Lp Bbl.docx

  • Uploaded by: Miftakhul Jannah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Bbl.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,660
  • Pages: 28
LAPORAN PENDAHULUAN BBLR (BAYI BARU LAHIR)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Maternitas di Puskesmas Singosari

Oleh:

Miftakhul Jannah 180070300111019 Kelompok 3A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

A. DEFINISI Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan beraat badan 2500 – 4000 gram (Vivian N.L.D., 2010) Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu, lahir biasanya dengan umur gestasi 38 minggu sampai 42 minggu ( Wong, D.L., 2003) Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan.( Mary Hamilton, 1995). B. ETIOLOGI 1. Respirasi Perubahan yang penting pada neonatus adalah respirasi.Pada saat intarauterin, paru-paru berisi ± 20 cc/KgBB. Pada saat lahir, cairan tersebut digantikan dengan udara.Dengan kelahiran pervaginam, cairan tersebut dikeluarkan melalui trakea dan paru-paru.Nafas yang pertama merupakan reflek dari perubahan tekanan, perubahan suhu, suara dan sensasi fisik pada saat kelahiran dengan permukaan yang relative kasar.Disisi lain, kemoreseptor di aorta berespon terhadap penurunan PO2 (dari 80 mmHg ke 15 mmHg), peningkatan CO2 (dari 40 mmHg ke 70 mmHg) dan penurunan pH arteri.Depresi pernafasan tersebut terjadi karena terputusnya tali pusat.Nafas pertama bersifat dangkal dan tidak teratur ± 30-60 x/menit disertai periode apnea pendek (<15”).Bayi baru lahir lebih menyukai bernafas melalui hidung. Saat mengalami pembuntuan, reflek yang digunakan adalah membuka mulut, tetapi kemampuan tersebut baru dimiliki setelah usia 3 minggu, oleh karena itu bayi mudah mengalami cyanosis jika mengalami obstruksi hidung. 2. Sirkulasi System sirkulasi mengalami perubahan saat lahir, foramen ovale, duktus arteriosus dan duktus venosus menutup.Arteri dan vena umbilical serta arteri hepatica menjadi ligament.Tekanan arteri pulmonal menurun menyebabkan penurunan tekanan artrium kanan.Peningkatan aliran darah yang kembali kesisi kiri jantung meningkatkan tekanan atrium kiri.Perubahan tekanan ini menyebabkan penutupan foramen ovale.Selama beberapa hari, menangis menyebabkan pengembalian aliran darah melalui foramen ovale dan menyebabkan cyanosis.Saat level PO2 arteri mendekati 50 mmHg, duktus arteriosus menutup kemudian duktus tersebut menjadi

ligament.Dengan pematangan tali pusat, arteri dan vena umbilical serta duktus venosus menutup cepat dan menjadi ligament. 3. Termoregulasi Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi pernafasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.Bayi bersifat homeothemic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan internal dalam rentang yang pendek.Hipotermi dan kehilangan panas yang berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan. Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat dan meningkatkan aktifitas metabolisme otak, jantung dan liver. Brown fat terletak pada antara kedua scapula dan axila, serta didalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra. Lemak tersebut mengandung banyak pembuluh darah dan saraf daripada lemak biasa. Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stres dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir menurut Depkes (2000) dapat melalui: a. Evaporasi, adalah cara kehilangan panas utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi setelah lahir karena bayi tidak langsung dikeringkan atau terjadi setelah bayi dimandikan. b. Konduksi, adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, misal bayi yang diletakkan diatas meja, tempat tidur atau timbangan yang dingin cepat mengalami kehilangan panas tubuh melalui konduksi. c. Konveksi, adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara disekitar yang relatif dingin (25oC atau kurang), bayi yang dilahirkan diruangan yang dingin cepat mengaami kehilangan panas. Kehilangan panas terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan. d. Radiasi, adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat tempat yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi, bayi akan kehilangan panas melalui cara ini. Benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan panas bayi. 4. Hematologi Hb bayi lebih banyak dari orang dewasa yaitu 14,5-22,5 g/dl, tetapi merupakan HbF yaitu Hb yang usianya lebih pendek dari orang dewasa (40-90 hari). Dengan simpanan Fe selama dalam kandungan, bayi akan membuat Hb yang baru. Simpanan Fe dapat dipertahankan sampai usia 5 bulan.

5. Sistem Renal Pada usia khamilan empat bulan, ginjal bayi sudah terbentuk dan sudah bisa memproduksi urine. Urin akan dikeluarkan kedalam cairan amnion. Fungsi renal seperti orang dewasa baru bisa dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan.Cairan yang diberikan pada hari 1 sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari ditambah sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB sehari.Saat lahir biasanya bayi akan BAK sedikit dan kemudian tidak BAK selam 12-24 jam, kemudian akan BAK 6-10 x/menit. Urin berwarna kuning, berjumlah 15-60 cc/KgBB. 6. Gastrointestinal Bayi aterm sudah bisa menelan, mencerna dan mengolah serta menyerap protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak sederhana. Bayi yang hidrasinya baik, mukosa mulutnya basah, merah muda. Setelah lahir ada sedikit mucus yang tersisa dimulut bayi. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan masih terbatas, juga hubungan antara osephagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas kurang dari 30 cc. Faeces pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang kental disebut mekonium. Faeces ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu, dan zat sisa dari jaringan tubuh. Pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2-3. pada hari ke 4-5 warna tinja menjadi coklat kehijauan.Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran (meconium, urine, keringat) dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%. Berat badan akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke 10. 7. Sistem Hepatika Liver dan gall blader dibentuk usia kehamilan 4 bulan. Liver dapat diraba pada bayi baru lahir 1 cm dibawah costa kanan karena liver memenuhi ± 40 % kavitas abdomen.50 % bayi aterm mengalami hyperbilirubinemia yang fisiologis sebagai akibat dari frekuensi produksi bilirubin yang tinggi dari pemecahan RBC yang lebih banyak dari dewasa, selain itu ada sejumlah bilirubin yang diserap kembali dari usus halus. 8. Sistem Imunologi System imunologi pada bayi baru berkembang pada fase awal ekstrauterin dan belum aktif sampai dengan beberapa bulan.Selam tiga bulan pertama, bayi dilindungi oleh imunitas pasif dari ibu.

9. Sistem integument Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi bayi saat lahir, fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan diabsorsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi tidak perlu dibersihkan. 10. Sistem Reproduksi Perempuan :  Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).  Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan yang tibatiba saat kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran darah atau mucus dari vagina disebut pseudomenstruasi.  Genetalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.  Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.  Vernix caseosa terdapat dikedua labia. Laki-laki :  Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.  Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.  Sering terjadi hidriceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa sembuh sendiri. 11. Sistem Muskuloskeletal Pertumbuhan tulang terjadi cephalocaudal.Kepala mempunyai panjang ¼ dari panjang badan bayi, dengan lengan lebih panjang sedikit dari kaki.Ukuran dan bentuk kepala dapat sedikit berubah akibat penyesuaian dengan jalan lahir disebut molding. C. PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR Menurut Prawirohardjo (2005) tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah : 1. Membersihkan jalan nafas. Bayi normal akan menangis spontan segera setelah dilahirkan. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut : a. Letakkkan bayi pada posisi telentang ditempat yang keras dan hangat. b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. c. Bersihkan rongga hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril. d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera menangis.

e. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Oleh karena itu segera bersihkan mulut dan hidung bayi baru lahir. Observasi warna kulit, adanya meconium dalam hidung atau mulut. f.

Bantuan untuk memulai pernafasan diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.

g. Dokter atau tenaga medis hendaknya melakukan pemompaan setelah 1 menit bayi tidak menangis. 2. Penilaian bayi waktu lahir (assessmant at birth) Keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Setiap penilaian diberi angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai apgar 4-6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit belum mencpai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resasitasi lebih lanjut. Oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik lanjutan kemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu, menurut apgar dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit. Nilai APGAR 0 Apperance (Warna Kulit) Pulse Rate (Frek. Nadi)

Pucat

Tidak ada

Grimance (Reaksi

Tidak ada

Rangsangan) Activity (Tonus Otot) Respiration (Pernafasan)

Tidak ada

Tidak ada

1 Badan

2 merah, Seluruh

tubuh

ekstremitas biru

kemerah-merahan

Kurang dari 100

Lebih dari 100

Sedikit gerakan mimik (grimance) Ekstrimitas

dalam

sedikit flexi Lemah/tidak teratur

Batuk/bersih

Garakan aktif

Baik/menangis

Jumlah 3. Memotong dan merawat tali pusat. Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak menentukan dan mempengaruhi bayi, kecuali bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan

diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70 % atau povidon iodin 10 % serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap basah atau kotor. Sebelum memotong tali pusat . pastikan bahwa tali pusat sudah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan. 4. Mempertahankan suhu tubuh bayi. Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil. Suhu tubuh bayi harus dicatat. 5. Memberikan vitamin K. Pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K. Vitamin K diberikan peroral 1 mg/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi yang beresiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M. 6. Memberikan obat tetes atau salep mata. Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah 5 jam bayi lahir untuk mencegah terjadinya penyakit mata karena klamidia. Tetes atau salep mata yang diberikan adalah eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 %. 7. Identifikasi bayi baru lahir. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat penerimaan klien. Kamar bersalin dan ruang rawat bayi. Peralatan yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus dan tidak melukai, tidak mudah robek dan tidak mudah lepas. Pada gelang atau alat identifikasi harus tercantum : a. Nama ( bayi, nyonya ) b. Tanggal lahir. c. Nomor bayi. d. Jenis kelamin. e. Unit. f.

Nama lengkap ibu. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.

8. Mencegah terjadinya infeksi. Dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang aseptik dan antiseptik. Pemberian tetes atau salep mata untuk mencegah infeksi pada mata. D. PEMANTAUAN BAYI BARU LAHIR

Bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian. Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir adalah : 1. Suhu badan dan lingkungan. Suhu badan bayi perlu diukur dan dicatat secara teratur untuk mengetahui adanya peningkatan suhu tubuh sehingga dapat segera dilakukan tindakan yang tepat dan cepat. 2. Tanda – tanda vital. a. Suhu tubuh bayi diukur melalui ketiak atau dubur bayi. b. Nadi dapat dipantau di semua titik – titik nadi perifer. c. Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir adalah perut dan dada bergerakbersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar adanya suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan 30 – 50 kali permenit. d. Tekanan darah dipantau bila ada indikasi. 3. Mandi dan perawatan kulit. Dalam keadaan normal kulit bayi baru lahir adalah kemerahan dan terjadi pengelupasan ringan. Mandi pada bayi baru lahir sangat diperlukan untuk merawat kebersihan kulit dan menjaga kelembaban kulit dan suhu tubuh. 4. Pakaian. Pakaian pada bayi dapat menjaga kehangatan suhu tubuh bayi. Sehingga bayi tidak jatuh pada keadaan hipotermia. Pakaian juga dapat melindungi kulit bayi dari resiko cidera atau tergores. 5. Perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat dilakukan secara aseptik dan antiseptik untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat E. PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda –tanda kegawatan/ kelainan yang menunjukkan suatu penyakit. 1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda – tanda berikut : a. Sesak nafas. b. Frekuensi pernafasan 60 X/mnt. c. Gerak retraksi dada. d. Malas minum. e. Panas atau suhu badan bayi rendah. f.

Bayi kurang aktif.

g. Berat lahir rendah ( 1500 – 2500 gram ). 2. Tanda – tanda bayi sakit berat. Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini : a. Sulit minum. b. Sianosis sentral ( lidah biru ). c. Perut kembung. d. Periode apneu. e. Kejang atau periode kejang – kejang kecil. f.

Merintih.

g. Perdarahan. h. Sangat kuning. i.

Berat badan lahir < 1500 gram.

F. PERIODE TRANSISIONAL PADA NEONATUS Periode transisi dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah periode pertama reaktifitas dimulai pada saat bayi baru lahir dan berlangsung selama

30 menit. Tahap

kedua periode tidur berlangsung sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai 2 jam. Tahap ketiga periode kedua reaktivitas dari usia sekitar 2 jam sampai 6 jam. 1. Periode Pertama Reaktifitas Periode yang berakhir kira-kira 30 menit setelah bayi lahir. Karakteristik bayi sebagai berikut :

a. Tanda-tanda vital : frekuensi nadi apikal yang cepat dengan irama yang tidak teratur, frekuensi pernafasan mencapai 80 kali / menit, irama tidak teratur, ekspirasi mendengkur serta adanya retraksi.

b. Fluktuasi warna kulit merah muda pucat ke sianosis. Bising usus belum ada atau pergerakan usus, bayi belum berkemih.

c. Bayi masih dengan sedikit mukus, menangis kuat, reflek menghisap yang kuat. d. Mata bayi terbuka lebih lama dari pada hari selanjutnya. Saat ini adalah waktu yang paling baik untuk memulai proses periode interaksi antara ibu dan bayi. Asuhan :

a. Kaji dan pantau frekuensi jantung dan pernafasan, setiap 30 menit pada 4 jam pertama setelah kelahiran.

b. Jaga bayi agar tetap hangat (suhu aksila 36,5 0c – 37 0c) dengan penggunaan selimut hangat diatas kepala.

c. Tempatkan ibu dan bayi bersama-sama kulit ke kulit, untuk memfasilitasi interaksi ibu dan bayi.

2. Periode Tidur Setelah periode pertama dan berakhir 2 - 4 jam. Karakteristik bayi sebagai berikut :

a. Bayi dalam keadaan tidur, frekuensi jantung dan pernafasan menurun. b. Kestabilan warna kulit terdapat beberapa akrosianosis. c. Bising usus bisa didengar. Asuhan : Fase tidur ini bayi tidak berespon terhadap stimulus eksternal, orang tua dapat memeluk dan mengendongnya. 3. Periode Kedua Reaktifitas Periode kedua reaktivitas berakhir sekitar 4 - 6 jam. Karakteristik bayi sebagai berikut :

a. Bayi mempunyai tingkat sensivitas tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan. Kisaran frekuensi nadi apikal dari 120 sampai 160 kali / menit dan dapat bervariasi mulai (< 120 kali / menit) hingga takikardia (> 160 kali / menit). Frekuensi pernafasannya berkisar dari 30 sampai

60 kali / menit, dengan

periode pernafasan yang lebih cepat, tetapi pernafasan tetap stabil (tidak ada pernafasan cuping hidung ataupun retraksi).

b. Fluktuasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai dengan bercak-bercak.

c. Bayi kerap kali berkemih dan mengeluarkan mekonium selama periode ini. d. Peningkatan sekresi mukus dan bayi tersedak saat sekresi. e. Reflek menghisap sangat kuat dan bayi sangat aktif. Asuhan :

a. Observasi bayi terhadap kemungkinan tersedak saat pengeluaran mukus. b. Observasi kemungkinan apnue dan stimulasi segera jika diperlukan misalnya, masase punggung bayi, miringkan bayi.

c. Kaji kebutuhan bayi untuk memberikan ASI.

G. NEUROGICAL REFLEXES IN NEWBORN 1. REFLEK SUCKING

Cara Menstimulasi Terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu, sementara bayi bayi lain tidak begitu terampil dan kelelahan bahkan sebelum mereka kenyang. Kebanyakan bayi yang baru lahir memerlukan waktu beberapa minggu untuk mengembangkan suatu gaya menghisap yang dikoordinasikan dengan cara ibu memegang bayi, cara susu keluar dari botol atau payudara, serta dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu menghisap. Ada dua tahapan dari reflek ini, yaitu: -

Tahap expression : dilakukan pada saat puting susu diletakkan diantara bibir bayi dan disentuhkan di permukaan langit-langitnya. Bayi akan secara langsung menekan (mengenyot) puting dengan menggunakan lidah dan langit-langitnya untuk mengeluarkan air susunya.

-

Tahap milking : saat lidah bergerak dari areola menuju puting, mendorong air susu dari payudara ibu untuk ditelan oleh bayi.

Kapan Refleks Muncul dan Hilang Reflek ini muncul 20-30 menit setelah kelahiran dan secara umum ada pada semua jenis mamalia dan dimulai sejak lahir. Reflek ini berhubungan dengan reflek rooting dan menyusui, dan menyebabkan bayi untuk secara langsung mengisap apapun yang disentuhkan di mulutnya. Refleks ini belum timbul bila kelahiran terjadi sebelum minggu ke 32 dan belum akan sempurna bila bayi lahir sebelum usia 36 minggu, sehingga sering kita temui bayi-bayi prematur dengan kemampuan menghisap yang lemah. Bayi pun memiliki refleks untuk mendekatkan jari ke mulutnya dan menghisapnya.Reflek ini dapat tidak muncul pada bayi dengan kelainan saluran pernapasan dan kelainan pada mulut termasuk langit-langit mulut. Refleks yang lemah atau tidak ada refleks, menunjukkan

kelambatan perkembangan atau keadaan neurologi yang abnormal .Reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.Reflek ini kemudian akan menghilang seiring dengan usia bayi. 2. REFLEK ROOTING

Cara Menstimulasi Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan kepalanya menuju sesuatu yang menyentuh pipi atau mulutnya dengan mulut terbuka serta mencari obyek tersebut dengan menggerakkan kepalanya terus – menerus hingga ia berhasil menemukan obyek tersebut. Bila pipinya bersentuhan dengan payudara ibu, ia akan langsung memiringkan kepalanya dan mengarahkan mulutnya untuk mendapatkan ASI. Setelah merespon rangsang ini (jika menyusui, kira-kira selama tiga minggu setelah kelahiran) bayi akan langsung menggerakkan kepalanya lebih cepat dan tepat untuk menemukan obyek tanpa harus mencari-cari. Tidak adanya refleks ini menunjukkan adanya gangguan neurologi berat. Respon yang lemah atau tidak ada respon terjadi pada prematuritas, penurunan atau cedera neurologis, atau depresi sisterm saraf pusat Kapan Reflek Muncul Dan Hilang Reflek ini ditunjukkan pada saat kelahiran dan akan membantu proses menyusui. Bisa jadi reflek ini tidak ada pada bayi kurang bulan (prematur) atau kemungkinan adanya kelainan sensorik. Reflek ini akan mulai terhambat pada usia sekitar empat bulan dan berangsur-angsur akan terbawa di bawah sadar. Refleks ini menghilang pada usia 3-4 bulan tetapi bisa menetap sampai usia 12 bulan khususnya selama tidur.

3. REFLEK GRASPING

Cara Menstimulasi Letakkan jari di telapak tangan bayi dari sisi ulnar atau sebuah benda diletakkan di tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-jari tangan akan menutup dan menggenggam benda tersebut. Jika menyentuh telapak kaki bayi maka akan fleksi jari kaki bayi. Genggaman bayi dapat dikurangi kekuatannya dengan menggosok punggung atau bagian samping tangan bayi. Fleksi yang tidak simetris menunjukkan adanya paralisis, refleks menggenggam yang menetap menunjukkan gangguan serebral. Respon ini berkurang pada bayi prematur. Kapan Reflek Muncul Dan Hilang Reflek ini muncul pada saat kelahiran dan akan menetap hingga usia 5 sampai 6 bulan.Kelainan pada saraf otak bila respon ini menetap. 4. REFLEK EXTRUSION

Cara Menstimulasi Bila lidah disentuh/ditekan bayi akan mendorong lidah ke luar. Cara mengetahui respon ini dengan menyentuh lidah dengan ujung spatel-lidah atau sendok. Normalnya lidah akan ekstensi (menjulur) ke arah luar bila disentuh (dengan jari, puting atau benda lain), dijumpai pada usia 4 bulan. Ekstensi lidah yang persisten menunjukkan adanya sindrom down. Ekstrusi lidah secara kontinu atau menjulurkan lidah yang berulang-ulang terjadi pada kelainan sistem saraf pusat dan kejang. Kapan Reflek Muncul Dan Hilang Muncul pada saat lahir atau pada usia 4 bulan dan menghilang seiring pertumbuhan/pertambahan usia bayi. 5. REFLEK TONIC NECK (disebut juga posisi menengadah)

Cara Menstimulasi Saat kepala bayi digerakkan ke samping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Contoh: Baringkan sekecil , lalu miringkan kekiri lalu tangan kiri bayi akan merentang lurus keluar dan tangan kanannya akan menekuk kearah kepala atau muka. Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar. Kapan Reflek Muncul Dan Hilang Muncul pada usia satu bulan, Refleks ini sangat nyata pada 2 atau 3 bulan dan akan menghilang pada sekitar usia lima bulan.Bila menetap setelah usia 7 bulan kemungkinan ada kelainan otak atau adanya kerusakan serebral mayor. 6. REFLEK MORO

Cara Menstimulasi Reflek ini terjadi jika kepala bayi tiba-tiba terangkat, suhu tubuh bayi berubah secara drastis atau pada saat bayi dikagetkan oleh suara yang keras. Tetapi paling baik dengan cara memegang dan meletakkan lengan pemeriksa sepanjang punggung dan kepala bayi. Kemudian, jika tiba-tiba kepala bayi dijatuhkan sesaat beberapa centimeter ke belakang. Kaki dan tangan akan melakukan gerakan ekstensi dan lengan akan tersentak ke atas dengan telapak tangan ke atas dan ibu jarinya bergerak

fleksi. Siingkatnya, kedua lengan akan terangkat dan tangan seperti ingin mencengkeram atau memeluk tubuh dan bayi menangis sangat keras. Tidak adanya reflek ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan kiri) menandakan adanya kerusakan pada sistem saraf pusat bayi, sementara tidak adanya reflek moro unilateral (pada satu sisi saja) dapat menandakan adanya trauma persalinan seperti fraktur klavikula atau perlukaan pada pleksus brakhialis. Erb’s palsy atau beberapa jenis paralysis kadang juga timbul pada beberapa kasus. Sebuah cara untuk memeriksa keadaan reflek adalah dengan melatakkan bayi secara horizontal dan meluruskan punggungnya dan biarkan kepala bayi turun secara pelan-pelan atau kagetkan bayi dengan suara yang keras dan tiba-tiba. Reflek moro ini akan membantu bayi untuk memeluk ibunya saat ibu menggendong bayinya sepanjang hari. Jika bayi kehilangan keseimbangan, reflek ini akan menyebabkan bayi memeluk ibunya dan bergantung pada tubuh ibunya. Kapan Reflek Muncul Dan Hilang Reflek ini muncul sejak lahir (1-2 minggu) , paling kuat pada usia satu bulan dan akan mulai menghilang pada usia dua bulan. Reflek ini normalnya akan menghilang pada usia tiga sampai empat bulan, meskipun terkadang akan menetap hingga usia enam bulan. 7. REFLEK STEPPING

Cara Menstimulasi Walaupun bayi tidak dapat menahan berat tubuhnya, namun saat tumit kakinya disentuhkan pada suatu permukaan yang rata, bayi akan terdorong untuk berjalan dengan menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain. Refleks ini juga dapat ditimbulkan dengan cara memegang bayi pada ketiaknya seperti posisi berdiri. Bayi akan mengerakkan kakinya seperti gerak berjalan. Kapan Reflek Muncul Dan Hilang Reflek ini dijumpai pertama pada usia 4-8 minggu setelah lahir. Reflek ini akan menghilang sebagai sebuah respon otomatis dan muncul kembali sebagai kebiasaan secara sadar pada sekitar usia delapan bulan hingga satu tahun untuk persiapan

kemampuan berjalan. Proses belajar berjalan yang sesungguhnya baru muncul di usia 10-12 bulan. 8.

REFLEK CRAWLING

Cara Menstimulasi Jika ditengkurapkan ,bayi maju dengan pelan. Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, ia membentuk posisi merangkak dengan ke dua tangan dan kaki karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.. Apabila gerakan tidak simetris ini menunjukkan adanya kelainan neurologi atau fraktur tulang panjang Kapan Reflek Muncul Dan Hilang Muncul pada saat lahir danhilang usia 6 minggu. 9. REFLEK BABINSKY

Cara Menstimulasi Reflek ini ditunjukkan pada saat bagian samping telapak kaki digosok, dan menyebabkan jari-jari kaki menyebar dan jempol kaki ekstensi. Reflek disebabkan oleh kurangnya myelinasi traktus corticospinal pada bayi. Reflek babinsky juga merupakan tanda abnormalitas saraf seperti lesi neuromotorik atas pada orang dewasa. Kapan Reflek Muncul Dan Hilang Reflek babinsky muncul sejak lahir dan berlangsung hingga kira-kira dua tahun. Bila masih terdapat pengembangan jari kaki dorsofleksi setelah usia 2 tahun, hal ini menunjukkan adanya lesi ekstrapiramidal 10. REFLEK BLINKING

Cara Menstimulasi Bayi akanmengedipkan mata/menutup matanya bila ada cahaya, hembusan udara atau pengetukan batang hidung saat mata bayi terbuka. Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup. Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 sampai 5 kali ketukan pertama pada batang hidung. Jika bayi terus berkedip menandakan kemungkinan gangguan neurologis. Jika reflek ini tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial. Kapan Reflek Muncul Dan Hilang Reflek

ini

muncul

sejak

lahir

dan

pola

perkembangannya

menetap

(permanen)/sepanjang hidup H. KOMPLIKASI YANG SERING TERJADI PADA BAYI BARU LAHIR Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates,antara lain: 

Prematuritas dan BBLR



Asfiksia



Infeksi bakteri



Kejang



Ikterus



Diare



Hipotermi



Tetanus neonatorum



Masalah pemberian ASI



Trauma lahir



Sindroma gangguan pernafasan



Kelainan congenital

1. Prematuritas Dan BBLR BBLR Bayi Berat Lahir Rendah dibedakan menjadi : - BBLSR Bayi Berat Lahir Sangat Rendah bila lahir berat lahir kurang dari 1.500 gram, - BBLR Bayi Berat Lahir Rendah bila berat lahir antara 1.501-2.499 gram. Sedangkan bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan kurang dari usia kehamilan 37 minggu. Penyebab BBLR dan kelahiran prematur sangatlah multifaktorial, antara lain asupan gizi ibu sangat kurang pada masa kehamilan, gangguan pertumbuhan dalam kandungan (janin tumbuh lambat), faktor plasenta, infeksi, kelainan rahim ibu, trauma, dan lainnya

Faktor Resiko BBLR - asfiksia atau gagal untuk bernapas secara spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah lahir. - Sindrom Gawat Napas salah satu disebabkan karena faktor paru yang belum matang tau TRDN sesak sementara pada bayi baru lahir karena cairan paru yang berlebihan. - hiportemia (suhu tubuh 6,5 167 C). Penanganan umum perawatan BBLR atau prematur setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan pencegahan infeksi. Bayi dengan BBLR juga sangat rentan terjadinya hiportemia, karena tipisnya cadangan lemak di bawah kulit dan masih belum matangnya pusat pengatur panas di otak. Untuk itu, BBLR harus selalu dijaga kehangatan tubuhnya Upaya yang paling efektif mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu atau pengasuhnya dengan cara selalu menggendongnya. Cara lain, bayi jangan segera dimandikan sebelum berusia enam jam sesudah lahir , bayi selalu diselimuti dan ditutup kepalanya, serta menggunakan lampu penghangat atau alat pemancar panas Minum sangat diperlukan BBLR dan prematur, selain untuk pertumbuhan juga harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya. Minuman utama dan pertama adalah air susu ibu (ASI) yang sudah tidak diragukan lagi keuntungan atau kelebihannya. Disarankan bayi menyusu ASI ibunya sendiri, terutama untuk bayi prematur. ASI ibu memang paling cocok untuknya, karena di dalamnya terkandung kalori dan protein tinggi serat elektrolit minimal. BBLR dan bayi prematur sangat rentan terhadap terjadinya infeksi sesudah lahir. Karena itu, tangan harus dicuci bersih sebelum dan sesudah memegang bayi, segera membersihkan bayi bila kencing atau buang air besar, tidak mengizinkan menjenguk bayi bila sedang menderita sakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal. Untuk tumbuh dan berkembang sempurna bayi BBLR dan prematur harus mendapat asupan nutrien berupa minuman mengandung karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin yang lebih dari bayi bukan BBLR. Penting dipertahikan agar zat tersebut betul-betul dapat digunakan hanya untuk tumbuh, tidak dipakai untuk melawan infeksi. Biasanya BBLR dapat mengejar ketinggalannya paling lambat dalam enam bulan pertama. 2. Asfiksi

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan. Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan

yang

akan

dikerjakan

pada

bayi

bertujuan

mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. 3. Kejang Kejang, spasme, atau tidak sadar dapat di sebabkan oleh asfiksia neonatorum, hipoglikemi atau merupakan tanda meningitis atau masalah pada susunan syaraf. Diantara episode kejang yang terjadi, bayi mungkin tidak sadar, letargi, rewel atau masih normal. Spasme pada tetanus neonatorum hamper mirip dengan kejang, tetapi kedua hal tersebut harus dibedakan karena manajemen keduanya berbeda. 4. Ikterus Ikterus adalah warna kuning yang ditemukan pada hari ke-3 sampai ke-14, tidak disertai tanda dan gejala ikterus patologis (Muslihatun, 2010). Ikterus adalah keadaan transisional normal yang mempengaruhi hingga 50% bayi aterm yang mengalami peningkatan progresif pada kadar bilirubin tak terkonjugasi dan ikterus pada hari ketiga (Myles, 2009). Ikterus adalah kadar bilirubin yang tak terkonjugasi pada minggu pertama > 2 mg/dl (Kosim, 2008). 5. Hipotermi Hipotermi pada bayi baru lahir adalah suhu tubuh dibawh 36,5oC pengukuran dilakukan pada ketiak selama 3-5 menit. Hipotermi disebabkan oleh : 1. Evaporasi, terjadi apabila bayi lahir tidak segera dikeringkan. 2.

Konduksi, terjadi apabila bayi diletakkan ditempat dengan alas yang dingin,

seperti pada waktu menimbang bayi. 3. Radiasi, terjadi apabila bayi diletakkan diudara lingkungan dingin. 4. Konveksi, terjadi apabila bayi berada dalam ruangan ada aliran udara karena pintu, jendela terbuka.

Cara Mengatasi Hipotermi 

Ganti pakain yang dingin dan basah dengan pakain yang hangat dan kering, memakai topi dan selimut yang hangat.



Bila ada ibu/ pengganti ibu anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukankontak kulit dengan kulit.



Periksa ulang suhu bayi 1 jam kemudian, bila suhu naik pada batas normal (36,5 -37,5o C), berarti usaha meenghangatkan berhasil.



Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras.

Rujuk apabila terdapat salah satu keadaan : 1.

Jika setelah menghangatkan selama 1 jam tidak ada kenaikan suhu (membaik).

2.

Bila bayi tidak dapat minum

3.

Terdapat gangguaan nafas atau kejang.

4.

Bila disertai salah satu tanda tanpak mengantuk/ letargis atau ada bagian

tubuh, bayi yang mengeras. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan pengawasan, bayi tidak perlu dirujuk. Nasihati ibu cara merawat bayi lekat/ metode Kanguru dirumah. 6. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum Adalah penyakit yang dideritaolehbayibarulahir (neonatus). Tetanus neonatorum penyebabkejang yang seringdijumpaipada BBL yang bukan karena trauma Kelahiran atauasfiksia, tetapi disebabkan infeksiselama masa neonatal, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawatan tidak aseptic (IlmuKesehatanAnak, 1985) 7. Sindroma Gangguan Pernafasan Nafas Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dispnea, frekuensi pernafasan yang lebih dari 60 kali per menit ,adanya sianosis, adanya rintihan bayi saat ekspirasi

serta

adanya

retraksi

suprasternal,interkostal,epigastrium

saat

inspirasi.Penyakit ini merupakan penyakit membrane hialin,dimana terjadi perubahan atau kurangnya komponen surfaktan pulmoner komponen ini merupakan suatu zat aktif pada alveoli yang dapat mencegah kolapnya paru. Fungsi surfaktan itu sendiri adalah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi. Penyakit ini terjadi pada bayi mengingat produksi surfaktan yang kurang . Pada penyakit ini kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitas menjadi terganggu dan alveolus akan kembali kolaps pada setiap akhir ekspirasi dan pada

pernafasan selanjutnya dibutuhkan tekanan negative intra thorak yang lebih besar dengan cara inspirasi yang lebih kuat . Keadaan kolapsnya paru dapat menyebabkan gangguan pentilasi yang akan menyebabkan hipoksia dan asidosis. Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh beberapa sebab,apabila gangguan pernapasan tersebut disertai dengan tanda-tanda hipoksia (kekurangan oksigen),maka proknosisnya buruk dan merupakan penyebab kematian bayi baru lahir. Kalau seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan beresiko tinggi dan terjadi kelainan neorologis dikemudian hari. Penyebab Gangguan Pernafasan o o

penyakit parenkim paru-paru, misalnya penyakit membran hialin atelektatis kelainan perkembangan organ misalnya agenesis paru – paru ,hemia

diafragmatika o

obstruksi jalan nafas , misalnya trakeomalasia , makrolasia .

Penilaian Tanda – tanda gangguan pernafasan pada bayi baru lahir dapat diketahui dengan cara menghitung frekuensi pernafasan dan melihat tarikan dinding iga serta warna kulit bayi. Ciri – Ciri Bayi Yang Mengalami Gangguan Pernafasan a)

Nafas bayi berhenti lebih 20 detik

b)

Bayi dengan sianosis sentral ( biru pada lidah dan bibir )

c)

Frekuensi nafas bayi kurang 30 kali / menit

d) Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali /menit , mungkin menunjukan tanda tambahan gangguan nafas. Penatalaksanaan Tindakan Yang Harus Dilakukan Pada Bayi Yang Mengalami Gangguan Pernafasan Antara Lain: 1. Beri oksigen dengan kecepatan sedang 2. Jika bayi menglami apnea : Bayi dirangsang dengan mengusap dada atau punggung bayi  Bila bayi tidak mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral , nafas megap – megap atau bunyi jantung menetap kurang dari 100 kali /menit,lakukan resusitasi dengan memakai balon dan sungkup. 3. Kaji ulang temuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik 4. Periksa kadar glukosa darah.Bila kadar glukosa kurang dari 40 mg, tangani sebagai hipoglikemia .

5. Berikan perawatan selanjutnya dan tentukan gangguan nafas berat manejemen spesifik menurut jenis gangguan nafasnya 6. Tentukan apakah gangguan nafas berat,sedang atau ringan Cara Mencegah Terjadinya Gangguan Pernafasan: Jadi untuk mencegah terjadinya ganguan pernapasan Segera lakukan resusitasi pada bayi baru lahir, apabila bayi : - tidak bernapas sama sekali / bernapas dengan megap-megap - bernapas kurang dari 20 kali per menit. 8. Icterus neonatorum Kira-kira 1/3 dari bayi yang baru lahir , memperlihatkan icterus antara Hari ke 2 dan ke 5 yang dinamakan icterus fisiologis yang ditimbulkan oleh hyperbilirubinaemia yang disebabkan oleh : a. Penghancuran erytrocyt yang hebat. Kehidupan intra uterin terdapat polycytaemia untuk mengimbangi kadar O2 yang rendah. Sedangkan untuk kehidupan diluar tidak diperlukan sedemikian banyak erythrocyt b. Hati bayi belum berfaal baik, sehingga tidak dapat mengubah Bilirubin Imenjadi bilirubin II.Pada anak premature icterus biasanya lebih hebat dan lebih lama lagi karena faal hati masih sangat kurang. Kehilangan Berat Badan Selama 3 atau 4 hari yang pertama bayi boleh dikatakan hampir tidak kemasukan cairan (ASI belum lancar).Sedangkan bayi mengeluarkan faeces, urine dan peluh dengan cukup banyak maka BB bayi turun.Kehilangan BB tidak boleh lebih dari 10%.

PATHWAY Adaptasi Bayi Baru Lahir Respirasi

Kardiovaskular

Teknis mekanis Ekspansi paru di thoraks saat melahirkan Alveolus terisi O2 PaO2 menurun, PaCO2 Resistensi meningkat vascular paru menurun Merangsang kemoreseptor di Darah paru sinus karotikus mengalir Rangsangan Tekanan arteri dingin pada kulit pulmonalis menurun Merangsang saraf nafas Tekanan Secret pada atrium kanan jalan nafas Gerakan menurun pernafasan Ketidak Aliran darah efektifan paru masuk bersihan jantung jalan nafas Ekspansi paru tidak maksimal Tekanan atrium kiri Gangguan meningkat pola nafas Penutupan

Endokrin Sisa hormone estrogen dari ibu

GIT Produksi ADH << Sering berkemih

Pembesaran kelenjar air Dehidrasi susu Deficit volume cairan

Termoregulasi

Enzim lipase Adaptasi kurang hangat dingin Membatasi penyerapan asam lemak

Meningkatkan panas

Diskontinuitas jaringan Kegagalan peningkatan panas

Aktivitas otot

Metabolisme

Menangis, menggigil

Oksidasi metabolik dari Pembakaran glukosa, lemak, lemak protein MenghangatKebutuhan kan tubuh asupan gizi meningkat

Inflamasi usus

Sekresi air & elektrolit Tekanan Percampuran dalam usus atrium kiri darah yg kaya meningkat tidak O2 dan CO2 adekuat Feses cair

Pengeluaran ASI belum maksimal

Diare

Hipoksia jaringan

Port de entry kuman Resiko infeksi

Gangguan absorbsi

Gangguan sekresi

Foramen Defek oval tidak septum menutup atrium

Pemotongan tali pusat

Proses kehilangan panas ke (konduksi, evaporasi, kenveksi, radiasi)

Gangguan perfusi jaringan perifer

Bayi tidak dapat minum banyak ASI Ketidakefektifan pemberian ASI

Nonshivering thermogenesis

Ketidak efektifan termoregulasi

ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Riwayat kelahiran yang lalu b. Status gravida c. Riwayat persalinan d. Pengkajian fisik 2. Masalah Keperawatan a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b. Gangguan pola nafas c. Gangguan perfusi jaringan perifer d. Deficit volume cairan e. Diare f. Resiko infeksi g. Ketidakefektifan pemberian ASI h. Ketidakefektifan termoregulasi 3. Intervensi Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Diagnosa

Keperawatan/ Rencana keperawatan

Masalah Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ketidakefektifan

NOC: Jalan  Respiratory

Bersihan Nafasberhubungan dengan tertahan, mukus.

NIC:

sekresi

status

: Respiration Monitoring

Airway patency

1. Bersihkan muka dengan

yang  Aspiration Control

banyaknya Setelah

kassa atau kain bersih dari

dilakukan

tindakan

keperawatan

darah dan lendir segera setelah kepala bayi lahir

selama 1x24 jam klien 2. Hisap

lendir

dengan

menunjukkan keefektifan

menggunakan penghisap

bersihan

lendir atau kateter pada

jalan

nafas

dengan kriteria hasil :  Menunjukkan nafas

yang

jalan 3. Miringkan bayi kekanan paten

(irama nafas, frekuensi pernafasan

sisi mulut atau hidung

untuk

mencegah

regurgitasi

dalam 4. Bersihkan jalan nafas

rentang normal, tidak 5. Pertahankan ada

suara

abnormal)

nafas

suplai

oksigen adekuat 6. Palpasi ekspansi paru

 Saturasi

O2

dalam

batas normal

Ketidakefektifan termoregulasi Diagnosa

Keperawatan/ Rencana keperawatan

Masalah Kolaborasi

Tujuan

dan

Kriteria Intervensi

Hasil Ketidakefektifan

NOC:

NIC :

termoregulasi:

 Termoregulation:

Mengatur temperature :

hipotermi/hypertermi yang berhubungan lingkungan

Newborn

1. Monitor temperatur klien

dengan Setelah yang

dilakukan

baru tindakan

keperawatan 2. Monitor nadi, pernafasan

(udara luar) dan penurunan selama jumlah lemak subcutan.

sampai stabil

1X

24

jam 3. Monitor warna kult

diharapkan klien terhindar 4. Monitor tanda dan gejala dari

ketidakseimbangan

suhu

tubuh

hipotermi / hipertermi

dengan 5. Perhatikan

kriteria hasil:

keadekuatan

intake cairan

Termoregulasi Neonatus

6. Pertahankan panas suhu

 Suhu 36,5-37,5˚ C

tubuh bayi (missal : segera

 RR : 30-60 X/menit

ganti pakaian jika basah)

 HR 120-140 X/menit  Warna

kulit

merah

muda  Tidak

7. Bungkus

bayi

segera setelah lahir untuk mencegah

ada

distress

respirasi

dengan

kehilangan

panas 8. Jelaskan kepada keluarga

 Hidrasi adekuat

tanda dan gejala hipotermi

 Tidak menggigil

/ hipertermi

 Bayi tidak letargi

9. Letakkan bayi setelah lahir di bawah lampu sorot / sumber panas 10. Jelaskan kepada keluarga cara

untuk

kehilangan mencegah berlebih

mencegah panas panas

/ bayi

11. Tempatkan bayi di atas kasur dan berikan selimut dan ganti popok bila basah

Resiko Infeksi Diagnosa

Keperawatan/ Rencana keperawatan

Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi NOC :

Resiko infeksi

NIC :

b/d kurangnya pertahanan  Infection imunologis,

faktor

severity: Mengontrol Infeksi :

Newborn

1. Bersihkan box / incubator

lingkungan dan tali pusat Setelah masih basah

tindakan

dilakukan

setelah dipakai bayi lain

keperawatan 2. Pertahankan teknik isolasi

selama 1X 24 jam, klien

bagi

bayi

diharapkan terhindar dari

menular

ber-penyakit

tanda dan gejala infeksi 3. Batasi pengunjung dengan kriteria hasil :

4. Instruksikan

pada

Status Imun :

pengunjung

 RR : 30-60X/menit

tangan

 Irama napas teratur

sesudah berkunjung

 Suhu 36-37˚ C

5. lakukan

untuk

sebelum

cuci dan

perawatan

tali

 Integritas kulit baik

pusat secara rutin dgn

 Integritas nukosa baik

prinsip asertif

 Leukosit dalam batas 6. Cuci tangan sebelum dan normal

sesudah

mela-kukan

tindakan keperawatan 7. Pakai sarung tangan dan baju sebagai pelindung 8. Pertahankan

lingkungan

aseptik

selama

pemasangan alat 9. mengukur TTV 10. Tingkatkan intake nutrisi

Mencegah Infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal 2. Pertahankan

teknik

aseptik pada bayi beresiko 3. Bila

perlu

pertahankan

teknik isolasi 4. Inspeksi

kulit

dan

membran

mukosa

terhadap

kemerahan,

panas, drainase,perawatan

dan tali

pusat secara berkala 5. Dorong masukan nutrisi yang cukup 6. Kolaborasi:Berikan antibiotik sesuai program

DAFTAR PUSTAKA Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta :Penerbit Media Aesculapius. Carpenito, Lynda juall. 1999. Buku Diagnosa Keperawatan. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika Dochterman, dkk. 2008. Nursing Intervension Classification sixth edition. Philadelphia : Elseiver Doengoes E. Marylin. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Doengoes E. Marylin. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal atau Bayi. Jakarta:EGC. Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Edisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak. Manuaba,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. Maryunani, Anik. 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta : Trans Info Media. Moorhead, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification sixth edition.Philadelphia : Elseiver Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya. Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta : EGC. Wong, Donna L.2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"

Lp Kb.docx
April 2020 20
3. Analisa Data.docx
April 2020 16
Lp Bbl.docx
April 2020 20
Askep Mbah Sri.docx
April 2020 24
Teori Probabilitas 1.docx
October 2019 27