A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran didesain pada tiga ranah, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Sikaplah yang memiliki persentasse
tertinggi.
Sikap
menunjukkan
kepribadian seseorang dalam
interaksinya dengan lingkungan sekitar. Penerapan kurikulum 2013 diharapkan siswa secara mandiri mampu meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, sehingga masyarakat Indonesia mampu bersaing dengan masyarakat dunia lainnya. Kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajarannya menggunakan pembelajaran tematik yang disesuaikan dengan kehidupan dan siswa
serta
menggunakan
pendekatan
pengalaman
scientific. Menurut pengamatan
peneliti dan diskusi dengan beberapa guru yang mengajar di kelas II B SD Negeri 7 Metro Utara pada tanggal 04 Agustus 2014 diperoleh informasi bahwa permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran tematik dengan tema bermain di hidup rukun adalah siswa kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Model examples non examples menurut Ibrahim, “merupakan salah satu pendekatan group investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik.”2 Menurut Ismail, “model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples adalah tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran, kemudian siswa
disuruh untuk menganalisisnya dan mendiskusikan hasil analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep yang esensial. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran examples non examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah berupa input, tindakan, dan output. Input merupakan masalah-masalah yang muncul pada saat proses pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 yaitu: 1) siswa kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, karena selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan
mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
mengasosiasikan/menalar, dan mengomunikasikan; 2) selama
kegiatan
pembelajaran
di
kelas,
guru
belum
menggunakan model pembelajaran yang variatif; 3) dalam
proses
pembelajaran,
guru
belum
menggunakan
media
pembelajaran secara optimal, sehingga minat siswa kurang dalam belajar; dan 4) rendahnya hasil belajar siswa pada materi budidaya ikan konsumsi pada pembelajaran Prakarya di kelas IX-A. Hal ini terbukti dari ketuntasan hasil belajar siswa yang belum mencapai ≥75% dari jumlah siswa.
Memperhatikan input di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan suatu tindakan perbaikan guna mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe examples non examples pada pembelajaran Prakarya di kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi, dengan output yang diharapkan adalah hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti merasa perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples, pembelajaran Prakarya diharapkan akan
lebih
maksimal
karena
dapat
merangsang minat belajar siswa dengan menyajikan gambar yang disusun menarik ke dalam media pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi adanya permasalahan sebagai berikut: 1. Selama ini proses pembelajaran Prakarya budidaya ikan konsumsi kelas IXA masih dikembangkan dengan pendekatan ekspositori, yaitu pendekatan yang berorientasi pada interaksi satu arah dimana guru memegang semua kendali atas proses pembelajaran sedangkan siswa berperan sebagai pihak yang hanaya secara pasif menerima pengetahuan dalam bentuk sudah matang dari guru. 2. Siswa kurang memahami tentang proses diperolehnya konsep, tidak berkesempatan berinteraksi secara mengembang dengan konsep, dan kurang mampu menggunakan konsep untuk sumber analisis atas masalah-masalah yang muncul dalam mengimplementasikan konsep pada masalah riil. 3. Mayoritas siswa kurang memahami materi pembelajaran akibat pembelajaran yang mengarah pada sifat hafalan semata, sehingga mudah hilang dari ingatan karena siswa tidak faham dengan hakikat dari konsep yang ada, latar belakang munculnya konsep, cara perolehan konsep, maupun asal-usul konsep. 4. Prestasi belajar siswa masih sangat rendah, dimana nilai tata boga rata-rata dibawah 7,5., dengan ketuntasan belajar yang juga masih dibawah 75%, sedangkan target KKM yang ditetapkan guru adalah 75% siswa tuntas belajar.
C. Pembatasan Masalah Pelaksanaan penelitian ini terbatas pada masalah-masalah sebagai berikut: 1. Proses pelaksanaan pembelajaran Prakarya dengan model kooperatif tipe examples non examples pada siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi 2. Peningkatan prestasi belajar siswa yang dicapai setelah dikembangkan model kooperatif tipe examples non examples pada siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi D. Rumusan Masalah Berdasarkan atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakan pelaksanaan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples non examples dalam pembelajaran Prakarya Budidaya ikan konsumi siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi? 2. Seberapa besarkah peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaran Prakarya Budidaya ikan konsumi siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi setelah dikembangkan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples non examples? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: a. Deskripsi tentang pelaksanaan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples non examples dalam pembelajaran Prakarya Budidaya ikan konsumi siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi? b. Deskripsi tentang besarkah peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaran Prakarya Budidaya ikan konsumi siswa kelas IX-A SMPN 1 Sindangresmi setelah dikembangkan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples non examples? 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dua aspek sebagai berikut: 1) Manfaat Teoretis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pustaka pengetahuan kependidikan tentang perbaikan proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam pembelajaran kooperatif tipe examples non examples untuk bidang Prakarya Budidaya Ikan Konsumsi. 2) Manfaat Praktis a) Bagi guru Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk terkait dengan langkah-langkah yang efektif dalam melaksanakan proses pembelajaran prakarya budidaya ikan konsumsi dengan model kooperatif tipe examples non examples.
b) Bagi siswa Hasil penelitian yang dilaksanakan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa, meningkatkan minat belajar siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi Prakarya budidaya ikan konsumsi. c) Bagi sekolah Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah untuk dikembangkannya proses pembelajaran yang berorientasi pada proses, bukan hanya pada tersampaikannya materi, sehingga terjadi dampak yang berupa peningkatan output pendidikan di sekolah. F. Cara Pemecahan Masalah Perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran ketrampilan proses pada prinsipnya dilaksanakan dengan melibatkan siswa secara langsung untuk mengelola pengetahuan dan pengalaman yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluasluasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan pengamatan maupun penelitian, dan mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut. Guna menemukan langkah pelaksanaan model pembelajaran keterampilan proses yang terbaik, dilakukan dengan prosedur siklus, yang dalam penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus 1 merupakan pelaksanaan proses pembelajraan keterampilan proses tahap awal sebagai bentuk perbaikan atas proses pembelajaran sebelumnya, sedangkan siklus 2 merupakan tahap perbaikan atas siklus 1 yang dilaksanakan dengan cara mempertahankan aspek-aspek yang menguntungkan selama pelaksanaan siklus 1 dan menghilangkan aspekaspek yang merugikan selama pelaksanaan siklus 1, serta dilaksanakannya perbaikan-perbaikan atas kendala-kendala yang muncu dalam siklus1. Akhir dari siklus dalam penelitian tindakan kelas untuk model pembelajaran keterampilan proses diharapkan merupakan temuan atas prosedur pembelajaran yang memiliki banyak keuntungan-keuntungan dengan minimalnya factor-faktor pengganggu, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas.