Makalah K3 Kelompok 5.docx

  • Uploaded by: Ryski Wahyuni
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah K3 Kelompok 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,228
  • Pages: 14
Tugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja

KESELAMATAN TEMPAT KERJA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK V MARIO ALIF MANSUR

D221 16 303

M. REZA AL HADY RAIS

D221 16 304

RYSKI WAHYUNI AGUNG

D221 16 305

WIWIN MANDA

D221 16 306

HANINDA NURULITA SARI

D221 16 307

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga karena Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Keselamatan Tempat Kerja” ini. Makalah ini berisi tentang regulasi-regulasi mengenai tempt kerja, keselmatan kerja di kantor dan penanda dan isyarat keselamatan kerja. Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari parapembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Penyusun

Kelompok 5

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 2 1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Regulasi-regulasi Mengenai Tempat Kerja ..................................... 3 2.2. Keselamatan Kerja di Kantor .......................................................... 5 2.3. Penanda dan Isyarat Keselamatan Kerja .......................................... 8 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 10 3.2. Saran ................................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan pekerjaannya dengan aman, nyaman dan selamat. Pekerja yang merasa aman, nyaman dan selamat saat bekerja di tempat kerja akan mendorong tercapainya hasil kerja yang lebih baik dibandingkan dengan pekerja yang merasa tidak aman, nyaman dan selamat saat bekerja ditempat kerja. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

1

pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. keselamatan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang negative bagi diri karyawan 1.2. Rumusan Masalah. a. Bagaimana Regulasi-regulasi mengenai tempat kerja ? b. Bagaimana mengetahui keselamatan kerja di kantor ? c. Bagimana mengetahui penanda dan isyarat keselamatan kerja ? 1.3. Tujuan Penulisan a. Mengetahui Regulasi-regulasi mengenai tempat kerja. b. Mengetahui tentang keselamatan kerja di kantor. c. Mengetahui penanda dan isyarat keselamatan kerja.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Regulasi-regulasi Mengenai Tempat Kerja Definisi regulasi menurut Stewart and Walshe (1994) adalah : “ the process of ensuring that standars and legal requirements are met for spesific service or public activies, in order to ensure that policies are fulfilled.” Berdasarkan definisi tersebut, pengertian regulasi adalah suatu aktivitas publik yang akan dilaksanakan oleh masyarakat harus memenuhi standar dan aturan sesuai kebijakan yang telah ditetapkan untuk suatu aktivitas pelayanan (Walsh, 1994). Menurut Brennan dan Berwick (1996) regulasi diperlukan dengan tujuan: a.

Mencegah biaya yang sangat tinggi;

b.

Keterbatasan informasi yang dimiliki oleh konsumen;

c.

Moral hazard;

d.

Kelangkaan;

e.

Mencegah monopoli;

f.

Mengutamakan kesejahteraan/keselamatan publik. Sedangkan definisi dari Tempat kerja (bahasa Inggris: Workplace) ialah

lokasi seorang yang bekerja terhadap majikan, sebuah tempat untuk pekerjaan. Tempat tersebut dapat mencakup dari home office ke gedung kantor atau pabrik. Bagi masyarakat industri, tempat kerja ialah salah satu ruang sosial yang paling penting selain rumah, merupakan "konsep sentra bagi beberapa entitas: karyawan dan anggota keluarga, pekerjaan organisasi, pelanggan dari organisasi dan masyarakat secara keseluruhan" (Suomi, 2004). Sehingga dari kedua definisi tersebut, regulasi di tempat kerja adalah standar dan aturan sesuai kebijakan yang telah ditetapkan dalam sebuah tempat untuk pekerjaan.

3

Regulasi mengenai tempat kerja di Indonesia diatur dalam: a.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 70 tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. 1.

Kesehatan Lingkungan Kerja Industri adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan kerja industri yang terdiri dari faktor bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan sanitasi untuk mewujudkan kualitas lingkungan kerja industri yang sehat.

2.

Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada media lingkungan.

3.

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja merupakan nilai atau pedoman yang harus dipenuhi dan dilaksanakan di tempat kerja.

b.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran. Adapun standar Ergonomi Perkantoran meliputi: 1.

Luas tempat kerja

2.

Tata letak peralatan kantor;

3.

Kursi;

4.

Meja kerja;

5.

Postur kerja;

6.

Koridor;

7.

Durasi kerja; dan

8.

Penanganan beban manual (manual handling).

Secara umum standar ergonomi perkantoran meliputi : a.

Luas Tempat Kerja Setiap ruang kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa, sehingga tiap orang yang bekerja dalam ruangan itu mendapat ruang udara yang sedikit-dikitnya 10 m3 sebaiknya 15 m3. Luas tempat kerja staf paling sedikit 2,2 m2 merujuk peraturan tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara sehingga tiap pekerja dapat bergerak secara bebas dan memudahkan untuk evakuasi sewaktu terjadi keadaan darurat.

4

b.

Tata Letak Peralatan Kantor Tata Letak Peralatan Kantor memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1.

Sesuaikan tinggi tempat duduk dengan tinggi monitor sehingga jarak antara mata dengan monitor 20 – 40 inchi dan sudut 15 – 20 derajat dibawah horizontal.

2.

Sesuaikan tinggi sandaran punggung dan tangan sehingga tersangga dengan baik.

3.

Sesuaikan meja dengan posisi keyboard dan mouse yang sejajar.

2.2. Keselamatan Kerja di Kantor K3 Perkantoran adalah Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di kantor. Mengapa tempat kerja yang aman dan sehat penting? Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat kerja tidak terorganisir dan banyak terdapat bahaya, kerusakan dan absen sakit tak terhindarkan, mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi pekerja dan produktivitas berkurang bagi perusahaan. Meskipun kenyataannya, para pengusaha di seluruh dunia telah secara hati-hati merencanakan strategi bisnis mereka, banyak yang masih mengabaikan masalah penting seperti keselamatan, kesehatan dan kondisi kerja. Biaya untuk manusia dan finansial dianggap besar. Menurut ILO (International Labour Organization), setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Angka menunjukkan, biaya manusia dan sosial dari produksi terlalu tinggi. Dalam istilah ekonomi, diperkirakan bahwa kerugian tahunan akibat kecelakaan kerja dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan di beberapa negara dapat mencapai 4 persen dari produk nasional bruto (PNB).

5

Biaya langsung dan tidak langsung dari dampak yang ditimbulkannya meliputi: • Biaya medis; • Kehilangan hari kerja; • Mengurangi produksi; • Hilangnya kompensasi bagi pekerja; • Biaya waktu / uang dari pelatihan dan pelatihan ulang pekerja; • kerusakan dan perbaikan peralatan; • Rendahnya moral staf; • Publisitas buruk; • Kehilangan kontrak karena kelalaian. Di masa lalu, kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja dipandang sebagai bagian tak terhindarkan dari produksi. Namun, waktu telah berubah. Sekarang ada berbagai standar hukum nasional dan internasional tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dipenuhi di tempat kerja. Standar-standar

tersebut

mencerminkan

kesepakatan

luas

Antara

pengusaha/pengurus, pekerja dan pemerintah bahwa biaya sosial dan ekonomi dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus diturunkan. Sekarang dipahami bahwa semua biaya ini memperlamban daya saing bisnis, mengurangi kesejahteraan ekonomi negara dan dapat dihindari melalui tindakan di tempat kerja yang sederhana tetapi konsisten. Penyelenggaraan K3 Perkantoran : a.

Membentuk dan mengembangkan SMK3 Perkantoran yang meliputi  Penetapan kebijakan K3 perkantoran;  Perencanaan K3 perkantoran;  Pelaksanaan rencana K3 perkantoran;  Pemantauan dan evaluasi K3 perkantoran; dan  Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 perkantoran.

b.

Menerapkan Standar K3 Perkantoran  Keselamatan kerja meliputi ; 1.

Persyaratan Keselataman Kerja Perkantoran

2.

Kewaspadaan Bencana Perkantoran 6

 Kesehatan kerja meliputi ; 1.

Peningkatan Kesehatan kerja meliputi : a) Peningkatan pengetahuan kesehatan kerja b) Pembudayaan PHBS di tempat kerja c) Penyediaan Ruang dan Kesempatan memerah ASI waktu kerja di Perkantoran d) aktivitas fisik

2.

Pencegahan penyakit di perkantoran a) Pencegahan penyakit di Perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b paling sedikit meliputi a. pengendalian faktor risiko; dan b. penemuan dini kasus penyakit dan penilaian status kesehatan. b) Pengendalian faktor risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya: a. eliminasi; b. subsitusi; c. pengendalian teknis atau rekayasa; d. pengendalian administratif; dan/atau e. penggunaan alat pelindung diri c) Penemuan dini kasus penyakit dan penilaian status kesehatan dilakukan melalui: a. Pemeriksaan kesehatan pra penempatan atau sebelum bekerja; b. pemeriksaan kesehatan berkala; c. pemeriksaan kesehatan khusus; dan d. pemeriksaan kesehatan pra pensiun d) Pemeriksaan kesehatan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali setahun

3.

Penanganan penyakit Penanganan penyakit di Perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c ditujukan untuk mengobati secara dini penyakit dan mencegah keparahan dari penyakit menular dan penyakit tidak menular, gangguan kesehatan, penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan cidera akibat kerja. Penanganan penyakit di Perkantoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:

7

a) Pertolongan pertama pada penyakit; dan b) Mekanisme rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4.

Pemulihan kesehatan bagi karyawan Pemulihan

kesehatan

bagi

karyawan

di

Perkantoran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d paling sedikit terdiri atas: - 13 - a. melaksanakan program kembali bekerja bagi karyawan yang telah mengalami sakit parah atau kecelakaan kerja dengan kondisi tidak dapat mengerjakan tugas semula; dan b. pengkondisian karyawan

untuk

dapat

bekerja

kembali

sesuai

dengan

kemampuannya. Adapun Standar kesehatan lingkungan kerja Perkantoran meliputi: a.

Standar dan persyaratan kesehatan lingkungan Perkantoran; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. sarana bangunan; b. penyediaan air; c. toilet; d. pengelolaan limbah; e. cuci tangan pakai sabun; f. pengamanan pangan; dan g. pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.

b.

Standar lingkungan kerja Perkantoran. (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi aspek fisika, kimia, dan biologi.

2.3. Penanda dan Isyarat Keselamatan Kerja Penanda dan isyarat digunakan agar karyawan lebih mengetahui apa saja yang menjadi bahaya ditempat kerja.

Menurut Ridley (2006:98), untuk

mencegah terjadinya kecelakaan maka perusahaan perlu memberikan penanda dan isyarat keselamatan kerja. Penggunaan papan penanda keselamatan yang benar di tempat kerja dapat: a.

Menggalakkan instruksi-instruksi dan aturan-aturan keselamatan kerja.

b.

Memberikan informasi atas resiko dan tindakan pencegahan yang harus diambil. Terdapat tiga kelompok penanda keselamatan yang dapat digunakan

ditempat kerja diantaranya yaitu:

8

a.

Penanda keselamatan kerja yang digunakan untuk memberikan informasi dalam kondisi kerja normal.

b.

Penanda peringatan bahaya digunakan untuk mengidentifikasi beberapa substansi berbahaya dan perlu dimasukkan sebagai bagian dari pelabelan substansi-substansi berbahaya.

c.

Papan Hazchem digunakan untuk memberikan peringatan dalam kondisi darurat mengenai sifat substansi-substansi yang mungkin terlibat dalam kebakaran atau kecelakaan di jalan raya. Untuk kendaraan transportasi telah dilengkapi dengan sebuah kartu trem yang dipegang pengemudi.

9

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Regulasi di tempat kerja adalah standar dan aturan sesuai kebijakan yang telah ditetapkan dalam sebuah tempat untuk pekerjaan. Regulasi mengenai tempat kerja di Indonesia diatur dalam: 

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 70 tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.



Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran. Kesehatan dan keselamatan kerja dalam perkantoran adalah hal yang

sangat penting jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat kerja tidak terorganisir dan banyak terdapat bahaya, kerusakan dan absen sakit tak terhindarkan, mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi pekerja dan produktivitas berkurang bagi perusahaan. Maka, untuk mencegah terjadinya kecelakaan perusahaan, salah satunya perlu dilakukan dengan memberikan penanda dan isyarat keselamatan kerja di lokasi perkantoran yang benar dengan memberikan instruksi, aturan dan informasi atas resiko dan tindakan pencegahan yang harus diambil. 3.2. Saran Diharapkan melalui pembahasan ini program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa aman dan nyaman. Selain itu perusahaan dan pemerintah harus lebih lagi mensosialisasi- kan program K3 untuk meningkatkan dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga meningkatkan komitmen pekerja terhadap perusahaan.

10

DAFTAR PUSTAKA Brennan TA and Berwick DM. (1996). New rules: regulation, markets and the quality of american health care. San Francisco: Jossey-Bass Publishers. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. K3 Perkantoran. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementrian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 70 tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Poerwanto, Helena dan Syaifullah. 2005. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Syamsyiar. 2014. Upaya-Upaya Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pt Ratri Sempana Palembang. Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Sriwijaya.

11

Related Documents

Makalah K3 Terbaru.docx
April 2020 16
Makalah K3 Yaaaa.docx
July 2020 16
Makalah K3.docx
April 2020 13
Makalah K3.docx
April 2020 12
Makalah K3.docx
October 2019 29

More Documents from "wahyu bunha r"

Laporan Lb 4.xlsx
November 2019 60
Lp Gastritis.docx
December 2019 58
Pendaftar Bpjs.xlsx
November 2019 55
Tika.docx
May 2020 38