Lp Intranatal Care.docx

  • Uploaded by: Zulfah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Intranatal Care.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,507
  • Pages: 19
INTRANATAL CARE A. Pengertian -

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata, 1983).

-

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin turi) yang dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).

B. Sebab – sebab yang menimbulkan persalinan 1. Teori penurunan hormon progesterone. Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his. 2. Teori oxytocin. Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim. 3. Teori placenta menjadi tua. Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his. 4. Teori prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan. 5. Pengaruh janin. Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya 6. Teori distensi rahim. Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot – otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

7. Teori iritasi mekanik Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

C. Klasifikasi Persalinan a.

Menurut cara persalinan -

Persalinan spontan Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.

-

Persalinan buatan Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau melalui dinding perut dengan operasi secio caesaria.

-

Persalinan anjuran Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban.

b. Menurut usia (tua kehamilan) 1. Abortus Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 g. 2. Partus imaturus Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan berat badan antara 500 g dan 999 g. 3. Partus prematurus Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan berat badan 1000 g dan 2499 g. 4. Partus matures / aterm Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan BB 2500 g atau lebih 5. Partus post matures / serotinus Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.

D. Gejala Persalianan a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur 1

b. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini terjadi karena robekan – robekan kecil yang terjadi pada serviks c. Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat pembukaan . E. Tanda – tanda permulaan persalinan. -

Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur – angsur turun kedalam rongga panggul. Pada multigravida, dinding rahim dan perut sudah kendor kekenyalannya sudah berkurang sehingga kekuatan mendesak kebawah tidak seberapa, biasanya kepala bru turun pada permulaan persalinan.

-

Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

-

Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena tertekan oleh bagian terbawah janin.

-

Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his.

-

Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah, kadang – kadang bercampur darah.

F. Penurunan kepala janin. PERIKSA LUAR

PERIKSA DALAM

KETERANGAN -

kepala

diatas

PAP

5/5 -

mudah digerakkan

4/5

H I – II

-

sakit digerakkan

-

bagian PAP

terbesar belum

masuk panggul 3/5

H II – III

bagian

terbesar

kepala

belum

masuk panggul 2/5

H III +

bagian

terbesar

kepala

sudah

2

masuk panggul

H III - IV

1/5

kepala

didasar

panggul

-

diperineum

HV 0/5

Ket : : kepala janin : PAP HI

: sama dengan atas pintu panggul / PAP

H II

: sejajara dengan H I melalui pinggir bawah simpisis

H III

: sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika

HV

: sejajar dengan H I melalui ujung os coxigius

G. Proses persalinan 1. Kala I. 

Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)



Terbagi menjadi 2 fase : -

fase laten : serviks berdilatasi kurang dari 4 cm

-

fase aktif : serviks berdilatasi 4 – 9 cm, kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih perjam, penurunan kepala dimulai.



Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 – 15 menit dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat berjalan



Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan lebih lama, lendir darah bertambah banyak



Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam



Kemajuan persalinan dalam kala I : a.

Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I : -

Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi.

3

-

Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri garis waspada).

-

Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin

b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I : -

Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.

-

Kecepatan pembukaan servuks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif ( dilatasi serviks berada disebalah kanan garis waspada).



Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin

Kemajuan pada kondisi ibu. a. Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan berikan analgesik secukupnya. b. Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan c. Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang kurang. Segera berikan dextrose IV.



Kemajuan pada kondisi janin. d. Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit) curigai adanya gawat janin. e. Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi. 2. Kala II a. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. b. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik, datngnya tiap 2 – 3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai dengan keluarnya cairan yang kekuningan secara sekonyong – konyong dan banyak. c. Pasien mulai mengejan. d. Pada akhir kala 2 sebagai tanda bhwa kepala sudah sampai didasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka. e. Dipuncak his, bagian terkecil dri kepala nampak dalam vulva, tetapi hilang lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang

4

nampak lebih besar lagi, tetapi surut kembali kalau his terhenti. Kejadian ini disebut kepala membuka pintu. f. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar dari kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi. Pada saat ini tonjolan tulang ubun – ubun saat ini telah lahir dan sub oksiput ada dibawah simpisis. Pada saat ini disebut kepala keluar pintu. Karena pada his berikutnya dengan ekstensi lahirlah ubun – ubun besar, dahi dn mulut pad komisura posterior. g. Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi putaran paksi luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pad leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan. h. Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian baru depan disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai dengan paksi jalan lahir. i. Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada multi kurang lebih 20 menit. 3. Kala III -

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.

-

Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2 – 3 menit.

4. Kala IV -

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

H. PATOFISIOLOGI Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir 5

akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.

6

I. Pathways

KALA I LATEN

Estrogen Progesteron

Rahim Membesar Meregang

Oksitosin Iskemik Otot-otot Rahim

Kontraksi rahim Nyeri akut

Sirkulasi Uretro plasenta Terganggu

AKTIF

Metabolisme

TRANSISI

Uetrus Membesar

Lipolisis Asam laktat

Kepala bayi turun

Vena kava inferior tertekan

Menekan jaringan

Aliran balik vena

Hipoksia jaringan

Resti penurunan curah jantung

Nyeri akut

Kesemutan

keletihan

Hipoksia jaringan Resiko cedera pada janin

Pengeluaran pervaginam Resti infeksi

Nafas mulut Sirkulasi udara maternal Sirkulasi KALAudara II desidual Hipoksia jaringan janin

Resti kerusakan pertukaran gas pada janin Metabolisme

Kontraksi Dilatasi perut

Motilitas gastrik

Resti cedera maternal

Kepala dan badan janin turun

Lipolisis Asam laktat 7

Keletihan

Peregangan dan menekan safaf

Nyeri akut

Lahir

Pengeluaran darah berlebihan

Trauma jaringan Integritas jar terganggu

Resti kekurangan volume cairan Resti infeksi J. Pengkajian Keperawatan KALA I A. Pengkajian Secara Khusus : 1) Memeriksa tanda-tanda vital. 2) Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristijk yang mengambarkan kontraksi uterus : a. Frekwensi b. Internal c. Intensitas d. Durasi e. Tonus istirat 3) Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan seriong diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya. 4) Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan. 5) Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,letrak janin,penurunan janin. 6) Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,foetus,station. 7) Tes diagnostik dan laboratorium a. Specimen urin. 8

b. Tes darah. c. Ruptur membran. d. Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah KALA II A. Pengkajian 1) Tanda yang menyertai kala II Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB< usaha keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva. 2) Melakukan monitoring terhadap : His ( frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas ), keadaan janin ( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah. 3) Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit KALA III A. Pengkajian 1) Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut: a. Adanya kontraksi vunds yang kuat b. Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah c. Keluarnya darah hitam dari introuterus d. Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan keluar. e. Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal , atau membran poetus terlihat pada introitus). 2) Status Fisik mental Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai , curah jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke plasenta berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan: a. Suhu, nadi, dan pernafasan b. Pemeriksaan terhadap perdarahan : warna darah dan jumlah darah 3) Tanda-tanda masalah potensial

9

Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan KALA IV A. Pengkajian Pemeriksaan pada kala IV 1) Tanda tanada vital Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama

dan

mengalami

perubahan

setelah

terjadi

persalinan

yaitu

dari

cardiovaskuler. 2)

Pemeriksaan fundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan kandung kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.

3) Kandung kemih Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing. 4) Lochia Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya. 5) Perineum Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum. 6) Temperatur Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan. 7) Kenyamanan

10

Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya 8) Tanda-tanda potensial masalah Karena pendarahan dapat menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial komplikasi K. Diagnosa keperawatan tujuan dan intervensi. Kala I : 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi dan intensitas kontraksi uterus. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam pasien dapat beradaptasi terhadap nyeri dengan KH : -

Tampak rileks diantara kontraksi

-

Dapat mengontrol penyebab nyeri

Intervensi : -

Kaji derajat ketidak nyamanan malalui isyarat verbal dan non verbal.

-

Jelaskan penyebab nyeri.

-

ajarkan klien cara mengontrol nyeri dengan menggunakan tehnik pernapasan / relaksasi yang tepat dan masses pinggang

-

Bantu tindakan kenyamanan mis : gosokan pada kaki, punggung, tekanan sakral, perubahan posisi.

-

Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1- 2 jam, palpasi diatas simpisis untuk menentukan ada tidaknya distensi setelah blok syaraf.

-

Hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas dan pola kontraksi uterus setiap 30 menit.

-

Monitor vital sign.

2. Resti cedera / distress terhadap janin behubungan dengan hipoksia jaringan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih selama 1 x 3 jam tidak terjadi cedera pada janin dengan KH : -

DJJ dalam batas normal

Intervensi : -

Lakukan palpasi (leopold) untuk menentukan posisi janin, berbaring dan presentasi.

11

-

Hitung DJJ dan perhatikan perubahan periodik pada respon terhadap kontraksi uterus.

-

Catat kemajuan persalinan.

3. Resti cedera terhadap maternal berhubungan dengan perlambatan mortilitas gastric, dorongan fisiologis. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih 1 x 2 jam tidak terjadi cedera pada maternal dengan KH : -

Klien mengatakan resiko dan alasan dan intervensi khusus sudah dimengerti.

-

Klien kooperatif untuk melindungi diri sendiri / janin dari dari cedera.

-

Klien bebas dari cedera / komplikasi

Intervensi : -

Pantau aktivitas uterus , catat frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi.

-

Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi lebih intensif. Hindari meninggalkan klien tanpa perhatian.

-

Tempatkan klien pada posisi agak tegak miring kiri

-

Berikan perawatan perineal setiap 4 jam.

-

Pantau suhu dan nadi.

-

Berikan es batu atau cairan jernih pada klien bila memungkinkan, hindari makanan padat.

-

Anjurkan klien untuk bernapas pendek dan cepat atau meniup bila ada dorongan untuk mengejan.

5. Resti gngguan pertukran gas pada janin berhubungan dengan perubahan suplai O2 atau aliran darah : anemia dan pendarahan sekunder Tujuan : Tidak terjadi gangguan pertukaran gas pada janin dengan KH : -

DJJ dalam batas normal (120 – 160 x / menit).

-

Bayi tidak mengalami hipoksia selama persalinan.

Intervensi : -

Kaji faktor – faktor maternal atau kondisi yang menurunkan sirkulasi uteroplasental.

-

Pantau DJJ setiap 15 – 30 menit.

-

Pantau DJJ dengan segera bila ketuban pecah.

-

Pantau besarnya janin pada jalan lahir melalui pemerikasaan vagina . 12

-

Kaji perubahan DJJ selama kontraksi.

6. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan dilatasi atau regangan dan hipoksia jringan, tekanan mekanik dari bagian presentasi. Tujuan : Pasien dapat bertoleransi terhadap nyeri dengan KH : -

Klien menyatakan rasa nyeri berkurang.

-

Klien mampu menggunakan tehnikm yang tepat untuk mempertahankan kontrol, istirahat diantara kontraksi.

Intervensi : -

Kaji derajat ketidakmampuan melalui isyarat verbal dan non verbal.

-

Kaji perubahan klien terhadap sentuhan fisik selama kontraksi.

-

Pantau frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi uterus.

-

Bantu klien dan ajarkan mengubah bernapas menjadi lebih cepat mis : tiupan napas pendek dan cepat.

-

Berikan lingkungan yang tenang dengan ventilasi adekuat.

-

Lakukan gosokan sakral / punggung, pengubahan posisi.

-

Pantau dilatasi serviks.

-

Catat penonjolan perineal.

-

Anjurkan klien untuk berkemih (fase laten)

-

Berikan dorongan dan informasi tentang kemajuan persalinan dan berikan reinforcement untuk upaya klien / pasangan.

-

Pantau tanda vital ibu dan janin.

-

Kolaborasi pemberian analgesik.

7. Resti terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan aliran balik vena, hipovolemia, perubahan tahanan vskuler sistemik. Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung dengan KH : -

Tanda – tanda vital sesuai terhadap tahap persalinan.

-

Tidak ada edema, DJJ dalam batas normal (120 – 160 x / menit).

Intervensi : -

Kaji tekanan darah dan nadi diantara kontraksi, sesuai indikasi 13

-

Perhatikan ada dan luasnya edema.

-

Pantau DJJ selama dan diantara kontraksi.

-

Infus balance cairan.

8. Kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya sumber – sumber informasi. Tujuan : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses persalinan dengan KH : -

Klien memahami respon fisiologis setelah melahirkan.

-

Secara aktif klien ikut dalam upaya mendorong untuk meningkatkan pengeluaran plasenta.

Intervensi : -

Diskusikan proses normal persalinan kala III.

-

Jelaskan alasan untuk respon perilaku seperti menggigit, tremor.

-

Diskusikan ritinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama setelah melahirkan.

Kala II : 1. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif, penurunan masukan Tujuan : -

Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan KH :

-

Tanda – tanda vital dalam batas normal.

-

Keluaran urine adekuat.

-

Membran mukosa kental.

-

Bebas dari rasa haus.

Intervensi :

2.

-

Ukur masukan dan keluaran.

-

Kaji turgor kulit, beri cairan peroral.

-

Pantau tanda – tanda vital sesuai indikasi.

-

Kaji DJJ dan perhatikan perubahan periodek.

-

Atur posisi klien tegak atau lateral.

-

Kolaborasi pemberian cairan parenteral Resti infeki terhadap maternal berhubungan dengan prosedur infasif berulang. Trauma jaringan, perslinan lama. Tujuan : 14

Klien tidak terjadi infeksi dengan KH : -

Bebas dari tanda – tanda infeksi (rubor, tumor, dolor, calor, dan fungsilaesa)

Intervensi : -

Lakukan perawatan perineal setiap 4 jam menggunakan tehnik aseptik.

-

Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.

-

Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu dengan menggunakan tehnik aseptik.

-

Pantau tanda – tanda vital dan laborat leukosit.

-

Gunakan aseptik bedah pada persiapan peralatan.

-

Batasi jumlah orang yang ada pada saat persalinan.

Kala III : c. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran pervaginam akibat atonia. Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan akibat HPP. Dengan KH : -

Kontraksi uterus adekuat.

-

Kehilangan darah dalam batas normal (<500 ml).

-

Tanda – tanda vital dalam batas normal.

Intervensi : -

Anjurkan klien untuk masase fundus.

-

Pantau tanda – tanda vital dan pengeluaran pervaginam.

-

Palpasi uterus dan masase uterus perlahan setelah pengeluaran plasenta.

-

Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta.

-

Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan yang berlebihan.

-

Inspeksi permukaan plasenta maternal dan janin, perhatikan ukuran, insersi tali pusat dan ketuban.

-

Berikan cairan peroral.

-

Hindari menarik tali pusat secara berlebihan.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan. Tujuan : Pasien dapat beradaptasi terhadap rasa nyeri dengan KH : 15

-

Klien menyatakan nyeri berkurang atau klien beradaptasi dengan nyerinya.

-

Ekspresi wajah rileks tak gelisah.

-

Perut tidak mules, luka bersih dan tidak bengkak.

Intervensi : -

Bantu dengan penggunaan tehnik pernapasan selama perbaikan luka.

-

Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.

-

Lakukan perawatan luka episiotomi dengan tehnik aseptik dan oleskan salep topikal.

-

Ganti pakaian dan klien yang basah, berikan selimut yang hangat.

-

Jelaskan pada klien perubahan fisiologis setelah melahirkan.

Kala IV : 1.

Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau peningkatan perkembangan anggta keluarga. Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan perubahan setelah melahirkan dengan KH -

Klien menggendong bayinya.

-

Klien mampu mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang tepat.

Intervensi : -

Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa bayi.

-

Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi serta membantu dalam perawatan bayi, sesuai kondisinya.

-

Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku untuk menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus.

-

Catat perilaku / pengungkapan yang menunjukkan kekecewaan / kurang minat / kedekatan.

-

Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode pemulihan.

-

Jamin privasi keluarga pada pemeriksaan selama interaksi awal dengan bayi baru lahir sesuai kondisi ibu dan bayi.

-

Anjurkan dan bantu pemberian ASI.

16

2.

Resti kekurangan cairan berhubungan dengan kelelahan atau kegagalan meometri dan mekanisme homeostatic.

3.

Gangguan istirhat tidur berhubungan dengan kontraki uterus.

17

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Obstetri Fisiologi, Penerbit : Eleman, Bandung, 1983 Saifudin A.B dkkm, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, Edisi I, Catatan I, Yayasan Bina Pustaka Sasworo Prawirohardjo, Jakarta, 2002. Doengoes M. E, Rencana Perawatan Maternal / Bayi, Edisi 2, EGC, jakarta, 2001. Moechtar Rustam, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, Editor : Delfi Lutan. EGC, Jakarta, 1998.

18

Related Documents

Lp Intranatal Care.docx
December 2019 15
Posisi Intranatal
June 2020 13
Lp
August 2019 105

More Documents from ""