Leishmaniasis adalah penyakit yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Penyakit ini dimanifestasikan oleh tiga bentuk klinis utama yaitu leishmaniasis kulit, mukokutan dan visceral. Berbagai spesies lalat pasir di genus Phlebotomus dan Lutzomyia bertanggung jawab untuk transmisi leishmaniasis.
Terdapat tiga spesies leishmaniasis yang penting bagi manusia, diantaranya Leishmania donovani yang menyebabkan Leishmaniasis visceral atau kala azar, Leishmania tropica yang menyebabkan
leismaniasis
kulit
(cutaneus),
Leishmania
braziliensis
menyebabkan
leismaniasis mukokutis.
Parasit masuk ke dalam tubuh host untuk melalukan invasi melalui gigitan lalat pasir lalu melalui fagosit untuk masuk makrofag ataupun sel dendritik. Parasit menyebabkan pengaktivan dari respon imun dengan ditandai perekrutan sel makrofag dan sel T ke tempat terjadinya infeksi. Induksi dari IL-12 akan membuat sel T naif berdiferensiasi menjadi Thelper1 dan akan memicu produksi IFN-γ oleh T-helper1 serta sel NK yang akhirnya akan meningkatkan sel makrofag untuk membunuh Amastigote yang sudah masuk. Berlawanan dengan ini, Induksi IL-4 akan memicu diferensiasi sel T naif menjadi T-helper2 yang akan mensekresikan IL-10. IL-10 inilah yang mendeaktivasi respon pengaktifan T-helper1 dan dianggap memiliki peranan penting pada progresi penyakit Leishmaniasis Visceral. Penyebab dari timbulnya penyakit Leishmaniasis Cutaneous adalah karena ketidakmampuan sel makrofag dalam membunuh patogen secara keseluruhan yang memnyebabkan inflamasi pada daerah infeksi secara berkepanjangan hingga terjadi
kerusakan karena abnormalitas dari produksi Nitric Oxyde Species (NOS) serta produksi dari TNF- α dan TNF-β
Penyebab patogenesis pada penyakit Leishmaniasis Visceral adalah karena masuknya makrofag yang sudah terinfeksi parasit ke dalam jaringan retikuloendothelial seperti nodus limfa, limpa, dan sel – sel kuffer yang berada di Hati dan menyebabkan proses inflamasi dan kerusakan jaringan pada bagian – bagian tersebut.
Manifestasi klinis dari Penyakit Leishmaniasis berbeda-berbeda tergantung bagaimana respon imun dalam mengatasi parasit yang berada di intraseluler. Leishmaniasis cutaneous dijumpai kemunculan pembengkakan kulit sekitar 2 minggu sampai beberapa bulan setelah gigitan lalat pasir dan dapat berjumlah satu atau multipel. Pada Visceral leishmaniasis ( Kala Azar ) mulai terjadinya serangan biasanya 2 minggu setelah infeksi atau tiba – tiba. Demam menggigil dan berkeringat memuncak dua kali dalam sehari, dan dapat di ikuti dengan batuk, diare, lemah, hingga penurunan berat badan selain itu, limpa akan membesar secara progresif dan mengeras diikuti oleh perbesaran hati dan limfadenopati . Penurunan berat badan terus terjadi, dan dapat terjadi kematian dalam hitungan bulan atau tahun (Lugo, 2016)
Infeksi dari penyakit ini bisa terjadi saat manusia menempati habitat lalat pasir ( sand fly ) yaitu kondisi lingkungan yang hangat, lembab, gelap, wilayah sarang rodensia, tumpukan bebatuan atau area – area yang merupakan pembukaan bekas hutan atau dekat dengan gurun dan biasanya ada pada di wilayah Timur Tengah. Usaha pencegahan bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu mengaplikasikan permethrin ( insektisida ) pada pakaian, menghindari area endemik terutama pada malam hari, Penggunaan kelambu khusus saat tidur, meningkatkan pencahayaan rumah dan lingkungan sekitarnya.