Literatur Review Klpk5.docx

  • Uploaded by: Karima yulida
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Literatur Review Klpk5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,636
  • Pages: 16
GAMBARAN KONDISI IBU HAMIL YANG TERPAPAR HIV/AIDS TERHADAP KEHAMILAN DAN KELAHIRAN Karima Yulida1, Kartika Candra D2, Nadya Norma N3, Nedia Utika P4, Nuhrah5 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Email1 : [email protected] Email2 : [email protected] Email3 : [email protected] Email4 : [email protected] 5 Email : [email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Human Immunodefiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, dapat bersifat simtomatik, asimtomatik, sampai Acquired Immunodefiency Syndrome (AIDS). Gejala HIV/AIDS pada kehamilan meningkat, sehingga mempengaruhi kesehatan fisik ibu. Komplikasi juga mungkin terjadi pada janin maupun ibu selama kehamilan akibat HIV serta dapat menimbulkan perubahan sikologis maupun perubahan psikologis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran HIV/AIDS saat hamil terhadap kehamilan dan kelahiran. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Literatur Review yang mendeskripsikan bagaimana dampak yang dialami dan yang akan terjadi pada ibu hamil, janin maupun anak yang lahir dari seorang wanita yang HIV. Kejadian ini dihubungkan dengan stadium HIV, pengobatan ARV, dan berbagai aspek. Subjek dan Metode: Subjek penelitian ini adalah ibu hamil yang mengidap HIV positif. Penelitian ini adalah literatul review yaitu mengumpulkan data dan menganalisis jurnal hasil penelitian terkait gambaran pada kehamilan dan kelahiran dari ibu hamil yang terpapar HIV. Jurnal yang digunakan adalah jurnal Internasional dan jurnal Nasional yang dipublikasikan di google scholar. Hasil : Secara signifikan berdasarkan hasil dari beberapa penelitian menunjukan bahwa ibu yang terpapar HIV akan menyebabkan komplikasi pada kehamilan maupun pada bayi dan pada anaknya di kemudian hari seperti pada ibu yaitu infeksi saluran genital, kesehatan mental yang terganggu, peningkatan prevalensi malaria, peningkatan resiko persalinan preterm, stress dan koping dan pada bayi maupun anak yang lahir dari ibu yang HIV yaitu cacat lahir, kematian akibat terinfeksi, kejadian BBLR dan perkembangan saraf yang terganggu pada anak. Kesimpulan: Ibu hamil yang terinveksi HIV dapat mengalami komplikasi dan akan berdampak buruk baik secara langsung maupun tidak langsung bagi ibu tersebut maupun bagi bayinya. Kata Kunci: Ibu Hamil, HIV/AIDS, Dampak PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada

wanita, namun kehamilan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin terutama pada kehamilan trimester pertama. Wanita hamil trimester pertama pada umumnya mengalami mual, muntah, nafsu makan berkurang dan kelelahan. Menurunnya kondisi wanita hamil cenderung memperberat kondisi klinis wanita dengan penyakit infeksi antara lain infeksi HIV-AIDS. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu syndrome/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh, maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal, yang dikenal dengan infeksi oportunistik. Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah penyebab penyakit dan kematian yang terkemuka di kalangan perempuan dan anak-anak di negara-negara dengan tingkat infeksi human immunodeficiency virus (HIV) yang tinggi. Transmisi HIV dari ibu ke anak (Mother To Child Transmission – MCTC) adalah rute infeksi HIV pada anak yang paling signifikan. Beberapa intervensi telah terbukti efektif dalam mengurangi MTCT termasuk pilihan persalinan secara caeseran, substitusi menyusui dan terapi antiretroviral selama

kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan. Jika intervensi ini diterapkan dengan benar maka dapat mengurangi MTCT sebesar 2% . Ibu yang menderita HIV positif sangat beresiko menularkan kepada bayinya yang tidak hanya berdampak pada masalah fisik tetapi juga psikologis dan social. Didiagnosis HIV/AIDS menjadi suatu ancaman yang besar pada perempuan hamil seperti ancaman terhadap infeksi dalam hidupnya, bayi dan keluarga. Jumlah penderita penyakit HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquaired Immune Deficiency Syndrome) di dunia maupun di Indonesia, baik pada orang dewasa maupun anak semakin meningkat jumlahnya setiap tahun. Diduga jumlah kasus HIV/AIDS ini menyerupai fenomena gunung es, yaitu kasus yang diketahui hanya sekitar 1/10 dari jumlah kasus yang sebenarnya (Gemari, 2010 dalam Yopan, 2012). Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Hal ini karena pada Januari 2006, UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Sejak HIV menjadi pandemi di dunia, diperkirakan 5,1 juta anak di dunia terinfeksi HIV. Setiap tahun sekitar 400.000 bayi dilahirkan terinfeksi HIV akibat penularan dari ibu ke anak (penularan vertical). Di Indonesia, hingga Maret 2011, jumlah anak penderita HIV/AIDS mencapai 1.119

orang, dengan jumlah penderita dibawah lima tahun dilaporkan mencapai 514 anak (Depkes, 2011 dalam Yopan, 2012). Dilaporkan juga sebanyak 34 anak usia bawah lima tahun (balita) di propinsi Papua positif mengidap infeksi HIV.

dilakukan dengan pendekatan data (data base) google scholer, dengan kata kunci seperti ibu hamil, dampak HIV/AIDS, akibat pada kehamilan. Jurnal yang dipilih adalah yang dapat diakses fulltext dalam format pdf. HASIL

METODE PENELITIAN

Pencarian jurnal dilakukan pada pangkalan data (data base) dengan kata kunci tertentu. Jurnal yang digunakan dan memenuhi kriteria sebanyak 10 jurnal. Yang terdiri dari 7 jurnal internasional dan 3 jurnal nasional. Berikut data yang diuraikan dalam bentuk tabel.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Literatur Review, yaitu mengumpulkan data dan menganalisis jurnal-jurnal penelitian mengenai Dampak ibu hamil yang mengidap IV/AIDS positif terhadap kehamilan dan kelahiran. Penelusuran jurnal No

JUDUL

METODE PENELITIAN

SUBJEK PENELITIAN

HASIL

1.

Birth defects among children born to HIV-infected women: Pediatric AIDS Clinical Trials Protocols 219 and 219C Susan B. Brogly, Mark J. Abzug. Heather Watts, ColeenK.Cunningha m, Mge L. Williams, James Oleske, Daniel Conway, Rhoda S. Sperling, Hans Spiegel, , and Russell B. Van Dyke (2010)

metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Clinical Trials dan dinilai menggunakan tes Chi-kuadrat, uji Fisher, dan uji tren Cochran-Armitage untuk variabel kategori, dan Wilcoxon rank test sum untuk variabel kontinyu

Populasinya yaitu semua anak-anak yang terdaftar di PACTG protokol 219 dan 219C US cohort , dimana anak-anak itu terlahir dari ibu yang terinfeksi HIV

74% dari anak-anak di 219 dan 219C yang berpartisipasi dalam protokol perinatal berada di salah satu studi ini. Di antara anak-anak yang berpartisipasi dalam PACTG 076, 316 atau IMPAACT P1025, lebih banyak anak dengan (31,2%) dibandingkan tanpa cacat (24,8%) terdaftar di protokol 219 dan 219C. Dimana mayoritas cacat terjadi di jantung dan muskuloskeletal system.

2.

Genital infections

tract Metode among digunakan

yang Semua dalam hamil

wanita Hasil penelitian yang menunjukkan Secara

HIV-infected pregnant women in Malawi, Tanzania and Zambia S Aboud, MD, MMed, G Msamanga, MD, SCD, J S Read, MD, MPH, A Mwatha, MS, YQ Chen, PhD, D Potter, MBA, M Valentine, PA-C, MS, U Sharma, PhD, MPH, I Hoffmann, PA, MPH, T E Taha, MD, PhD, R L Goldenberg, DrPH, MD, and W W Fawzi, MD, DrPH (2008)

3.

Mental health in HIV-positive pregnant women: Results from Angola S. Bernatsky , R. Souza & K. de Jong (2007)

penelitian ini adalah Randomize Controlled Trial dengan rancangan penelitian dengan survey kohort.

terinfeksi HIV yang telah disaring untuk infeksi saluran genital dimasukkan dalam analisis. wanita hamil yang tidak terinfeksi HIV dikeluarkan karena tidak semua empat situs klinis merekrut perempuan yang tidak terinfeksi HIV.

Metode digunakan penelitian adalah experiment

Populasi penelitian ini adalah perempuan HIV-positif yang hamil terdiri dari semua orang yang menghadiri konsultasi di klinik MSF HIV di Malanje, Angola ( N / 23). Kelompok kontrol terdiri dari ibu hamil yang datang untuk konsultasi klinik antenatal di pos kesehatan pedesaan di Malanje

yang dalam ini quasi

keseluruhan, 2.627 perempuan yang memenuhi syarat yang terdaftar dalam HPTN 024 percobaan. Dari jumlah ini, 2292 (87,2%) yang terinfeksi HIV. Semua perempuan ini disaring untuk infeksi saluran genital. Dengan demikian, Prevalensi tertinggi infeksi saluran genital adalah: BV (60,6%) di Dar es Salaam, kandidiasis (29,0%) di Blantyre, trikomoniasis (24,1%) dan gonore (3,6%) di Lilongwe, kutil kelamin (9,5%) dan infeksi klamidia (6,1%) di Lusaka. Dari hasil penelitian didapatkan Perbandingan GHQ-12 skor menunjukkan bahwa wanita hamil yang HIV-positif memiliki status kesehatan mental yang jauh lebih miskin dari wanita yang tidak terpapar HIV/AIDS.

4.

Increased prevalence of malaria in HIVinfected pregnant women and its implications for malaria control Francine H.Verhoeff1, Bernard J. Brabin1,5,C.Anthon y Hart2, Lyson Chimsuku1,4, Peter Kazembe3 and Robin L. Broadhead4

5.

Increased Risk of Preterm Delivery Among HIVInfected Women Randomized to Protease Versus Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor-Based HAART During Pregnancy

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis data untuk membandingkan proporsi atau tren linier

Metode penelitian ini yaitu analisis retrospektif dengan variabel kategori dibandingkan menggunakan uji Fisher

Populasi penelitian yaitu 1521 ibu hamil yang dikirim baik di Rumah Sakit Distrik Chikwawa atau Montfort Rumah sakit dan memberikan informasi saat pengiriman yang dikumpulkan. Sera 621 wanita (40,9%), 454 wanita yang bayinya berada dalam studi tindak lanjut bayi dan 167 anonim perempuan, diuji untuk HIV. Dari kelompok yang diuji HIV, 564 tidak menerima antimalarial sebelum kunjungan antenatal pertama mereka.Karakteris tik kehamilan semua ibu yang teruji HIV. Populasi penelitian yaitu pasangan ibu-bayi di antara 560 ibu-ibu yang terinveksi HIV

Dari penelitian didapatkan bahwa Prevalensi malaria secara signifikan lebih tinggi saat rekrutmen pada wanita yang terpapar HIV/AIDS .

Dari 560 perempuan dalam kelompok pengobatan secara acak dari Mma Bana Study, 530 menyebutkan statusnya fi ed untuk analisis faktor risiko prematur dengan 88 (16,7%) mengalami kelahiran prematur

6.

Kathleen M. Powis, Douglas Kitch, Anthony Ogwu, Michael D. Hughes, Shahin Lockman, Jean Leidner, Erik van Widenfelt, Claire Moffat Neurodevelopment in Children Born to HIV-Infected Mothers by Infection and Treatment Status Kirsty Le Doaré, BA(Hons), MBBS, MRCPCH,a,b Ruth Bland, BSc, MB ChB, DCH, FRPCH, MD,c,d and MarieLouise Newell, MB, MSc, PhD (2017)

spontan.

Metode Pencarian secara sistematis meninjau semua literatur.

Meninjau semua literatur yang dipublikasikan hingga 19 Oktober 2017 dengan menggunakan alat standar untuk mengevaluasi perkembangan anak bayi sebagai hasil utama

Dari literatur penelitian didapatkan bahwa Bayi yang tertular HIV selama hidup janin dan awal cenderung untuk menampilkan skor perkembangan miskin berarti daripada anakanak HIV-terpajan. Berarti motorik dan skor kognitif secara konsisten 1 sampai 2 SD di bawah rata-rata populasi. skor rata-rata meningkat jika bayi menerima pengobatan sebelum 12 minggu dan / atau rejimen antiretroviral yang lebih kompleks. Lama terinfeksi HIV anak yang diobati dengan terapi antiretroviral menunjukkan dekat rata skor neurokognitif global yang normal; perbedaan yang halus dalam bahasa, memori, dan perilaku tetap. anak yang terpajan HIVterinfeksi diobati dengan ARV

7.

Stress dan Koping Perempuan Hamil Yang didiagnosis HIV/AIDS di DKI Jakarta: Studi Grounded Theory Yulia Irvani dewi,setyowati, yati Afiyanti (2008)

Penelitian ini menggunakan Pendekatan grounded teori (Grounded Theory Approach) yaitu metode penelitian kualitatif yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis

8.

Gambaran fisik dan psikologis ibu dengan hiv/aids saat Hamil di kabupaten Kendal. Sofyana Maula1, Machmudah2, Mariyam3 (2014)

Desain dalam penelitian ini deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis

9.

Sampelnya yaitu ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS positif yang berdomisili dan melakukan pengobatan di DKI jakarta

menunjukkan pidato halus dan keterlambatan bahasa, meskipun tidak secara universal. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa perempuan hamil yang didiagnosis HIV/AIDS cenderung mengalami stress karena khawatir terhadap keselamatan janin, diperlakukan berbeda dengan ibu hamil lainnya, banyak membutuhkan biaya pengobatan, tidak nyaman didiagnosis HIV/AIDS. Sehingga Stresor ini menimbulkan stres pada perempuan hamil tersebut dan mengakibatkan mereka melakukan mekanisme koping yang bermacammacam, umumnya mekanisme koping yang adaptif dan maladaptif. Hasil penelitian ini menunjukkan Gangguan kesehatan Responden I dan responden II menunjukkan bahwa responden mengalami, infeksi herpes, mual dan muntah yang berlebihan, dan batuk pilek yang lama sembuh.

Sampel penelitian ini 4 orang, 2 orang merupakan ibu hamil dengan HIV dan 2 orang ibu post partum 2 bulan dengan HIV, dengan metode purposive sampling dan snowball sampling Mortality of infected Dalam penelitian penelitian ini Dari hasil penelitian ini and uninfected ini menggunakan yaitu didapatkan bahwa anak-

10.

infants born to HIV-infected mothers in Africa: a pooled analysis Marie-Louise Newell, Hoosen Coovadia, Marjo Cortina-Borja, Nigel Rollins, Philippe Gaillard, Francois Dabis,

teknik Analisis Statistik yang dinilai dengan model menggunakan hazard proporsional Cox, dan memungkinkan untuk efek acak untuk percobaan dikelompokkan geografis.

menggunakan data kematian pada anak-anak Afrika yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV

Persalinan Pervaginam dan Menyusui sebagai Faktor Risiko Kejadian HIV pada Bayi Dewi Astri Purnaningtyas *, Julian Dewantiningrum (2011)

Penelitian ini menggunakan metode case controlled yang dilakukan di Klinik VCT RSUP Dr. Kariadi Semarang sejak 2002 sampai dengan 2011

Subyek penelitian ini adalah wanita yang diketahui mengidap HIV baik sebelum, selama hamil atau telah melahirkan, bayi cukup bulan dan bayi yang telah dilakukan pemeriksaan VCT maupun PCR DNA/RNA. Subyek dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok HIV bila bayi terinfeksi HIV dan kelompok non HIV bila bayi tidak terinfeksi HIV.

anak yang ibunya memiliki bukti penyakit HIV lanjut (baik karena mereka telah meninggal atau atas dasar jumlah CD4 + mereka) berada di substansial peningkatan risiko kematian dalam univariat dan analisis multivariate. Kematian tidak berbeda secara signifikan antara anak yang pernah disusui dan tidak pernah disusui, dengan atau tanpa penyisihan status infeksi anak. Dari hasil penelitian ini Sebanyak 16 subyek tetap memilih untuk memberikan ASI pada bayinya dengan alasan biaya. Dua puluh tiga subyek memilih untuk tidak mengkonsumsi ARV dengan alasan enggan diketahui keluarga. Serupa dengan alasan konsumsi ARV selama kehamilan, sebanyak 24 subyek enggan memberikan terapi profilaksis pada bayinya, karena kekhawatiran diketahui keluarga. Sebanyak 25 subyek mempunyai CD4 ≤400 sel/mm3 pada saat persalinan. Ternyata menyusui dan cara persalinan

Variabel yang dinilai adalah konsumsi ARV selama kehamilan, CD4, cara persalinan, pemberian ARV profilaksis pada bayi dan lama menyusui.

DISKUSI Birth defects among children born to HIV-infected women Sejak tahun 1998 AS Dinas Kesehatan telah merekomendasikan penggunaan terapi antiretroviral (ARV) untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Perempuan AS dan Infants Transmission Study didokumentasikan tingkat cacat lahir dari 3,56 per 100 kelahiran hidup pada 2527 bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV dari 1990 sampai 2000. Cacat lahir dapat mulai terjadi pada setiap tahap kehamilan. Cacat lahir biasanya sudah terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan, ketika organ-organ bayi mulai terbentuk. Ini merupakan masa yang sangat penting untuk perkembangan janin dalam kandungan. Namun, selama enam bulan terakhir kehamilan, cacat lahir juga bisa terjadi. Pada masa ini, jaringan dan organ terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan

merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh. Pemberian ARV profilaksis pada bayi dan konsumsi ARV selama kehamilan tidak merupakan faktor determinan pada penularan HIV kepada bayi.

sampai bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Penelitian yang dilakukan Susan B. Brogly, Mark J. Abzug,D. Heather Watts, Coleen K. Cunningham, Paige L. Williams, James Oleske, Daniel Conway, Rhoda S. Sperling, Hans Spiegel, and Russell B. Van Dyke (2010), yaitu mengenai cacat lahir pada anak-anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV dimana anak-anak tersebut terdaftar di PACTG protokol 219 dan 219C US cohort menggunakan tes Chi-kuadrat, uji Fisher, dan uji tren Cochran-Armitage untuk variabel kategori, dan Wilcoxon rank test sum untuk variabel kontinyu. Hasilnya didapatkan 74% dari anakanak di 219 dan 219C yang berpartisipasi dalam protokol perinatal berada di salah satu studi ini. Di antara anak-anak yang berpartisipasi dalam PACTG 076, 316 atau IMPAACT P1025, lebih banyak anak dengan (31,2%) dibandingkan tanpa cacat (24,8%) terdaftar di protokol 219 dan 219C (p = 0,054). Dimana mayoritas cacat terjadi di jantung dan muskuloskeletal system.

Genital tract infections among HIVinfected pregnant women in Malawi, Tanzania and Zambia Infeksi saluran reproduksi (ISR) adalah masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi kedalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit. Perempuan lebih mudah terkena ISR dibandingkan laki-laki, karena saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR pada perempuan juga sering tidak diketahui , karena gejalanya kurang jelas dibandingkan laki-laki. Penelitian yang dilakukan S Aboud, G Msamanga, SCD, J S Read, A Mwatha, MS, Y Q Chen, D Potter, MBA, M Valentine, PA-C, MS, U Sharma, I Hoffmann, Taha, R L Goldenberg, and W W Fawzi, (2008) yaitu mengenai infeksi saluran genital pada wanita hamil yang terinfeksi HIV di Malawi, Tanzania dan Zambia yang di lakukan pada Semua wanita hamil yang terinfeksi HIV yang telah disaring untuk infeksi saluran genital dimasukkan dalam analisis. Wanita hamil yang tidak terinfeksi HIV dikeluarkan karena tidak semua empat situs klinis merekrut perempuan yang tidak terinfeksi HIV. Hasilnya didapatkan penelitian Secara keseluruhan dari 2.627 perempuan yang memenuhi syarat yang terdaftar dalam HPTN 024 percobaan. Dari jumlah ini, 2292 (87,2%) yang terinfeksi HIV. Semua perempuan ini disaring untuk infeksi saluran genital. Dengan demikian, populasi penelitian

terdiri 2.292 perempuan, di antaranya 474 (20,7%) berasal dari Blantyre, 748 (32,6%) dari Lilongwe, 428 (18,7%) dari Dar es Salaam dan 642 (28%) dari Lusaka. Prevalensi tertinggi infeksi saluran genital adalah: BV (60,6%) di Dar es Salaam, kandidiasis (29,0%) di Blantyre, trikomoniasis (24,1%) dan gonore (3,6%) di Lilongwe, kutil kelamin (9,5%) dan infeksi klamidia (6,1%) di Lusaka. Mental health in HIV-positive pregnant women: Results from Angola Merasa cemas dan bingung merupakan hal yang wajar bagi seseorang yang menjalani kehamilan atau ketika segera akan melahirkan. Namun sumber stress tersebut dapat meningkatan risiko seseorang untuk mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan psikosis. Risiko tersebut juga jauh lebih tinggi jika ibu hamil memiliki riwayat gangguan kesehatan mental serius sebelumnya. Penelitian yang dilakukan S. Bernatsky , R. Souza & K. de Jong (2007) yaitu mengenai kesehatan mental pada perempuan hamil yang HIV-positif: Hasil dari Angola didapatkan Perbandingan GHQ-12 skor menunjukkan bahwa wanita hamil yang HIV-positif memiliki status kesehatan mental yang jauh lebih miskin dari kontrol. Rerata skor GHQ12 untuk kelompok HIV-positif (berarti 4,25 9 / 1,2; 95% CI: 3.13, 5.37) lebih dari dua kali lipat dari kelompok kontrol (mean 1,85 9 /0,38; 95% CI: 1,47, 2,23). Dua-pertiga (66,7%) perempuan HIV-positif memiliki tekanan emosional yang

signifikan (95% CI: 47,7%, 85,7%), yang lebih dari dua kali lipat dari kontrol (30,6%; 95% CI: 22,8%, 38,4%). Mayoritas (87,5%) dari perempuan HIV-positif menunjukkan bahwa mereka tidak tahu status HIV dari pasangan mereka. Selain itu, 42,6% tidak mengungkapkan status HIV mereka kepada siapa pun dan hanya 37,5% telah mengungkapkan status HIV mereka untuk pasangan seksual mereka saat ini. Increased prevalence of malaria in HIV-infected pregnant women and its implications for malaria control Malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan disebarkan melalui gigitan nyamuk. Diperkirakan 219 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan sebanyak 660.000 diantaranya meninggal setiap tahun. Penyakit ini dapat menyerang semua individu tanpa membedakan umur dan jenis kelamin dan tidak terkecuali wanita hamil. Wanita hamil termasuk golongan yang rentan untuk terkena malaria sehubungan dengan penurunan imunitas di masa kehamilan. Malaria pada kehamilan dapat menimbulkan berbagai keadaan patologi pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Pada ibu hamil, malaria dapat mengakibatkan timbulnya demam, anemia, hipoglikemia, udema paru akut, gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada janin yang dikandung oleh ibu penderita malaria dapat terjadi abortus, lahir mati, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian janin. Keadaan patologi yang ditimbulkan ini

sangat tergantung pada status imunitas, jumlah paritas dan umur ibu hamil. Penelitian yang dilakukan Francine H.Verhoeff1, Bernard J. Brabin,C.Anthony Hart, Lyson Chimsuku, Peter Kazembe and Robin L. Broadhead mengenai Peningkatan prevalensi malaria pada ibu hamil yang terinfeksi HIV perempuan dan implikasinya untuk pengendalian malaria. Dari analisis data yang di lakukan pada penelitian didapatkan bahwa Prevalensi malaria secara signifikan lebih tinggi saat rekrutmen pada wanita yang terinfeksi HIV diamati untuk wanita yang melahirkan bayi berat lahir rendah atau normal (risiko relatif, rendah berat lahir 2,4, 95% CI, 1,4-4,2; berat badan lahir normal 1,59, 1.1–2.4). Saat persalinan, prevalensi yang secara signifikan lebih tinggi adalah diamati hanya untuk grup anonim (RR, 2.2, 95% CI 1.0–4.8). Prevalensi malaria keseluruhan untuk semua kelompok adalah secara signifikan lebih tinggi pada wanita yang terinfeksi HIV saat rekrutmen (RR, 1,7, 95% CI 1,2-2,3). Increased Risk of Preterm Delivery Among HIV Infected Women Randomized to Protease Versus Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor-Based HAART During Pregnancy Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20 – 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221). Penelitian yang dilakukan Kathleen M. Powis, Douglas Kitch, Anthony Ogwu, Michael D. Hughes,

Shahin Lockman, Jean Leidner, Erik van Widenfelt, Claire Moffat, Sikhulile Moyo, Joseph Makhema, Max Essex, and Roger L. Shapiro, mengenai Peningkatan Risiko Persalinan Preterm Di antara wanita hamil yang terinfeksi HIV . dari analisis yang dilakukan, didapatkan Dari 560 perempuan dalam kelompok pengobatan secara acak dari Mma Bana Study, 530 menyebutkan statusnya fi ed untuk analisis faktor risiko prematur dengan 88 (16,7%) mengalami kelahiran prematur spontan. Neurodevelopment in Children Born to HIV-Infected Mothers by Infection and Treatment Status System saraf pada tubuh manusia sangatlah penting, pada kenyataannya juga tidak lepas dari ancaman penyakit. Penyakit system saraf sangat fatal bagi seorang manusiaterutama pada anakanak. Kemungkinan seorang anak untuk terkena penyakit yang berhubungan dengan saraf sangatlah besar. Penyakit yang sering muncul diantaranyaadalah meningitis yang artinya merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoiddan piamatter di otak serta spinal cord Penelitian yang dilakukan Kirsty Le Doaré, BA(Hons), MBBS, MRCPCH,a,b Ruth Bland, BSc, MB ChB, DCH, FRPCH, MD,c,d and Marie- Louise Newell, MB, MSc, PhD (2017) mengenai Perkembangan saraf pada Anak-anak yang Terlahir dengan HIV Ibu dengan Infeksi dan Status Pengobatan. Hasil yang di dapatkan dari literature yang di review

didapatkan bahwa Bayi yang tertular HIV selama hidup janin dan awal cenderung untuk menampilkan skor perkembangan miskin berarti daripada anak-anak HIV-terpajan. Berarti motorik dan skor kognitif secara konsisten 1 sampai 2 SD di bawah rata-rata populasi. skor rata-rata meningkat jika bayi menerima pengobatan sebelum 12 minggu dan / atau rejimen antiretroviral yang lebih kompleks. Lama terinfeksi HIV anak yang diobati dengan terapi antiretroviral menunjukkan dekat rata skor neurokognitif global yang normal; perbedaan yang halus dalam bahasa, memori, dan perilaku tetap. anak yang terpajan HIV-terinfeksi diobati dengan ARV menunjukkan pidato halus dan keterlambatan bahasa, meskipun tidak secara universal. Stress dan Koping Perempuan Hamil Yang didiagnosis HIV/AIDS di DKI Jakarta: Studi Grounded Theory Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan dunia pada saat ini maupun masa yang akan datang karena penyakit ini menyebar hampir di seluruh negara. Masalah AIDS cukup mendapat perhatian di Indonesia karena Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki peningkatan kasus AIDS dari tahun ke tahun. Penelitian yang dilakukan Yulia Irvani dewi,setyowati, yati Afiyanti (2008) Stress dan Koping Perempuan Hamil Yang didiagnosis HIV/AIDS di DKI Jakarta. Hasil yang

di dapatkan dari penelitian yang Pendekatan grounded teori menyatakan bahwa perempuan hamil yang didiagnosis HIV/AIDS cenderung mengalami stress karena khawatir terhadap keselamatan janin, diperlakukan berbeda dengan ibu hamil lainnya, banyak membutuhkan biaya pengobatan, tidak nyaman didiagnosis HIV/AIDS. Sehingga Stresor ini menimbulkan stres pada perempuan hamil tersebut dan mengakibatkan mereka melakukan mekanisme koping yang bermacammacam, umumnya mekanisme koping yang adaptif dan maladaptif. Gambaran fisik dan psikologis ibu dengan hiv/aids saat Hamil di kabupaten Kendal. Seorang ibu hamil memang memerlukan perhatian yang baik dari orang-orang yang ada disekitarnya. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi selama masa kehamilan yang sebenarnya normal terjadi pada ibu hamil tetapi karena ketidaktahuan ibu hamil ataupun keluarganya justru menimbulkan permasalahan. Perubahan normal yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis seharusnya dapat diadaptasi oleh ibu hamil sehingga dapat menjalani proses kehamilan dengan baik untuk diri sendiri, janin ataupun keluarga. Penelitian yang dilakukan Sofyana Maula1, Machmudah2,

Mariyam3 (2014) mengenai fisik dan psikologis ibu dengan hiv/aids saat Hamil dengan menggunakan metode deskriptifkualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Hasil penelitian ini menunjukkan Gangguan kesehatan Responden I dan responden II menunjukkan bahwa responden mengalami, infeksi herpes, mual dan muntah yang berlebihan, dan batuk pilek yang lama sembuh. Mortality of infected and uninfected infants born to HIV-infected mothers in Africa: a pooled analysis Penyakit infeksi masih menjadi penyebab kematian bayi tertinggi di dunia. Diperkirakan dua pertiga dari 8,8 juta kematian pada bayi berusia kurang dari lima tahun di dunia tiap tahunnya disebabkan penyakit infeksi. Menurut laporan peneliti, lima penyakit infeksi yang tersering antara lain pneumonia (radang paru), diare, malaria, dan keracunan darah. Penyakit lain yang juga berkontribusi adalah komplikasi kelahiran, seperti kekurangan oksigen dan cacat lahir. Penelitian yang dilakukan Marie-Louise Newell, Hoosen Coovadia, Marjo Cortina-Borja, Nigel Rollins, Philippe Gaillard, Francois Dabis mengenai Kematian bayi yang terinfeksi dan tidak terinfeksi yang lahir Ibu yang terinfeksi HIV di Afrika. Hasil yang di dapatkan dari teknik Analisis Statistik yang dinilai dengan model menggunakan hazard proporsional Cox, dan memungkinkan untuk efek acak untuk percobaan dikelompokkan geografis di dapatkan

bahwa anak-anak yang ibunya memiliki bukti penyakit HIV lanjut (baik karena mereka telah meninggal atau atas dasar jumlah CD4 + mereka) berada di substansial peningkatan risiko kematian dalam univariat dan analisis multivariate. Kematian tidak berbeda secara signifikan antara anak yang pernah disusui dan tidak pernah disusui, dengan atau tanpa penyisihan status infeksi anak. Persalinan Pervaginam dan Menyusui sebagai Faktor Risiko Kejadian HIV pada Bayi Dilihat dari faktor cara penularan, sebagian besar penularan HIV dari ibu ke bayi terjadi pada saat persalinan. Ketika proses persalinan, tekanan pada plasenta meningkat yang bisa menyebabkan terjadinya sedikit percampuran antara darah ibu dan darah bayi. Hal ini lebih sering terjadi jika plasenta meradang atau terinfeksi.1-4 Pada saat persalinan, bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir. Kulit dari bayi yang baru lahir masih sangat lemah dan mudah terinfeksi jika kontak dengan HIV. Bayi mungkin juga terinfeksi karena menelan darah ataupun lendir ibu penelitian yang dilakukan Dewi Astri Purnaningtyas, Julian Dewantiningrum (2011) mengenai faktor resiko penularan HIV pada bayi yang dilahirkan dari ibu hamil yang terinfeksi HIV. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini dengan menggunakan metode case controlled yang dilakukan di Klinik VCT RSUP Dr. Kariadi Semarang sejak 2002 sampai dengan 2011 bahwa Sebanyak 16 subyek tetap memilih untuk

memberikan ASI pada bayinya dengan alasan biaya. Dua puluh tiga subyek memilih untuk tidak mengkonsumsi ARV dengan alasan enggan diketahui keluarga. Serupa dengan alasan konsumsi ARV selama kehamilan, sebanyak 24 subyek enggan memberikan terapiprofilaksis pada bayinya, karena kekhawatiran diketahui keluarga. Sebanyak 25 subyek mempunyai CD4 ≤400 sel/mm3 pada saat persalinan. Ternyata menyusui dan cara persalinan merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh yakni OR=13,00, 95% CI-2,12-79,59 dan OR=6,07, 95% CI=1,11-3,24. Namun CD4 ibu >400 sel/mm3 menjelang persalinan (OR 0,33; 95% CI 0,03-4,019), pemberian ARV profilaksis neonatus (OR 0,20; 95% CI 0,02-2,23) dan konsumsi ARV pada ibu hamil (OR 0,13, 95% CI 0,011,40). Pemberian ARV profilaksis pada bayi dan konsumsi ARV selama kehamilan tidak merupakan faktor determinan pada penularan HIV kepada bayi. KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wanita hamil yang terinfeksi HIV akan mengalami infeksi pada saluran genetalianya ,mengalami mual muntah yang berlebihan serta batuk pilek yang berkepanjangan, mempunyai kesehatan mental yang rendah dan stress,serta berpotensi melahirkan bayi BBLR atau prematur. Sedangkan dampak HIV bagi bayi yaitu akan

mengalami cacat pada muskuloskeletal dan jantung, gangguan motorik, serta cara bersalin dan menyusui bayi yang dilakukan oleh ibu HIV akan meningkatkan resiko bayi tertular HIV dan kematian pada bayi. DAFTAR PUSTAKA Aboud S, Msamanga G, dkk. 2008. Genital Track Infections Among HIV-Infected Pregnant Women In Malawi, Tanzania And Zambia. Nih Public Access; 19(12): 824-832. https://www.ncbi.nlm.nih.go v/pmc/articles/PMC2698963 / diakses tanggal 01 November 2018. Bernatsky S, Souza R And Dejong K. 2007. Mental Health In HIV-Positive Pregnant Women: Results From Angola. AIDS Care; 19(5): 674-676. https://www.ncbi.nlm.nih.go v/pubmed/17505929 diakses tanggal 01 November 2018. Dewi Asri P, Julian Dewantiningrum. 2011. Persalinan Pervaginam Dan Menyusui Sebagai Resiko Kejadian HIV Pada Bayi. Media Medika Indonesiana; 45(III) 139-143. https://ejournal.undip.ac.id/i ndex.php/mmi/article/view/3 233 diakses tanggal 01 November 2018. Francine H Verhoeff, dkk. 1999. Increased Prevalence Of

Malaria In HIV-Infected Pregnant Women And Its Implications For Malaria Control. Tropical Medicine And International Health; IV(1): 5-12. https://www.ncbi.nlm.nih.go v/pubmed/10203167 diakses tanggal 01 November 2018. Kathleen M Powis, dkk. 2011. Increased Risk Of Preterm Delivery Among HIVInfected Women Randomized To Protease Versus Nucleoside Reverse Transcriptase InhibitorBased HAART During Pregnancy. PI-Based Therapy And Preterm Delivery; 204. https://www.ncbi.nlm.nih.go v/pubmed/21791651 diakses tanggal 01 November 2018 Kirsty Le Doare, dkk. 2012. Neurodevelopment In Children Born To HIVInfected Mothers By Infection And Treatment Status. Pediatrics; Vol 130(5). https://www.ncbi.nlm.nih.go v/pubmed/23118140 diakses tanggal 01 November 2018. Michele L Dreyfuss, dkk. 2001: Determinants Of Low Birth Weight Among HIV-Infected Pregnant Women In Tanzania. American Society For Clinical Nutrition; 81426. https://www.ncbi.nlm.nih.go v/pubmed/11722965 diakses tanggal 01 November 2018.

Sofyana Maula, dkk. 2014. Gambaran Fisik Dan Psikologis Ibu Dengan HIV/AIDS Saat Hamil Di Kabupaten Kendal. Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah; 262-269. https://jurnal.unimus.ac.id/in dex.php/psn12012010/articl e/view/1152 di akses tanggal 01 November 2018. Susan B Brogly, Mark J Abzug dkk. 2010. Birth Defects Among Children Born To HIVInfected Women:Pediatric AIDS Clinical Trials Protocols 219 And 219c.

NIH Public Access; 29(8):721-727. https://www.ncbi.nlm.nih.go v/pmc/articles/PMC2948952 / diakses tanggal 01 November 2018. Yulia Irvani Dewi, Setyowati, Yati Afiyanti. 2008. Stress Dan Koping Perempuan Hamil Yang Didiagnosa HIV/AIDS Di DKI Jakarta: Studi Grounded Theory. Jurnal Keperawatan Indonesia; XII(2):121-128. http://jki.ui.ac.id/index.php/j ki/article/view/210 diakses tanggal 01 November 2018.

Related Documents


More Documents from "aditya"