FISIOLOGI HEWAN DAN MANUSIA SISTEM HORMON
Kelompok 6 Off A 2017 Fahrul Ghani M
(170341615083)
Galuh Fahmi
(170341615051)
Inaya Setiani
(170341615028)
Reihan Diah Ayu R.N.
(170341615033)
Titania Arenda
(170341615044)
Zemira Shine G
(170341615081)
1.
Mekanisme Kerja Hormon Peptida ke Sel Target
Hormon peptide tidak dapat masuk sel target jadi hormone peptide berikatan dengan reseptor permukaan membran sel. Kompleks hormone-reseptor akan memluai respon selular melalui signal transduction. Ketika hormone berikatan dengan reseptor maka akan megaktifkan serangakian mekanisme yang menyebabkan g protein pada reseptor mengaktifkan adenylate cyclase yang dapat merubah ATP menjadi cAMP. cAMP akan berikatan dengan protein kinase yang akan mengaktifkan proses enzimatis dan merubah struktur protein di dalam sel. Respon hormone peptide biasanya cepat karena system second messenger memodifikasi protein yang ada. Pada kebanyakan hormone peptide menggunakan cAMP sebagai second messenger. Perubahan yang ditimbulkan oleh hormone peptide termasuk buka-tutup kanal pada membrane sel dan memodulasi enzim metabolism atau transport protein
2.
Hormon yang Berperan pada Metamorphosis Serangga Organ endokrin yang berperan pada perkembangan dan metamorphosis serangga adalah otak, kelenjar prothoracic, corpora cardiac, dan corpora allata. Otak menghasilkan hormone yang dinamakan prothoracicitropic (PTTH) dan disimpan dalam corpora cardiac. Pelepasan hormone PTTH akan dibawa oleh hemolymph ke kelenjar prothoracic yang menghasilkan hormone ecdysone, ecdysone akan mengaktivasi proses peranggasan kutikula larva serangga yang sudah tua. Peranggasan kutikula serangga akibat adanya hormone ecdysone juga diiringi dengan pelepasan hormone juvenile oleh corpora allata dalam jumlah yang cukup. Karena adanya hormone juvenile ini larva dapat terus bertambah besar pada tiap peranggasan. Pada tahap instar selanjutnya, corpora allata akan melepaskan hormone juvenile dalam jumlah yang relative sedikit, ketika hormone juvenile berada pada tingkatan yang rendah, larva akan berubah menjadi pupa (bukan menjadi larva yang lebih besar). Pada pupa, ketika hormone juvenile dihentikan aktivitasnya maka pupa akan berubah menjadi serangga dewasa pada peranggasan kutikula berikutnya
Pada serangga hemimetabolus, produksi hormone juvenile yang rendah tidak akan mengakibatkan larva berubah menjadi larva, namun akan mengakibatkan bertambah besarnya tubuh serangga. Pemberhentian aktivitas hormone juvenile akan terjadi pada tahap nymphal terakhir dari serangga sebalum menjadi dewasa dan akan aktif kembali ketika serangga akan melakukan reproduksi atau pembentukan gamet.
Daftar Pustaka Hickman, C.P., Roberts, L.S., Larson, A., IāAnson, H., and Eisenhour, D.J. 2007. Integrated Principles of Zoology. Fourteenth Edition. New York: McGraw Hill Companies. Silverstone, D.U., Ober, W.C., Ober, C.E, & Silverstone, A.C. 2015. Human Physiology an Integrated Approach. Seventh Edition. Harbow: Pearson.