Makalah Fiswan Fix.docx

  • Uploaded by: nabila azhari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Fiswan Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,118
  • Pages: 22
MAKALAH FISIOLOGI HEWAN Sistem Sirkulasi Pada Serangga, Pisces, Amphibi, Dan Mamalia Dosen Pengampu : Dr. Retno Susilowati M.Si

Oleh : Zadani Nabila Ashari

(16620116)

Indah Suryanti

(16620117)

Ibrohim

(16620124)

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah fisiologi hewan berjudul “Sistem Sirkulasi pada Serangga, Pisces, Amphibi, dan Mamalia”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini terutama pada dosen kami Dr. Retno Susilowati M.Si yang telah sangat membantu terselesaikannya makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Sistem Sirkulasi pada Serangga, Pisces, Amphibi, dan Mamalia” dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Malang, 9 Oktober 2018

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................................................2 DAFTAR ISI..................................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................4 1.3 Tujuan........................................................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Sirkulasi Terbuka dan Tertutup......................................................................................6 2.1.1 Sistem Sirkulasi Tunggal dan Ganda...............................................................................7 2.2 Sistem Sirkulasi dan Kerja Jantung Pada Hewan......................................................................9 2.2.1. Serangga..........................................................................................................................9 2.2.2. Pisces............................................................................................................................11 2.2.3. Amphibi........................................................................................................................13 2.2.4. Mamalia........................................................................................................................14 2.3. Fungsi Sirkulasi......................................................................................................................18

BAB III PENUTUP 5.1 Kesimpulan..............................................................................................................................20 5.2 Saran........................................................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................21

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Darah memiliki tekanan yang tinggi dan cepat karena dilengkapi dengan pembuluhpembuluh, sehingga zat-zat dapat diedarkan dengan cepat ke organ maupun jaringan yang aktif mendapatkan aliran lebih banyak daripada organ atau jaringan yang kurang aktif (Ville,1988). Makhluk hidup merupakan ciptaan Allah SWT diciptakan memiliki ketentuan segala bidang yang sama sekali tidak jauh dari kondisi lingkungannya, penetapan- penetapan segala penyusunan tubuh makhluk hidup seperti sirkulasi darah sesuai dengan ukuran kebutuhan tubuh. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Furqon: 2 yang artinya : “Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukuran dengan serapi-rapinya.” (Q.S AlFurqan : 2) Sistem sirkulasi darah terdiri dari sistem pembuluh darah dan sistem pembuluh limfa atau getah bening. Sistem pembuluh darah terdiri atas jantung yang memompa darah, arteri yang membawa darah ke organ-organ, jaringan, kapiler dan saluran kecil yang bernastosome dan membelah diri untuk pertukaran sebagai zat antara darah dan jaringan, serta vena yang mengembalikan darah ke jantung (Barvelender dan Judith, 1988). Darah merupakan media transport dari sistem sirkulasi. Sifat paling utama dari sirkulasi adalah bahwa sirkulasi merupakan lintasan yang kontinyu. Ini berarti apabila jumlah tertentu darah dipompa oleh jantung, maka jumlah yang sama juga mengalir melalui setiap bagian sirkulasi (Junquiera et al., 1995). Pada Makalah ini akan dibahas sistem sirkulasi terbuka dan system sirkulasi tertutup pada serangga, pisces, amphibi dan mammalian serta fungsi sirkulasi terbuka dan tertutup pada masing-masing kingdom.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat diberikan pada makalah ini adalah : 4

1. Bagaimana bentuk sistem sirkulasi terbuka dan sistem sirkulasi tertutup? 2. Bagaimana cara membedakan kerja jantung pada serangga,

pisces, amphibi dan

mammalia? 3. Bagaimana fungsi sirkulasi terbuka dan sirkulasi tertutup?

1.3 Tujuan Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu: 1. Dapat membedakan sistem sirkulasi terbuka dan sistem sirkulasi tertutup 2. Dapat membedakan kerja jantung pada serangga, pisces, amphibi dan mammalia. 3. Dapat menjelaskan fungsi sikulasi terbuka dan sirkulasi tertutup.

5

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sirkulasi Terbuka dan Tertutup Sistem sirkulasi terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem peredaran darah terbuka dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah terbuka merupakan sistem peredaran darah ke seluruh tubuh yang tidak selalu melewati pembuluh darah. Sistem peredaran darah tertutup merupakan peredaran darah yang mengalir di dalam pembuluh darah. Sistem peredaran darah dilengkapi dengan organ-organ seperti jantung dan pembuluh darah (Abdurrahman, 2008). Contoh hewan yang memiliki sistem peredaran darah tertutup yaitu pada kelas vertebrata misalnya ikan, katak, buaya, kadal, ular, biawak, ayam, mencit, burung, kucing. Hewan yang memiliki peredaran darah terbuka yaitu pada belalang, siput, kepiting, kalajengking, kaki seribu (Aryulina et al., 2004). Sistem sirkulasi terdiri atas saluran-saluran atau rongga-rongga yang berkesinambungan terdapat dalam tubuh hewan yang mengangkut cairan dan bahan padatan yang terlarut ke dalam tubuh (Karsheva, 2009). Sistem sirkulasi terdiri atas dua macam, yaitu sistem sirkulasi tertutup dan sistem sirkulasi terbuka. Sistem sirkulasi tertutup yaitu darah senantiasa berada dalam tabung kapiler, arteri dan vena. Ciri sirkulasi tertutup meliputi sistem bertekanan tinggi yang memerlukan resistensi periferal tinggi dan dijaga keberlanjutannya diantara denyut-denyut jantung, membutuhkan dinding yang elastik, darah di bawa langsung ke organ dengan baik dan darah kembali ke jantung dengan cepat. Sirkulasi terbuka yaitu sebagian besar darahnya dipompa dari jantung ke dalam saluran darah tetapi saluran darah tersebut kontak dengan region terbuka atau sinuses dan darah mengalir secara bebas diantara jaringan sebelum akhirnya kembali ke jantung. Sirkulasi darah terbuka biasanya bertekanan rendah, darah dibawa langsung ke organ seperti pada sirkulasi tertutup, distribusi darah kurang mudah diregulasi, darah sering kali kembali ke jantung dengan lambat (Yuwono, 2001). Komponen sistem sirkulasi darah ada beberapa macam. Pertama, sistem kardiovaskuler yaitu bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler, dan vena), serta darah yang mengalir di dalamnya. Jantung adalah pompa muscular untuk menggerakkan darah. Pembuluh darah merupakan serangkaian tuba tempat darah mengalir. 6

Kedua, sistem limfatil juga bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari pembuluh limfe dan nodus limfe yang terletak di dalam pembuluh limfe besar. Ketiga, organ pembentuk dan penyimpan darah seperti limfe, hati, sumsum tulang, kelenjar timus, dan jaringan limfe (Sloane 1995). Arteri adalah pembuluh darah yang bertugas untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Vena adalah pembuluh darah yang bertugas membawa CO2 hasil metabolisme dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan (Kimball, 1993). Hurkat dan Mathur (1976), menyatakan bahwa ada tiga pembuluh, yaitu arteri, vena dan kapiler. Arteri merupakan aliran darah yang berfungsi membawa darah dari jantung ke jaringan, vena berfungsi membawa darah ke jantung, sedangkan kapiler merupakan pembuluh yang berlokasi pada jaringan. Pembuluh darah arteri berwarna lebih merah muda karena mengandung O2 yang tinggi dan CO2 yang rendah, pada saat darah mengandung O2 tinggi di kapiler jaringan. Tekanan parsial O2 turun, darah dengan mudah melepaskan O2 dan meningkatkan kemampuan membawa O2sehingga vena yang mengalir dari jaringan ke jantung berwarna merah tua karena mengandung CO2 tinggi dari O2 yang rendah (Kimball, 1993). Arteri berdinding tebal, elastis, berdenyut dengan teratur, mempunyai klep luarnya pada permukaan aorta (dekat jantung), alirannya dari jantung ke jaringan tubuh, letaknya di bagian dalam jaringan otot, tekanan cepat karena letaknya dekat dengan jantung dan darahnya berlawanan dengan gravitasi bumi, berwarna merah muda, aliran darah pada percabangan menyebar. Vena berdinding tipis, tidak elastis, tidak berdenyut, pada seluruh vena terdapat klep (untuk mencegah darah kembali ke jantung), letak vena dekat dengan permukaan dan seringkali tampak dari luar, tekanannya lambat karena berasal dari cabang aliran yang letaknya jauh dari jantung serta berlawanan arahnya dengan gravitasi bumi, warna merah tua serta aliran darah pada percabangan menggumpal (Fadjarwati, 1982). 2.1.1 Sistem Sirkulasi Tunggal dan Ganda Sistem sirkulasi tertutup memiliki dua pola yang berbeda dalam proses sirkulasi darahnya. Pembagian ini didasarkan kepada bagaimana susunan jantung dan bagaimana cara darah melakukan peredaran secara lengkap di seluruh tubuh. Atas dasar hal tersebut maka sirkulasi tertutup dibagi menjadi dua yaitu: 7

1. Sistem Sirkulasi tunggal ( Closed Single Circulation) Pada tipe ini, darah akan meninggalkan jantung melalui ventrikel, terus melewati insang dan mengalami oksigenasi dengan mekanisme difusi pertukaran O2 – CO2 di insang, dan selanjutnya mengalir ke seluruh tubuh dimana terdapat jaringan atau sel-sel yang akan memakai oksigen dan kemudian kembali lagi ke jantung (Santoso, 2009). Dengan demikian, dalam sekali siklus peradaran, darah hanya terdiri atas satu lintasan saja yaitu dari jantung ke insang dan ke seluruh tubuh untuk selanjutnya kembali ke jantung yang juga berarti bahwa selam beredar darah hanya sekali melewati jantung. Contoh hewan dengan sirkulasi tipe ini adalah kelompok pisces. Terdapat suatu ketidakefisienan sistem sirkulasi tertutup ini yaitu karena hilangnya tekanan darah yang dipompa oleh jantung setelah darah melewati insang (Widodo, 2002). Konsekuensi dari keadaan tersebut adalah terciptanya aliran darah ke seluruh tubuh dengan arus yang relatif lamban (sluggish flow) karena gradien tekanan yang menjadi pendorong darah dalam beredar telah mengalami reduksi secara signifikan (Sukiya, 2003).

2. Sistem Sirkulasi Ganda ( Closed Double Circulation) Pada tipe sirkulasi ganda, darah selama beredar akan melewati jantung sebanyak dua kali. Hal ini memerlukan struktur jantung yang spesifik yaitu terdiri atas 4 ruang ( dua atrium dan dua ventrikel). Darah meninggalkan jantung melalui ventrikel kanan dan menuju ke paruparu dimana terjadi proses oksigenasi sehingga membawa darah kaya oksigen dari paru-paru untuk kembali ke jantung melalui atrium kiri dan ventrikel kiri untuk selanjutnya dipompa ke seluruh tubuh sebagai suplai oksigen dan substansi lainnya yang diperlukan oleh sel-sel tubuh (Sukiya, 2003). Pada lintasan kedua, darah dari seluruh tubuh yang berupa darah deoksigenasi (miskin oksigen) akan kembali ke atrium kanan dan menuju ventrikel kanan hingga paru-paru lagi

sebagai pengulangan siklus kontinu. Contoh ideal sistem ini adalah pada mamalia

(Santoso, 2009)

8

Gambar A Sistem Sirkulasi Tunggal (kiri) dan Sistem Sirkulasi Ganda (kanan)

2.2. Sistem Sirkulasi dan Kerja Jantung pada Hewan 2.2.1. Serangga Susunan pembuluh pada Arthropoda (contohnya Insekta), salah satu jenis hewan yang mempunyai sistem sirkulasi terbuka dapat dilihat pada gambar B. Arthropoda memiliki jantung berbentuk pipa yang terletak di bagian dorsal tubuh, dan dilengkapi dengan sejumlah lubang beserta klep. Lubang yang dinamakan Ostia tersebut memberi peluang kepada darah untuk masuk kembali ke jantung. Relaksasi otot jantung menyebabkan adanya tekanan negatif dalam rongga jantung sehingga menimbulkan kekuatan untuk menghisap darah secara aktif. Pembuluh darah dorsal bagian depan disebut Aorta. Dinding Aorta bersifat kontraktil dan dapat menimbulkan gelombang peristaltik untuk mendorong darah ke arah depan (arah kepala). Pembuluh ini merupakan cabang pembuluh darah utama, yang berlanjut sampai kepala dan berakhir di bagian tersebut. Percabangan pembuluh Aorta membawa pasokan darah untuk sebagian besar tubuh. Namun, sistem pembuluh pada sistem sirkulasi terbuka tidak dilengkapi dengan pembuluh darah perifer (kapiler) sehingga pada tingkat jaringan, darah akan keluar dari pembuluh dan selanjutnya mengalir bebas di antara sel jaringan (lihat Gambar B.). Pada tahap

9

berikutnya, darah atau cairan tubuh tersaring dan secara perlahan-lahan kembali ke jantung melalui Ostia yang banyak terdapat di bagian tersebut (Isnaeni, 2006).

Gambar B. Sistem sirkulasi Serangga Pada belalang, jantung tubular dorsal memompa maju hemolimfa melalui pembuluh anterior dan menuju ke bagian samping hewan itu melalui beberapa pembuluh lateral yang berurutan. Hemolimfanya diperas ke arah samping melalui sinus oleh gerakan tubuh, dan masuk kembali ke jantung melalui ostia, yang dilengkapi dengan katup yang akan menutup ketika jantung berkontraksi. (Campbell et. al, 2001). Sebagai akibat dari tidak adanya pembuluh kapiler, sistem sirkulasi terbuka bekerja dengan tekanan rendah. Dengan demikian, pada setiap kontraksi jantung, volume darah yang dapat dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya sedikit. Selain itu, tekanan yang ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong darah juga rendah sehingga darah mengalir dengan lambat. Hal ini menyebabkan jumlah sari makanan yangg dilepaskan ke sel tubuh terbatas dan akibatnya aktivitas metabolisme dalam tubuh pun terbatas. Kelemahan lain dari sistem sirkulasi terbuka ialah hewan tidak dapat mengatur aliran darah secara tepat ke berbagai organ yang berbeda. Serangga dapat mengatasi aliran darah agar menyebar ke seluruh tubuhnya termasuk ke 10

sayap-sayapnya dengan adanya pompa penguat khusus (jantung limfatik kontraktil). Pompa khusus tersebut berkontraksi secara teratur untuk menjamin kelancaran sirkulasi pada jaringan pembuluh yang rumit di sayap serangga (Isnaeni, 2006). 2.2.2 Pisces Pada sebagian besar ikan, semua darah yang masuk dalam jantung melalui vena mempunyai kadar oksigen yang rendah dan karbon dioksida yang tinggi, yaitu disebut darah vena. Jantung terdiri atas sebuah sinus venosus, sebuah atrium, sebuah ventrikel dan sebuah konus arteriosus yang tersusun dalam urutan linear. Kontraksi otot jantung meningkatkan tekanan darah yang di dalam vena sangat rendah, dan mengeluarkan darah melalui suatu arteri, aorta ventral, ke lima atau enam pasang lung aorta yang menjulur secara dorsal melalui kapiler di dalam insang ke aorta dorsal. Pada waktu darah melalui insang, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diambil, hal ini mengubah darah menjadi darah arteri, aorta dorsal membagi darah melalui cabang-cabangnya ke seluruh bagian tubuh (Ville, 1988). Selama darah itu mengalir, tekanannya menurun karena viskositas darah dan gesekan di dalamnya, dan di antara darah, selaput dinding pembuluh. Tekanan menurun secara cepat sewaktu darah melewati kapiler insang. Karena gesekan menjadi sangat besar dalam pembuluh yang berdiameter kecil. Sebagai contoh, pada hiu anjing, tekanan darah rata-rata dalam aorta ventral pada waktu kontraksi, jantung kira – kira 30 mm Hg dan dalam aorta dorsal kira 20 mm Hg. Tekanan darah yang relatif rendah dalam Aorta ini makin turun ketika darah itu mencapai kapiler dalam jaringan. Peredaran darah pada sebagian ikan adalah lamban (Ville, 1988). Seluruh darah yang mengalir ke bagian posterior tubuh (khusus di daerah pelvik dan ekor), setelah melewati sistem kapiler utama di jaringan, akan bersatu kembali ke vena porta renalis yang membawa darah miskin oksigen dan produk-produk sisa metabolisme menuju ginjal. Di ginjal, vena porta renalis akan terbagi-bagi menuju ke kapiler peritubular. Kapiler – kapiler tersebut akan bersatu kembali menuju vena renalis yang selanjutnya mengalirkan darah ke jantung. Kedua organ yang dialiri darah miskin oksigen tersebut (hepar dan ren) juga menerima darah kaya oksigen melalui cabang arteri dari aorta (Santoso, 2009).

11

Gambar C. Sistem sirkulasi Pisces 2.2.3. Amphibi Pada Amphibi, setiap bagian atrium terbuka melalui kanal atrioventrikular yang memiliki katub menuju ventrikel yang terdiri atas satu ruang yang terbagi-bagi. Ventrikel tersebut secara struktural memiliki jaringan otot dan jaringan ikat yang berlapis yang disebut trabekula dan menyerupai spons. Fungsi struktural tersebut adalah mencampuri darah dari dua atrium. Conus arteriosus sebagai saluran dari ruang ventrikel tersebut juga terbagi-bagi oleh katub spiral (Santoso, 2009). Ketika ventrikel berkontraksi, sisi kirinya yang berisi darah kaya oksigen akan dialiri ke aorta sistematik sedangkan sisi kanannya yang berisi darah miskin oksigen akan dialirkan ke arteri pulmonaris. Dengan demikian terdapat sirkulasi ganda yaitu (Santoso, 2009) : 1) Dari sinus venosus menuju atrium kanan dan ke ventrikel untuk kemudian diteruskan ke arteri pulmonaris, selanjutnya ke kapiler paru-paru terus ke vena pulmonaris. 2) Dari vena pulmonaris menuju ke atrium kiri dan ke ventrikel terus ke aorta sistematik menuju kepala dan badan terus ke kapiler sistematik dan kembali secara langsung melalui sinus venosus atau kembali melalui sistem porta hepatika atau porta renalis.

12

Gambar D. Sistem sirkulasi Amphibi Akan tetapi terdapat banyak pengecualian pada kelompok-kelompok amphibia tertentu yang tidak memiliki beberapa organ yang terkait dengan sistem sirkulasi tersebut. Beberapa spesies tidak memiliki paru-paru atau ada memiliki insang eksternal serta ada juga hanya tergantung kulit sebagai organ respirasi sehingga pola susunan sistem sirkulasinya akan berbedabeda tergantung kepada tipe respirasinya. Misalnya pada amphibi tanpa paru-paru (lugless amphibian) tidak memiliki arteri pulmonari dan memiliki sekat antar atrium yang berlubanglubnag atau hanya berupa sekat yang mereduksi (vestigeal septum) sehingga tidak ada darah ganda (Ville dkk, 1988).

Gambar E. Jantung Katak Katak dan amfibia-amfibia yang lain memiliki jantung beruang tiga: dua atrium dan satu ventrikel (Gambar E). Igir di dalam ventrikel mengalihkan sebagian besar (sekitar 90%) darah miskin-oksigen dari atrium kanan ke dalam sirkuit sistemik. Ketika berada di dalam air, katak 13

mengubah sirkulasinya, untuk sebagian besar bagian menghentikan aliran darah ke paru-parunya yang tak efektif untuk sementara. Aliran darah berlanjut ke kulit, yang berperan sebagai satusatunya tempat pertukaran gas sewaktu katak menyelam (Campbell et. al, 2010). 2.2.4 Mamalia Pada semua mamalia, ventrikel terbagi menjadi dua sepenuhnya, sehingga terdapat dua ventrikel dan dua atrium. Bagian kiri jantung hanya menerima dan memompa darah kayaoksigen, sementara bagian kanan hanya menerima dan memompa darah miskin oksigen (Campbell et. al, 2010). Jantung mamalia terletak di daerah dada, dibungkus oleh selaput tipis yang dinamakan perikardium. Jantun tersebut memiliki empat rongga, dua ruang serambi (atrium) berdinding tipis dan dua ruang bilik (ventrikel) berdinding tebal. Serambi dan bilik berkontraksi secara bergantian. Pada saat serambi berkontraksi (fase sistol), jalan masuk darah dari vena ke serambi tertutup oleh kontraksi otot-otot sekitarnya, dan tekanan di dalamnya meningkat sehingga darah akan terdorong menuju bilik yang pada saat itu sedang berelaksasi. Dalam peristiwa tersebut, darah akan melewati klep atrioventrikularis, yaiu dua unit klep yang membatasi rongga serambi dan bilik. Kedua klep tersebut ialah klep bikuspidalis dan trikuspidalis. Klep bikuspidalis menjadi pembatas antar rongga serambi dan bilik jantung sebelah kanan sedangkan trikuspidalis sebaliknya. Pada saat bilik berkontraksi, serambi menggalami relaksasi sehingga jalan masuk darah dari vena (yang semula tertutup) akan terbuka. Hal ini akan menebabkan penurunan tekanan dalam serambi sehingga arah terarik masuk ke dalam serambi jantung. Mekanisme pengisian dan pengosongan jantung dapat dipelajari dari gambar F. (Isnaeni, 2006).

14

Gambar F. Diagram jantung mamalia yang diiris memanjang, menggambarkab peristitwa pengisian dan pengosongan jantung. Anak panah menunjukkan aliran darah Urutan peristiwa seperti yang telah diuraikan dinamakan siklus jantung atau siklus kardiak. Selama siklus jantung berlangsung, terdengar suara yang timbul seiring dengan denyutan jantung. Suara itu sebenarnya ialah suara menutupnya klep atrioventrikuler yang segera diikuti dengan suara menutupnya klep semilunar (klep antara bilik dan pembuluh arteri). Sau siklus jantung menghasilkan sekali denyutan jantung. Jantung manusia berdenyut kira-kira 70 kali per menit, tetapi pada saat aktif melakukan kegiatan, denyut jantun dapat meningkat hingga lebih dari dua kalinya. Ritme atau kecepatan denyut jantung dikendalikan oleh saraf. Selain itu, telah dijelaskan pula bahwa kontraksi dan relaksasi serambi dan bilik jantung berlangsung secara bergantian. Terdapat pace maker atau pusat pacu jantung (nodus sinoatrial, NSA), nodus atrioventrikuler (NAV), dan berkas atrioventrikuler (berkas Hiss) beserta percabangannya yang membentuk sistem serabut Purkinye. Tiga lapisan tersebut dari arah dalam ke luar berturut-turut ialah tunika intima (endotelium), tunika media dan tunika adventitia

(lihat gambar H.).

Pembuluh kapiler hanya tersusun atas tunika intima. Lapisan jaringan penyusun ketiga jenis pembuluh darah tersebut memperlihatkan komposisi yang bervariasi (lihat tabel A.) (Isnaeni, 2006).

Tabel A. komposisi jaringan pada pembuluh darah vertebrata

15

Gambar H. Bagan sirkulasi pada mamalia dan struktur dari tiga pembuluh drah utama Pelepasan darah dari jantung tidak terjadi secara kontinu, tetapi berselang-seling seirama dengan kontraksi jantung. Ketika jantung berkontraksi, darah terdorong keluar dari jantung dan masuk ke pembuluh. Segera sesudah darah masuk arteri besar, dinding arteri akan meregang dan menyimpan sejumlah besar energi yang berasal dari peregangan serabut elastis. Pada saat jantung berelaksasi, tidak ada darah yang masuk ke arteri besar sehingga pembuluh tersebut kembali mengerut ke ukuran semula, dan melepaskan sebagian energi yang tersimpan pada dindingnya. Energi tersebut akan mendorong darah dalam pembuluh arteri besar sehingga mengalir lebih jauh ke seluruh sistem sirkulasi (Isnaeni, 2006). Tekanan pada arteri ketika jantung berkontraksi dan berelaksasi disebut tekanan sistolik dan diastolik. Pada hewan, besarnya tekanan tersebut bervariasi. Pada manusia, besarnya tekanan sistolik/diastolik adalah 100/80 mm Hg, sedangkan pada ikan hanya 30/20 mm Hg. Besarnya tekanan dalam pembuluh darah dipantau oleh reseptor regangan (stretch receptor), yaitu reseptor yang peka terhadap peregangan dinding pembuluh darah. Reseptor ini dapat ditemukan pada dinding sinus karotid dan lengkung Aorta. Reseptor itu memiliki hubungan dengan serabut saraf 16

yang bersinaps dengan sel saraf pusat di medula, tepatnya di pusat kardiovaskuler. Pusat kardiovaskuler ialah pusat saraf yang mengendalikan kerja jantung dan pembuluh darah (Isnaeni, 2006).

Gambar I. Sistem sirkulasi pada mamalia Sistem kardiovaskular mamalia, dimulai dari sirkuit pulmoner. 1.) kontraksi ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui 2.) arteri pulmoner. Saat mengalir melalui 3.) bantalan-bantalan kapiler di dalam paru-paru kiri dan dan kanan, oksigen kembali dari paru-paru melalui vena pulmoner ke 4.) atrium kiri jantung. Selanjutnya, darah kaya oksigen mengalir ke dalam 5.) ventrikel kiri, yang memompa darah kaya oksigen keluar ke jaringan-jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui 6.) Aorta, yang mengantarkan darah ke arteri-arteri yang menuju ke seluruh tubuh. Cabang-cabang pertama dari Aorta adalah arteri koroner (tidak ditunjukkan), yang menyuplai darah ke otot jantung itu sendiri.

17

Cabang-cabang kemudian mengarah ke 7.) bantalan-bantalan kapiler di dalam kepala dan lengan (tungkai depan). Aorta kemudian turun ke dalam abdomen, menyuplai darah kaya oksigen ke arteri-arteri yang menuju 8.) bantalan kapiler di dalam organ-organ abdominal dan kaki (tungkai belakang). Di dalam kapiler, terjadi difusi neto O2 dari darah ke jaringan-jaringan dan CO2 yang dihasilkan oleh respirasi selular ke dalam darah. Kapiler-kapiler bergabung kembali, membentuk venula-venula, yang mengantarkan darah ke vena. Darah miskin oksigen dari kepala, leher, dan tungkai depan disalurkan ke dalam suatu vena besar 9.) vena cava superior. Vena besar yang lain, 10.) vena cava inferior, menglirkan darah dari batang tubuh dan tungkai belakang. Kedua vena cava mengosongkan darahnya ke dalam 11.) atrium kanan, tempat darah miskin oksigen mengalir ke dalam ventrikel kanan (Campbell et. al, 2010). 2.3. Fungsi Sistem Sirkulasi Bagi hewan-hewan dengan banyak lapisan-lapisan sel jarak difusi terlalu besar untuk pertukaran nutrien-nutrien dan zat-zat buangan yang cukup melalui rongga gastrovaskular. Pada organisme-organisme ini sistem sirkulasi minimalkan jarak difusi zat-zat yang memasuki atau meninggalkan sel. Dengan mentranspor cairan ke seluruh tubuh, sistem sirkulasi secara fungsional menghubungkan lingkungan berair dari sel-sel tubuh dengan organ-organ yang mempertukarkan gas-gas, mengabsorpsi nutrient-nutrien dan membuang zat-zat buangan. Pada mamalia, misalnya O2 dari udara yang dihirup berdifusi melintasi hanya dua lapis sel di dalam paru-paru sebelum mencapai darah. Sistem sirkulasi yang digerakkan oleh jantung, kemudian mengangkut darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Sewaktu darah mengalir ke seluruh jaringan-jaringan tubuh dalam pembuluh-pembuluh darah yang mungil, O2 di dalam darah kembali berdifusi hanya dalam jarak pendek sebelum memasuki cairan interstisial yang merendam sel-sel secara langsung (Soewolo, 2000). Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen darah yaitu cairan sirkulasi, seperangkat tabung yang saling berhubungan dan pompa yang berotot yaitu jantung (heart). Jantung mendorong sirkulasi dengan menggunakan energy metabolic untuk meningkatkan tekanan hidrostatik dari cairan sirkulasi yang kemudian mangalir melalui suatu sirkuit pembuluh-pembuluh darah dan kembali ke jantung (Soewolo, 2000). Bagian-bagian yang berperan dalam sirkulasi adalah (Isnaeni,2006) :

18

1.

Arteri, mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan. Arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan cepat pada arteri

2.

Arteriola, cabang kecil dari arteri berfungsi sebagai kendali di mana darah dikeluarkan ke dalam kapiler dan mengubah aliran darah ke kapiler sebagai respons terhadap kebutuhan jaringan

3.

Kapiler, berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit hormone, dan lain-lain. Bersifat sangat tipis dan permeable terhadap molekul kecil

4.

Venula, berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap dan bergabung menjadi vena yang semakin besar

5.

Vena, saluran penampung mengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung. Oleh karena tekanan pada sistem vena sangat rendah, maka dinding vena sangat tipis, tetapi dinding vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga darah ekstra dapat dikendalikan berdasarkan kebutuhan tubuh.

19

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Sistem sirkulasi terbuka adalah suatu sistem dimana pembuluh darah membentuk sirkuit yang sempurna diseluruh tubuh sehingga ketika darah mengalir, darah akan meninggalkan pembuluh darah dan mengalir diantara jaringan (ruang terbuka hemocoel dan blastocole). Sedangkan, sistem sirkulasi tertutup merupakan suatu sistem peredaran darah selalu berada dalam suatu seri pembuluh darah selama proses peredarannya dan tidak pernah keluar dari sistem. 2) Sistem sirkulasi pada vertebrata adalah sebagai berikut: a. Serangga/Arthropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka dengan jantung tubuler yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. b. Pisces memiliki jantung yang terdiri dari 1 atrium dan 1 ventrikel dengan sistem sirkulasi tertutup dan tunggal. c. Amphibi memiliki jantung yang terdiri dari 3 atrium dan 1 ventrikel dengan sistem sirkulasi tertutup dan ganda. Sebagian dari amphibi, yang masih menggunakan insang memiliki sistem sirkulasi tunggal. d. Mamalia memiliki jantung yang terdiri dari 2 atrium dan 2 ventrikel dengan sistem sirkulasi tertutup dan ganda. 3) Fungsi sistem sirkulasi adalah sebagai berikut: a. Menjamin /memastikan terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, serta pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera. b. Berperan penting dalam penyebaran panas tubuh. c.

Menyebabkan tekanan/kekuatan.

B. Saran Kami mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.

20

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, D. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Bandung: Grafindo Media Pratama. Aryulina, D., Choirul M., Syalfinaf M., dan Endang W. W. 2004. Biologi 2. Jakarta: Erlangga. Barvelender, G., and Judith A. R. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Fadjarwati, T. 1982. Ikhtisar Biologi. Surabaya: IPIEMS. Hurkat, P. and Mathur. 1976. A Text Book of Animal Physiology. New Delhi: S Chand and Co. Ltd.,. Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius Junquiera, Carlos L., Carnerro Jote, Kelley Robert V. 1995. Jakarta: Histologi Dasar. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Karsheva, M., P. Dinkova., I. Pentchev., T. Ivanova. 2009. Blood Rheologi – A Key Blood Circulation In Human Body. Journal of the University of Chemical Technology and Metalurgy, Vol. 44. .hal 50-54. Kimball, J. W. 1993. Biologi. Jakarta: Erlangga Santoso, Putra: 2009. Bahan Ajar Fisiologi Hewan. Padang: UNAND Sloane, E. 1995. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta:Departemen Pendidikan Tinggi Sukiya, 2003. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: JICA Ville, Claude A. 1988. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga. Widodo, Nur. 2002. Fisiologi Hewan. Malang: UMM 21

Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Purwokerto: Fakultas Biologi UNSOED.

22

Related Documents

Fiswan - Saraf.docx
May 2020 12
Fiswan Kelompok 5.pptx
April 2020 9
Tugas Pkn Individu Fixdocx
October 2019 113
Laporan Faktikum Fiswan
December 2019 21
Fiswan Hormon Kel. 6.docx
December 2019 12

More Documents from "GaluhFahmi"