ABORTUS IMINENS NUR RAHMADINA
PENDAHULUAN • Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamiilan adalah terjadinya perdarahan, yang dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada usia muda, sering dihubungkan dengan keguguran atau abortus, miscarriage dan early pregnancy lost. • Kehamilan dapat berakhir pada usia kehamilan yang sangat dini. Keguguran merupakan hilangnya kehamilan baik secara spontan maupun diinduksi sebelum janin viabel
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Abortus pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin viabel. • Batas: <20 minggu <500gr
EPIDEMIOLOGI
KLASIFIKASI • Abortus spontan Fetal factors
Maternal factors
• Abortus provokatus Mekanik
Medicinalis
ETIOLOGI • Fetal factors • Aneuploid abortion, euploid abortion
• Maternal factors • Infeksi • Penyakit Kronik • Gangguan endokrin • Nutrisi • Drug & envoromental factor • Autoimun • Uterine defect (uterine • leiomyoma, uterine synechiae)
ABORTUS IMMINENS (+)/(-) kontraksi (-) dilatasi serviks (-) ekspulsi hasil konsepsi Mules sedikit / tdk ada Perdarahan ringan, menetap
ABORTUS INSIPIEN • Abortus Insipien • (+) pembukaan serviks • (-) ekspulsi hasil konsepsi • (+) nyeri perut hebat, kolik uterus
hebat • Kantong konsepsi terasa menonjol • USG: gambaran perdarahan subkorionik
ABORTUS INKOMPLIT • • • •
terdapat sisa konspesi (+) kanalis servikalis terbuka, Teraba jaringan Perdarahan banyak, tidak berhenti sampai hasil konsepsi keluar semuanya syok
ABORTUS KOMPLIT • Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan • Perdarahan sedikit • OUE tertutup • Uterus mengecil
MISSED ABORTION • Kematian janin <20 mgg, tidak dikeluarkan > 8 mgg • Abortus iminens missed
• Tanda kehamilan menghilang • Gangguan
pembekuan darah
KLASIFIKASI ABORTUS Jenis abortus lainnya • Abortus Habitualis • Abortus spontan yang terjadi >3x berturut-turut
• Abortus Septik • Abortus infeksiosus berat disertai penyebaan kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum • Gejala: Infeksi syok
ABORTUS SPONTAN
PATOGENESIS • Tergantung etiologi • Perdarahan desidua basalis nekrosis jaringan abortus iminens • Nekrosis meluas inkompetensi desidua dalam menjaga hasil konsepsi abortus inkomplit atau abortus komplit • Perdarahan banyak dpt terjadi pada minggu ke 8 atau ke 14
DIAGNOSIS • Anamnesis • Tanda awal kehamilan • Perdarahan • Rasa nyeri atau mules sedikit, atau tidak ada
• Pemeriksaan fisik • Tanda-tanda vital • Inspekulo • VT
• Pemeriksaan penunjang • Darah lengkap • USG • Denyut jantung janin
• Biokimia serum ibu • B-HCG • Pemeriksaan kadar progesteron
B-HCG • Kadar B-HCG
USG
Incomplete abortion
USG
Aborsi iminens
PENCEGAHAN • Vitamin • Antenatal care
PENATALAKSANAAN • • • • • •
Tirah Baring Abstinensia Progesteron HCG Antibiotik Relaksan otot uterus • Buphenine hydrochloride
TATALAKSANA UMUM • Perbaiki keadaan umum, kenali tanda presyok dan syok. • Bila ada sepsis • Ampicilin 2gr IV/IM kemudian 1gr diberikan setiap 6 jam • Gentamicin 5mg/KgBB IV setiap 24 jam • Metronidazole 500mg IV setiap 8 jam
• Rujuk
TATALAKSANA KHUSUS • Ab. Iminens • Istirahat • Memberikan derivat progesteron • Melakukan rencana Hb dan USG serial, setiap 4 minggu
• Relaksan otot uterus • Buphenine hydrochloride
TATALAKSANA KHUSUS • Ab Insipiens: • Prinsip: mengeluarkan isi uterus • Usia kehamilan < 16 minggu • Ergometrin 0,2 IM (diulang/15 menit kp)
• Usia kehamilan > 16 minggu • Tunggu lahir spontan • Oksitosin 40 IU dalam 1l NaCl 0,9% atau RL 1l. 40 tpm
TATALAKSANA KHUSUS • Abortus Inkomplit • Perdarahan ringan atau sedang dan <16 mgg : keluarkan hasil konsepsi dg jadi/ forceps cincin. • Perdarahan berat dan <16 mgg • Aspirasi vakum manual (AVM), bila tidak ada baru kuret • Ergometrin 0,2mg IM
• >16 mgg : Infus Oksitosin 40 IU dalam 1l NaCl 0,9% atau RL 1l. 40 tpm
• Bila saat AVM atau kuretase tidak ditemukan jar konsepsi curiga KET
TATALAKSANA KHUSUS • Ab Komplit: • Tidak perlu evakuasi lagi • Bila anemia sedang Sulfas ferosus 600mg/hari selama 2 minggu • Anemia berat trf
TATALAKSANA KHUSUS • Missed abortion • <12mgg : evakuasi denan AVM / sendok kuret • 12-16mgg: pematangan serviks (bila blm) • 16-22mgg: pematangan serviks Infus Oksitosin 20IU dalam 500 cc Nacl 0,9% atau RL. 40 tpm hingga ekspulsi jaringan
AKDR PASCA KEGUGURAN • Kesuburan kembali pada 14 hari setelah keguguran • KB dengan AKDR • Kontra indikasi: infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius.
PROGNOSIS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS • • • • • • •
Nama Umur Agama Alamat Suku/Bangsa MRS MR
: Ny. P : 34 tahun : Islam : Ciracas : Betawi : 27 Februari 2019, pkl. 9.57 WIB : 111304
ANAMNESIS • Keluhan utama : Nyeri perut • RPS Desember 2018
1 bulan Masuk RS Nyeri perut
Tanda awal kehamilan
Flek-flek berwarna merah dan coklat dan keputihan
ANAMNESIS • Riwayat penyakit dahulu • Riwayat abortus sebelumnya (-). • Riwayat hipertensi (-), kencing manis (-), asma (-), merokok (-).
• Riwayat penyakit keluarga • Keluarga menderita keganasan (-), diabetes mellitus (-), hipertensi (-), hepatitis (-), TBC (-), asma (-), suami perokok (+).
• Riwayat Alergi • Tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan ataupun makanan.
ANAMNESIS • Riwayat Menstruasi : • • • • • • •
Menarche Siklus Banyaknya Lamanya Dismenorea Perdarahan di luar siklus HPHT
• Riwayat Perkawinan
: umur 14 tahun. : teratur 28 hari sekali. : normal (2-3 pembalut/ hari) : 7 hari :(–) : disangkal : Desember 2018
:
• perkawinan pertama, lama 10 tahun
• Riwayat Kehamilan :
• 1. Laki-laki 10 tahun, hidup, aterm, jenis persalinan normal, BB 3500 gram. • 2. Ini.
• Riwayat Kontrasepsi :
• KB suntik setiap 1 bulan, telah digunakan selama 7 tahun.
PEMERIKSAAN FISIK • • • • • • • • • • •
Status Generalis Keadaan Umum Kesadaran TD Nadi Respirasi Suhu aksila
: sedang : E4V5M6 : 110/80 mmHg : 82x/menit : 16x/menit : 36,3 0C
Mata Leher Thorax
: anemis -/-, ikterus -/: KGB tidak teraba :
• • • •
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
• Abdomen
Inspeksi Auskultasi Palpasi tekan (-). • Perkusi Ekstremitas • • •
•
: massa (-), payudara simetris : gerakan dinding dada simetris, massa (-). : sonor (+/+) : Cor : S1 S2 tunggal, Reguler, Murmur (-), Gallop (-) Pulmo : Vesikuler +/+, Ronki -/-, Whezing -/-
:
: distensi (-), massa (-), scar bekas operasi (-). : bising usus (+) normal. : supel (-), massa (-), TFU belum teraba, tidak ada nyeri tekan, ballotement (+), nyeri : timpani : hangat (+/+), edema (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK • Status Ginekologis • Inspeksi : genitalia eksterna dalam batas normal, perdarahan pervaginam (-). • Inspekulo : OUE Φ (-), fluxus (+), perdarahan dari OUE (+) minimal. • Pemeriksaan dalam (VT): Φ (-), porsio tebal kaku, nyeri goyang portio (-), cavum uteri antefleksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium : DL 27-02-2019 Indikator
Hasil
Normal
Hemoglobin
12,5
12 – 14 g/dL
Lekosit
9,700
5.000 – 10.000 106/µL
hematokrit
36
37,0 – 45,0 %
Trombosit
313.000
150.000 – 400.000
Indikator
Hasil
Normal
Warna
Kuning Tua
Kejernihan
Keruh
Reaksi / pH
6,0
5 – 8,5
Berat Jenis
1.020
1.000 – 1.030
Protein
+
Negatif
Bilirubin
-
Negatif
Glukosa
-
Negatif
Keton
-
Negatif
Darah / Hb
+
Negatif
Nitrit
-
Negatif
Urobilinogen
1,0
0,1 – 1,0 IU
Lekosit
+++
Negatif
*Leukosit
PENUH
0–5
*Eritrosit
6-7
1–3
*Sel Epitel
+
*Silinder
-
*Kristal
-
Lain-lain
Bakteri: +
Tes Kehamilan
Positif
Sedimen
PEMERIKSAAN PENUNJANG • USG
Hasil USG (28 – 2 – 2019): Gestasional sac tidak terlihat
Hasil USG (2 – 3 – 2019) : Gestasional sac intrauterin (+) fetal echo (+)
DIAGNOSIS • Diagnosis • G5P2A2H2, T/H/IU, uk 13-14 minggu dengan abortus imminens.
• Diagnosis Banding • G5P2A2H2, T/H/IU, uk 13-14 minggu dengan Blighted Ovum
TATALAKSANA • Rencana diagnostik: • Kadar HCG • Kadar Progesteron
• Rencana terapi: • • • •
Paracetamol 500 mg (k/p) Clindamisin tab 2 x 300 mg Duvadilan tab 2 x ½ tab Duphaston 2 x 1 tab
• KIE: • • • • •
Menjelaskan kepada pasien tentang kondisi ibu dan janin. Menganjurkan pasien untuk beristirahat saat kembali ke rumah nanti. Menghindari melakukan hubungan badan untuk sementara waktu. Kontrol 2 minggu lagi, atau jika ada keluhan segera rumah sakit. Jika keputihan tidak membaik setelah selesai pengobatan, pasien sebaiknya memeriksakan diri kembali ke dokter.
Tanggal 27/2/2019
28/2/2019
S
O
A
P
Nyeri perut (+), Perdarahan
KU: sedang
Kolik abdomen susp. Ab
Bed rest
pervaginam (+), mual (+)
Kes : CM
iminens
RL 20 tpm
muntah 1x (+)
TD : 120/70 mmHg
PCT 3 x 500 mg bila perlu
N: 89 x/m
Ranitidin 2 x 1 amp
RR : 21xm
Inj. Ondansentron 3 x 4
T : 36,5oC
amp
HCG: (+)
Ceftriaxone 2 x 1 gr
Nyeri perut (+) Perdarahan
Kes : CM
G2P1A0H10 minggu,
pervaginam (+), demam (-),
TD : 120/70 mmHg
dengan abortus iminens
mulas (-), mual (-), muntah
N: 89 x/m
(-).
RR : 21xm
Tambahan: Progesteron dengan senyawa dydrogesterone Duphaston 2 x 1
Terapi lanjut
T : 36,5oC USG: GS tidak terlihat 1/03/2019
Terbutaline Bricasma 2 x 1/2
Tremor setelah minum
Kes : CM
G2P1A0H10 minggu,
Terapi lanjut
PCT, keluar darah (+),
TD:120/70 mmHg
dengan abortus iminens
PCT stop
gumpalan (-), BAB (+),
N : 88x/m
BAK (+)
RR : 20xm T : 36,5 Abdomen: supel (+) Inspeksi vulva : tenang
2/03/2019
Nyeri perut (+), perdarahan
TTV : N
G2P1A0H10 minggu,
Pasien boleh pulang
(-),
Abdomen: supel (+)
dengan abortus iminens
Duvadilan tab 2 x ½
Duphaston tab 2 x
Inspeksi vulva : tenang
10gr
PEMBAHASAN Kasus
Teori
Keluhan utama yang dirasakan Ny. P, 34 tahun, adalah nyeri perut. Nyeri perut yang dirasakan pasien adalah nyeri perut yang hilang timbul dan menetap selama 1 bulan.
Diagnosis abortus iminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi pendarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali
Salah satu etiologi dari abortus Perdarahan pervaginam sejak 1 adalah adanya infeksi, pasien ini bulan yang lalu, darah yang keluar mengalami keputihan. hanya berupa flek, berwarna merah kecoklatan dan tidak ditemukan gumpalan. Pasien mengeluhkan keputihan, tidak disertai rasa gatal maupun berbau.
PEMBAHASAN Kasus
Teori
anamnesis jelas didapatkan adanya keluhan telat haid dan mual muntah dipagi hari
Tanda awal kehamilan berupa, Amenore, mual muntah dipagi hari, dikarenakan kadar B-HCG meningkat
PEMBAHASAN Kasus
Teori
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, pemeriksaan abdomen fundus uteri tidak teraba (sesuai dengan masa kehamilan pasien), nyeri tekan positif, tanda cairan bebas tidak ada, massa tidak ada.
Teori mengatakan:
Dari pemeriksaan dalam didapatkan, tidak ada pembukaan OUE, tak tampak jaringan, nyeri goyang porsio negatif.
Ostium uteri masih tertutup besarnya uterus masih sesuai dengan umur kehamilan dan tes kehamilan urin masih positif.
PEMBAHASAN Kasus
Teori
Pemeriksaan penunjang:
Menurut teori ditemukan pada pemeriksaan darah lengkap, dapat ditemukan hemoglobin (Hb) yang rendah akibat dari perdarahan yang bermakna. Hitung sel darah putih dan laju endap darah meningkat bahkan tanpa adanya infeksi. Menurunnya atau kadar plasma yang rendah dari βhCG adalah penanda kehamilan abnormal, baik blighted ovum, abotus spontan, ataupun kehamilan ektopik.
Pemeriksaan darah: Hb: 12,5 Leukosit: 9.700 Urine lengkap: Protein (+) Lekosit (+++) Sedimen, lekosit penuh Bakteri (+) Tes Kehamilan +
Leukosit menandakan terjadinya infeksi, yang mungkin salah satu penyebab abortus pada pasien
PEMBAHASAN Kasus
Teori
Hasil USG menyatakan bahwa terdapat gestasional sac intrauterin dan fetal echo
Abortus iminens pada kehamilan trimester I biasanya disebabkan oleh perdarahan retrokorionik yang letaknya di belakang korion frondosum, dan perdarahan subkorionik yang letaknya di belakang selaput korion dan mengisi kavum uteri
PEMBAHASAN Kasus
Teori
RL 20tpm Paracetamol 500 mg (k/p) Clindamisin tab 2 x 300 mg Duvadilan tab 2 x ½ tab Duphaston 2 x 1 tab
Persentase keberhasilan mempertahankan kehamilan lebih tinggi (95,9%) pada kelompok yang mendapatkan dosis awal dydrogesterone 40 mg dilanjutkan 10 mg dua kali sehari selama satu minggu dibandingkan kelompok yang mendapatkan terapi konservatif 86,3%. Antibiotik diberikan hanya jika ada tanda-tanda infeksi.
SIMPULAN • Berdasarkan uraian diatas maka diagnosa pasien cenderung mengarah ke abortus iminens, karena dari anamnesis dan pemeriksaan fisik ginekologi jelas didapatkan gejala klinis yang sesuai dengan abortus iminens. Adanya diagnosa banding yaitu kehamilan ektopik, dan mola dapat disingkirkan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan hematologi rutin yaitu untuk mencari terutama kadar hemoglobin yang bertujuan dengan mengetahui adanya kadar hemoglobin dibawah normal berarti pasien dalam keadaan anemia yang salah satunya dapat disebabkan oleh adanya perdarahan banyak. Pada kasus ini hasil dari laboratorium darah rutin didapatkan dalam batas normal, sehingga tidak perlu ditakutkan adanya keadaan anemi. Pemeriksaan penunjang lainnya, USG dapat pula menyingkirkan adanya kehamilan ektopik atau suatu mola hidatidosa. Dengan pemeriksaan USG pada trimester awal kehamilan, dapat diketahui kehamilan tersebut intra atau ekstra uteri. Sedangkan pada kasus mola, dengan pemeriksaan USG, menunjukkan gambaran yang khas yaitu berupa badai salju (snow flake pattern). Pada kasus ini dari pemeriksaan USG ditemukan keadaan janin yang masih baik.
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA Sucipto, N. I. (2013). Abortus Imminens: Upaya Pencegahan, Pemeriksaan, dan Penatalaksanaan. CDK , 40. Dharma, A. (2016). LAPORAN KASUS ABORTUS IMINENS JUNI 2015 FAKTOR RESIKO, PATOGENESIS, DAN PENATALAKSANAAN. ISM . Purwaka , B., & Indanwati,, R. (2013). Perbandingan Konsentrasi Progesterone-Induced Blocking Factor (PIBF) Urin pada Wanita Hamil Usia Kehamilan < 12 Minggu Normal dan Abortus Iminen di Instalasi Rawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Majalah obstetri dan ginekologi , 21. Williams obstetrics. In: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY, editors. 23rd ed. Ohio: McGraw-Hill; 2010. Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.