BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009). Hipertiroid adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Hal ini kadang-kadang disebut tirotoksikosis, istilah untuk hormon tiroid terlalu banyak dalam darah. Sekitar 1 persen dari penduduk AS memiliki hyperthyroidism. Perempuan lebih mungkin mengembangkan hipertiroidisme daripada pria. Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011). Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang 10 per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang berusia di atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun (Guyton, 1991 ).
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 1
B. Tujuan 1.
Tujuan umum Adalah
untuk
mengetahui
penyakit
Hipertiroid
dan
asuhan
keperawatan pada klien dengan Hipertiroid. 2.
Tujuan Khusus a. Mengetahui penyakit Hipertiroid b. Mengetahui etiologi Hipertiroid c. Mengetahui patofisiologi dan WOC pada Hipertiroid d. Mengetahui manifestasi klinis dari Hipertiroid e. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada Hipertiroid f. Mengetahui penatalaksanaan medis pada Hipertiroid g. Mengetahui komplikasi dari Hipertiroid h. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid
C. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid ? 2. Apa etiologi Hipertiroid ? 3. Bagaimana patofisiologi dan WOC dari Hipertiroid ? 4. Apa saja manifestasi klinis dari Hipertiroid ? 5. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Hipertiroid ? 6. Apa saja penatalaksanaan medis dari Hipertiroid ? 7. Apa saja komplikasi dari Hipertiroid ? 8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Hipertiroid ? D. Metode Penulisan Dalam pembuatan asuhan keperawatan ini penulis menggunakan metode studi pustaka dan pencarian di internet.
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 2
E. Sistematika Penulisan Makalah ini disusun terdiri dari 4 BAB yaitu : 1. BAB I Pendahuluan : Latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, metode penulisan, sistematika penulisan 2. BAB II Tinjauan teori : Pengertian, etiologi, patofisiologi dan WOC, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan komplikasi Hipertiroid 3. BAB III Asuhan keperawatan : Pengkajian, diagnosa keperawatan, dan perencanaan (tujuan, kriteria hasil, intervensi dan rasional) 4. BAB IV Penutup : Kesimpulan dan saran
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid (Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009). Hipertiroidisme adalah Suatu sindrom yang disebabkan oleh peninggian produsi hormon tiroid yang disebabkan antara lain karena autoimun pada penyakit graves, hiperplasia, genetik, neoplastik atau karena penyakit sistemik akut. Faktor pencetusnya adalah keadaan yang menegangkan seperti operasi, infeksi, trauma, penyakit akut kardiovaskuler ( P.K Sint Carolus:1995).
B. Etiologi Menurut Tarwoto,dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma hipofisis, penyakit graves, nodul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan pengobatan hipotiroid. 1. Adenoma hipofisis Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi. 2. Penyakit graves Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid-stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan TSH dan merangsang tiroid untuk membuat hormon
tiroid
terlalu
banyak.
Penyakit
ini
dicirikan
adanya
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 4
hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau (goiter) dan eksoftalmus (mata yang melotot). 3. Tiroditis Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus
pneumonia.
Reaksi
peradangan
ini
menimbulkan
pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormon tiroid. Tiroditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum, dan tiroiditis tersembunyi. Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan. Penyebabnya diyakini karena autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut, tiroiditis wanita dengan postpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum kelenjar tiroid benar-benar sembuh. Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan juga karna autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga terjadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi juga dapat mengakibatkan tiroiditis permanen. 4. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sistesis hormon tiroid. 5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah hormon tiroid.
C. Patofisiologi dan WOC Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol
melalui
mekanisme
normal.
Peningkatan
hormon
tiroid
menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabnya peningkatan produksi
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 5
panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang dan akan menyebkan pasien mengalami kekurangan nutrisi. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi lebih cepat, peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon adenergik lainnya yang akan menyebabkan penurunan curah jantung akibat dari perubahan konduksi listrik jantung yang mengakibatkan beban kerja jantung menurun. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad, sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi tidak teratur. (Tarwoto,dkk.2012). Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel di dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Dimana ada peningkatan produksi hormon mengakibatkan peningkatan pembentukan limfosit
oleh karena efek dari autoimun yang akan
mengilfiltrasi kejaringan orbita dan otot mata sehingga terjadi edema jaringan retro orbita mengakibatkan eksoftalmus. Pada beberapa keadaan dapat menjadi sangat parah sehingga protusi bola mata dapat menarik saraf optik sehingga mengganggu penglihatan penderita. Yang lebih sering yaitu kerusakan pada kelopak mata yang menjadi sulit menutup sempurna pada waktu penderita berkedip atau tidur akibatnya permukaan epitel mata menjadi
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 6
kering dan mudah mengalami iritasi dan seringkali terinfeksi sehingga timbul luka pada kornea penderita.
WOC HIPERTIROID
Adenoma hipofisis
Tiroiditis
Penyakit Graves (antibody reseptor TSH merangsang aktivitas tiroid)
Terapi hipertiroid
Konsumsi yodium berlebihan
Sekresi hormone tiroid yang berlebihan
Hipertiroidisme
Hipermetabolisme meningkat
Aktivitas simpatik berlebihan
Gerakan kelopak mata relative lambat terhadap bola mata
Perubahan kondisi Penurunan berat badan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
listrik jantung
Infiltrasi limfosit, sel mast ke jaringan orbital dan otot-otot
Beban kerja jantung menurun
Eksoftalmus
Aritmia, takikardia Resiko kerusakan integritas jaringan Penurunan curah jantung Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 7
D. Manifestasi Klinis Menurut Tarwoto,dkk (2012) gejala-gejala klinis hipertiroid berikut ini: 1. Sistem kardiovaskuler Meningkatkan heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10-15mmhg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema. 2. Sistem pernafasan Pernafasan cepat, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru. 3. Sistem perkemihan Retensi cairan, menurunnya otot urine. 4. Sistem gastrointestinal Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan adifose dan protein, penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah, dan keram abdomen. 5. Sistem muskuloskeletal Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan, 6. Sistem integumen Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleransi panas, kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut. 7. Sistem endokrin Sistem endokrin biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid. 8. Sistem saraf Perasaan gugup, gelisah, emosi tidak stabil; seperti kecemasan, curiga, tegang dan emosional. 9. Sistem reproduksi Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten. 10. Eksoftalmus
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 8
Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bolamata menonjol kedepan seperti mau keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata kedepan sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.
E. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaaan laboratorium a) Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit) b) Serum T4,terjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit) c) Indeks T4 bebas,meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit) d) T3RU meningkat (N:24-34%) e) TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH f) Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada penyakit graves 2. Test penunjang lainnya a) CT Scan tiroid Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI) diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid, normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang diberikan setelah 24 jam pada pasien Hipertiroid akan meningkat. b) USG, untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa atau nodule. c) ECG, untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardia, atrial fibrilasi dan perubahan gelombang P dan T (Tarwoto,dkk.2012)
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 9
F. Penatalaksanaan Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa tingkat hormon tiroid keadaan normal, sehingga mencegah komplikasi jangka panjang, dan mengurangi gejala tidak nyaman. Tidak bekerja pengobatan tunggal untuk semua orang. Tiga pilihan pemberian obatobatan, terapi radioiod, dan pembedahan.
1. Obat-obatan antitiroid a) Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum di berikan harus dicek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg. b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon tiroid dalam tubuh. Obat ini mempunyai efek samping agranulositosis, nyeri kepala, mual muntah, diare, jaundisce, ultikaria. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 3 dan 20 mg. c) Adrenargik bloker, seperti propanolol dapat diberikan untuk mengkontrol aktifitas saraf simpatetik. d) Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU 300-600mg/hari atau methimazole 40-45mg/hari.
2. Radioiod Terapi Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan produksi hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 10
samping yang mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan saraf kelenjar tiroid.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000-4000 kalori.
G. Komplikasi Menurut Tarwoto,dkk (2012) 1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol benjol keluar, hal ini disebabkan karena penumpukkan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves. 2. Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung. 3. Stromatiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami demam tinggi, takikardia berat, derilium, dehidrasi, dan iritabilitas ekstrim. Keadaan ini merupakan keadaan emergency sehingga penganganan lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi, ablasitiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stromatiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat konfersi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glococorticoid, dexamethasone, dan propylthiouracil oral. Beta-blockers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi saraf simpatik dan takikardia.
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid menurut Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagai berikut : 1. Identitas Identitas yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid. 2. Keluhan Utama Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan penurunan berat badan drastis, jantung terasa berdetak cepat, mata sulit untuk tertutup, badan terasa lemas, sering gemetaran, dan keringat berlebih. 3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami, riwayat pengobatan dengan radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat trauma kepala, infeksi, riwayat penggunaaan obat-obatan seperti thionamide, lithium, amiodarone, interferon alfa. c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi dan pola makan, porsi makan. 4. Pengkajian psikososial Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang tidak stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak. Sering juga didapatkan gangguan tidur. 5. Pemeriksaan fisik Data pemeriksaan fisik yang diperoleh sangat tergantung berat atau lamanya ketidakseimbangan hormone karena keterlibatan dari organ lain menurut Doenges (1999) antara lain
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 12
1) Aktivitas atau istirahat a
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat. Otot lemah, gangguan koordinasi. Kelelahan berat.
b
Tanda : Atrofi otot
2) Sirkulasi a
Gejala : Palpitasi. Nyeri dada (angina)
b
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur. Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3) Eliminasi a
Gejala : Urine dalam jumlah banyak. Perubahan dalam feses: diare
4) Integritas / Ego a
Gejala : Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik
b
Tanda : Emosi labil (euphoria sedang sampai delirium), depresi
5) Makanan / Cairan a
Gejala : Kehilangan berat badan yang mendadak. Nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan. Mual dan muntah
b
Tanda : Pembesaran tiroid, goiter. Edema non-pitting terutama daerah pretibial.
6) Neurosensori a
Tanda : Bicaranya cepat dan parau. Gangguan status mental dan perilaku, seperti; bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma. Tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentaksentak. Hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 13
7) Nyeri / Kenyamanan a
Gejala : Nyeri orbital, fotofobia
8) Pernapasan a
Tanda : Frekuensi pernafasan meningkat, takipnea. Dispnea. Edema paru (pada krisis tirotoksikosis)
9) Keamanan a
Gejala : Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan.
b
Tanda : Suhu meningkat diatas 37,4C diaphoresis. Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat, dan lurus. Eksoftalmus: retraksi, iritasi pada konjungtiva, dan berair. Pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
10) Seksualitas a
Tanda : Penurunan libido, hipomenorea, amenorea, dan impoten.
B. Diagnosa Keperawatan 1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan aktifitas saraf simpatik 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d meningkatnya hipermetabolisme 3. Resiko kerusakan integritas jaringan b.d infiltrasi limfosit
C. Perencanaan No 1.
Tujuan dan Intervensi Kriteria Hasil Penurunan curah Setelah diberikan 1. Catat atau Diagnosa
jantung peningkatan
b.d tindakan keperawatan
2x24
Rasional 1. Takirkardi mungkin
perhatikan
merupakan cerminan
kecepatan
langsung stimulasi
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 14
aktifitas simpatik
saraf jam curah jantung
irama jantung
otot jantung oleh
menjadi
adekuat
dan adanya
hormone tiroid
sesuai
dengan
distrirnea.
distritnea sering kali
kebutuhan tubuh. Dengan
kriteria
hasil: 1. Tanda
vital
stabil
2. Auskultasi suara jantung,
membahnyakan fungsi
perhatikan
jantung atau curah
adanya bunyi
jantug.
jantung
2. Denyut
nadi
perifer normal 3. Pengisian kapiler < 3 detik 4. Tidak
ada
distritnea
terjadi dan dapat
2. S1 dan mumur yang
tambahan,
menonjol yang
adanya irama
berhubungan dengan
gallop dan
curah
mumur
jantungmeningakat
sistolik.
pada keadaan
3. Observasi
metabolic.Adanya S3
tanda dan
sebagai tanda
gejala haus
kemungkinan gagal
yang hebat,
jantung
mukosa
3. Hidrasi yang cepat
membran
dapat terjadi yang
kering yang
akan menurunkan
lemah.
volume sirkulasi dan
4. Observasi nadi atau denyut jantung pada
menurunkan curah jantung. 4. Memberikan hasil
pada pasien
pengkajian yang lebih
saat tidur.
akurat untuk
5. Berikan cairan IV sesuai indikasi.
menentukan takikardi. 5. Pemberian cauiran melalui IV dengan
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 15
6. Berikan obat sesuai indikasi.
cepat untuk memperbaiki volum sirkulasi 6. Mempertahankan curah jantung yang adekuat.
2.
Ketidak
Setelah diberikan
seimbangan
tindakan
nutrisi dari
kurang keperawatan selama kebutuhan 3 x 24 jam
b.d meningkatnya keseimbangan hipermetabolisme
nutrisi kembali normal. Dengan kriteria hasil: 1. Berat badan stabil 2. Tidak malnutrisi 3. Kebutuhan metabolisme terpenuhi
1. Hindari
1. Peningkatan multilitas
makanan yang
saluran cerna dapat
dapat
mengakibatkan diare
meningkatkan
dan ganguan absorpsi
peristaltic usus.
nutrisi yang
2. Auskultasi bising usus 3. Pantau
diperlukan. 2. Bising usus hiperaktif mencerminkan
masukan
peningkatkan motilitas
makanan setiap
lambung yang
hari dan
menurunkan atau
timbang berat
mengubah fungsi
badan tiap hari.
absorpsi.
4. Dorong klien
3. Penurunan berat badan
makan dan
terus menerus dalam
meningkatkan
keadaan masukan
jumlah makan.
kalori yang cukup
5. Konsultasi
merupakan indikasi
dengan ahli
kegagalan terhadap
gizi untuk
terapi antitiriod.
memberikan diet kalori
4. Membantu menjaga pemasukan kalori
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 16
tinggi.
cukup tinggi untuk menambah kalori tetap tinggi. 5. Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang paling sesuai.
3.
Resiko kerusakan Setelah diberikan
1. Bagian kepala
1. Menurunkan edema
integritas jaringan tindakan
tempat tidur
jaringan bila ada
b.d
ditinggikan
komplikasi seperti
1 x 24 jam tidak
dan batasi
GJK yang mana dapat
ada resiko
pemasukan
memperberat
kerusakan integritas
garam jika ada
esoftalmus.
kulit
indikasi.
limfosit
infiltrasi keperawatan selama
Dengan kriteria
2. Evaluasi
2. Oftalmolpati infiltraftif akibat dari
hasil;
ketajaman
peningkatan jaringan
1. Mampu
mata.
retroorbits yang
mengidentifikas
3. Observasi
menciptakan
i tindakan untuk
edema
eksoftalmus.
membrikan
periobital,gang
perlindungan
guan
dari stimulasi
pada mata dan
Penutupan
aderenergik yang
pencegahan
kelopak mata.
berlebihan dengan
komplikasi.
4. Anjurkan klien menggunakan
3. Manifestasi umum
berhubungan dengan tirotoksikosis yang
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 17
kacamata gelap
memerlukan intervensi
ketika
pendukung sampe
terbangun dan
resolusi krisis dapat
tutup dengan
menghilangkan
penutup mata
simtomatologis.
selama tidur
4. Melindungi kerusakan
sesuai dengan
kornea jika pasien
kebutuhan.
tidak dapat menutup
5. Berikan obat
mata dengan sempurna
sesuai indikasi
karena edema atau fibrosis bantalan lemak. 5. Untuk tindakan pengobatan medis.
Discharge planing : 1. Atur pola nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein 3000-4000 kalori 2. Minum obat-obatan antitiroid secara teratur dan sesuai dosis 3. Hindari hal-hal pemicu terjadinya peningkatan hormon tiroid, contohnya: mengkonsumsi makanan tinggi iodium
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid (Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009). Menurut Tarwoto,dkk.2012 penyebab hipertiroid diantaranya adenoma hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan pengobatan hipotiroid. Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Komplikasi Hipertiroid adalah Eksoftalmus, Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung, Stromatiroid (tirotoksikosis)
B. SARAN Setelah pembuatan makalah ini diharapkan agar pembaca khususnya mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan apa yang telah dibahas. Untuk meningkatkan pengetahuan, mahasiswa dapat membaca atau mencari pengetahuan lebih banyak lagi dari sumber lain terkait dengan materi ini. Apabila dalam makalah ini pembaca menemukan kesalahan atau kekurangan diharapkan untuk memberikan saran atau masukan guna untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 19
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Sudadarth.2016. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC.
Carwin J. Elisabet.2004. Patofisiologi untu Perawat. Jakarta:EGC.
Doengoes, Marilyn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, 3th ed. Jakarta:EGC.
Rumorbo, Hotman.2012. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Endokrin.Jakarta:EGC.
Tarwoto,dkk.2012. Keperawatan Medikal Bedah gangguan system endokrin. Jakarta: CV Trans Info Media.
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertiroid| 20