Lp Asma.doc

  • Uploaded by: Imelda Ayunitias
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Asma.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,427
  • Pages: 8
A. Pengertian Asma bronkial adalah penyakit obstuksi jalan nafas yag dapat pulih den intermiten yang ditandai oleh penyempitan jalan napas, sehingga mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. Eksaserbasi akut terjadi dari beberapa menit sampai jam, serta bergantian dengan periode bebas gejala (mubarak 2015: 98). Asma adalah serangan dispnea paroksima berulang disertai mengi akibat kontraksi spas media bronki, keadaan ini biasanya disebabkan manifestasi alergi atas sekunder akibat kondisi kronis atau berulang (Porlands 2012:114) Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara (Amin 2013:40). Klasifikasi asma menurut Pratomo (2008:42) 1.

Asma Ekstrinsik

Asma ekstrinsik adalah bentuk asma paling umum yang disebabkan karena reaksi alergi penderita terhadap alergi dan tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap orang yang sehat. 2.

Asma Intrinsik

Asma intrinsik adalah asma yang tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari alergi. Asma ini disebabkan oleh stresinfeksi dan kondisi lingkungan yang buruk seperti kelembaban, suhu, polusi udara, dan aktivitas olahraga yang berlebihan. Asma dibedakaan menjadi dua jenis menurut (Amin 2013:40) 1.

Asma bronkial.

Penderita asma bronkial hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar seperti debu rumah,bulu binatang, aap kendaraan dll. Penyebab alergi gejala-gejala munculnya sangat mendadak sehingga gangguan asma bisa datang tiba-tiba. Gangguan ama bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang bawah menyempit akibat berkerutnya otot polos saluran pernafasan pembengkakan selaput lendir dan pembentukan timbunan lendir yang berlebihan. 2.

Asma kardial

Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial bisa terjadi pada malam hari disertai sesak nafas yang hebat. Kejadian ini disebut Noctural Proximal Dyspola.biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur. Derajat asma menurut (Amin 2013:40) 1.

Intermiten

: Gejala kurang dari 1 kali / minggu dan serangan singkat

2.

Persisten ringan

: Gejala lebih dari satu kali /minggu tapi kurang dari 1x sehari

3.

Persisten Sedang

: Gejala terjadi setiap hari.

4.

Persisten berat

: gejala terjadi setiap hari dan seranga terjadi sering.

B. Etiologi Sebagian pemicu timbulnya serangan dapat berupa infeksi (Infeksi Virus RSV) iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara). Inhalan (debu, kapuk, tungau, sisa-sisa serangan mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat). Makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-bijian, tomat). Obat (aspirin), kegiatan fisik (olahraga berat, kecapaian, tertawa terbahak-bahak) dan emosi (Nanda. NICNOC 2016:66) C. Manifestasi Klinis Gejala-gejala yang lazim muncul pada asma bronkial adalah batuk dispnea dan mengi. Selain gejala di atas ada beberaa gejala yang menyertai diantaranya sebagai berikut (Mubarak 2016:198): 1.

Takipnea dan Orthopnea

2.

Gelisah

3.

Dia Foresis

4.

Nyeri adomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan.

5.

Kelelahan (Faigue)

6.

Tidak toleran terhadap aktivitas seperti makan berjalan bahkan berbicara.

7.

Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai pernafasan lambat.

8.

Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi.

9.

Sionss sekunder

10. Gerak-gerak retensi karbon dioksida, seperti berkeringat, takinardi dan pelebaran tekanan nadi. 11. Serangan dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan. D. Anatomi fisiologi Hidung Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,mempunyai dua lubang (

kavum nasi ๎€€, dipisahkan oleh sekat hidung( septum nasi ๎€€. 7i dalamnya terdapat bulu"bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubanghidung.b.

@aring@aring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalanpernapasan dan jalan makanan, terdapat di ba#ah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
E. Patofisiologi. Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma adalah spalme otot polos edama dan inflamasi memakan jalan nafas dan eksudasi muncul intra minimal, sel-sel radang dan deris selular. Obstruksi, menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara yang merendahkan volume ekspiresi paksa dan kecepatan aliran penutupan prematur jalan udara , hiperinflasi paru. Bertambahnya kerja pernafasn, perubahan sifat elastik dan frekuensi pernafasan. Walaupun jalan nafas bersifat difusi, obstruksi menyebabkan perbedaan suatu bagian dngan bagian lain ini berakibat perfusi bagian paru tidak cukup mendapat ventilasi dan menyebabkan kelainan gas-gas terutama penurunan CO2 akibat hiperventilasi. Pada respon alergi disaluran nafas antibod COE berikatan dengan alergi degrenakulasi sel mati, akibat degrenakulasi tersebut histomin dilepaskan. Histomin menyebabkan konstruksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin juga merangsang pembentukan mulkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler maka juga akan terjadi kongesti dan pembanguan ruang intensium paru. Individu yang mengalami asma mungkin memerlukan respon yang sensitif berlebihan terhadap sesuatu alergi atau sel-sel mestinya terlalu mudah mengalami degravitasi dimanapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut. Hasil akhirnya adalah bronkapasme, pembentukan mukus edema dan obstruksi aliran udara (Amin 2013:47) F. Pathways Description: C:\Users\luqma\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\MBUH.JPG

G. Pemeriksaan Penunjang 1.

Pemeriksaan Sputum

Pada pemeriksaan sputum ditemukan: a.

Kristal-kristal Charcot leyden yang merupakan degranulasi duri kristal eosinofil.

b.

Terdapatnya spiral cursehman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang-cabang bronkus.

c.

Terdapatnya creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

d.

Terdapatnya neutrofil eosinofil.

2.

Pemeriksaan darah

Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi sedangkan leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma. a.

Gas analisa darah

Terdaat aliran darah yang veriabel, akan tetapi bila terdapat PaCO2 maupun penurunan PH menunjukan prognosis yang buruk. b.

Kadang-kadang pada darah terdapat SGOT dan LDTI yang meninggi

c. Pada pemriksaan faktor alergi terdapat I9E yang meninggi pada waktu serangan dan menurun pada waktu penderita bebas dari seragan. 3.

Foto Rontgen

Pada umumnya pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan asma gambaran ini menunjukan hiperinflasi paru berupa radiolusen yang bertambah dan pelebaran rongga interkostal serta diafragma yang menurun, (Amin 2013:49) 4.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan asma bronkial menurut (Amin 2013:49) 1.

Edukasi penderita

2.

Menilai dan memonitor besarnya penyakit secara obyektif dengan mengukur fungsi paru.

3.

Mengurangi pengobatan jangka panjang untuk pencegahan.

4.

Merencanakan pengobatan untuk serangan akut.

5.

Menghindari dan mengendalikan pencetus asma bronkial

Komplikasi: Komplikasi menurut (manjoer 2007:477) yang mungkin timbul adalah: 1.

Phemothora

Keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yang dicurigai. 2.

Phemothoran

Dikenal juga sebagai enfisema mediustrum adalah kondisi dimana udara hadir di mediastrium 3.

Bronkitis

Lapisan bagian dalam dari saluran pernafasan di paru-paru yang masih mengalami bengkak Fokus Pengkajian Fokus Pengkajian menurut (Amin 2013:49) 1.

Pengkajian primer

a.

Rochi, batuk keras, kering/ produktif : airways

b.

Pengkajian ekspirasi, mengi, perpendekan periode inservasi, sesak nafas, hidoksia: Britho

Hipotensi, digtoleransis, sionosis, pulsus parado Xos > 10mm circulation 2.

Pengkajian sekunder

a.

Riwayat penyakit sebelumnya

Alergi, batuk, pilek, menderita penyakit infusi saluran nafas bagian atas. b.

Riwayat penyakit keluarga

Adalah riwayat penyakit asma pada keluarga

c.

Riwayat sosial ekonomi

Jenis pekerjaan dan waktu luang jenis makanan yang berhubungan dengan alergi K. Diagnosa Keperawatan 1. bersihkan jalan nafas tidak efektif beda obstruksi jalan nafas. 2. intoleransi aktivitas beda ketidak seimbangan antara suplai oksigen aktivitas serta kelemahan umum. 3. gangguan pertukaran gas beda perubahan membran alveolar kapiler

Fokus Intervensi 1.

Bersikan jalan nafas tidak efektif beda muncus Obstruksi jalan nafas

KH : Menunjukan jalan nafas yang paten ยท

Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas ormal

Intervensi 1.

Ausultasi suara nafas

Rasional 2.

Ajarkan batuk efektif

Rasional 3.

: Untuk memberikan nafas yang longgar

Berikan oksigen

Rasioanl 5.

: Membantu mengeluarkan dahak

Lakukakn fisioterap dada

Rasional 4.

: Untuk mengetahui suara nafas pasien.

: Untuk memberikan bantuan dalam Pemenuhan kebutuhan O2

Kolabrasi dengan dokter.

Rasional

: Untuk melanjutkan tindakan keperawatan.

2. Intoleransi aktiitas beda ketidaksambungan antara suplai oksigen denagn kebutuhan serta kelemahan umum dapat teratasi dengan. KH : - Mampu melakukan aktivitas sehari-hari scara mandiri - TTV Normal

Intervensi 1.

Identifikasi aktivitas yang dilakukan

Rasinal 2.

Bantu aktivitas perawata diri yang dierlukan

Rasional 3.

: untuk menghindari tirah baring.

Evaluasi TT

Rasional 3.

: untuk memberi pengobatan yang sesuai.

Ubah posisi pasien dengan perlahan.

Rasional 5.

: membantu dalam perawatan diri pasien.

Kolaborasi denag tenaga kesehatan.

Rasional 4.

: untuk memberi aktivitas sesuai dengan kemamuan pasien.

; untuk mengetahui tindakan berikutntnya.

Gangguan pertukaran gas beda perubahan memberikan alveolar-kapiler

KH : - TTV dalam rebtang normal - Memelihara keersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distres pernafasan. Intervensi 1.

Akultasi suara nafas pasien.

Rasional 2.

Monitor frekuensi dan irama pernafasan.

Rasional 3.

: meguragi sedikit sesak dari pasien.

Observasi TTV

Rasional 5.

: untuk megetahui irama nafas.

Ajarka relaksasi distraksi.

Rasional 4.

: untuk mengetahui suara nafas.

: untuk mengetahui ada peningkatan RR atau tidak.

Kolaborasi dengan doker

Rasional

: untuk memberikan terapi salanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Manjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1Edisi 3. Jakarta: Media Aesculuplus. Mubarak, W dkk. 2015. Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap Dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nana Nic-Noc. 2015 Neuratif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda.Yogyakarta: Mediacation. Newman, Porland. 2012. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: EGC

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"