MAKALAH SIKLUS HIDROLOGI
Oleh : Nama : Jihan Agustin Nim : 18062035
Dosen : Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, M.T.
UNIVERSITAS NEGERI PADANG D3 TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG 2018
SIKLUS HIDROLOGI A. PENGERTIAN SIKLUS HIDROLOGI Siklus Hidrologi juga dapat disebut dengan Siklus Air yaitu merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Siklus hidrologi merupakan proses pengeluaran air dan perubahannya menjadi uap air yang mengembun kembali menjadi air yang berlangsung terus-menerus tiada henti-hentinya. Sebagai akibat terjadinya sinar matahari maka timbul panas. Dengan adanya panas ini maka air akan menguap menjadi uap air dari semua tanah, sungai, danau, telaga, waduk, laut, kolam, sawah dan lain-lain dan prosesnya disebut penguapan (evaporation) . Penguapan juga terjadi pada semua tanaman yang disebut transpirasi (transpiration) ( Soedibyo, 2003 )
B. JENIS – JENIS ILMU SIKLUS HIDROLOGI Siklus Hidrologi memiliki beberapa jenis ilmu hidrologi, yaitu akan kita bahas berikut ini :
Geohidrologi : adalah ilmu hidrologi yang satu ini membahas tentang air yang berada di dalam tanah.
Hidrometeorologi : adalah ilmu hidrologi yang membahas tentang air berwujud gas yang letaknya di udara.
Potamologi : adalah ilmu hidrologi yang membahas tentang aliran air khususnya aliran di permukaan.
Limnologi : adalah ilmu yang mempelajari tentang permukaan air yang tenang seperti danau.
Kriologi : adalah ilmu yang mempelajari tentang air padat seperti salju dan es.
C. PROSES TERJADINYA SIKLUS AIR (HIDROLOGI)
1. Evaporasi Siklus hidrologi berawal dengan terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air yang tertampung di danau, sungai, laut, bendungan atau waduk berubah menjadi uap air dengan bantuan panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi. Evaporasi adalah Suatu proses yang mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas atau biasa disebut dengan penguapan. sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau), maka jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi.
2. Transpirasi Penguapan air ini bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah
transpirasi. selain
itu,
transpirasi
juga
mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan makhluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi.
3. Kondensasi Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel- partikel es. Ketika uap air dari proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi sudah mencapai ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es yang berukuran sangat kecil melalui proses konsendasi.
Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah saat berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel es yang terbentuk tersebut akan saling mendekati satu sama lain dan bersatu hingga membentuk sebuah awan. Semakin banyak partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal dan juga hitam awan yang terbentuk. Inilah hasil dari proses kondensasi.
4. Sublimasi
Tahapan
yang
lainnya
adalah
sublimasi yaitu proses naiknya uap air ke atas atmosfer bumi. Sumblimasi merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air, tanpa harus melalui proses pencairan. Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun meski sedikit tetap saja sublimasi ini tetap berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang naik ke atmosfer, namun jumlah air yang di hasilkan menjadi lebih sedikit. Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini berjalan lebih lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap siklus hidrologi panjang.
5. Adveksi Adveksi
merupakan
perpidahan
awan dari satu titik ke titik lainnya namun masih dalam satu horizontal. Jadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan yang hitam dan gelap, awan tersebut dapat berpindah dari satu titik ke titik yang
lain dalam satu horizontal. Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan udara sehingga mengakibatkan awan tersebut berpindah. Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Proses adveksi ini memungkinkan awan yang terbentuk dari proses kondensasi akan menyebar dan berpindah dari atmosfer yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun perlu diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses hidrologi, tahapan ini tidak terjadi dalam siklus hidrologi pendek.
6. Run off
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap run off. Tahapan run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Run off (limpasan) ialah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju tempat rendah di permukaan bumi. Proses pergerakan air ini berlangsung melalui
saluran-saluran
air
contohnya
danau, got, muara, sungai, laut hingga samudra. Dalam proses inilah air yang mengalami siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.
7. Infiltrasi Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di bumi akibat proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan bumi dan mengalami run off. Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori- pori tanah, merembes, dan menumpuk menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori- pori tanah ini disebut sebagai proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah untuk menuju kembali ke laut.
Setelah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang berangsur- angsur, air tersebut akan kembali mengalami siklus hidrologi yang baru, dimana diawali dengan evaporasi. Dan itulah beberapa dari tahapan siklus hidrologi.
D. JENIS-JENIS SIKLUS AIR 1. Siklus Hidrologi Kecil (Short Cycle) Siklus hidrologi kecil adalah peristiwa air laut yang menguap karena pemanasan yang tinggi. Uap air ini menguap ke angkasa, menjadi awan dan kemudian turun sebagai hujan pada permukaan air laut tersebut. 2. Siklus Hidrologi Sedang (Medium Cycle) Siklus hidrologi sedang adalah peristiwa air permukaan yang menguap dan menjadi awan. Karena adanya angin yang bertiup, maka awan yang terjadi di atas laut terdorong hingga ke atas daratan dan turun sebagai hujan di daratan. Hujan yang
jatuh di daratan mengalir melalui sungai dan masuk kembali ke laut. 3. Siklus Hidrologi Besar (Long Cycle) Siklus hidrologi besar sebenarnya sama peristiwanya dengan siklus hidrologi sedang. Perbedaannya
adalah
siklus
hidrologi
besar
meliputi daerah yang sangat luas hingga ke daerah subtropis. Angin mendorong awan hingga jauh ke daratan. Sehingga berubah menjadi hujan salju dan mengalir melalui sungai dan kembali menuju laut.
DAFTAR PUSTAKA https://www.atobasahona.com/2016/09/pengertianhidrologi-dan-siklushidrologi-menurutahli.html https://rumus.co.id/siklus-hidrologi/ https://moondoggiesmusic.com/siklus-hidrologi/