C. Latar Belakang Radikalisme Umat Beragama Berdasarkan jenisnya, ada dua macam faktor latar belakang radikalisme umat beragama, yakni yang bersifat umum dan khusus. 1. Bersifat umum Bahwa di lingkungan umat beragama apapun jenis agamanya selalu terdapat kelompok fundamentalism minoritas, militan, ekstrem, dan radikal. Fundamentalis tidak hanya terdapat dalam pemeluk agama yang monoteistik saja, akan tetapi juga bersemai dalam komunitas pemeluk Budha, Hindu, dan Kong Hu Cu yang sama-sama menolak butir-butir nilai budaya liberal dan saling berperang atas nama agama serta berusaha membawa hal-hal yang sakral ke dalam persoalan politik dan negara. Dengan begitu, fundamentalisme dan radikalisme merupaka masalah dan tantangan bagi semua umat beragama. Gejala fundamentalisme dan radikalisme (dalam islam) sebenarnya sudah disinyalir ketika Rasul Allah masih hidup. Terbukti setelah kemangkatan Nabi Muhammad SAW pada tahun 35 H, Usman RA terbunuh secara mengenaskan oleh sekelompok umat Islam yang radikal. Peristiwa ini kemudian terulang kembali pada masa khalifah ‘Ali bin Abi Thalib yang jug aterbunuh oleh kalangan radikal dari umat Islam. Tindakan komunitas radikal tersebut lazimnya bernuansa politik. 2. Bersifat khusus Pengertian seorang terhadap agama yang tidak tepat, penyalahgunaan agama untuk kepentingan sektarian, pemahaman agama yang tekstual, rigid (kaku), sempit, dan penyalahgunaan simbol agama. Agama digunakan sebagai pembenar tanpa mengakuo eksistensi agama lain. Adanya penindasan, ketidakadilan, dan marginalisasi sehingga melahirkan gerakan perlawanan. Adanya tekanan sosial, ekonomi, dan politik. Lingkungan masyarakat yang tidak kondusif terkait dengan kemakmuran, pemerataan, dan keadilan. Menolak modernitas dan lebih mengukuhkan peran formal agama. Pandangan dunia (world view) dari umat beragam yang berupaya memperjuangkan keyainan yang mereka anggap benar dengan sikap-sikap emosional yang menurus pada kekerasan. Kurangnya kesadaran bermasyarakat dan berbangsa secara pluralistik sehingga menyebabkan hilangnya rasa toleran dan sebaliknya timbul fanatisme ata kebenaran agamanya sendiri.