dan 2% disebabkan takdir tuhan. Dari contoh kasus diatas, kecelakaan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu factor tindakan yang tidak sperti menggunakan radio komunikasi dengan kondisi PTTnya bermasalah, factor pribadi seperti kurang perhatian terhadap lingkungan kerja sehingga tidak memperhatikan potensi bahaya yang ada, dan factor pekerajaan misalnya kurangnya rekayasa engineering dalam meminimalisir adanya potensi bahaya ada.

3.2 Saran Agar mengurangi kecelakaan kerja, sebaiknya para pekerja sebelumnya dibekali pendidikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja sehingga para pekerja dapat meningkatkan kehati-hatian dalam pekerja yang pada akhirnya mengurangi resiko cedera serta meningkatkan kerja produksi disuatu perusahaan.

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""