Latar Belakang.docx

  • Uploaded by: Christavani Efendi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Latar Belakang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,070
  • Pages: 6
LATAR BELAKANG PENYAKIT STROKE

DISUSUN OLEH : ASTRI WAHYUNI 161211251 3B

DOSEN PEMBIMBING : Ns. LENI SASTRA, MS

S1 KEPERAWATAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG TAHUN 2019

A. LATAR BELAKANG Stroke adalah gangguan saraf otak yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak yang terjadi dalam tempo sekitar 24 jam atau lebih. Boleh dikatakan serangan stroke terjadi mendadak dan sulit diprediksi, berlangsung sekitar 15-an menit. Stroke terjadi ketika pasokan darah ke satu bagian otak terhambat cukup parah karena adanya bekuan darah atau aterosklerosis (Srikandi Waluyo, 2009). Stroke menempati urutan kedua penyakit mematikan setelah penyakit jantung. Serangan stroke lebih banyak di picu karena hipertensi, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak. Angka kejadian stroke didunia kira-kira 200 per 100.000 penduduk dalam setahun. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk yang terkena serangan stroke dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal sedangkan sisanya mengalami kecacatan ringan bahkan bisa menjadi cacat berat. Angka ini akan diperkirankan semakin meningkat di kemudian hari, oleh karena perubahan gaya hidup, lingkungan yang semkin tidak sehat, jenis makanan yang semakin beragam dan semakin berlemak dan sebagianya (Rudianta Sofyan,2013). Prevalensi stroke didunia pada tahun 2010 adalah sebanyak 33 juta dengan 16,9 juta orang terkena stroke serangan pertama. Dari data South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC) diketahui bahwa angka kematian stroke terbesar di asia Tenggara terjadi di indonesia yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filiphina, singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand. Di Indonesia Prevalensi stroke meningkat dari 8,3 per 100 pada tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 pada tahun 2013. Data dari Kementrian Kesehatan RI (2014) mencatat bahwa jumlah penderita stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes) diperkirakan 1.236.825 orang. Setiap tahunnya di Indonesia diperkirakan 500.000 penduduk terkena serangan stroke, ada sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat (Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 didapatkan data bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor 5 di kota Padang setelah lansia, jantung, hipertensi, dan diabetes melitus (Dinkes Sumbar, 2013). Berdasarkan data dari RSSN Bukittinggi pada tahun 2016 didapatkan bahwa pasien stroke yang melakukan rawat jalan dan kunjungan ke poliklinik RSSN Bukittinggi pada tahun 2016 untuk pasien baru dengan jumlah kunjungan ada 7.285

orang dengan kunjungan rata-rata perbulan ada 607 orang. Sedangkan untuk kunjungan pasien lama ada 32.510 orang dengan kunjungan rata-rata perbulan ada 2.079 orang. Data tersebut menunjukkan peningkatan kunjungan penderita stroke di poliklinik RSSN Bukittinggi (Medical Record RSSN Bukittinggi, 2016). Berdasarkan kelainan patologis stroke di bagi menjadi dua yaitu, stroke hemoragik dan non hemaragik. Stroke hemoragik disebabkan oleh pendarahan ke jaringan otak. Stroke non hemoragik merupakan iskemia jaringan otak timbul akibat sumbatan pada pembuluh darah serviko cranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh bebbagai faktor seperti aterotrombosis, emboli atau ketodakstabilan hemodinamik (Irfan, 2012) Stroke merupakan suatu keadaan darurat yang mana semakin lambat pertolongan medis yang diperoleh maka akan semakin banyak kerusakan sel saraf

yang terjadi sehingga

semakin banyak waktu yang terbuang, semakin banyak sel saraf yang tidak bisa diselamatkan dan semakin buruk kecacatan yang didapat (Piazon et al, 2010). Banyak sel saraf mati saat serangan stroke non hemoragik di area otak yang dapat menimbulkan masalah fisik dan mental pada penderita stroke non hemoragik. Saraf yang mengalami kerusakan harus dilakukan pemulihan dengan cara perangsangan pada daerah sensoris dan motorik, kemudian sel otak akan melakukan reorganisasi untuk mengadakan perbaikan sel otak yang masih sehat yang disebut dengan neuroplasticity dimana korteks yang menuju ke otot lain juga membesar ukurannya jika pembelajaran motorik melibatkan otot ini ( Irfan, 2012) Pada penderita stroke masalah utama yang timbul yaitu rusaknya atau matinya jaringan otak yang dapat mengakibatkan berkurangnya fungsi jaringan tersebut. Masalah-masalah yang ditimbul dari stroke bagi kehidupan manusia sangat kompleks. Adanya gangguangangguan fungsi vital otak seperti gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan, gangguan control postur, gangguan sensasi dan gangguan reflex gerak akan menurunkan kemampuan fungsi individu sehari-hari (Irfan, 2010). Penatalaksanaan stroke sangat penting mengingat dampak yang ditimbulkan berupa kecacatan dan kematian. Penanganan dimulai dari penanganan fase akut sampai rehabilitasi. Pada pasien pasca stroke dapat dilakukan rehabilitasi yaitu program terapi dasar dari pemulihan pasien stroke yang mengalami gangguan fungsi gerak. Rehabilitasi pada pasien stroke terdiri dari terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, konseling dan bimbingan rohani.

Salah satu rehabilitasi yang dapat dilakukan pada pasien stroke adalah latihan gerak. Latihan gerak memberikan efek pada fungsi ekstremitas atas pada pasien pasca stroke. Gerakan pada ekstremitas atas merupakan fungsi yang sangat penting dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan merupakan bagian yang paling aktif, maka lesi pada bagian otak yang mengakibatkan kelemahan ekstemitas akan sangat menghambat dan mengganggu kemampuan dan aktvitas sehari-hari. Latihan range of motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan dan kelemahan pada pasien dengan stroke. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen terapeutik bagi pasien dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen pada pasien pasca perawatan di rumah sakit sehingga dapat menurunkan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga. Lewis (2007) mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada pasien stroke dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi. Semakin dini proses rehabilitasi dimulai maka kemungkinan pasien mengalami defisit kemampuan akan semakin kecil (National Stroke Association, 2009). Latihan ROM ini ialah latihan yang digunakan untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan fungsi persendian. Latihan ROM dapat dikombinasikan dengan gerakan fungsional menggenggam bola karet. Bentuk dari latihan fungsional tangan yaitu power Grip. Bentuk dari power grip diantaranya spherical grip merupakan latihan fungsional dengan cara menggenggam sebuah benda berbentuk bulat seperti bola pada telapak tangan (Irfan, 2010). Gerakan pada tangan dapat di stimulasi dengan latihan fungsi menggenggam yang dilakukan melalui tiga tahap yairu membuka tangan, menutup jari-jari untuk menggenggam objek dan mengatur kekuatan menggenggam (Irfan, 2010). Peningkatan kekuatan menggenaggam telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Sukmaningrum dkk (2012) tentang efektifitas Range Of Motion terhadap peningkatan kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke yang dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang di dapatkan hasil bahwa kekuatan otot pad pasien stroke meningkat setelah dilakukan ROM Sprherical Grip dengan rata-rata nilai p< 0,05. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui efektifitas dari terapi rehabilitasi ROM dan Spherical Grip dengan menggenggam bola karet pada pasien yang mengalami Hemiparese atau kelemahan pada pasien pasca stroke non hemoragik untuk

meningkatkan kekuatan otot agar dapat bergerak dengan baik untuk pemenuhan kebutuahan mobilisasinya.

DAFTAR PUSTAKA Waluyo, Srikandi. 2009. Stroke. Jakarta. Elex media Komputindo Sari, wening dkk. 2016. Care your self stroke cegah dan obati sendiri. Jakarta. Penerbas Plus jurnal.uinsu.ac.id/index.php/kesmas/article/download/1377/1192 https://mnj.ub.ac.id/index.php/mnj/article/download/324/303 www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/6450

Related Documents

Latar Belakang
May 2020 45
Latar Belakang.docx
November 2019 17
Latar Belakang.docx
December 2019 29
Latar-belakang.docx
December 2019 20
Latar Belakang.docx
April 2020 14
Latar Belakang.docx
June 2020 9

More Documents from "Shumi Umi"

Latar Belakang.docx
December 2019 29
Lembar Pengesahan.docx
November 2019 44
Lampiran Glukosa Darah.docx
November 2019 39
Daftar Pustaka.docx
November 2019 35
El 68 Del 08
June 2020 16