LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST SECTIO CESAREA
Disusun oleh : ADE LESTIANI LIMARETHA P1337420615045
PROGRAM STUDI S-1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2017
A. KONSEP DASAR 1. DEFINISI Sectio caesarea adalah melahirkan janin melalui insisi
pada dinding abdomen
(laparotomi)dan dinding uterus (histerotomi). Definisi ini tidak mencakup pengeluaran janin dari rongga abdomen pada kasus rupture uteri atau pada kasus kehamilan abdomen (Obstetri Williams, 2005). Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009) Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh (Gulardi & Wiknjosastro, 2006) Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2002)
2. ETIOLOGI Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia ). a) Pada Ibu :
disproporsi kepala panggul/CPD//FPD
Disfungsi uterus
Distosia jaringan lunak
Plasenta previa
His lemah / melemah
b) Pada Anak :
Janin besar
Gawat janin
Letak lintang
Hydrocephalus
Indikasi kelahiran dengan bedah sesar Absolute Ibu
Relative
Indikasi persalinan yang gagal
Bedah sesar elektif berulang
Proses persalinan tidak maju
Penyakit
(distosia persalinan)
Disproporsi
ibu
berat,penyakit
sefalopelvik
(pre
eklamsi
diabetes,kanker
serviks)
(panggul
sempit Utero
plasenta
Bedah
uterus
sebelumnya
(sesar
Riwayat
bedah
uterus
klasik)
sebelumnya
Riwayat ruptur uterus
dengan ketebalan penuh)
Obstruksi jalan lahir (fibroid)
Plasenta previa, abruption plasenta
miomektomi
Presentasi funik(tali pusat)pada saat persalinan
berukuran besar Janin
Gawat janin/hasil pemeriksaan janin
Mal presentasi janin(sungsang
yang tidak meyakinkan
,presentasi
Prolaps tali pusat
gabingan )
Malpresentasi
janin
melintang)
(posisi
alis
,presentasi
Makrosomia Kelainan janin (hidrosefalus)
Sumber :errol norwis,buku anatomi 2011
3. PATOFISIOLOGI Dalam proses operasi dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri. Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.
4.
Pathways
5. KOMPLIKASI Yang sering terjadi pada ibu SC adalah : 1. Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas dibagi menjadi: a. Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari b. Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung c. Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan cabangcabang arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri. 3. Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing, embolisme paru yang sangat jarang terjadi. 4. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uteri.Yang sering terjadi pada ibu bayi : Kematian perinatal
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Test HCG Urine : sebagai Indikator kehamilan apakah Positif /Negatif b. Ultra Sonografi : untuk mengetahui Kondisi janin/cavum uteria apakah terdapat janin/sisa janin/c. Kadar Hematocrit/Ht : sebagai Status Hemodinamika untuk mengetahui adanya Penurunan hematokrit (< 35 mg%) d. Kadar Hemoglobin : sebagai Status Hemodinamika untuk mengetahui adanya Penurunan hemoglobin atau tidak (< 10 mg%) e. Kadar SDP : untuk mengetahui adanya Resiko Infeksi Meningkat (>10.000 U/dl) f. Kultur : Untuk mengetahui adanya Kuman spesifik
7. PENATALAKSANAAN a. Pemberian cairan Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan. b. Diet Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral.Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh. c. Mobilisasi Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi : 1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 8 jam setelah operasi
2) Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar 3) Hari pertama post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya. 4) Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk (semifowler) 5) Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri, dan pada hari ke-3 pasca operasi.pasien bisa dipulangkan d. Kateterisasi Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan.Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita. e. Pemberian obat-obatan 1. Antibiotik Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda setiap institusi 2. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan 1) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam 2) Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol 3) Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu 3. Obat-obatan lain Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C. f. Perawatan luka Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan berdarah harus dibuka dan diganti. g. Perawatan rutin Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN I.
Pengkajian Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan plasenta previa. a. Identitas atau biodata klien Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register , dan diagnosa keperawatan. b. Keluhan utama c. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan dahulu: Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus. 2) Riwayat kesehatan sekarang : Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar pervaginan secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan. 3) Riwayat kesehatan keluarga: Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien. d. Pola-pola fungsi kesehatan 1) pola persepsi dan tata leksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya 2) Pola Nutrisi dan Metabolisme Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan untuk menyusui bayinya.
3) Pola aktifitas Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri. 4) Pola eleminasi Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB. 5) Istirahat dan tidur Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan 6) Pola hubungan dan peranPeran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain. 7) Pola penagulangan sters Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas 8) Pola sensori dan kognitifPola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat bayinya 9) Pola persepsi dan konsep diri Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebihlebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri 10) Pola reproduksi dan sosial Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
e. Pemeriksaan fisik 1) Kepala Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan 2) Leher Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena adanya proses menerang yang salah 3) Mata Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kunuing 4) Telinga Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari telinga. 5) Hidung Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang ditemukan pernapasan cuping hidung 6) Dada Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola mamae dan papila mamae 7) Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat. 8) Genitalia Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak. 9) Anus Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
10) Ekstermitas Pemeriksaan
odema
untuk
melihat
kelainan-kelainan
karena
membesarnya uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal. 11) Tanda-tanda vital Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
II.
Diagnosa Keperawatan Dengan SC Diagnosa yang mungkin muncul: 1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang bernar. 2. Nyeri akut berhubungan dengan injuri fisik jalan lahir. 3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal atau familiar dengan sumber informasi tentang cara perawatan bayi. 4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan sehabis bersalin 5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi 6. Devisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
III.
Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN DIANGOSA N
KEPERAWATAN
O
DAN
TUJUAN (NOC)
INTERVENSI (NIC)
KOLABORASI 1.
Menyusui
tidak Setelah
efektif berhubungan tindakan
diberikan Health Education: keperawatan Berikan informasi mengenai :
dengan kurangnya selama 3x24 jam klien pengetahuan
ibu menunjukkan
respon
tentang
cara breast feeding adekuat
menyusui
yang dengan indikator:
benar
klien mengungkapkan puas dengan kebutuhan
Fisiologi menyusui
o
Keuntungan menyusui
o
Perawatan payudara
o
Kebutuhan diit khusus
o
Faktor-faktor
yang
menghambat
proses
menyusui
untuk menyusui klien
o
mampu
mendemonstrasikan perawatan payudara
Demonstrasikan breast care dan pantau kemampuan klien untuk melakukan secara teratur Ajarkan cara mengeluarkan ASI dengan benar, cara menyimpan, cara transportasi sehingga bisa diterima oleh bayi Berikan dukungan dan semangat pada ibu untuk melaksanakan pemberian Asi eksklusif Berikan
penjelasan
tentang
tanda
dan
gejala
bendungan payudara, infeksi payudara Anjurkan
keluarga
untuk
memfasilitasi
dan
mendukung klien dalam pemberian ASI Diskusikan tentang sumber-sumber yang dapat memberikan informasi/memberikan pelayanan KIA 2.
Nyeri akut b.d agen injuri
fisik
insisi operasi)
Setelah
(luka asuhan selama
dilakukan Pain Management
keperawatan 3x24
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
jam termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
diharapkan
nteri kualitas dan faktor presipitasi
berkurang
dengan Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
indicator:
Gunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk
in Level,in control,
mengetahui pengalaman nyeri pasien
omfort level
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Mampu nyeri
mengontrol Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
(tahu
penyebab Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
nyeri,
mampu tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi
untuk menemukan dukungan
mengurangi
nyeri, Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
mencari bantuan)
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Melaporkan bahwa nyeri Kurangi faktor presipitasi nyeri berkurang
dengan Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,
menggunakan
non farmakologi dan inter personal)
manajemen nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
Mampu mengenali nyeri intervensi (skala, frekuensi
intensitas, Ajarkan tentang teknik non farmakologi dan
nyeri)
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Menyatakan nyaman
setelah
berkurang Tanda
tanda Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
rasa Tingkatkan istirahat nyeri Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
vital
rentang normal
dalam Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic Administration Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping) 3.
Kurang
Setelah dilakukan asuhan Teaching : Disease Process
pengetahuan
keperawatan
tentang ibu
perawatan 3x24 nifas
perawatan operasi
jam
diharapkan tentang proses penyakit yang spesifik
dan pengetahuan
klien Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana
post meningkat
dengan hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
b/d indicator:
dengan cara yang tepat.
kurangnya sumber Kowlwdge informasi
selama Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
:
disease Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
process Kowledge
:
health Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara
Behavior
Pasien dan keluarga yang tepat menyatakan pemahaman Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, tentang
penyakit, dengan cara yang tepat
kondisi, prognosis dan Hindari jaminan yang kosong program pengobatan
Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
Pasien dan keluarga kemajuan pasien dengan cara yang tepat mampu
melaksanakan Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
prosedur yang dijelaskan diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang secara benar
akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
Pasien dan keluarga Diskusikan pilihan terapi atau penanganan mampu
menjelaskan
Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
kembali
apa
dijelaskan
yang mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
perawat/tim atau diindikasikan
kesehatan lainnya.
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
4.
Defisit
perawatan Setelah dilakukan asuhan Self Care assistane : ADLs
diri b.d. Kelelahan.
keperawatan
selama Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang
3x24 jam ADLs klien mandiri. meningkat
dengan Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
indicator:
kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan
Self care : Activity of makan. Daily Living (ADLs)
Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh
Klien terbebas dari bau untuk melakukan self-care. badan
Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari Menyatakan yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
kenyamanan
terhadap Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri
kemampuan
untuk bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
melakukan ADLs
Ajarkan
klien/
keluarga
untuk
mendorong
Dapat melakukan ADLS kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika dengan bantuan
pasien tidak mampu untuk melakukannya. Berikan
aktivitas
rutin
sehari-
hari
sesuai
kemampuan. Pertimbangkan
usia
klien
jika
mendorong
pelaksanaan aktivitas sehari-hari. 5.
Risiko infeksi b.d Setelah tindakan
invasif, asuhan
paparan lingkungan selama patogen
dilakuakan Infection Control (Kontrol infeksi) keperawatan Bersihkanlingkungansetelahdipakai pasien lain 3x24
jam Pertahankanteknikisolasi
diharapkan resiko infeksi Batasipengunjung bila perlu terkontrol
dengan Instruksikanpadapengunjunguntukmencucitangansaat
indicator:
berkunjung
Immune Status
pasien
dan
setelahberkunjungmeninggalkan
Knowledge : Infection Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan control
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
Risk control
kperawtan
Klien bebas dari tanda Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung dan gejala infeksi
Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
Mendeskripsikan proses alat penularan
penyakit, Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
factor
yang sesuai dengan petunjuk umum
mempengaruhi penularan Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan serta
infeksi kandung kencing
penatalaksanaannya,
Tingktkan intake nutrisi
Menunjukkan
Berikan terapi antibiotik bila perlu
kemampuan mencegah infeksi
untuk Infection Protection (Proteksi Terhadap Infeksi) timbulnya Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor hitung granulosit, WBC
Jumlah leukosit dalam Monitor kerentanan terhadap infeksi batas normal
Batasi pengunjung
Menunjukkan perilaku Saring pengunjung terhadap penyakit menular hidup sehat
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Pertahankan teknik isolasi k/p Berikan perawatan kuliat pada area epidema Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase Ispeksi kondisi luka / insisi bedah Dorong masukkan nutrisi yang cukup Dorong masukan cairan Dorong istirahat Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi Laporkan kecurigaan infeksi Laporkan kultur positif 6
Devisit
volume Setelah dilakuakan
Kaji kondisi status hemodinamika.
cairan berhubungan asuhan keperawatan
Ukur pengeluaran harian
dengan perdarahan
selama 3x24 jam
Berikan sejumlah cairan pengganti harian
diharapkan tidak terjadi
Evaluasi status hemodinamika
devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas. Kriteria Hasil : Tanda vital dalam batas normal
(N:
120-60
x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt ) Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
Pantau intake dan output
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E. 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC Errol norwiz,2011,anatomi dan fisiologi obstetric dan ginekologi, Gary,F C,2006,Williams obstetric edisi 21,Jakarta : EGC Myles textbook for midwives,2011,Buku ajar bidan Edisi :14,Jakarta :EGC Muttaqin,A dan Kumala sari,2008,Buku pre operatif ,Jakarta :EGC