Makalah Jarimah Murtad.docx

  • Uploaded by: Perkak
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Jarimah Murtad.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,974
  • Pages: 17
JARIMAH MURTAD

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Jinayah Dosen Pengampu : Ilham Sani, M.H.I

OLEH : NOVI HIDAYAH NPM : 1810101009

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH MUHAMMADIYAHPRINGSEWU – LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alikum Wr. Wb. Pringsewu, Maret 2019 Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 1 C. Tujuan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3 A. Pengertian Riddah (Murtad) ................................................. 3 B. Unsur-unsur Jarimah Murtad................................................ 4 C. Dasar Hukum Riddah ........................................................... 7 D. Macam-Macam Murtad ........................................................ 8 E. Hukum untuk Jarimah Riddah .............................................. 10

BAB III PENUTUP .................................................................................. 13 A. Kesimpulan ........................................................................... 13 B. Saran ..................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Islam itu sebagai jalan yang sempurna dalam kehidupan. Islam sebagai agama yang sesuai dengan segala zaman, sebagai ibadah, tuntunan, moril, material, serta berhubunga dengan dunia dan akhirat. Islam tidak mengajarkan hal-hal yang bertentangan denga fitrah manusia. Islam juga tidak menghambat jalannya pembangunan manusia, baik di bidang moral, spiritual dan fisik material. Akan tetapi justru Islam mendorong manusia ke arah kesempurnaan. Namun dengan bergulirnya waktu, dunia semakin canggih jurtru kerusakan moral, kerakusan manusia semakin mengakar kuat, kebebasan, keindahan dunia dan rasio sesatnya yang dijadikan patron dalam hidupnya.

Dengan demikian tak jarang manusia yang lari dari kebenaran agama Islam, menjadi seorang penghianat terhadap peraturan-peraturan syariat Islam. Disinilah Islam juga hadir memberikan perhatian serius bagi penghianat baik laki-laki maupun perempuan. Semua manusia baik warga komunis maupun kapitalis ataupun yang lainnya, bila ia mengingkari undang-undang negaranya tentu dituduh sebagai penghianat terhadap negaranya.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan riddah? 2. Bagaimana unsur-unsur seseorang melakukan murrtad? 3. Bagaimana hukum dasar seseroang murtad? 4. Apa saja macam-macam riddah? 5. Bagaimana hukuman bagi pelaku riddah?

iv

C. Tujuan Dalam makalah ini yang menjadi tujuan masalahnya adalah untuk mengetahui: 1. Pengertian riddah 2. Unsur-unsur riddah 3. Hukum dasar riddah 4. Macam-macam riddah 5. Hukuman bagi pelaku riddah.

v

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Riddah (Murtad) Riddah dalam arti bahasa adalah‫ه‬

‫ الرجو ع عن الشئ ا لي غير‬yang artinya

kembali dari sesuatu ke sesuatu yang lain. Ibrahim Unais dan kawan-kawan dalam kamus Al-Mujam Al-Wasith Jilid I mengemukakan bahwa Murtad berasal dari kata

:‫ معنه وصر فه‬: ‫ رده ردا وردة‬,yang artinya menolak dan

memalingkannya. Menurut istilah Syara’, pengertian riddah sebagaimana dikemukakan oleh Wahbah Zuhaili adalah sebagai berikut.

‫وهئ شر عا الر جؤ ع عن د ين االسال م الي الكفر سواء با ا لنية او با لفعل‬ ‫المكفر او با لقو ل‬ “Riddah menurut syara’ adalah kembali dari agama islam kepada kekafiran, baik dengan niat, perbuatan yang menyebabkan kekhafiran, atau dengan ucapan” Pengertian yang sama dikemukakan juga oleh Abdul Qadir Audah sebagai berikut.

‫ الرجوع عن االء سال م او قطع االء سالم‬.....‫الر دة شر عا‬ “Riddah adalah kembali (ke luar) dari agama islam atau memutuskan (ke luar) dari agama islam. Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapatlah dipahami bahwa orang yang murtad adalah orang yang ke luar dari agama islam dan kembali kepada kekafiran. Riddah merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah yang diancam dengan hukuman di akhirat,yaitu dimasukkan ke neraka selama-lamanya. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Surah Al-Baqarah 217 :

‫ومن يرتدد منكم عن دينه فيمت وهو كافر فأولئك حبطت أعمالهم في الدنيا‬ ) 217: ‫واآلخرة وأولئك أصحاب النار هم فيها خالدون ( البقرة‬

vi

“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” )QS. Al-Baqarah :217)

‫من كفر باهلل من بعد إيمانه إال من أكره وقلبه مطمئن باإليمان ولكن من شرح‬ ‫بالكفر صدرا فعليهم غضب من هللا ولهم عذاب عظيم‬ “Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar.”(QS. An-Nahl:106) Di samping al-Qur’an, Rasulullah sawmenjelaskan hukuman untuk orang murtad ini di dalam sebuah hadits :

: ‫ قال ر سو ل هللا صلئ هللا عليه و سلم‬: ‫و عن ابن عبا س ر ضي هللا عنه قال‬ )‫من بدل د ينه فا قتلوه (رواه البخاري‬ Dari Ibn Abbas ra.Ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Barang siapa menukar agamanya maka bunuhlah dia.” (Hadits riwayat Bukhari) Dari ayat dan hadits tersebut jelaslah bahwa murtad termasuk salah satu jenis tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati.

B. Unsur-unsur Jarimah Murtad Dari definisi tersebut,dapat diketahui bahwa unsur-unsur jarimah riddah itu ada dua macam,yaitu : 1. Kembali (ke Luar) dari Islam Unsur yang pertama dari jarimah riddah adalah keluar dari islam. Pengertian ke luar dari islam itu adalah meninggalkan agama islam itu setelah mempercayai dan meyakininya. Ke luar dari islam bisa terjadi dengan salah satu dari tiga cara, yaitu : a. Dengan perbuatan atau menolak perbuatan; Keluar dari islam dengan perbuatan terjadi apabila seseorang melakukan

perbuatan

yang

vii

diharamkan

oleh

islam

dengan

menganggapnya boleh atau tidak haram, baik ia melakukannya dengan sengaja atau melecehkan islam, menganggap ringan atau menunjukkan kesombongan. Contohnya seperti sujud kepada berhala, matahari, bulan, atau binatang, melemparkan mushaf al-Qur’an atau kitab hadis ke tempat yang kotoratau menginjak-injaknyaatau tidak mempercayai ajaran yang dibawa oleh al-Quran.Termasuk juga dalam kelompok ini orang yang melakukan perbuatan haramseperti; zina,pencurian,minum minuman keras (khamr), dan membunuh dengan keyakinan bahwa perbuatan-perbuatan tersebut hukumnya halal.

Adapun yang dimaksud dengan menolak melakukan perbuatan adalah keenggangan seseorang untuk melakukan perbuatan yang diwajibkan oleh agama (islam), dengan diiringi keyakinan bahwa perbuatan tersebut tidak wajib. Contohnya seperti enggan melaksanakan salat,zakat,puasa dan haji.Karena merasa semuanya itu tidak wajib.

b. Dengan ucapan (perkataan); Keluar dari islam juga bisa terjadi dengan keluarnya ucapan dari mulut seseorang yang berisi kekafiran. Contohnya seperti pernyataannya bahwa Allah punya anak,mengaku menjadi nabi, mempercayai pengakuan seseorang sebagai nabi,mengingkari nabi,malaikat dan lainlain.

c. Dengan iktikad atau keyakinan Disamping itu, ke luar islam juga bisa terjadi dengan i’tikad atau keyakinan yang tidak sesuai dengan akidah islam. Contohnya seperti seseorang yang meyakini langgengnya alam, atau keyakinan bahwa Allah itu makhluk, atau keyakinan bahwa manusia menyatu dengan Allah, atau keyakinan bahwa Alquran itu bukan dari Allah, atau bahwa Nabi Muhammad itu bohong, Ali sebagai nabi, atau bahkan

viii

menganggapnya sebagai tuhan dan lain-lain yang bertentangan dengan al-Quran dan sunah rasul.

Adapun keyakinan semata-mata tidak menyebabkan seseorang menjadi murtad (kafir), sebelum diwujudkan dalam bentuk ucapan atau perbuatan. Hal ini berdasarkan hadis yang dirawayatkan empat imam ahli hadis dari Abu Hurairah bahwa rasulullah saw, bersabda :

‫ان هللا تعا لي تجا وز المتي عما حد ثت به انفسها ما لم تتكلم به او تعمل‬ )‫به (رواه االربعة عن ابي هر يره‬ “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengampuni umatku dari apa-apa yang terlintas dalam hatinya, selama belum diucapkan atau dikerjakan”. (hadis riwayat yang empat dari Abu Hurairah) Dengan demikian seseorang yang baru beri’tikad dalam hatinya dengan i’tikad yang bertentangan dengan islam belum dianggap ke luar dari islam dan di dunia secara lahiriyah ia tetap dianggap sebagai muslim dan tidak dikenakan hukuman. Adapun di akhirat ketentuan dan urusannya diserahkan kepada Allah SWT. Apabila i’tikadnya itu telah diwujudkan dan dibuktikan dengan ucapan atau perbuatan maka ia sudah termasuk murtad. Seseorang dianggap murtad apabila ia berakal sehat. Dengan demikian,orang yang tidak berakal sehat pernyataan murtadnya tidak sah, seperti orang gila, orang dalam keadaan tidur, orang yang sakit ingatan,mabuk kareana barang yang mubah,atau anak kecil yang belum tamyiz yang akalnya belum sempurna. Menurut fuqaha Syafi’iyah,murtadnya anak kecil dan islamnya hukumnya tidak sah. Pendapat ini juga merupakan pendapat Imam Zufar dari pengikut mazhab Hanafi,Zhahiriyahdan Syi’ah Zaidiyah. Meskipun demikian, kelompok Syafi’iyah tetap mengakui keislaman anak kecil, karena ia mengakuti kedua orang tuanya atau salah satunya yang masuk islam.

ix

2. Niat yang melawan hukum Untuk terwujudnya jarimah riddah disyaratkan bahwa pelaku perbuatan itu sengaja melakukan perbuatan atau ucapan yang menunjukkan kepada kekafiran, padahal ia tahu dan sadar bahwa perbuatan atau ucapannya itu berisi kekafiran. Dengan demikian, apabila seseorang melakukan perbuatan yang mengakibatkan kekafiran tetapi ia tidak mengetahui bahwa perbuatan tersebut menunjukkan kekafiran, maka ia tidak termasuk kafir dan murtad (Akhmad Wardi Muslich, 2015) C. Dasar Hukum Riddah Riddah merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah yang diancam dengan hukuman di akhirat,yaitu dimasukkan ke neraka selama-lamanya. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Surah Al-Baqarah 217 :

َ ‫ر فَأ ُ ْو َٰ َٰٓلَئِ َك َح ِب‬ٞ ِ‫َو َمن يَ ۡرتَد ِۡد ِمن ُك ۡم َعن دِينِ ِهۦ فَيَ ُم ۡت َو ُه َو َكاف‬ ‫ط ۡت أ َ ۡع َٰ َملُ ُه ۡم‬ َٰٓ ٢١٧ َ‫ار ُه ۡم فِي َها َٰ َخ ِلدُون‬ ُ ‫فِي ٱلد ُّۡن َيا َو ۡٱۡل َٰٓ ِخ َرةِ َوأ ُ ْو َٰلَئِ َك أَصۡ َٰ َح‬ ِ َّ‫ب ٱلن‬

“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah :217)

ۢ َّ ِ‫َمن َكفَ َر ب‬ ‫ٱإلي َٰ َم ِن َو َٰلَ ِكن‬ ِ ۡ ِ‫ٱّللِ ِم ۢن بَعۡ ِد إِي َٰ َمنِ ِ َٰٓهۦ إِ َّال َم ۡن أ ُ ۡك ِرهَ َوقَ ۡلبُهۥُ ُم ۡط َمئِ ُّن ب‬ َّ َ‫ب ِمن‬ٞ ‫ض‬ ‫يم‬ٞ ‫اب َع ِظ‬ ٌ َ ‫عذ‬ َ ‫ص ۡد ٗرا فَعَلَ ۡي ِه ۡم َغ‬ َ ‫ٱّللِ َولَ ُه ۡم‬ َ ‫َّمن ش ََر َح بِ ۡٱل ُك ۡف ِر‬ ١٠٦

“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar. (QS. An-Nahl:106) Di samping Al-qur’an, rasulullah saw.menjelaskan hukuman untuk orang murtad ini di dalam sebuah hadits :

x

Dari Ibn Abbas ra. Ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Barang siapa menukar agamanya maka bunuhlah dia.” (Hadits riwayat Bukhari) Dari ayat dan hadits tersebut jelaslah bahwa murtad termasuk salah satu jenis tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati.

D. Macam-macam Murtad Yang dimaksud dengan keluar dari Islam disebutkan oleh para ulama ada tiga macam: 1.

Murtad dengan perbuatan atau meninggalkan perbuatan. Keluar dari islam dengan perbuatan terjadi apabila seseorang melakukan perbuatan yang diharamkan oleh islam dengan menganggapnya boleh atau tidak haram, baik ia melakukannya dengan sengaja atau melecehkan islam, menganggap ringan atau menunjukkan kesombongan. Contohnya seperti

sujud

kepada

berhala,

matahari,

bulan,

atau

binatang,

melemparkan mushaf alqur’an atau kitab hadis ke tempat yang kotor,atau menginjak-injaknya,atau tidak mempercayai ajaran yang dibawa oleh alquran. Termasuk juga dalam kelompok ini orang yang melakukan perbuatan haram,seperti zina,pencurian,minum minuman keras (khamr), dan membunuh dengan keyakinan bahwa perbuatan-perbuatan tersebut hukumnya halal.

Adapun yang dimaksud dengan menolak melakukan perbuatan adalah keenggangan seseorang untuk melakukan perbuatan yang diwajibkan oleh agama (islam), dengan diiringi keyakinan bahwa perbuatan tersebut tidak wajib. Contohnya seperti enggan melaksanakan salat, zakat, puasa, atau haji, karena merasa semuanya itu tidak wajib.

xi

2.

Murtad dengan Ucapan Keluar dari islam juga bisa terjadi dengan keluarnya ucapan dari mulut seseorang yang berisi kekafiran. Contohnya seperti pernyataannya bahwa Allah punya anak, mengaku menjadi nabi, mempercayai pengakuan seseorang sebagai nabi, mengingkari nabi, malaikat, dan lain-lain.

3.

Murtad dengan Iktikad atau Keyakinan Keluar dari islam bisa terjadi dengan iktikad atau keyakinan yang tidak sesuai dengan akidah islam. Contohnya seperti seseorang yang meyakini langgengnya alam, atau keyakinan bahwa Allah itu makhluk, atau keyakinan bahwa manusia menyatu dengan Allah, atau keyakinan bahwa Alquran itu bukan dari Allah, atau bahwa Nabi Muhammad itu bohong, Ali sebagai nabi, atau bahkan menganggapnya sebagai tuhan, dan lainlain yang bertentangan dengan Alquran dan sunah rasul.

Adapun keyakinan semata-mata tidak menyebabkan seseorang menjadi murtad (kafir), sebelum diwujudkan dalam bentuk ucapan atau perbuatan. Hal ini berdasarkan hadis yang dirawayatkan empat imam ahli hadis dari Abu Hurairah bahwa rasulullah shalallahualaihi wassalam, bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengampuni umatku dari apa-apa yang terlintas dalam hatinya, selama belum diucapkan atau dikerjakan.” (hadis riwayat yang empat dari Abu Hurairah) Dengan demikian seseorang yang baru beriktikad dalam hatinya dengan iktikad yang bertentangan dengan islam, belum dianggap ke luar dari islam dan di dunia secara lahiriyah ia tetap dianggap sebagai muslim dan tidak dikenakan hukuman. Adapun di akhirat ketentuan dan urusannya diserahkan kepada Allah SWT. Apabila iktikadnya itu telah diwujudkan dan dibuktikan dengan ucapan atau perbuatan maka ia sudah termasuk murtad.

xii

Seseorang dianggap murtad apabila ia berakal sehat. Dengan demikian, orang yang tidak berakal pernyataan murtadnya tidak sah, seperti orang gila,tidur,sakit ingatan,mabuk kareana barang yang mubah,atau anak kecil yang belum tamyiz, yang akalnya belum sempurna. Menurut fuqaha Syafi’iyah,murtadnya anak kecil dan islamnya hukumnya tidak sah. Pendapat ini juga merupakan pendapat Imam Zufar dari pengikut mazhab Hanafi,Zhahiriyah,dan Syi’ah Zaidiyah. Meskipun demikian,kelompok

Syafi’iyah

tetap

mengakui

keislaman

anak

kecil,karena ia mengakuti kedua orang tuanya atau salah satunya yang masuk islam.

E. Hukuman untuk Jarimah Riddah Didalam jarimah riddah ada tiga macam bentuk hukumannya, yaitu pokok, pengganti dan tambahan. 1. Hukuman Pokok Hukuman pokok untuk jarimah riddah adalah hukuman mati dan statusnya sebagai hukuman had. Hukuman mati ini adalah hukuman yang berlaku umum untuk setiap orang yang murtad baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Akan tetapi, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa perempuan tidak dihukum mati karena murtad, melainkan dipaksa kembali kepada islam dengan jalan ditahan dan kemudian dikeluarkan setiap hari untuk diminta bertobat dan ditawari untuk kembali ke dalam islam.

Apabila ia menyatakan islam maka ia dibebaskan.Akan tetapi, apabila ia tidak mau menyatakan islam maka ia akan tetap ditahan (dipenjara) sampai ia mau menyatakan islam atau sampai ia meninggal dunia. Sedangkan para ulama lain tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam penerapan hukuman bagi orang yang murtad.

xiii

Menurut ketentuan yang berlaku, orang yang murtad tidak dapat dikenakan hukuman mati, kecuali setelah ia diminta untuk bertobat. Apabila setelah ditawari untuk bertobat ia tidak mau maka barulah hukuman mati dilaksanakan. Menurut sebagian fuqaha penawaran untuk bertobat ini hukumnya wajib.

Adapun

cara

tobat

adalah

dengan

mengucapkan

dua

kalimat

syahadatdisertai dengan pengakuan-pengakuan dari orang yang murtad terhadap apa yang diingkarinya dan melepaskan diri dari setiap agama dan keyakinan yang menyimpang dari agama Islam. Seseorang yang mengakui dan mempercayai adanya dua Tuhan atau mengingkari kerasulan Muhammadtobatnya cukup dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Apabila murtadnya karena mengingkari sesuatu yang lain, seperti pernyataan bahwa Muhammad itu hanya diutus untuk orang atau bangsa arab sajaatau ia mengingkari suatu kewajiban atau larangan maka tobatnya disamping mengucapkan dua kalimat syahadatjuga harus disertai dengan pernyataan pengakuan terhadap substansi yang diingkarinya.

Sebagai akhir dari tobatnya itu, apabila tobatnya diterima maka hukuman mati menjadi terhapus dan statusnya kembali sebagai orang yang dijamin keselamatannya. Apabila setelah itu ada orang lain yang membunuhnya maka pelaku (pembunuh) harus diqishash, karena ia membunuh orang yang memiliki jaminan keselamatan

2. Hukuman Pengganti Hukuman pengganti untuk jarimah riddah berlaku dalam dua keadaan sebagai berikut: a. Apabila

hukuman

pokok

gugur

karena

tobat

maka

hakim

menggantinya dengan hukuman ta’zir yang sesuai dengan keadaan pelaku tersebut,seperti hukuman jilid (cambuk), penjara atau denda atau cukup dengan dipermalukan (taubikh).

xiv

b. Apabila hukuman pokok gugur karena syubhat, seperti pandangan Imam Abu Hanifah yang menggugurkan hukuman mati bagi pelaku wanita dan anak-anak maka dalam kondisi ini pelaku perbuatan itu (wanita dan anak-anak) dipenjara dengan masa hukuman yang tidak terbatas dan keduanya dipaksa untuk kembali ke agama islam.

3. Hukuman Tambahan Hukuman tambahan yang dikenakan kepada orang murtad ada dua macam, yaitu: a. Penyitaan atau Perampasan Harta Menurut Imam Malik, Imam Syafi’Idan Imam Ahmad, apabila orang murtad meninggal atau dibunuh maka hartanya menjadi milik bersama dan tidak boleh diwarisi oleh siapa pun atau dengan kata lain harta tersebut harus disita oleh Negara.

b. Berkurangnya Kecakapan Untuk Melakukan Tasarruf Riddah tidak berpengaruh terhadap kecakapan untuk memiliki sesuatu dengan cara apapun kecuali warisan, tetapi ia berpengaruh terhadap kecakapan untuk men-tasarruf-kan hartanya, baik harta tersebut diperoleh sebelum murtad ataupun sesudahnya. Dengan demkian, tasarruf orang murtadseperti menjual barang, tidak nafidz melainkan mauquf (ditangguhkan keabsahannya). Apabila ia kembali ke islam maka tasarruf-nya itu hukumnya sah dan dapat dilangsungkandan apabila ia mati dalam keadaan murtad maka tasarruf-nya hukumnya batal.

xv

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Riddah dalam arti bahasa adalah‫ه‬

‫ الرجو ع عن الشئ ا لي غير‬yang artinya

kembali dari sesuatu ke sesuatu yang lain. Menurut istilah Syara’, pengertian riddah adalah kembali dari agama islam kepada kekafiran, baik dengan niat, perbuatan yang menyebabkan kekhafiran, atau dengan ucapan.

Riddah merupakan perbuatan kufur terburuk dan paling berat hukumannya serta melebur pahala lama, jika terbawa sampai meninggal. Perbuatan tersebut dinamai riddah, sedangkan pelakunya dinamai murtad atau orang yang keluar dari islam.

B. Saran Sebagai mahasiswa perguruan tinggi Agama Islam, maka sepantasnyalah kita menggali lebih dalam lagi tentang berbagai ilmu pengetahuan tentang agama dan tidak pernah merasa cukup apalagi puas dengan hasil yang diperoleh, juga tidak

berhenti

hanya

setelah

berhasil

menggali,

tapi

berusaha

mendakwahkannya dan membimbing umat ke arah kemajuan dan kebenaran hakiki. Sebab, masa kini adalah masa dimana umat Islam mengalami kemunduran di bidang ilmu pengetahuan, bahkan umat Islam sendiri mengalami pengikisan keilmuan tentang agama mereka sendiri, dan parahnya lagi kemerosotan tersebut diindikasi sudah merambat ke berbagai sisi kehidupan umat Islam. Hal ini dapat dibuktikan dengan kemerosotan akhlak, penurunan tensi kegiatan-kegiatan keagamaan di berbagai tempat, beralih fungsinya tujuan ibadah menjadi tujuan duniawi, dan sebagainya. Maka kita menjadi tonggak yang harusnya paling kuat dalam menahan arus kemunduran umat ini. Tentu tidak bisa berdiam diri dengan berkutat dengan ketidakpedulian terhadap kondisi umat.

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2009. Hakim, Rahmat, Hukum Pidana Islam (fiqih Jiayah). Bandung: Pustaka Setia, 2010. Rasjid, Sulaiman, Fikih Islam. Bandung: Sinar baru Alginsindo, 2009. Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah. Jakarta selatan: Darul Fath, 2014. Zuhaili, Wahbah, Fiqih Imam Syafi’i. Jakarta: Al Mahira, 2010.

xvii

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62

More Documents from ""