Makalah Isi Sdme Pak Harry Rev .docx

  • Uploaded by: Sigit Pangestu
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Isi Sdme Pak Harry Rev .docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,143
  • Pages: 22
MAKALAH SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI “Mineral Pembentuk Batuan”

DISUSUN OLEH Kelompok 3 Kelas A Kampus Indralaya

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2019

Nama Anggota Kelompok: 1.

Abel Fizarro

(03021181722075)

2.

Ahmad Yusuf Fadilah Zebua (03021181722021)

3.

Andre Equatorio

(03021181722013)

4.

Dimas Widiantoro

(03021981722133)

5.

Eva Tri Indah Sari

(03021181722025)

6.

Hafizh Arya Bramantha

(03021281722051)

7.

Irsal Akbar Ramadhani

(03021381722093)

8.

M. Affif Hidayat

(03021981621125)

9.

M. Ichsan Al Fahtur

(03021281722055)

10. Pandu Cahya Dewantara

(03021381722115)

11. Regina Yolanda Putri

(03021281722037)

12. Rifky Andriansyah Akram

(03021281621119)

13. Yudi Ariyanto

(03021181722073)

14. Yustika Armelia

(03021181621023)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas limpahan rahmat dan karunia – Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Mineral Pembentuk Batuan” tepat dengan waktunya Terima kasih sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan kepada dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal yang pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk itu besar harapan penulis jika ada kritik maupun saran dari dosen maupun temanteman sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah penulis. Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah mudah-mudahan apa yang penulis susun memberikan manfaat baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini (Mineral Pembentuk Batuan) sebagai tambahan dalam referensi yang telah ada.

Indralaya, Maret 2019

Penulis

iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................................i NAMA ANGGOTA KELOMPOK.....................................................................ii KATA PENGANTAR.........................................................................................iii DAFTAR ISI........................................................................................................iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah....................................................................................1 1.3. Tujuan & Manfaat....................................................................................1 1.4. Sistematika Penulisan..............................................................................2 BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Mineral...................................................................................3 2.2. Deret Reaksi Bowen................................................................................4 2.3. Klasifikasi Mineral..................................................................................6 2.4. Mineral Pembentuk Batuan (Rock Farming Minerals)..........................12 BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan ...............................................................................................17 3.2. Saran .....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18

iv

BAB I PENDAHULUAN

Bab satu pendahuluan ini menjelaskan bagaimana latar belakang dari pengertian mineral dan klasifikasi mineral. Kemudian meliputi rumusan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan makalah ini. 1.1 Latar Belakang Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat di perlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Berdasarkan susunan kimia dan struktur kristalnya, maka mineral-mineral

yang terdapat

di

alam

dapat

diklasifikasikan menjadi 8 kelas, yaitu : elemen native, sulfida, oksida dan hidroksida, halida, karbonat, sulfat, fosfat, dan silikat yang kesemuanya memiliki derivatnya, susunan kimia serta struktur kristalnya yang unik sehingga menjadikannya berbeda serta memliki sifat-sifat fisik yang berbeda pula antara mineral yang satu dengan yang lainnya . 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu, 1. Apa itu mineral ? 2. Bagaimana klasifikasi mineral? 3. Apa saja mineral pembentuk batuan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan sekaligus manfaat dalam penyusunan makalah ini yaitu, 1. Dapat untuk mengetahui pengertian atau definisi mineral secara umum. 2. Dapat untuk mengetahui dan memahami klasifikasi-klasifikasi mineral. 3. Dapat untuk mengetahui dan memahami mineral apa saja yang membentuk batuan.

1

1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam tugas ini terdiri dari tiga bab yang merupakan gambaran mengenai isi dari bab-bab yang disusun penulis. BAB 1 PENDAHULUAN Bab satu pendahuluan ini menjelaskan bagaimana latar belakang dari pengertian mineral dan klasifikasi mineral. Kemudian meliputi rumusan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan makalah ini. BAB 2 PEMBAHASAN Bab dua pembahasan ini berisi tentang pengertian dari mineral, klasifikasi mineral dan mineral-mineral apa saja yang membentuk batuan. BAB 3 PENUTUP Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan didalam makalah ini, pada bab penutup ini berisikan kesimpulan dan saran untuk para pembaca.

2

BAB II PEMBAHASAN

Bab dua pembahasan ini berisi tentang pengertian dari mineral, deret reaksi bowen klasifikasi mineral dan mineral-mineral apa saja yang membentuk batuan. 2.1 Pengertian Mineral Mineral adalah suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat menjelma dalam bentuk geometris tertentu. Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frase yang terdapat dalam alam. Sebagaimana kita ketahui ada mineral yang berbentuk lempeng, tiang, limas, dan kubus. Batu permata kalau ditelaah adalah merupakan campuran dari unsur-unsur mineral. Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (mis kaca & opal). Tiap-tiap pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan lambat. (Ade Akhyar, 2008). Secara umum mineral didefinisikan yaitu suatu padatan homogen alami, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia tertentu dan mempunyai susunan atom tertentu juga. Mineral juga dapat didefinisikan sebagai : 1. Mineral dalam pengertian geologi adalah suatu bahan yang terbentuk secara alamiah berupa padatan kristalin yang inorganik (Moroe dan Wicander,1997). 2. Mineral tersusun oleh sejumlah atom yang membentuk kerangka tiga dimensi tertentu dan memiliki sejumlah keteraturan yang berpengaruh terhadap perawakan mineral. 3. Kristalinitas terkait dengan keteraturan dalam susunan atom dan kalau tidak teratur disebut amorphous. Adapun pengertian mineral menurut para ahli. Berikut definisinya: 1. Menurut L.G. Berry dan B.Mason, 1959

3

Mineral merupakan benda padat homogen yang terbentuk secara anorganik, yang memiliki komposisi kimia pada batasan tertentu, dan tersusun oleh atomatom yang teratur. 2. Menurut D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972 Mineral adalah bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dan dibentuk oleh peristiwa anorganik. 3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977 Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen yang mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas dan memiliki sifat tetap dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan. Namun dari definisi tersebut mereka masih memberikan pengecualian mengenai apa yang disebut mineral. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Dalam kehidupan sehari-hari mineral dapat dijumpai oleh kita dimana-mana, ada yang berupa batu, pasir, endapan pasir didasar sungai. Sebagian mineral ditemukan dalam keadaan padat, cair, maupun gas. Mineral yang terbentuk padat biasanya dijumpai dalam bentuk kristal yang biasanya mempunyai bidang-bidang. Contoh lainnya adalah seperti gas bumi mineral yang berbentuk gas, dan minyak bumi adalah mineral yang berbentuk cair. 2.2 Deret Reaksi Bowen Reaksi bowen adalah suatu bagan yang menunjukan susunan mineral – mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari 2 bagian. Mineral tersebut dapat digolongkan menjadi 2 bagian besar yaitu mineralmafik (berwarna gelap) pada bagian kir dan mineral Felsik (berwarna terang) pada bagian kanan.

4

Gambar Deret Reaksi Bowen 1. Discontinous Series Pada bagian sebelah kiri adalah Deret Discontinous dimana deret ini terbentuk dari mineral Ferromagnesian Silikat. Mineral yang terbentuk pada suhu tertinggi adalah Olivine, tetapi pada magma yang jenuh oleh SiO2 maka mineral Pyroxyne lah yang akan terbentuk terlebih dahulu. Olivine dan Pyroxyne ini disebut pasangan “Ingcongruent melting” dimana Olivine akan bereaksi dengan larutan sisa dan membentuk Pyroxyne. Temperatur menurun terus dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk adalah Biotit yang berarti semua besi dan magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk membentuk mineral. 2. Continous Series Mineral

sebelah

kanan

terdiri

dari

mineral–mineral

kelompok

plagioklas. Maksud dari continuous series adalah mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini dinamakan “Solid Solution” yang artinya kristalisasi Plagioklas Ca-Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Saat mineral kehilangan Ca maka Na akan menggantikan tempat Ca sehingga semakin kebawah semakin sedikit Ca dan semakin banyak Na, begitu juga sebaliknya semakin keatas maka semakin kaya Ca semakin miskin Na. Dalam hal ini

5

Anorthite adalah jenis Plagioklas yang kaya Casedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na. Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar ke mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral Kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain. 2.3 Klasifikasi Mineral Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar X berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara komposisi kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8 kelompok sebagai berikut: 1. Elemen native (Unsur Murni) Elemen native atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral elemen native ini terdiri dari tiga bagian yaitu: 1. Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah Cooper (Cu), Gold (Au), Silver (Ag), Platinum (Pt), Nicel-Iron (Ni-Fe), Mercury (Hg). Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa. Perawakannya (yang umum ditemui) berbentuk masif-dendritik; bidang belahan yang jelas jarang ditemui; merupakan penghantar listrik yang baik. Pada umumnya sistem kristal adalah isometrik. 2. Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi). Merupakan penghantar listrik

6

yang kurang baik; biasanya terdapat pada massa nodular. Pada umumnya sistem kristal adalah Heksagonal. 3. Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah Sulfur (S), dan Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C). Tidak dapat menghantarkan arus listrik; berwarna transparant (jernih dan jelas) hingga transculent (tembus cahaya) dan cenderung mempunyai nidang belahan kristal yang jelas. Sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombik, intan sistem kristalnya isometrik, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineralmineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6. 2. Sulfida Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsur utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas). Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya. Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam. Rumus umum mineral ini adalah AmXp. Contoh :

7

a.

AX

= PbS (Galena)

b. A2X

= Ag2S (Argentit)

c.

= FeS2 (Pirit)

AX2

d. AX3

= (Co,Ni)As3 (Skuterudit)

e.

= Cu5FeS4 (Bornit).

A3X2

3. Oksida dan Hidroksida Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-). a. Oksida Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2). Jenis X2O

= Kuprit (Cu2O)

Jenis AX

= Zincite (ZnO)

Jenis XO2

= Rutil (TiO2), Pirolusit (MnO2)

Jenis X2O3

= Hematit (Fe2O3), Korundum (AL2O3)

Jenis XY2O4

= Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4)

b. Hidroksida Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O). 4. Halida

8

Halida adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine). Umumnya ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam sequen evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan batuan sedimen yang mengandung evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash (batuan berkaliumKarbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan batuanbatuan seperti Marl dan Limestone. Halida

yang

lainnya

seperti

Flourite

terbentuk

lapisan-lapisan

hidrothermal. Golongan Halida bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5), mempunyai sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh mineral-mineral golongan Halida antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6), Atacamite [Cu2ClC(OH)5]. 5. Karbonat Karbonat merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas karbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3). Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O). 6. Sulfat Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat,

9

kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing. Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate. 7. Fosfat Fosfat adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Phospate(PO4)3-. Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides. Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6. Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan Phospates seperti : Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.1012H2O],

Lazulite

[(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2],

Turquoise

[CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O. Contoh mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite [Fe+2(PO4)2.8H2O],

Wavellite

[Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O],

Apatite

[Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)]. 8. Silikat Silikat adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah satu dari Si – O tetrahedra (SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini silikat adalah unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan metamorf. Mineral-mineral silikat cenderung bersifat : keras, berwarna transparant (jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai Berat Jenis rata-rata sama. Pada umumnya dalam semua struktur

10

silicat, silicon berada diantara 4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim). Dari strukturnya (sudut bangunnya) silikat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu : 1. Nesosilicate  Mempunyai (SiO4)4- tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4.  Mineral khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti : Olivine [(Mg,Fe)2SiO4], Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5). 2. Sorosilicate 

Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen

yang merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa Si2O7. 

Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya

seperti : Heminorphite [Zn4Si2O7(OH)2.H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH] 3. Cyclocilicate 

Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk

struktur lingkaran tertutup dengan komposisi berupa SinO3n. 

Bila mempunyai lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral

Benitoite (BaTiSi3O9), Bila mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl

(Be3Al2Si6O18).

Mineral

lainnya

seperti

Cordierite

[Mg2Al4Si5O18], Ferroxinite [Ca2FeAl2Bsi4O15(OH)], Manganaxinite [Ca2MnAl2BSi4O15(OH)]. 4. Inosilicate 

Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk

struktur rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam.  terlihat

Rantai Tunggal mempunyai komposisi Si : O = 1 : 3, misalnya pada

mineral-mineral

Piroksin

Group

seperti

Diopside

(CaMgSi2O6), Hornblende [CaFeSi2O6], Jadeite [Na(Al,Fe+3)Si2O6]. 

Rantai Ganda, dimana 2 rantai tunggal paralel yang posisi

tetrahedranya berselang-seling/terikat menyilang dengan perbandigan komposisi Si : O = 4 : 11 dicirikan oleh mineral-mineral Amphibole group [(Ca,Na)(Mg,Fe)]Silicat-OH, seperti Tremolite [Ca2Mg5Si8O22(OH)2,

11

Actinolite

[Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2],

Hornblende

[(Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2]. Mineral lainnya seperti Wollastonite [CaSiO3],

Rhodonite

[(Mn,

Fe,

Mg)SiO3],

Neptunite

[Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24]. 5. Phylosilicate  Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-sama oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan disekitarnya sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan perbandingan komposisi Si : O = 2 : 5.  Dicirikan dengan kelompok mineral Mica [K(Mg,Fe)Al-Silicat OH, seperti Muscovite [KAl2(AlSi3)O10(OH)2], Biotite [K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2], Phlogophite [K(Mg,Fe)3(Al,Si)3O10(F,OH)2], Lepidolite [K(Li,Al)3(Si,Al)4O10(F,OH)2]. 6. Tectosilicate 

Mempunyai kerangka silikat yang mana setiap atom tetrahedra

silicon/SiO4memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga membentuk jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si : O = 1 : 2. 

Dicirikan dengan beberapa bentuk silica seperti Kwarsa (SiO2),

Tridimite (SiO2), Kristobalite (SiO2) à mempunyai susunan 3 dimensi tersebut. Mineral khas lainnya seperti Feldspar group : Orthoclase (KAlSi3O8), Sanidine (KAlSi3O8), Microcline (KAl2Si3O8), Albite (NaAlSi3O8), Oligoclase [(Na,Ca)AlSi3O8]. 2.4 Mineral Pembentuk Batuan (Rock Farming Minerals) Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau Rock-forming minerals, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. (Noor D,2008).

12

Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat yaitu silikat, oksida, sulfida serta karbonat dan sulfat. 1. Mineral Silikat Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerakBumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. a. Kuarsa Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung mineral yang banyak sekali tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi karena adanya pengotoran dari unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal prismatic hexagonal, tidak mempunyai belahan, pecahannya: conchoidal, kekerasan: 7 (skala mohs). Ciri yang khas dari mineral ini, terdapat garis-garis mendatar pada sisi bidang kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering berwarna jernih atau putih suram. Pengisian dari berbagai zat didalamnya, memberikan warna yang berbeda-beda, ada yang berwarna kekuning-kuningan, ungu (amnetis), coklat dan lain-lain. Biasanya tidak mempunyai bentuk yang baik, karena merupakan mineral yang menghablur terakhir dari magma, sehingga terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-rongga sisi yang terdapat diantara kristal-kristal dari mineral yang telah terbentuk lebih dahulu. b. Feldspar Feldspar merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi sebagai Silikat dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim Monoklin/Triklin terlihat belahan dalam 2 arah. Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2 golongan, yaitu: 1. Potash Felspar (K Al Si3O8)

13

Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya putih, pucat atau merah daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous). Bidang belahan baik, tidak ada striasi (garis-garis paralel yang lembut). Ortoklas (KALSiO2), sebagai sumber utama unsur K (Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu, kemerahan, belahan dua arah, kekerasan 6, bersifat asam. 2. Plagioklas Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8 Warna putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan baik kedua arah ada sitriasi. Mudah dibedakan dari Ortoklas karena adanya kembaran yang dapat dilihat dibawah loupe, lebih-lebih di bawah mikroskop. Sering berbentuk zona dan berubah menjadi Serisit, Kaolinit atau Epidot. Plagioklas felspar terdiri atas 6 macam mineral, yaitu: a. Albit b. Oligoklas c. Andesin d. Bitownit e. Labradorit f. Anorthit

Makin ke bawah makin berkurang mengandung Na dan makin bertambah akan mengandung Ca. Albit, Andesin disebut Plagioklas asam atau Na Plagioklas. Anortit, Bitonit disebut Plagioklas basa atau Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na, Ca) AlSi3O8 kenampakannya menyerupai Ortoklas, hanya warnya biasa putih abu-abu dan secara optic Plagioklas mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri dari mineral-mineral Albit, Oligoklas, Andesine, Bitonit, Labradorit dan Anortit. c. Feldspatoid Feldspatoid merupakan mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu batuan tidak cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral ini tidak terbentuk, karena yang

14

terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini terdiri atas beberapa mineral, antara lain: Leucit (K Al Si2O) sebagai pengganti orthoklas. Warnanya putih agak jernih dan bentuknya aquant/bulat. Nephelin (Na Al Si2O6) sebagai pengganti Plagioklas (Albit). Warna abu-abu. Bentuk berisi 6 atau bulat. Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan. d. Mika Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit. 1). Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al Si3 O10). Mudah dikenal, karena sifatnya yang mudah dibelahbelah dalam helaian-helaian yang sangat tipis, transparan dan fleksibel, tidak berwarna, abu-abu, kehijauan atau coklat muda, kilap vitreum, kekerasan 2-3. 2). Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2 (OH)2 AlSi3 O8. Mudah terbelah dalam satu arah dan biasanya berbentuk segi enam, tidak transparan, fleksibel. Warna: hitam hingga coklat tua, kilap vitrous, kekerasan 2,5 - 3. 3). Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai. e. Amfibol Terutama terdiri dari mineral Hornblende. Susunan Kimianya Ca2(MgFeA1)3(OH)2(SiA14O11)2. Berbentuk prismatik, biasanya berisi kelipatan tiga, agak panjang dengan belahan dua arah menyudut kira-kira 900. Merupakan kumpulan mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek berisi delapan. Warna : coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 6. yang terpenting dari golongan ini adalah Hornblende. f. Piroksen Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4 dengan belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen adalah senyawa yang kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan ini antara lain :

15

Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3. g. Olivine Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat dalam batu Basalt dan Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena terbentuk pertama-tama dari magma. Warna hijau atau kuning kecoklatan. Biasanya berbutir halus dan granular. Pecahan concoidal (seperti kerang). Kekerasan 6,5 - 7. h. Kalsit Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah berbentuk Rombuder, susunan kimianya CaCO3.

2. Mineral Oksida Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan cassiterit (SnO2).

3. Mineral Sulfida Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti pirit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS). 4. Mineral-Mineral Karbonat dan Sulfat Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.

16

BAB III PENUTUP

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan didalam makalah ini, pada bab penutup ini berisikan kesimpulan dan saran untuk para pembaca. 3.1 Kesimpulan 1. Mineral adalah suatu padatan homogen alami, terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia tertentu dan mempunyai susunan atom tertentu juga. 2. Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau pesenyawaan kimia yang di bentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beeraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur Kristal, 3. Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar X berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara komposisi kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8 kelompok yaitu native elements (unsure murni), sulfida, oksida dan hidroksida, halida, karbonat, sulfat, fosfat, dan silikat. 4. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat yaitu silikat, oksida, sulfida serta karbonat dan sulfat. 3.2 Saran Dengan menyimpulkan apa yang telah dipelajari, penulis ingin menyarankan kepada pembaca untuk lebih banyak membaca literatur yang ada untuk menambah wawasan dan pengertian tentang mineral pembentukan batuan. Selain itu penulis ingin menyarankan kepada pembaca untuk menerapkan ilmu yang telah di pelajari selama berada di lapangan atau di masyarakat nantinya.

17

DAFTAR PUSTAKA Extivonus. 2016. “Mineral Pembentuk Batuan”. (Online). https://www.academia.edu /11813593/Mineral Pembentuk Batuan. (Diakses pada 21 Februari 2019). Priadi, Bambang. 2009. Slide Kuliah Kristalografi Mineralogi : Aspek Kimia Mineral. Bandung: ITB. Rizal,

Muhammad.

2013.

“Resume

Mineral

Pembentuk

Batuan”.

(Online).

https://id.pdfcoke.com/doc/136876516/Resume-Mineral-Pembentuk-Batuan. (Diakses pada 21 Februari 2019). Susanto, Arif. 2014. Modal Praktikum Mineral Optik dan Petrografi. Bandung: ITB.

18

Related Documents


More Documents from "Farhan M Ikhsan"