MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) “IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SUMBER KECELAKAAN DI LABORATORIUM BIOLOGI”
Disusun oleh:
KELOMPOK 3 Adrian Feby Fadillah Aisa Mawarni Annisa Nurul Qomariyah Indah Nurwita Sari Muhammad Wildan Nadiah Nurul Hanin
UNIVERSITAS MH. THAMRIN PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN
i
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Identifikasi Bahaya Dan Sumber Kecelakaan Di Laboratorium Biologi” Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Jakarta, 7 Oktober 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang...................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2 C. Tujuan ................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3 A. Pengertian ............................................................................................................ 3 B. Pengertian Bahaya Kerja Biologi ......................................................................... 3 C. Jenis Bahaya di Laboratorium Biologi ................................................................. 4 D. Klasifikasi Bahaya Kerja .................................................................................... 10 E. Potensi Bahaya di Laboratorium Biologi ............................................................ 10 F. Identifikasi Risiko Bahaya Kerja Biologi di Tempat Kerja ................................ 11 BAB III PENUTUP ................................................................................................... 14 A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14 B. Saran ................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan . Oleh karena itu, diperlukan pemahaman
dan
kesadaran
terhadap
keselamatan
dan
bahaya
kerja
di
laboratorium.telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas fasilitas dan peralatan penunjang praktikum yang sangat mahal harganya. Semua kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan diantisipasi jika para praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium. Suatu percobaan yang dilakukan sering kali menggunakan berbagai bahan kimia baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya, peralatan gelas yang mudah pecah, dan instrumen khusus yang kesemuanya itu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat ataupun terjadi kesalahan pada saat peracikan bahan yang akan digunakan. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan praktikan, tentu saja hal ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan dapat mencelakai orang yang berada disekitarnya. Keselamatan kerja dilaboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, dan ini 1
berlaku dalam semua aspek pekerjaan. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan kerja yang sangat ingin kita hindari dalam melakukkan praktik di laboratorium, berikut beberapa jenis kecelakaan kerja di laboratorium dan beberapa cara mengantisipasi kecelakaan kerja tersebut.
B. Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis bahaya di Laboratorium Biologi? 2. Bagaimanakah penanganannya? 3. Apa saja potensi bahaya dalam Laboratorium Biologi?
C. Tujuan 1. Mengetahui apa saja jenis bahaya dalam laboratorium biologi dan cara penanganannya. 2. Mengetahui macam-macam potensi bahaya
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahaya (hazard) adalah semua sumber situasi, ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cidera (kecelakaan kerja dan/atau PAK). Hazard adalah suatu kondisi atau tindakan atau potensi yang dapat menimbulkan kerugian terhadap manusia, harta benda, proses, maupun lingkungan. Semua sumber atau situasi yang berpotensi mengakibatkan cidera atau sakit pada manusia, kerusakan properti, kerusakan terhadap lingkungan maupun gangguan proses disebut bahaya atau hazard (Dewi, 2011). Berdasarkan OHSAS 18001:2007 pengertian bahaya atau hazard adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi enimbulkan cidera (kecelakaan kerja) dan/atau penyakit akibat kerja (PAK) (Ramli, 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahaya adalah segala sesuatu yang memiliki potensi merugikan bagi manusia, properti dan lingkungan. Bahaya didefinisikan sebagai agen infeksius atau produk yang dihasilkan agen tersebut yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Sedangkan agen faktor biologi atau biological agen didefinisikan sebagai mikroorganisme, kultur sel, atau endoparasit manusia, termasuk yang sudah dimodifikasi secara genetik, yang dapat menyebabkan infeksi, reaksi alergi, atau menyebabkan bahaya dalam bentuk lain yang mengganggu kesehatan manusia. B. Pengertian Bahaya Kerja Biologi Biohazard (bahaya biologi) dapat berefek pada manusia melalui kontak langsung dengan biological agen atau lewat penularan agen perantara. Bahaya kerja biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahanbahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.
3
Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang ditimbulkan dari faktor makhluk hidup. Biasanya hazard biologi berada di lingkungan yang tidak bersih, kotor, dll. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu (1) yang menyebabkan infeksi dan (2) non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi (a) organisme viable, (b) racun biogenik dan (c) alergi biogenic
C. Jenis Bahaya di Laboratorium Biologi Beberapa jenis bahaya yang kerap menyebabkan kecelakaan dalam laboratorium biologi yaitu: 1. Keracunan Keracunan sebagai akibat penyerapan beberapa bahan kimia beracun atau toksik, seperti ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dsb. Keracunan bisa menyebabkan fatal maupun masalah kesehatan. Yang paling akhir yaitu yang lebih seringterjadi baik yang bisa di ketahui dalam periode pendek ataupun periode panjang. Dampak periode panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, yaitu akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil namun terus-menerus. Pertolongan pertama pada kecelakaan keracunan bahan kimia baiknya dikerjakan jika dokter belum juga tiba di tempat keracunan itu. Mengenai cara menangani keracunan bahan kimia sebagai awal yaitu mencegah kontak bahan kimia dengan badan secepatcepatnya. Beberapa langkah untuk mengerjakannya yaitu seperti berikut : 1. Cuci bahan kimia yang masihlah kontak dengan badan (kulit, mata dan organ badan yang lain) 2. Upayakan pasien keracunan tak kedinginan. 3. Janganlah memberi minuman mengandung alkohol pada pasien karena akan mempercepat penyerapan toksin didalam badan
4
4. Jika sulit bernafas, bantu dengan pernapasan dari mulut ke mulut 5. Selekasnya bawa ke tempat tinggal sakit Cara menangani keracunan bahan kimia dapat juga dikerjakan dengan sebagian langkah lain jika bahan kimia toksin itu masuk lewat mulut, kulit atau keracunan akibat ada
gas
yang
beracum
mengedar
di
sekitar
kita.
Cara menangani keracunan bahan kimia jika bahan toksin masuk lewat mulut : 1. Berilah minum berbentuk air atau susu 2 sampai 4 gelas. 2. Jika korban keracunan tengah dalam kondisi pingsan, janganlah memasukkan suatu hal (berbentuk makanan/minuman) lewat mulutnya 3. Masukan jari telunjuk kedalam mulut korban sembari menggerak-gerakkan jari dibagian pangkal lidah dengan maksud supaya si korban muntah 4. Janganlah lakukan poin diatas jika korban keracunan minyak tanah, bensin, alkali atau asam 5. Berilah 1 sendok antidote dan satu gelas air hangat pada korban Antidote itu dalam kondisi serbuk dan terbuat dari 2 bagian arang aktif, 1 bagian magnesium oksida dan 1 bagian asam tannat. Cara menangani keracunan bahan kimia jika bahan toksin lewat kulit : 1. Cuci bagian badan yang terserang dengan air bersih sekurang-kurangnya sepanjang 15 menit. 2. Bebaskan baju yang terserang bahan kimia 3. Janganlah memoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat, terkecuali untuk keracunan yang lebih tinggi/tertentu lainnya Cara menangani keracunan bahan kimia jika bahan toksin berbentuk gas : Untuk keracunan bahan kimia berbentuk gas maka baiknya memberi hawa fresh
5
sebaik-baiknya. Dan untuk mencegah keracunan bahan kimia berbentuk gas baiknya mulai sejak awal memakai masker. Sebab gas berbentuk klorin, hidrogen sulfida, fosgen,
hidrogen
sianida
yaitu
bahan
kimia
gas
yang
begitu
beracun.
Jadi, sebelumnya bekerja dengan bahan kimia, baiknya mesti mengetahu lebih dulu cara menangani keracunan bahan kimia itu untuk menghadapi beberapa hal yg tidak dikehendaki. 2. Luka Bakar Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati dalam mengatasi pelarut-pelarut organik yang gampang terbakar seperti eter, aseton, alkohol, dsb. Hal yang sama bisa disebabkan oleh peledakan beberapa bahan reaktif seperti peroksida dan
perklorat.
Pertolongan
Pertama
pada
Luka
Bakar
yaitu
:
Apabila mungkin selekasnya bawa korban ke tempat tinggal sakit, jika mustahil dikerjakan rendam bagian badan yg terbakar dalam wadah diisi air dingin Jika luka bakar luas atau derajat berat dikerjakan 1. Janganlah tarik/menarik baju yang menempel di luka 2. Janganlah berikan minyak gosok, pelumas, odol atau antiseptic 3. Janganlah memecah lepuh 4. Janganlah membantu sendiri, kirim ke tempat tinggal sakit 5. Apabila korban sadar berikanlah minum larutan garam (1/4 sendok teh setiap gelas 200cc), berikanlah satu gelas setiap jam. Luka bakar akibat zat kimia: A. Terserang larutan asam 1. kulit
selekasnya
dihapuskan
dengan
kapas
atau
lap
halus
dicuci dengan air mengalir sebanyak mungkin
6
2. Setelah
itu
bersihkan
dengan
1%
Na2CO3
lalu bersihkan lagi dengan air 3. Keringkan dan oleskan dengan salep levertran.
B. Terserang logam natrium atau kalium 1. Logam yang nempel selekasnya di ambil 2. Kulit dicuci dengan air mengalir kurang lebih sepanjang 15-20 menit 3. Netralkan dengan larutan 1% asam asetat 4. Dikeringkan dan oleskan dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang sudah dibasahi asam pikrat.
C. Terserang bromin 1. Selekasnya dicuci dengan larutan amonia encer 2. Luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3.
D. Terserang phosphor 1. Kulit yang terserang selekasnya dicuci dengan air sebanyak mungkin 2. Lalu bersihkan dengan larutan 3% CuSO4.
E. Luka bakar akibat benda panas 1. Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran 2. Mencelupkan ke air es secepat-cepatnya atau dikompres hingga rasa nyeri agak menyusut. 3. Luka Kulit Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca maupun karena tertusuk benda tajam luka kerap berlangsung padatangan atau mata karena pecahan
7
kaca. Pertolongan Pertama pada Luka Karena Tertusuk Benda Tajam 1. Cabut benda itu dengan hati-hati 2. Dekontaminasi luka 3. Desinfeksi luka 4. Berikan obat pada luka 5. Berikan pembalut pada luka supaya tak terkontaminasi 6. Laporkan pada petugas 7. Jika luka sangat kronis mencari pertolongan medis 4. Kebakaran Kebakaran bisa berlangsung jika satu rekasi kimia pada bahan dengan oksigen yang membuahkan daya berbentuk panas dan sinar (api). Panas akan merambat ke seputarnya
yang
setelah
itu
akan
mempercepat
juga
kebakaran.
Di bawah ini beberapa jenis kebakaran berdasar pada cara perlakuannya :
Jenis A adalah jenis kebakaran yang melibatkan beberapa bahan “biasa” yang gampang terbakar seperti kayu, kertas, karet dan plastik (memiliki kandungan karbon). Untuk mengatasinya dipakai alat pemadam kebakaran air, serbuk kering atau selimut api. Janganlah memakai air jika kemungkinan bahaya listrik.
Jenis B adalah jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang gampang terbakar, mencakup cairan, seperti minyak tanah, bensin, alkohol. Untuk mengatasinya pakai pemadam kebakaran jenis busa, cairan yang gampang menguap, karbon dioksida, serbuk kering, selimut api atau pasir. Janganlah memakai busa apabila ada peluang kemungkinan bahaya listrik, dan janganlah sekali-sekali memakai air.
8
Jenis C bahan yang terbakar mencakup gas, umpamanya metana, propana, acetilen, dan butana. Untuk mengatasinya tutup zat yang bisa menyebabkan gas yang gampang terbakar itu, dan bisa memakai pemadam kebakaran jenis BCF.
Jenis D kebakaran datang dari logam (metal) yang gampang terbakar seperti natrium, kalium, dan magnesium. Untuk cara mengatasinya dengan memakai pasir atau selimut api.
5. Sengatan listrik Terserang sengatan listrik atau kesetrum begitu beresiko dan bisa mengakibatkan kematian saat itu juga. Arus listrik yang melalui badan akan merusakkan jaringan badan seperti saraf, otot, dan bisa mengacaukan kerja jantung. Pada korban tersengat (kesetrum) listrik korban kerapkali jatuh pingsan, alami henti napas, denyut jantung tidak teratur atau mungkin saja jadi berhenti sekalipun, dan alami luka
bakar
yang
luas.
Di bawah ini yang perlu anda kerjakan untuk mengatasi korban yang tersengat listrik yaitu :
Saksikan
kondisi
sekitaran
dan
keadaan
korban
Perhatikan terlebih dulu keadaan si korban dan sekitarnya. Saksikan apakah korban masihlah tersambung dengan aliran listrik atau tak. Janganlah tergesa-gesa segera menyentuh atau memegang si korban. Jika korban masihlah tersambung dengan listrik, mungkin saja kita akan turut kesetrum, walhasil kita jadi turut jadi korban.
Matikan sumber lisrik Mencari sumber listriknya dan matikan. Jika tak dapat, singkirkan sumber listrik dari badan korban memakai benda yg tidak mengantarkan listrik, seumpama kayu, plastik, atau karet.
Pindahkan korban
9
Jika tempat peristiwa tak aman, pindahkan korban ke tempat lain, lantas selekasnya bawa korban ke pusat service medis paling dekat. Dapat dengan juga menghubungi nomor darurat supaya si korban dijemput.
Kerjakan perawatan Sembari menuju atau menanti pertolongan medis datang, baringkan korban dalam posisi telentang. Posisi kaki ditata supaya lebih tinggi dari kepala untuk menghindar terjadinya shock. Check juga pernafasan dan denyut jantungnya. Jika jantung atau napas korban berhenti, Anda dapat bertindak cardio pulmonal resuscitation (CPR), dengan catatan Anda kuasai tehnik ini.
D. Klasifikasi Bahaya Kerja Berdasarkan definisi biological agen, bahaya kerja biologi dapat di klasifikasikan menjadi : a. Agen infeksius b. Tumbuhan dan produknya c. Hewan dan produknya E. Potensi Bahaya Kerja di Laboratorium Biologi Keputusan Menteri Kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit bahwa bahaya biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga, tikus dan binatang. Faktor bahaya biologi (Kepmenkes, 2007) adalah : 1. Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis. 2. Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau bagian jasad renik di udara berupa jamur, protozoa, virus yang menimbulkan bahan alergen, pathogen dan toksin di lingkungan.
10
3. Bakteri dan pathogen lainnya, misalnya Mycobacterium Tuberculosis. Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/ X/2014 menyebutkan untuk mengidentifikasi bahaya biologi di rumah sakit dengan pemeriksaan setiap semester meliputi : konsentrasi mikroorganisme dalam udara ruang operasi pemeriksaan mikrobiologi air bersih, pemeriksaan usap AC dll.
F. Identifikasi Risiko Bahaya Kerja Biologi di Tempat Kerja Identifikasi risiko bahaya kerja biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu melalui agents penyebab penyakit seperti : (1) Mikro organisme (bakteri, virus, infeksi, sengatan, toksin, infeksi, alergi). (2) Arthopoda (serangga, dll), (fungi). (3) Tumbuhan tingkat tingkat tinggi (toksin & dermatitis, asma, pilek, (allergen). (4) Tumbuhan tingkat tingkat rendah (yang membentuk spora). (5) Vertebrata (protein) allergi. (6) Inervertebrata selain urine, saliva, faeces, kulit/rambut (allergen) Arthopoda (cacing, protozoa). 1. Bakteri Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu : a. bulat (kokus), b. lengkung dan c. batang (basil) Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala, atralagia, enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya. 2. Bahaya Infeksi
11
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang potensial mengalaminya adalah : pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci. 3. Virus Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh, ditularkan melalui: (HIV)
Tranfusi darah yang tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau yag
terkontaminasi, Hubungan sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan Pekerja RS, Pekerja yang sering ganti-ganti pasangan Pekerja berisiko (HIV). 4. Parasit a. Malaria : gigitan nyamuk anopheles b. Ansxylostomiosis : anemia khronis c. Jamur : gatal-gatal dikulit Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain. 5. Hewan a. Sengatan : Serangga b. Ular : Gigitan binatang berbisa c. Carnivora : Binatang buas 5. Tumbuhan a. Allergi: Debu kayu & asma
12
b. Allergi saluran nafas: Debu kapas 6. Organisme Viable dan Racun Biogenic a. Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri. b. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang berisiko : pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll. c. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease.
13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Jenis bahaya di laboratorium Kebakaran, Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif, Keracunan bahan kimia yang berbahaya, Iritasi, Luka pada kulit dan Sengatan listrik.. 2. Resiko yang dapat terjadi di laboratorium Luka gores, Iritasi pada hidung dan tenggorokkan, Luka bakar, Luka tusuk, Keracunan, Memar, Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan kematian, Penularan dan Kebutaan. B. Saran Selain didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja di laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung resiko yang membahayakan keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati,
Sri.
2018.
“Bab
I
Bahaya
Kerja
Biologi”.
https://www.academia.edu/33421443/BAB_I_BAHAYA_KERJA_BIOLOGI Wordpress. 2017. “Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium
Biologi”.
https://jagajarakblog.wordpress.com/2017/03/23/jenis-
bahaya-dan-cara-penanganan-kecelakaan-yang-terjadi-laboratorium-biologi/
15