LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS ANTENATAL CARE DENGAN IBU HAMIL RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG
Disusun oleh : ADE LESTIANI LIMARETHA P1337420615045
PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2017
A. KONSEP DASAR 1. DEFINISI Kehamilan resiko tinggi (high risk pregnance) adalah kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam ( Mochtar, 2010 ; 217). Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila di lakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang di hadapi (Manuaba,dkk; 2007:43). Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan faktor-faktor yang menaikkan kemungkinan terjadinya keguguran, kematian janin, persalinan prematuritas, retardasi perumbuhan intrauterin, penyakit janin atau neonatus, malformasi congenital, retardasi mental atau kecacatan (handicaps) (nelson: 2000;543) Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan terhadap out-come pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan pengawasan lebih intensif dan mungkin tindakan proaktif. Pengawasan dan tindakan proaktif ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan komplikasi yang terjadi sehingga hasil mendekati well born baby dan well mother. (Manuaba, 2007:6)
2. ETIOLOGI Menurut J.S Lesinski dalam buku manuaba ( 2008 :106) faktor yang mempengaruhi kehamilan risiko tinggi di kelempokkan berdasarkan waktu kapan faktor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan. Mengelompokkkan factor kehamilan dengan resiko tinggi berdasarkan waktu kapan factor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan Factor risiko tinggi yang bekerja selama hamil 1. Faktor genetika
Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehinggga perlu dilakukan pemeriksaan sebelum hamil
Bila terjadi kehmailan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan.
2. Faktor lingkunagn Diperhitungkan factor pendidikan dan social ekonomi, kedua factor ini menimbulakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim mempengaruhi cara pemilihan tempat dan penolong persalinan, sehingga dapat menimbulkan resiko saat persalinan atau saat hamil.
3. Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil Perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim berhubungan aksis fetoplasental dan sirkulasi retroplasenta merupakan satu kesatuan. Bila terjadi ganguan atau kegagalan salah satu akan menimbulkan risiko terhadap ibu maupun janin. 4. Faktor keadaan umum menjelang kehamilan 5. Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat) 6. Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan (hipertensi, gestosis-toksemia gravidarum) 7. Faktor risiko yang bekerja saat persalinan 8. Sebagai akibat mekanis dalam hubungan 3P. • Kelainan letak: sungsang atau lintang • Malpresentasi • Ketuban pecah didi • Distress janin • Perdarahan antepartum • Grandemultipara 9. Factor nonmekanis (a). Pengaruh obat analgesic atau sedative (b). Penyakit ibu yang menyertai kehamilan 10. Factor yang bekerja langsung pada neonatus 11. Sindrom distress pernafasan (a). Asfiksia neonatorum (b). Aspirasi air ketuban atau mekonium 12. Faktor umur hamil yang mengganggu neonatus (a). Prematuritas (b). Neonatus dengan termoregulator premature (c). Bayi kecil cukup bulan (berat bayi lahir rendah,. Gangguan mengisap dan menelan, hipofibrinogemia, gangguan congenital) 13. Penyakit ibu (a). Hipertensi (b). Diabetes melitus (c). Jantung (d). Paru-paru
(e). Hepar. (f). Pertumbuhan intrauterin (g). Perdarahan antepartum (h). Infeksi intrauterin (i). Gangguan pertumbuhan jiwa atau neurologis (j). Toksemia (gestosis) (k). Kelainan kongenital (hidrosefalus, anasefalus, kembar siam)
3. Patofisiologi Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
4. Pathways Trimester I Konsepsi Fertilitas Implantasi Embryogenesis Maturasi janin Perubahan pada ibu
Perubahan psikologis Krisis situasional, perub.psikologis, ketidakstabilan hormon
Ansietas
Perub.proses keluarga
Perubahan peran sebagai calon ibu Koping individu tdk efektif
Perubahan fisiologis GIT Instabilitas hormone Asam lambung meningkat Rasa sebah/mual Muntah Intake makanan menurun Perub.nutrisi kurang dari kebutuhan
Sist.kardio vascular Peningkatan TD Sakit kepala Nyeri
Sist.urinaria Penekanan vesika urinaria karena pembesaran uterus Frekuensi BAK meningkat Gangguan eliminasi urin Kebersihan genital menurun Kelembaban meningkat Resiko infeksi
Trimester II TRIMESTER II
Perubahan fisiologis
Perubahan psikologis
Sist.endokrin
Sist.kardiovaskular
Sist.reproduksi
Sist.integumen
Sist.GIT
Musculosceletal
Sist.respirasi
Inotropik
Sekresi aldosteron meningkat
Vaskularisasi serviks & vagina
Estrogen meningkat
Progesterone meningkat
BB janin meningkat
Desakan uterus ke diafragma
Proses adaptasi
Kulit meregang
Saliva & asam lambung meningkat
Postur tubuh berubah
Ekspansi paru tidak maksimal
Persiapan anggota baru dlam keluarga
Gangguan pola nafas
Ansietas Perub.peran
Hiperpegmintas i Retensi H2O & Na+ Perub.body image Perub.cardiac output
volume plasma meningkat TD meningkat
Sensitifitas serviks meningkat Rangsang seksual
Sakit kepala Resiko cidera janin & maternal
Nyeri
Perub.pola seksual
Striae gravidarum Perub.body image
Peristaltic menurun
Lordosis berlebihan Nyeri
Pengosongan lambung lambat Kembung, mual, muntah Perub.nutisi kurang dari kebutuhan
Krisis situasional
Deficit volume cairan
Trimester III TRIMESTER III
Perubahan fisiologis
Pembesaran uterus
Perubahan psikologis
Sistem endokrin
Persiapan melahirkan
Retensi H2O & Na+ Perub.skelet & persendian Berat uterus menigkat Perub.pusat gravitasi tubuh
Menekan paru Ekspansi paru menurun Gangguan pola nafas
Menekan saraf sekitar Pelepasan mediator nyeri (prostaglandin, histamin)
Primi:kurang pengetahuan Urine output menurun, volume plasma meningkat, tekanan hidrostatik menurun
Vasokontriksi pembuluh darah
Edema ekstremitas
Penurunan cardiac output
Kelebihan volume cairan
Resiko cidera janin & maternal
TD meningkat Hipertrofi ventrikel
Nyeri 5. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium 1. Darah ( hb, gol darah, glukosa, vdrl) 2. Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis) 3. Pemeriksaan swab (lendir vagina dan servik) b. USG 1.
Jenis kelamin
2.
Taksiran kelahiran, tbj, jumlah cairan amnion
Ansietas
6. Penatalaksanaan Medis a. Diet dan Pengawasan Berat Badan Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, preeklamsi, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002). b. Merokok Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002). c. Obat-obatan Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002). d. Kebersihan dan Pakaian Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro, 2002).
e. Koitus Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002). f. Perawatan Gigi Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002). g. Imunisasi Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002). h. Perawatan Payudara Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan
untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL 1. Pengkajian Anamnesa : a. Ciptakan hubungan terapeutik perawat dan klien b. Ada Planing terlebih dahulu c. Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data, interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi perawat. d. Subyektif data meliputi : identitas, Keluhan utama, HPHT, riwayat kesehatan saat ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial, persiapan persalinan. e. Pemerikasaan fisik Ibu Hamil -
Penampilan umum (postur tubuh,penampilan,kesadaran)
-
TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
-
Wajah dan kepala Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera. Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
-
Leher
: ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran
limfe. -
Dada Paru : kaji keadaan paru-paru pasien Jantung :kaji keadaan jantung pasen Payudara
:
adakah
benjolan/tidak,ksimetrisan,
putting
susu
menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola mamae. -
Abdomen Sebelum
memulai
pemeriksaan
abdomen,
mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.
ibu
dianjurkan
untuk
Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea alba,striae gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ) Pemeriksaan palpasi leopod I - IV -
Ekstremitas Atas : oedem, refleks bisep/trisep, skin fold, tonus otot Bawah
: oedem, reflek patella, reflek homman sign, kekuatan tonus
otot, kram kaki. -
Vulva- vagina Luka/benjolan, Edema pd vulva/vagina, leukore, keluaran cairan/darah dr jalan lahir, hemoroid, tanda Chadwick, godell sign, hegar sign.
f. Persiapan persalinan g. Obat-obatan yang di pakai saat ini h. Hasil pemeriksaan penunjang 2. Diagnosa Keperawatan TRIMESTER I a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. Ansietas c. Perubahan pola eliminasi urin d. Perubahan pola seksual e. Kekurangan volume cairan f. Perubahan proses keluarga g. Koping individu tidak efektif TRIMESTER II a. Gangguan citra tubuh b. Gangguan pola nafas c. Kurang pengetahuan d. Resiko cidera janin TRIMESTER III a. Nyeri akut b. Perubahan eliminasi urin c. Gangguan pola tidur d. Intoleransi aktifitas e. Kelebihan volume cairan
3. Perencanaan Keperawatan Dx
Tujuan Dan Kriteria Hasil
Intervensi
Tri semester
Tujuan
:
Manajemen Nutrisi
i
Setelah
dilakukan
Keperawatan
intervensi
Perubahan
keperawatan selama 2x24 jam Anjurkan masukan kalori sesuai
nutrisi
kekurangan
kurang dari
tercukupi
kebutuhan
nutrisi
kebutuhan
klien
Ajari klien tentang diet yang benar sesuai kebutuhan tubuh
Kriteria hasil : Nafsu makan klien meningkat
Monitor catatan makanan yang masuk atas kandungan gizi dan
Klien tidak mual dan muntah Nilai laboratorium (transferin, albumin, dan elektrolit) dalam
jumlah kalori Timbang berat badan secara teratur Anjurkan penambahan intake
batas normal
protein, zat besi dan vit C yang sesuai Pastikan bahwa diet mengandung makanan yang berserat tinggi untuk mencegah sembelit
NOC: kontrol kecemasan dan
Beri makanan protein tinggi , kalori tinggi dan makanan bergizi yang
coping, setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam cemas ps hilang atau berkurang
sesuai
Pastikan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
dg: Indikator: ansietas
Ps mampu: Mengungkapkan cara mengatasi cemas Mampu menggunakan coping Dapat tidur Mengungkapkan tidak ada penyebab fisik yang
Penurunan kecemasan Aktifitas: 1. Bina Hub. Saling percaya 2. Libatkan keluarga 3. Jelaskan semua Prosedur 4. Hargai pengetahuan ps tentang penyakitnya 5. Bantu ps untuk
Ttd
dapat menyebabkn cemas
mengefektifkan sumber support
Kebutuhan volume cairan
Berikan reinfocement untuk
terpenuhi. Setelah dilakukan
menggunakan Sumber Coping
tindakan keperawatan selama 2 x
yang efektif
24 jam dengan kriteria hasil : Tidak ada mual muntah Turgor kulit DBN Kekurangan
Tidak ada tanda dehidrasi
a. tentukan frekuensi/beratnya
volume
Pasien mau makan dan
mual/muntah.
cairan
minum TTV dalam batas normal
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis)
c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap hari.
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
Tri Semester
Setelah dilakukan tindakan
ii
keperawatan selama 1x24 jam,
Gangguan
diharapkan :
pola nafas
a.
Tidak ada retraksi dinding
Airway management
Posisikan klien u/ memaksimalkan ventilasi
dada
Identifikasi klien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
b.
Tidak menggunkan otot
bantu pernafasan
c.
d.
Bunyi paru vasikuler
Menunjukkan jalan nafas
Lakukan fisioterpi dada jika perlu
Keluarkan sekret
Dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
yang paten RR 16-20 x/m
Tri Semester
Klien dapat toleransi terhadap
Manajemen energi
iii
aktivitas setelah dilakukan
1.Observasi kemampuan klien
Intoleransi
tindakan keperawatan 1 x 24 jam
2.Bantu klien dalam pemenuhan
aktivitas
, dengan kriteria hasil Klien mampu memenuhi
ADL 3.Ajarkan pada keluarga tentang
aktivitas sehari-hari
pentingnya perawatan diri
Pasien mengerti akifitas
4.Observasi TTV sebelum dan
apa saja yang boleh dilakukan selama kehamlan
sesudah aktivitas 5.Kolaborasi pada keluarga pemberian pengawasan ekstra
Ttv dalam batas normal
6.tentukan siklus tidur bangun
Hb dalam batas normal
yang normal dan komitmen
Tidak ada anemis
terhadap pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri. 7.Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari. 8.Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi suplemen zat
besi setiap hari, sesuai indikasi.
Kelebihan
Kelebihan volume cairan teratasi
a.Pantau berat badan secara
volume
setelah dilakukan tindakan
teratur.
cairan
keperawatan 2 x 24 jam , dengan kriteria hasil :
b. Kaji adanya tanda-tanda HAK,
Indeks massa tubuh dalam perhatikan tekanan darah, pantau batas normal TTV dalam batas normal
lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
Tidak ada tanda-tanda Hak
c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi natrium).
d. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
Perubahan
Pasien mengerti akan terjadi
a. Berikan informasi tentang
eliminasi
perubahan eliminasi urin selama
perubahan perkemihan
urin
kehamilan , Setelah dilakukan
sehubungan dengan trimester
tindaka keperawatan
ketiga.
Dengan kriteria hasil : Klien mengerti tentang
b. Berikan informasi mengenaia
perubahan perkemihan
perlunya masukan cairan 6 – 8
selama kehamilan denga
gelas sehari.
tri semester ketiga Pasien mengerti perlunya
c. Berikan informasi mengenai
masukan cairan sesuai
bahaya menggunakan diuretic dan
kebutuhan
penghilangan natrium dan diet.
d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
e. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung: Elemen. Departemen
Kesehatan
RI.
2003.
Pedoman
Pelayanan
Antenatal.
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-G59.pdf. Diakses tanggal 18 Januari 2014. Pukul 19.37 WIB. George
Andriaanz.
2008.
Asuhan
Antenatal.
http://www.pkmi-
online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal 18 januari 2014. Pukul 19.14 WIB. Hadi, RA 2009, Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher, Ungaran. Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC. Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta. Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia. Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC. Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan, EGC, Jakarta Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.