Li Abortus Fix.docx

  • Uploaded by: Ilona Anaisela Salsabila
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Li Abortus Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,324
  • Pages: 5
I.

Definisi Istilah abortus berarti mengeluarkan hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan yaitu dengan ukuran janin belum menyampai 500gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis dan disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Abortus provokatus adalah abortus yang terjadi akibat tindakan atau disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.

II.

III.

Epidimiologi Frekuensi abortus buatanya banyak tidak dilaporkan sehingga susah untuk menentukan persentase terjadinya abortus buatan. Selain itu untuk abortus spontan berkisar 10-15% Etiologi hal – hal yang dapat menyebabkan abortus dapat dibagi menjadi berikut : 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi  Kelainan kromosom Sering terjadi pada abortus spontan ialah dikarenakan kromosim trisomi, poliploid dan kemungkinan kelainan kromosom sex  Lingkungan kurang sempurna Lingkungan di endometrium kurang sempurna sehingga pemberian zat makanan terganggu  Pengaruh luar Radiasi, virus, obat obatan, dan sebagainya pengaruh ini umumnya dinamakan pengaru teratogen. 2. Kelainan plasenta Endarteritis terjadi di dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu sehingga mengganggu pertumbuhan dan terjadi kematian janin. Ini bisa terjadi sejak awal kehamilan karena hipertensi menahun. 3. Penyakit ibu Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria dan lainnya dapat menyebabkan abortus karena toksin yang diberikan dapat melewati plasenta ke janin sehingga menyebabkan kematian janin. 4. Kelainan traktus genetalia Retroversio uteri, miomata uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus.

IV.

Klasifikasi Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi abortus iminens (threatened abortion), abortus insipiens (inevitable abortion), abortus inkompletus (incomplete abortion) atau abortus kompletus (complete abortion), abortus tertunda (missed abortion), abortus habitualis (recurrent abortion), dan abortus septik (septic abortion). 1. Abortus iminens

2.

3.

4. 5.

6. 7.

Perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu namun hasil konsepsi masih terdapat di dalam uterus tanpa dilatasi serviks. Abortus insipiens Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanaya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Abortus inkompletus Pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan kurang dari 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Abortus kompletus Pengeluaran semua hasil konsepsi secara lengkap. Missed abortus Kematian janin sebelum berusia 20 minggu tetapi janin mati tidak dikeluarkan selama lebih dari 8 minggu. Abortus habitualis Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut turut Abortus infeksiosus, abortus septik Abortus yang disertai infeksi pada genitalia sedangkan abortus septik yaitu abortus infeksiosus yang penyebaran kuman sudah ke peredaran darah atau peritoneum.

V.

Faktor resiko Perempuan dengan umur dibawah 20 tahun atau lebih dari 40 tahun, ibu hamil yang mempunyai riwayat keguguran, status ekonomi rendah, diet rendah protein, asupan asam folat rendah, merokok dan peminum alkohol.

VI.

Manifestasi klinis 1. Abortus imminens  Perdarahan melalui ostium uteri eksternum berwarna merah dan cepat berhenti  Mules sedikit atau tanpa mules  Uterus membesar sebesar tuanya kehamilan  Serviks belum membuka  Tes kehamilan positif 2. Abortus insipiens  Sering mules dan sakit  Perdarahan bertambah 3. Abortus inkompletus  Kanalis servikalis terbukan  Jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau sudah menonjol dari ostium uteri eksternum  Perdarahan sangat banyak (bisa menyebabkan syok)  Perdarahan tidak berhenti hingga hasil konsepsi dikeluarkan keseluruhan 4. Abortus kompletus  Perdarahan sedikit  Ostium uteri menutup  Uterus mengecil 5. Missed abortus  Diawalai tanda abortus imminens yang lama lama menghilang spontan  Hasil tes kehamilan negatif  Uterus mengecil

 Gangguan pembekuan darah 6. Abortus habitualis  Trimester kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mules  Janin keluar dalam kondisi normal atau hidup  Pada trimester pertama pada vaginal sering banyak mengeluarkan lendir  Ostium internum uteri melebar lebih dari 8mm 7. Abortus infeksiosus  Abortus yand disertai gejala infeksi  Panas  Takikardi  Perdarahan yang berbau  Uterus membesar  Lembek  Nyeri tekan  Leukositosis VII.

Patogenesis kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang kemudian diikuti dengan perdarahan ke dalam desidua basalis, lalu terjadi perubahan-perubahan nekrotik pada daerah implantasi, infiltrasi sel-sel peradangan akut, dan akhirnya perdarahan per vaginam. Buah kehamilan terlepas seluruhnya atau sebagian yang diinterpretasikan sebagai benda asing dalam rongga rahim. Hal ini menyebabkan kontraksi uterus dimulai, dan segera setelah itu terjadi pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim (ekspulsi). Perlu ditekankan bahwa pada abortus spontan, kematian embrio biasanya terjadi paling lama dua minggu sebelum perdarahan. Oleh karena itu, pengobatan untuk mempertahankan janin tidak layak dilakukan jika telah terjadi perdarahan banyak karena abortus tidak dapat dihindari. Sebelum minggu ke-10, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan dengan lengkap. Hal ini disebabkan sebelum minggu ke-10 vili korialis belum menanamkan diri dengan erat ke dalam desidua hingga telur mudah terlepas keseluruhannya. Antara minggu ke-10 hingga minggu ke-12 korion tumbuh dengan cepat dan hubungan vili korialis dengan desidua makin erat hingga mulai saat tersebut sering sisa-sisakorion (plasenta) tertinggal kalau terjadi abortus. Pengeluaran hasil konsepsi didasarkan 4 cara: 1. Keluarnya kantong korion pada kehamilan yang sangat dini, meninggalkan sisa desidua. 2. Kantong amnion dan isinya (fetus) didorong keluar, meninggalkan korion dan desidua. 3. Pecahnya amnion terjadi dengan putusnya tali pusat dan pendorongan janin ke luar, tetapi mempertahankan sisa amnion dan korion (hanya janin yang dikeluarkan). 4. Seluruh janin dan desidua yang melekat didorong keluar secara utuh. Kuretasi diperlukan untuk membersihkan uterus dan mencegah perdarahan atau infeksi lebih lanjut.

VIII.

Diagnosis banding Abortus dapat didiagnosis banding dengankehamilan dengan kelainan paa serviks, kehamilan etopik dan mola hidatidosa. Pada kehamilan ektopik nyeri yang dirasakan akan lebih hebat dari abortus. Pada mola hidatidosa mual dan amenorea akan lebih sering dan juga terjadi pembesaran pada uterus.

IX.

Diagnosis Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang pendarah per vaginam setelah mengalami haid terlabat, sering terdapat rasa mules. Kecurigaan dapat diperkuat dengan ditentukan kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologik. Harus diperhatikan macam dan banyaknya pendarahan, pembukaan seviks dan adanya jaringan dalam kavum uteri atau vagina.

X.

Tatalaksana  Abortus imminens 1. Istirahat dengan berbaring untuk menambah aliran darake uterus dan mengurangi rangsangan mekanik 2. Pemberian analgesik untuk meredakan nyeri 3. Pemeriksaan kadar hCG dan progesteron  Abortus insipiens dan abortus inkomplit 1. Evakuasi sisa hasil konsepsi dengan kuretasi atau aspirasi vakum manual. Kuretasi dapat dilakikan menggunakan blok paraservikal dan infus 10-20 u oksitosin dalam NaCl 0.9 % 2. Hasil konsepsi harus segera dievakuasi  Abortus komplit 1. Perlu pemeriksaan USG untuk memastikan 2. Tidak memerlukan terapi apapun  Missed abortion 1. Pada trimester kedua uterus dikosongkan dengan metode dilatasi dan ecakuasi. Serviks dipersiapkan dengan menggunakan misoprostol dan atau dilatasi pasif dengan laminaria. Selain itu dilakukan evakuasi secara mekanis 2. Pilihan lain evakuasi bisa menggunakan PGE pervaginam  Abortus septik 1. Pembersihan jaringan nekrosis dengan kuretase 2. Pemberian antibiotik a. Gentamisin 1.5 mg/kgBB/8jam diberikan IV atau IM b. Metronidazole oral 500mg/6 jam atau 1gIV/ 12 jam 3. Terapi suportif berupa infus cairan NaCl ringer laktat, kateter urin dan pemberian tetanus toksoid 0.5 mL IM 4. Pemeriksaan tambahan: pemerikaan gram, kultur bakteri dari endoserviks darah, produk konsepsi dan rotgen abdominal

XI.

Komplikasi 1. Perdarahan Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa sisa hasil konsepsi jka perlu pemberian transfusi darah. 2. Perforasi Preforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terdapat tanda bahaya perlu segera dilakukan paparotomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan atau perlu histerektomi. 3. Infeksi 4. Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

XII.

XIII.

Edukasi dan pencegahan Setelah abortus pasien perlu diperiksa untuk mencari penyebab dan perlu diperhatikan involusi uterus dan kadar hCG dalam 1-2 bulan kemudian. Diharapkan untuk tidak hamil dalam waktu 3 bulan kedepan sehingga memerlukan pemakaian kontrasepsi. SKDI 4A : Dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

XIV.

Prognosis Pada abortus imminens janin biasanya dapat diselamatkan. Bergantung pada jumlah perdarahan yang dialami sang ibu. Sehingga prognosisnya baik. Pada abortus insipien inkomplit dan komplit prognosis ibu baik.

DAFTAR PUSTAKA Ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo jakarta 1999 edisi II cetakan kelima Kapita selekta kedokteran edisi IV 2014 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31675/chapter;jsessionid=FBF83C0B 16F4425A6974EE1AF8AEB3FC?sequence=4 diakses 19:07 4-2-2019

Related Documents

Li Abortus Fix.docx
December 2019 19
Abortus
July 2020 29
Li
August 2019 58
Abortus-tugas.docx
June 2020 21
Abortus Iminens.pptx
November 2019 25
Abortus .pdf
December 2019 41

More Documents from "permata bintang"

Li Abortus Fix.docx
December 2019 19
Skenario 22 D Fixxxxx.docx
December 2019 13
Anmal Fix.docx
December 2019 17
Skenario A Blok 6.docx
December 2019 12
Puterea Tigrului
June 2020 17
Presentation Ilo
June 2020 19