Isi.docx

  • Uploaded by: Zahlul Amri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,414
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber

daya alam yang melimpah baik di darat maupun di laut. Sumber daya alam tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan produksi dan ekonomi negara. Provinsi Aceh terletak diujung barat Indonesia, secara geografis di kelilingi oleh lautan yang kaya akan biota laut nya. Aceh berpotensi mengembangkan sektor perikanan yang menjadi andalan untuk membangun perekonomian daerah. Pembangunan subsektor merupakan salah satu bagian dari pembangunan pertanian yang diarahkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, swasembada hewani, peningkatan devisa negara dan menciptakan lapangan kerja yang produktif. Masyarakat Aceh memanfaatkan kekayaan laut sebagai salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat. Kekayaan hayati tersebut diantaranya adalah ikan yang mempunyai manfaat sangat besar dalam bidang kesehatan, ikan memiliki kandungan gizi yang tinggi serta dapat memberikan keuntungan dari segi ekonomi dengan nilai jual yang tinggi. Kandungan gizi utama pada ikan adalah protein dan asam lemak esensial yang sangat berguna bagi kesehatan manusia. Ikan merupakan sumber alami asam lemak omega 3 yaitu Eicosa Pentaenoic Acid (EPA) dan Decosa Hexaenoic Acid (DHA) yang berfungsi untuk mencegah aterosklerosis. Omega 3 juga dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah, kadar kolesterol hati dan jantung. Kadar asam lemak omega 3 dalam beberapa jenis ikan laut di perairan Indonesia berkisar antara 0,1-0,5 g/100 g daging ikan. lkan tongkol (Euthynnus affinis C) merupakan ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu 26,2 mg/100g serta kaya akan kandungan asam lemak omega-3. Ikan ini merupakan spesies dari kelas Scromboidae seperti ikan tuna. Ikan tongkol merupakan salah satu spesies yang sangat menarik untuk dikaji baik dari segi komposisi nutrisi maupun dari

1

segi ekonominya. Ikan tongkol mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi terutama protein yaitu antara 22,6-26,2 g/100 g daging, lemak antara 0,2-2,7 g/100 g daging, dan beberapa mineral (kalsium, fosfor, besi dan sodium), vitamin A (retinol),

dan vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin). (Departemen of

Health Education and Walfare 1972 dalam Maghfiroh 2000) Salah satu bahan makanan olahan dari ikan tongkol adalah masakan tradisional Aceh yaitu ikan “keumamah”, Ikan kayu, dalam bahasa Aceh disebut “eungkot keumamah”, yang berarti ikan tongkol yang diiris kecil-kecil seukuran dua jari yang selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari. Pengeringan secara alami ini dapat dilakukan selama seminggu atau lebih agar ikan menjadi kaku dan kenyal. Dan supaya lebih tahan lama, keumamah dilumuri tepung tapioka atau digoreng. Membuatnya pun tidak sulit, hanya dengan membersihkan ikan tongkol, lalu direbus bersama daun belimbing atau daun nangka dalam kuali besar. Dimana dedaunan tersebut akan menimbulkan keharuman tersendiri. Setelah matang, kepala ikan dibuang. Selanjutnya dijemur di bawah Sinar matahari sehingga membuatnya kering, tidak berbau, empuk dan dapat dimakan, seperti layaknya ikan sarden. Masakan ini termasuk salah satu makanan kesukaaan orang Aceh karena bumbu nya yang khas dan jarang di temukan dikota lain. Biasanya dimakan dengan nasi putih saja sudah lezat. Kali ini kami akan melakukan penelitian tentang mengolah ikan keumamah yang selama ini hanya diperoleh dalam bentuk lauk makan menjadi cemilan dalam bentuk kerupuk yang dapat dibawa kemana saja dan bisa menjadi salah satu kerupuk khas dari Aceh.

2

1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan dihadapi didalam pengolahan cekeumah ini adalah : 1. Bagaimana proses pembuatan cekeumah agar tahan lama? 2. Bagaimana proses pengolahan keumamah menjadi cemilan kerupuk? 3. Apa saja bahan yang digunakan dalam pembuatan cekeumah? 4. Bagaimana proses pemasaran cekeumah agar produk terkenal di pasaran? 5. Bagaimana cara meningkatkan nilai ekonomi cekeumah pada masyarakat aceh terutama pada turis lokal dan asing yang berkunjung ke Aceh?

1.3 Tujuan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan cekeumah (cemilan kerupuk keumamah) sebagai cemilan kerupuk khas Aceh yang memiliki umur simpan yang tahan lama setelah dibuka dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu agar masyarakat Aceh, khususnya remaja mampu mengenal cekeumah sebagai cemilan kerupuk khas Aceh yang kekinian dan mampu dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari daerah Aceh bagi turis lokal dan asing. Output: Pembuatan ikan kayu ( Eungkot Keumamah ) menjadi Cekeumah. Outcame : Produk cekeumah ini akan dipasarkan ke kalangan masyarakat terutama kepada turis lokal dan asing agar mereka mengenali cemilan khas Aceh kekinian yang unik ini sehingga produk kami bisa terkenal di dalam negeri maupun luar negeri.

1.4 Manfaat Setelah produk Cekeumah dipasarkan di masyarakat diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan antara lain: 1) Aspek Kesehatan Cekeumah diharapkan dapat memberikan alternatif cemilan berbahan baku ikan tongkol yang memiliki nilai gizi tinggi bagi

3

masyarakat. Dengan demikian masyarakat memiliki pilihan cemilan yang berkualitas, sehat dan bergizi. 2) Aspek Sosial – Ekonomi Penjualan produk Cekeumah diharapkan dapat memberikan alternatif cemilan sehat dan bergizi yang disukai oleh masyarakat namun dengan harga yang terjangkau dan rasa yang berkualitas. Sehingga diharapkan masyarakat dari semua kalangan dapat merasakan manfaat dari mengkonsumsi cemilan ini. 3) Aspek Tradisional Cekeumah merupakan produk cemilan sehat dan bergizi yang diolah dari masakan khas Aceh. Oleh sebab itu pemasaran produk ini diharapkan dapat memperkenalkan kepada masyarakat luas masakan tradisional khas Aceh yang diinovasi ke dalam bentuk cemilan kerupuk.

4

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Kondisi Umum Lingkungan Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa “keumamah” merupakan salah

satu kuliner khas Aceh, masyarakat Aceh sendiri sangat menggemari kuliner yang satu ini. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk membuat usaha “Cekeumah” (cemilan kerupuk keumamah) sebagai bentuk usaha baru, walaupun tergolong baru cekeumah ini berpeluang sangat besar untuk menarik perhatian konsumen di pasar lantaran bahan bakunya merupakan kuliner yang sangat digemari oleh masyarakat setempat. 2.2

Gambaran peluang pasar Cekeumah mempunyai peluang untuk menjadi salah satu cemilan khas

Aceh yang nantinya bisa dipasarkan tidak hanya di Aceh, namun juga di seluruh Indonesia. Target pasar kami adalah semua kalangan baik usia tua maupun muda, pelajar,

karyawan

dan

sebagainya.

Kami

juga

akan

mencoba

untuk

mendistribusikan produk ini ke seluruh rumah makan, karena cekeumah sendiri juga sangat cocok untuk dijadikan lauk makan dan mempromosikannya kepada turis lokal dan asing yang berkunjung ke Aceh. Selain itu, warung kopi yang selama ini merupakan tempat primadona anak muda di Aceh juga bisa menjadi salah satu tempat pendistribusian produk ini. Di samping itu kami juga akan mendistribusikan produk ini ke berbagai tempat penjualan khas Aceh. Untuk merealisasikannya, maka kami menentukan lokasi perusahaan kami nantinya, haruslah berdekatan dengan tempat keramaian yang sering dikunjungi orang. Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, kami memilih lokasi perusahaan kami adalah di daerah Tungkop, Darussalam (di dekat kampus Unsyiah dan UIN Ar Raniry) 2.3

Gambaran Usaha Cekeumah selain mempunyai rasa yang enak, juga mempunyai kandungan

gizi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Kami membagi produk ini ke dalam dua variasi bentuk :

5

1. Bentuk Siap Saji Bentuk ini bisa langsung dinikmati oleh konsumen karena sudah digoreng terlebih dahulu di pabrik. Untuk mendapatkan perhatian lebih dari konsumen kami memberikan beberapa variasi rasa untuk bentuk siap saji ini : -

Original

-

Balado

-

Hot

2. Bentuk yang harus digoreng lagi Oleh Konsumen Bentuk ini memerlukan perlakuan tambahan dari konsumen yaitu dengan menggorengnya, cekeumah dalam bentuk ini diperuntukkan kepada konsumen yang ingin menyimpannya dalam waktu yang lama atau ingin mengkonsumsi cekeumah dalam keadaan hangat, namun hanya ada rasa original. Kedua, bentuk cekeumah ini akan didistribusikan ke rumahrumah makan, toko-toko kelontong, serta toko-toko yang menjadi pusat cemilan khas daerah Aceh.

6

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahapan Produksi Tahapan produksi ini dapat dibagi ke dalam 4 tahapan, yaitu pemilihan dan pembersihan ikan, pemasakan, pengeringan dan pengemasan. 1) Pemilihan dan Pembersihan Ikan Pada tahapan ini, ikan yang akan dibersihkan terlebih dahulu diseleksi agar diperoleh ikan yang berkualitas dan bagus untuk diproduksi. Ikan yang terpilih dibersihkan dan kotoran-kotoran yang terdapat pada perut ikan dibuang, kemudian dicuci hingga bersih untuk menghilangkan darah dan lendir ikan. Proses ini dilakukan agar ikan yang akan digunakan untuk membuat produk nantinya lebih higienis sehingga terjaga kualitas dan keawetan produk. 2) Pengukusan Pada tahapan ini, ikan yang telah dibersihkan dimasukkan kedalam panci yang telah berisi air dan garam untuk proses pengukusan. Selanjutnya, mulai dilakukan proses pengukusan dengan metode perebusan pada suhu lebih kurang 100 0C selama 30 menit. 3) Pengeringan tahap awal Pada tahapan pengeringan tahap awal ini, ikan yang sudah dikukus akan diiris terlebih dahulu. Pengirisan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang masih terdapat pada ikan, sehingga mempercepat proses pengeringan. Setelah ikan diiris, selanjutnya ikan dijemur dibawah sinar matahari hingga ikan kering sempurna. 4) Pembuatan bahan dan pengeringan tahap akhir Pada tahapan ini, ikan yang sudah kering diangkat, kemudian dihancurkan sampai sedikit halus agar mendapatkan tekstur ikan yang lembut. Adapun bahan yang perlu dipersiapkan berupa ikan kayu (ikan tongkol), tepung tapioka, garam, bawang putih, ketumbar halus, telur dan air secukupnya. Kemudian semua bahan tersebut dicampur menjadi satu hingga menjadi adonan. Kemudian adonan tersebut dihaluskan dan dipotong berbentuk bulat. Setelah semua selesai

7

kemudian adonan dijemur kembali dibawah sinar matahari selama 3 jam agar adonan benar-benar kering. 5) Pengemasan Pada tahapan ini, cekeumah yang sudah jadi dikemas dalam bungkusan yang sudah didesign kemasan dan merknya agar para pembeli tertarik dengan produk kami. Dan kemasan ini juga terdapat zipper sehingga cemilan ini praktis dibuka dan ditutup sesuka hati sesuai dengan keinginan konsumen.

3.2 Tahapan Pemasaran Pada bulan pertama pemasaran akan dilakukan di lingkungan

tempat

tinggal sebagai langkah awal produksi. Kemudian pada bulan kedua pelaksanaan program penjualan akan diperluas ke berbagai wilayah di Banda Aceh dan Aceh

8

Besar, seperti rumah-rumah makan, dan toko-toko makanan lainnya. Pada bulan ketiga, program penjualan produk akan dilaksanakan dengan menempatkan produk di toko makanan khas Aceh yang ada di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar juga akan dilaksanakan penjualan produk melalui bentuk media online seperti instagram, facebook, twitter dan lainnya.

3.2.1

Promosi Produk

Informasi penyebarluasan suatu produk sangat diperlukan, agar produk Cekeumah lebih dikenal lagi dalam masyarakat luas. Promosi produk dapat dilakukan melalui media sosial dan penyuluhan langsung kelapangan untuk mengenali produk cekeumah sebagai cemilan khas dengan berbagai varian rasa. Dilakukan hal ini agar konsumen juga mengetahui manfaat akan cekeumah dan meningkatkan daya tarik konsumen.

3.2.2 Pemasaran Produk Dalam hal pemasaran sangat harus diperhatikan dalam penentuan harga dan target pemasaran untuk strategi yang digunakan. Berikut penjelasan mengenai strategi pemasaran adalah : 1. Penentuan harga Untuk meningkatkan daya tarik konsumen penentuan harga produk menjadi hal pertimbangan dalam penjualan. Harga produk cekeumah akan disesuaikan dengan target pemasarannya agar konsumen menjadi lebih tertarik untuk membeli cekeumah. 2. Target harga Target pasar produk cekeumah yang ditujukan adalah masyarakat aceh dan seluruh kepulauan indonesia serta menjadi produk yang dapat bersaing pada tingkat yang luas. Target harganya yaitu sebesar Rp. 15.000/pcs.

9

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1

Anggaran Biaya

No

Jenis Pengeluaran

Biaya (Rp)

1

Peralatan Penunjang

4.605.000,-

2

Bahan Habis Pakai

7.445.000,-

3

Perjalanan

200.000,-

4

Lain-lain

266.000,Jumlah

12.516.000,-

RINCIAN DANA:

1. Peralatan Penunjang Material

Justifikasi Pemakaian

Kuantitas

Harga

Harga

Satuan (Rp)

Satuan (Rp)

Sewa Toko

Peralatan

1 bulan

500.000,-

500.000,-

Selang regulator

Peralatan

1

120.000,-

120.000,-

Kompor gas

Peralatan

1

250.000,-

250.000,-

Tabung gas 3 kg

Peralatan

2

150.000,-

300.000,-

Regulator gas

Peralatan

1

125.000,-

125.000,-

Blender

Peralatan

1

250.000,-

250.000,-

Pisau

Peralatan

1 Set

100.000,-

100.000,-

Telenan

Peralatan

1

50.000,-

50.000,-

Panci Kukus

Peralatan

1

250.000,-

250.000,-

Sendok Wajan

Peralatan

1 (Unit)

150.000,-

150.000,-

Alat Gilingan Halus

Peralatan

1

490.000,-

490.000,-

Kulkas

Peralatan

1

1.330.000,-

1.330.000,-

Timbangan Digital

Peralatan

1

200.000,-

200.000,-

Rak dan Toples Bumbu

Peralatan

2

135.000,-

270.000,-

10

Baskom Stainless

Peralatan

2

50.000,-

200.000,-

Hand Sealer

Peralatan

1

20.000

20.000,-

SUB TOTAL (Rp)

4.605.000,-

2. Bahan Habis Pakai Justifikasi

Material

Pemakaian

Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Ikan tongkol

Bahan dasar 40 kg

30.000,-

1.200.000,-

Tepung tapioka

Bahan

50 kg

10.000,-

500.000,-

50 kg

10.000,-

500.000,-

tambahan Tepung terigu

Bahan tambahan

Cabai merah

Bumbu

6 kg

80.000,-

480.000,-

Bungkusan Cekeumah

Kemasan

500 pcs

5.000,-

2.500.000,-

Cabai hijau

Bumbu

6 kg

50.000,-

300.000,-

Bawang merah

Bumbu

15 kg

20.000,-

300.000,-

Bawang putih

Bumbu

15 kg

15.000,-

225.000,-

Kunyit

Bumbu

10 kg

12.000,-

120.000,-

Minyak goreng

Bumbu

80 kg

14.000,-

1.120.000,-

Bumbu rasa balado

Bumbu

5 kg

40.000,-

200.000,-

SUB TOTAL (Rp)

7.445.000,-

3. Perjalanan Justifikasi

Material

Perjalanan

Perjalanan ke pasar Pembelian

Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1 bln

100.000,-

100.000,-

untuk Promosi dan 1 bln

100.000,-

100.000,-

bahan

habis

pakai Perjalanan

pemasaran produk

distribusi

SUB TOTAL (Rp)

200.000,-

11

4. Lain-lain Justifikasi

Material

Pemakaian

Leaflet + Brosur

Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Promosi

1

200.000,-

200.000,-

Spanduk Produk Promosi

3

22.000,-

66.000,-

1X3 m SUB TOTAL (Rp)

266.000,-

Total (Keseluruhan)

12.516.000,-

4.2

Jadwal Kegiatan

Tahapan

Bulan ke-1

Persiapan

tempat

dan

bahan Pembuatan alat dan bahan Penjualan di lingkungan tempat tinggal Penjualan di rumah-rumah makan

dan

toko-toko

makanan lainnya Penjualan melalui media sosial dan media cetak serta

di

toko-toko

makanan khas daerah Evaluasi

12

Bulan Ke-2

Bulan-3

4.3 Analisis Keuntungan

1. Harga Pokok Penjualan (HPP) / Modal Pokok per pcs dari cekeumah adalah Rp10.000,2. Harga Jual yang kami tawarkan yaitu Rp15.000,-/pcs. 

Menghitung Keuntungan Kotor

Keuntungan kotor adalah hasil keuntungan dari perhitungan penjualan dikurangi modal pokok akan tetapi belum dikurangi biaya operasional. Keuntungan kotor = Penjualan per pcs — Modal Pokok Keuntungan kotor/hari = Total penjualan/hari/bulan — Total modal pokok atau per bulan. Keuntungan per porsi Rp15.000 — Rp10.000 = Rp5.000/pcs Bila sehari rata-rata dapat menjual 50 porsi , maka keuntungan yang didapat satu hari adalah Rp5.000 x 50 = Rp250.000/hari dan keuntungan rata-rata/bulan adalah = Rp250.000 x 30 = Rp7.500.000,

Menghitung Keuntungan Bersih Keuntungan bersih adalah hasil keuntungan yang sudah dikurangi seluruh

biaya operasional. Keuntungan Bersih = Total Keuntungan Kotor/Bulan - Total Biaya Operasional Setiap Bulan. Dengan total keuntungan kotor = Rp 7.500.000 setiap bulan dan biaya operasional setiap bulan Rp 700.000. Maka akan didapatkan keuntungan bersih/bulan = Rp 7.500.000 — Rp 700.000 = Rp 6.800.000,-

13

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari proposal diatas dapat disimpulkan bahwa cekeumah adalah cemilan kerupuk keumamah yang terbuat dari ikan kayu. Penjualan cekeumah dikemas dengan kemasan yang menarik dan dilengkapi dengan zipper sehingga membuat cemilan khas Aceh ini tahan lama dan jika tidak suka dengan bentuk siap saji, maka tersedia kemasan original yang bisa digoreng kapanpun sesuai keinginan konsumen. Cekeumah dalam bentuk siap saji terdiri dari variasi rasa original, balado, dan hot. Cekeumah juga dijual dengan harga yang terjangkau dibandingkan makanan-makanan kekinian yang lain serta aman bagi kesehatan dan sangat cocok disajikan bersama nasi, mie, dan makanan yang lain juga. Kami akan mempromosikan cekeumah melalui media sosial, melalui instagram, facebook, twitter, dll.

5.2 Saran Dari proposal ini kami berharap semoga para konsumen menyukai cekeumah dan menjadikan cekeumah sebagai cemilan favorit khas Aceh terutama kepada remaja Aceh untuk mencintai produk dalam negeri

yaitu

produk

cemilan

dari

Aceh

dan

ikut

serta

mempromosikannya di media sosial masing-masing agar dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia.

14

Daftar Pustaka

US Department of Health, Education, and Welfare. 1972. Ten-State Nutrition Survey 1968-1970 Vol. 1V : Biochemical. Washington DC : HEW.

15

More Documents from "Zahlul Amri"