I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya,
termasuk
hubungannya
dengan
mahluk-mahluk
hidup
(International glossary of Hidrologi, 1974). Karena perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi dasar dari pengelolaan sumberdayasumberdaya air rumah tangga yang merupakan pengembangan, agihan dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara terencana. Banyak proyek di dunia (rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain) dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan survey kondisikondisi hidrologi yang cukup. Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi.
Kondisi
tanah menentukan jumlah air yang masuk dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah.
Jadi tanah tidak hanya berperan sebagai media
pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur tata air. Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi terjadi berupa kehilangan unsure hara dan bahan organik, menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air, dan meningkatnya kepadatan tanah serta berkurangnya kemantapan struktur tanah.
Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan
1
zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk. Segera setelah pembasahan, tanah yang dalam dan terdraenase baik akan memiliki lebih banyak air pada lapisan permukaan daripada di lapisan di bawah permukaan. Dengan demikian gradian potensial tetap ada dan menyebabkan aliran ke bawah terus berlangsung meskipun setelah infiltrasi permukaan berhenti. Aliran ini memindahkan air dari horizon atas ke horizon bawah yang lebih kering. Sesudah dua sampai tiga hari, laju draenase menjadi sangat lambat dan kandungan hampir konstan. Kandungan air pada saat ini dinamakan kapasitas lapang. Berdasarkan uraian di atas maka dilaksanakanlah praktikum ini untuk untuk mengetahui nilai kapasitas lapang dan titik layu permanen pada tanaman jagung (Zea mays L.) dan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus). 1.2 Tujuan dan Kegunaan
2
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi dan kadar air pada tanah Alfisol dengan berbagai perlakuan. Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi di dalam pola penerapan pengelolaan lahan pertanian terhadap besarnya laju evaporasi dan transpirasi yang terjadi.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Hidrologi
3
Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus hidrologi atau siklus air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya (Asdak,1995). Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Besarnya jumlah aliran permukaan dan jumlah air yang dapat masuk ke dalam tanah akan menentukan jumlah air yang bermanfaat bagi manusia ataupun menentukan fluktuasi debit air di sungai yang terdapat pada suatu daerah penampungan (Pairunan A, dkk. 1997). Air yang masuk ke dalam tanah sebahagian dimanfaatkan tanaman untuk membentuk bahan organik dalam proses fotosintesa, sebagian diluapkan melalui proses transpirasi. Air yang masuk dalam tanah dapat tertahan dalam tanah sebelum diserap oleh tanaman, atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler kemudian menguap dari permukaan tanah, dapat juga terus bergerak sebagai air perkolasi yang tidak dapat dimanfaatkan tanaman, (Pairunan A, dkk. 1985).
Pergerakan air di bumi yang merupakan suatu sistem yang tertutup, yang berarti pergerakan air pada sistem tersebut selalu tetap berada pada sistemnya.
Energi
panas
matahari
dan
faktor-faktor
iklim
lainnya
4
menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut dan badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angina melintasi daratan yang bergunung maupun pada daerah datar dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air hujan (Hakim, 1986 ). Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk (Asdak, 1995).
2. 2. Evaporasi Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur
5
utama untuk berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air.
Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya
perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi
tersebut
diatas.
Oleh
karenanya,
kondisi
fisika
yang
mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada kedua proses alamiah tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain cahaya matahari, suhu udara,
dan kapasitas kadar air dalam udara.
Proses evaporasi yang
disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia (Asdak, 1995). Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori tanah (Hakim dkk, 1986). Air yang masuk ke dalam tanah sebagian dimanfaatkan tanaman untuk membentuk bahan organik dalam proses fotosintesis, sebagian diuapkan melalui proses transpirasi. Air yang masuk dalam tanah dapat tertahan dalam tanah sebelum diserap oleh tanaman, atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler kemudian menguap (Pairunan A.K dkk, 1997) Karena transpirasi adalah proses evaporasi air dari permukaan tumbuhan, maka faktor-faktor iklim yang mempengaruhi evaporasi secara umum juga berpengaruh terhadap transpirasi. Kenyataan di lapangan kedua proses, evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi dari tumbuhan sulit dipisahkan, sehingga keduanya disebut evaporatranspirasi (Hakim dkk, 1986)
6
2. 3. Transpirasi Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui pori-pori daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya di balut lapisan mati yang disebut kulit air (cuticle) yang kedap uap air. Sel-sel hidup daun dan cabang terletak di bawah permukaan tanaman, dibelakang pori-pori daun dan cabang.
Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak
langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori tersebut (Asdak, 1995). Transpirasi adalah suatu proses ketika air diuapkan ke uadara dari permukaan daun/tajuk vegetasi.
Oleh karenanya, faktor-faktor yang
mengendalikan besar kecilnya transpirasi suatu vegetasi adalah sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi, yaitu radiasi panas matahari, suhu, kecepatan angina, dan gradient tekanan udara. Dalam hal ini, besarnya transpirasi, dalam batas tertentu, juga dipengaruhi oleh karakteristik dan kerapatan vegetasi seperti struktur tajuk, perilaku poripoeri daun, dan lain-lain, (Seyhan, 1990). Adalah sulit mengukur evaporasi dari permukaan tanah yang bervegetasi.
Selain harus memperhatikan jumlah air yang tersedia dan
kemampuan atmosfer untuk menyerap dan mengangkut uap air, masih harus mempertimbangkan mekanisme transpirasi vegetasi.
Beberapa teknik
pengukuran transpirasi telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman dalam
7
plot-plot percobaan.
Teknik tersebut antara lain ; (1). Plot pengukuran
dengan menggunakan alat
lysimeter, (2). Pengukuran berkurangnya
kelembaban tanah dalam plot percobaan, (3). Pemangkasan cabang-cabang tanaman dan menimbangnya untuk mengukur besarnya laju kehilangan air, dan (4). Menganalisis dengan menggunakan neraca air, (Asdak, 1995).
2. 4. Evapotranspirasi Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori tanah (Hakim dkk, 1986). Air yang mempunyai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam tanah atau melintas diatas pemukaan tanah.
Sebagian darinya, secara
langsung atau setelah penyimpanan permukaan. Hilangnya dalam bentuk evaporasi yaitu proses dimana air menjadi uap, dan transpirasi yaitu proses dimana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman (Asdak, 1995). Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam pengkajian-pengkajian hidrometeorologi. Pengaruh langsung evaporasi dan evaportranspirasi dari air ataupun permukaan lahan yang benar adalah tidak mungkin pada saat ini.
Akan tetapi, jika keragaman waktu evaporasi
permukaan maka air bebas berbanding langsungdengan radiasi bersih, kita dapat mengharapkan nilai-nilai maksimum pada siang hari (Seyhan, 1990).
8
Evaportranspirasi akan berlangsung hanya bila pasokan air tidak terbatas bagi stomata tanaman dan permukaan tanah, lebih dekat pada fase dengan radiasi matahari karena hanya sedikit panas disimpan oleh tanaman dan juga karena stomata menutup pada malam hari. Evaportranspirasi ini biasanya dipengaruhi oleh faktor meteorologi, geografi dan lainnya seperti kandungan lengas tanah, karakteristik kapiler tanah, jeluk muka air tanah dan sebagainya (Seyhan, 1990).
2. 5 Kadar Air Air mempunyai fungsi penting dalam tanah, dimana air penting dalam pelapukan mineral dan bahan organik, reaksi yang menyiapkan hara laut bagi pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar hara tanaman. Bila air terlalu banyak, hara-hara yang lewat atau ada yang tercuci dan hilang dari perakaran atau bila tinggi evaporasinya, garam-garam terlarut mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-kadang tertimbun dalam jumlah yang banyak sehingga dapat merusak tanaman (Hardjowigeno,1987). Kemapuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekanan dan tekstur tanah mempunyai gaya menahan air lebih kecil dari tanah tekstur halus. Oleh karena itu tanaman yang ditanam pada tanah bertekstur lempung dan liat (Pairunan, dkk, 1997). Air
antara
kejenuhan
dan
kapasitas
lapangan
(air
gravitasi)
9
mempunyai tegangan rendah dan lebih mudah diserap oleh akar tumbuhan. Akan tetapi, air gravitasi sedikit gunanya pada kebanyakan tanah sebab air ini memeras air ke bawah dengan cepat. Selain itu, adanya air gravitasi meniadakan udara yang diperlukan akar untuk pernafasan dan banyak kegiatan biologi lainnya. Gerakan ait ke bawah oleh air gravitasi menarik udara ke dalam tanah (Syarief, 1986). Kehilangan air oleh transpirasi menimbulkan kekuatan utama yang mendorong untuk penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi. Tegangan yang terjadi pada daun oleh hilangnya air transpirasi di transmisikan ke xilem batang dan akhirnya ke akar. Apabila tegangan air dalam akar lebih besar dari tegangan yang mengikat air dalam tanah, air bergerak ke dalam akar (Foth, 1994).
III. BAHAN DAN METODE 3. 1 Tempat dan Waktu Praktikum Kadar Air dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar, pada bulan Maret hingga April 2006 pukul 16.00 WITA sampai selesai.
3. 2 Bahan dan Alat
10
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah Alfisol lapisan I, air, benih jagung dan kedelai, label, talang dan kantong plastik. Alat-alat yang digunakan adalah label, talang, kantong plastik, cangkul, sekop, pot, ember, gelas ukur, meteran atau mistar, alat laboratorium, timbangan, dan alat tulis menulis.
3. 3 Prosedur Kerja 1.
Menyiapkan
satu
buah
ember
(mengukur
beratnya)
untuk
pengukuran evaporasi pada permukaan air bebas (diameter permukaannya harus sama dengan diameter permukaan pot). 2.
Menyiapkan 3 buah pot yang dilubangi bagian bawahnya untuk pengukuran evaporasi pada permukaan tanah dan evapotranspirasi, dan menimbang berat masing-masing pot.
3.
Mengambil sampel tanah lapisan atas (horison A) dari lokasi yang dipilh, kemudian mengayak dengan ayakan 2 mm.
4.
Memasukkan sample tanah sebanyak 5 kg untuk setiap pot.
5.
Menjenuhkan masing-masing pot (1,2,dan 3) dan mengamati sampai air tidak menetes dari lubang di bagian bawah pot. Mengambil sampel sekitar 20 gram dan ukur kadar air kapasitas lapangnya.
6.
Menanami pot 2 dan 3 dengan tanaman semusim yang berbeda
7.
Melakukan penyiraman setiap hari dengan volume air sesuai
11
kapasitas sample tanah memegang air (dihitung dari kadar air kapasitas lapang) 8.
Melakukan pengamatan setelah tanaman berumur 2, 3, dan 4 minggu
9.
Setelah tanaman berumur 2 minggu melakukan penyiraman dengan volume air kapasitas lapang, menimbang berapa beratnya, setelah 24 jam menimbang kembali berapa berat dari pot tersebut. Selisih beratnya
adalah
kehilangan
air
karena
evaporasi
dan
evapotranspirasi. Selisih kehilangan air padaa pot 1 dan pot 2 atau 3 adalah besarnya transpirasi 10.
Pada saat yang bersamaan mengisi ember dengan air yang digunakan menyiram sebanyak 5 liter dan melakukan pengamatan sampai dengan point 9. selisih berat adalah kehilangan air karena evaporasi pada permukaan air bebas
11.
Melakukan point 9 dan 10 pada umur tanaman 3 dan 4.
12
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air, bumi yang ada di alam semesta. Siklus hidrologi meliputi kejadian-kejadian air yang menguap ke atas, kemudian menjadi hujan masuk ke dalam tanah atau mengalir ke permukaan tanah. Karena perkembangannya begitu cepat, hidrologi menjadi dasar dari pengelolaan sumber daya air yang merupakan pengembangan dan penggunaan sumber air secara terencana. Banyak proyek di dunia ( Rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air, dll ) dilakukan terlebih dahulu mengadakan survey kondisi-kondisi yang cukup.
13
Survey-survey tersebut meliputi prosedur-prosedur pengumpulan data di lapangan, sampai pemprosesan data dan karena itu menghasilkan data sesuai dengan tujuan yang telah dilaksanakan. Siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah. Kondisi tanah sebagian dimanfaatkan tanaman untuk membentuk bahan organic dalam proses fotosintesis melalui proses transpirasi. Air yang masuk ke dalam tanah dapat bertahan atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler kemudian menguap dari permukaan tanah dan dapat bergerak ke atas sebagai air perkolasi yang tidak dimanfaatkan oleh tanaman. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilaksanakan praktikum ini karena pengetahuan mengenai siklus hidrologi membantu kita memahami jumlah air yang dapat tersedia bagi tanaman selama beberapa waktu dalam setahun dan pengaruh air pada tanah dan tanaman. 1. 2 Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui tingkat laju evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi dan kadar air pada tanah Alfisol dengan menggunakan tanaman jagung dan kedelai. Kegunaan dilaksanakannya percobaan ini adalah agar dapat memahami dan mengerti perbedaan antara evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi serta kadar air pada tanaman jagung dan sawi serta dapat menjadi bahan informasi.
14
B A B II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Hidrologi Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus air atau siklus hidrologi meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara. Kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya ( Pairunan A. K, 1985 ). Pergerakan air di bumi yang merupakan suatu system yang tertutup, yang berarti pergerakan air pada system tersebut selalu tetap berada pada sistemnya.
Energi
panas
matahari
dan
faktor-faktor
iklim
lainnya
menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan
15
tanah, di laut dan badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angina melintasi daratan yang bergunung maupun pada daerah datar dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air hujan
( Soewarno, 1991 ).
2. 2 Evaporasi Evaporasi aadalah penguapan air dari permukaan tanah, air dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk berlangsungnya
evaporasi
adalah
energi
(
radiasi
)
matahari
dan
ketersediaan air. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi tersebut yaitu panas, suhu, udara, kapasitas kadar air dalam udara, udara di atas permukaan bidang penguapan, dan sifat alamiah bidang penguapan ( Asdak, 1995 ). Proses evaporasi dapat berlangsung pada permukaan tajuk vegetasi basah dan permukaan vegetasi tajuk kering, tetapi apabila berlangsung pada permukaan tajuk basah terutama vegetasi hutan maka proses akan lebih cepat dibandingkan yang terjadi pada vegetasi kering. Besarnya proses evaporasi pada tajuk vegetasi baasah kemungkinan tidak dikendalikan oleh faktor keseimbangan radiasi matahari melainkan lebih ditentukan sebagai penampung energi adveksi yang berasal dari atmosfer ( Rutter, 1971 ). 2. 3 Transpirasi Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui
16
pori-pori daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya dibalut lapisan mati yang disebut kulit air ( cuticle ) yang kedap uap air. Sel-sel hidup daun dan cabang terletak di bawah permukaan tanaman, di belakang poripori daun atau cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori tersebut ( Asdak, 1991 ). Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tumbuh pada sebidang tanah akan menyerap sejumlah air yang terdapat dalam tanah melalui system perakarannya, yang kemudian melalui proses transpirasi akan melepaskan air ke udara ( atmosfer ) dalam bentuk uap air. Persinggungan antara permukaan tanah yang terbuka dengan atmosfer yang tidak jenuh uap air akan memungkinkan berlangsungnya penguapan air di tempat itu ( permukaan tanah tersebut ). Proses penguapan air ini dikendalikan oleh keadaan atmosfer dan sifat tanah yang erat kaitannya dengan ketersediaan air dalam tanah ( Kartasapoetra, 1991 ). 2. 4 Evapotranspirasi Evapotranspirasi adalah jumlah air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya pengaruh factor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi. Sesuai dengan namanya, evapotranspirasi juga merupakan gabungan antara proses-proses evaporasi, intersepsi dan transpirasi ( Asdak, 1995 ). Penguapan yang terjadi dipermukaan sangat tergantung dari
17
ketersediaan kelembaban di lapisan bawahnya. Oleh sebab itu, dalam beberapa (
model
evapotranspirasi
di )
cari dan
ketergantungan kelembaban
antara
tanah
di
laju lapisan
penguapan bawahnya.
Evapotranspirasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu evapotranspirasi potensial ( PET ) dan evatranspirasi actual ( AET ). Evapotranspirasi potensial dipengaruhi oleh factor-faktor meteorology dan evapotranspirasi aktual lebih dipengaruhi oleh faktor fisiologi tanaman dan unsur tanah ( Hakim, 1986 ). 2. 5 Kadar Air Kadar air dapat dinyatakan sebagai perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah basah, perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering dan perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah. Di mana berat tanah kering dapat diartikan sebagai tanah yang telah dipanaskan dalam oven pada suhu 105
o
C tekanan atmosfer sampai
mencapai berat tetap. Tanah yang kandungan litany tinggi sekali pada keadaan tersebut masih mengandung air ( Sarief, 1985 ). Air juga berpengaruh penting pada sifat fisik tanah. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah. Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya dukung tanah. Kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbi, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kandungan air dank arena itu dapat
18
ditafsirkan bermacam-macam. Begitu pula halnya dengan istilah jenuh dan tidak jenuh. Jenuh menunjukkan pori-pori yang penuh berisi air, dan tidak jenuh
menunjukkan
setiap
kandungan
air
kurang
dari
jenuh
( Pairunan, 1985 ).
III. BAHAN DAN METODE 3. 1 Tempat dan Waktu Praktikum Kadar Air dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar, pada bulan Maret hingga April 2006 pukul 16.00 WITA sampai selesai.
3. 2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah Alfisol lapisan I, air, benih jagung dan sawi, label, talang dan kantong plastik. Alat-alat yang digunakan adalah label, talang, kantong plastik, cangkul, sekop, pot, ember, gelas ukur, meteran atau mistar, alat laboratorium, timbangan, dan alat tulis menulis.
19
3. 3 Prosedur Kerja 1. Menyiapkan satu buah ember (mengukur beratnya) untuk pengukuran evaporasi pada permukaan air bebas (diameter permukaannya harus sama dengan diameter permukaan pot). 2. Menyiapkan 3 buah pot yang dilubangi bagian bawahnya untuk pengukuran evaporasi pada permukaan tanah dan evapotranspirasi, dan menimbang berat masing-masing pot. 3. Mengambil sampel tanah lapisan atas (horison A) dari lokasi yang dipilh, kemudian mengayak dengan ayakan 2 mm. 4. Memasukkan sample tanah sebanyak 5 kg untuk setiap pot. 5. Menjenuhkan masing-masing pot (1,2,dan 3) dan mengamati sampai air tidak menetes dari lubang di bagian bawah pot. Mengambil sampel sekitar 20 gram dan ukur kadar air kapasitas lapangnya. 6. Menanami pot 2 dan 3 dengan tanaman semusim yang berbeda 7. Melakukan penyiraman setiap hari dengan volume air sesuai kapasitas sample tanah memegang air (dihitung dari kadar air kapasitas lapang) 8. Melakukan pengamatan setelah tanaman berumur 2, 3, dan 4 minggu 9. Setelah tanaman berumur 2 minggu melakukan penyiraman dengan volume air kapasitas lapang, menimbang berapa beratnya, setelah 24 jam menimbang kembali berapa berat dari pot tersebut. beratnya
adalah
kehilangan
air
karena
evaporasi
Selisih dan
evapotranspirasi. Selisih kehilangan air padaa pot 1 dan pot 2 atau 3
20
adalah besarnya transpirasi 10. Pada saat yang bersamaan mengisi ember dengan air yang digunakan menyiram sebanyak 5 liter dan melakukan pengamatan sampai dengan point 9. selisih berat adalah kehilangan air karena evaporasi pada permukaan air bebas 11. Melakukan point 9 dan 10 pada umur tanaman 3 dan 4.
21
22