Leadership: Oleh: Kelompok 5 Manajemen Reguler Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung 2018/2019

  • Uploaded by: Khonsa Nu'ma Sari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Leadership: Oleh: Kelompok 5 Manajemen Reguler Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung 2018/2019 as PDF for free.

More details

  • Words: 838
  • Pages: 12
LEADERSHIP

Oleh: Kelompok 5 Manajemen Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung 2018/2019

1. Khonsa Nu'ma Sari 1611011058 2. Mella Fitria Dwinasya 1611011086 3. Misbah Arbaiah 1611011094

4. Sri Nurhamidah 1611011098 5. Eka Radiyanti 1611011100 6. Muhamad Faris Akbar 1611011110 7. M.Pemie Ricotama 1611011048

 Etika adalah  ilmu dan standar mengenai sesuatu yang salah,  sesuatu yang diboleh dilakukan,  dan sesuatu yang tidak boleh dilakukan.

 Perilaku yang benar merupakan perilaku yang etis dan perilaku yang salah

merupakan perilaku yang tidak etis.

 Menurut teoritis kepemimpinan, kepemimpinan etis adalah kepemimpinan

yang mendemonstrasikan perilaku yang secara normative tepat melalui tindakan-tindakan personal dan hubungan interpersonal, dan promosi perbuatan seperti itu kepada para pengikut melalui komunikasi dua arah, penguatan, dan pembuatan keputusan

Egoisme  Rachel memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoism, yaitu:  egoisme psikologis dan  egoisme etis.

 Kedua konsep ini tampak mirip karena keduanya menggunakan istilah egoisme,

namun sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda.

 Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan

manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri. Menurut teori ini, orang boleh saja yakin bahwa ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah ilusi.

Utilitarianisme  Utilitarianisme berasal dari kata latin utilis, kemudian menjadi kata inggris utility

yang berarti bermanfaat.

 Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi

sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal.

 Jadi, ukuran baiknya tindakan dilihat dari akobat konsekuensi, atau tujuan dari

tindakan itu, apakah memberi manfaat atau tidak. Itulah sebabnya, paham ini disebut juga paham teleologis. Teleologis berasal dari kata yunani telos yang berarti tujuan.

Deontologi  Paradigma teori deontology sangat berbeda dengan paham egoisme dan

utilitarianisme yang sudah dibahas.

 Kedua teori yang disebut terakhir, yaitu teori egoisme dan utilitarianisme sama-

sama menilai baik buruknya suatu tindakan dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut.

 Bila akibat dari suatu tindakan memberikan manfaat entah untuk individu atau

untuk banyak orang atau kelompok masyarakat, maka tindakan itu dikatakan etis.

 Sebaliknya, jika akibat suatu tindakan merugikan individu atau sebagian besar

kelompok masyarakat, maka tindakan tersebut dikatakan tidak etis.

1) Norma etika. Setiap organisasi. Setiap organisasi atau sistem soisal yang mapan mempunyai norma dan nilai-nilai etika di samping peraturan. Norma dan nilai-nilai tersebut merupakan bagian daripada budaya organisasi. 2) Pemimpin. Norma dan nilai-nilai memengaruhi perilaku semua anggota organisasi termasuk pemimpin. Khusus bagi pemimpin ia harus memimpin aplikasi dan penegakan pelaksanaan norma dan nilai-nilai dalam perilaku organisasi dan perilaku pribadi para anggota organisasi. 3) Perilaku memengaruhi pemimpin yang etis. Norma dan nilai-nilai organisasi diterapkan dalam perilaku memengaruhi pemimpin. Jika pemimpin menerapkan norma dan nilai-nilai etika maka terciptalah teknik memengaruhi dari pemimpin yang etis. Pemimpin menggunakan teknik memengaruhi yang dapat diterima oleh para pengikut yang juga telah menerapkan norma dan nilai-nilai organisasi dalam perilakunya.

4) Iklim etika. Penggunaan norma dan nilai-nilai organisasi oleh pemimpin dalam teknik memengaruhi pemimpin yang dapat diterima oleh para pengikut yang telah menyesuaikan perilakunya dengan norma dan nilai-nilai organisasi menciptakan iklim etika dalam organisasi. Iklim etika adalah persepsi pemimpin dan pengikut mengenai apa yang terjadi secara rutin dalam lingkungan internal organisasi. 5) Kinerja Pengikut. Etika Pemimpin memungkinkan para pengikut bekerja secara maksimal, meningkatkan motivasi, etos kerja dan kepuasan kerja para pengikut. Hambatanhambatan psikologis pengikut dalam bekerja dihindari. Dengan demikian akan tercipta kinerja maksimal dari para pengikut. 6) Visi tercapai. Jika kinerja pengikut maksimal maka dapat diprediksi kinerja organisasi akan maksimal dan visi pemimpin akan tercapai.

1. Dapat dipercaya. Seorang pemimpin harus dapat dipercaya oleh para pengikutnya. Ia seorang yang jujur berupaya menyatukan antara apa yang dikatakan, dijanjikan dengan apa yang dilakukannya.

2. Menghargai dan menghormati orang lain. Pemimpin harus memperlakukan para pengikut dengan baik seperti ia ingin diperlakukan pengikutnya dan orang lain. Pemimpin juga harus menghargai hak asasi para pengikut dan orang-orang yang berhubungan dengan organisasinya. 3. Bertanggung Jawab.

Pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya dan perannya dalam organisasi untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi.

4. Adil. Seorang pemimpin harus adil dalam melaksanakan peraturan tidak mengambil keuntungan untuk diri sendiri, keluarganya dan kroninya. 5. Kewargaan oraganisasi.

Pemimpin melaksankan tugas untuk membuat kehidupan lebih baik, melindungi lingkungan, melaksanakan tugasnya sesuai dengan undang-undang dan peraturan dan menerapkan prinsip-prinsip dasar organisasi. 6. Menggunakan kekuasaannya secara bijak. Pemimpin mempunyai betbagai jenis kekuasaan yang dapat dipergunakannya untuk memengaruhi para pengikutnya dan orang lain yang berhubungan dengan organisasinya.

7. Jujur. Pemimpin harus memegang prinsip kejujuran, ia harus jujur kepada dirinya sendiri, kepada para pengikutnya dan kepada orang yang berhubungan dengan organisasinya.

1. Bersikap kritis dan rasional. Berani mengemukakan pendapat sendiri dan berani bersikap tegas sesuai dengan rasa tanggung jawab etis sendiri. 2. Bersikap otonom. Dengan otonomi ini bukan berarti sang pemimpin dapat berbuat semau sendiri, atau bisa bertingkah laku sewenang-wenang, melainkan dia bebas memeluk norma-norma diyakini sebagai baik dan wajib dilaksanakan, untuk membawa anak buah pada pencapaian tujuan tertentu.

3. Memberikan perintah-perintah dan larangan-larangan yang adil dan harus ditaati oleh setiap lembaga dan individu. Yaitu oleh pemimpin , orang tua, keluarga, sekolah, badan hukum, lembaga agama, negara, dan lain-lain.

https://youtu.be/YHR_6fSaPG8

Related Documents


More Documents from "Mega Kaisupy "