Laporan1.pdf

  • Uploaded by: wahyu anisa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan1.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 22,631
  • Pages: 150
SATUAN 6 INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENDIDIKAN DASAR RESIMEN MAHASISWA MAHAKARTA YUDHA XLII

Disusun Oleh : Calon Anggota Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII Satuan 6 ITNY

Diajukan sebagai pertanggungjawaban mengikuti Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.

YOGYAKARTA 2019

HALAMAN PENGESAHAN Disusun Oleh : Mario Febriyansyah Jerry Pratama

110017145

Risma Monica Safitri

410016140

Melania Mau Loi

110017054

Faliq Widyayadi

210017082

Juharis A. Sayrang

110017059

Ardian Ridwan

610016085

Marinus Adrianus Kehi

210017047

Marendra Bulu

610018019

Laporan ini dibuat sebagai penanggung jawaban atas kegiatan Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. DISAHKAN OLEH

Pembina Satuan 6 ITNY

Komandan Satuan 6 ITNY

Sawaliman

Seno Triatmojo

NBP. 88681004763

NBP. 18971012913

SATUAN 6 INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2019 ii

HALAMAN PERSEMBAHAN Puji dan syukur selalu penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T serta junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, karena atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya setelah proses yang cukup panjang dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban ini, penulis bisa menyelesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu pertanggungjawaban atas kegiatan Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta di Sekolah Calon Bintara Rindam IV/Diponegoro. Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada : 1.

Ayah dan Ibu tercinta, kami ucapkan terima kasih sedalam - dalamnya atas dukungannya baik moril maupun materil, serta nasihat dan doa yang tiada hentinya

diberikan

kepada

penulis

dalam

menyusun

laporan

pertanggungjawaban ini. 2.

Para Alumni Resimen Mahasiswa Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta yang selalu memberikan dukungan kepada kami baik segi moril maupun materil

3.

Bapak Sawaliman selaku pembina UKM MENWA Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

4.

Komandan Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta dan seluruh senior

Penulis sadar bahwa laporan pertanggungjawaban ini masih jauh dari kata kesempurnaan, namun besar harapan semoga laporan pertanggungjawaban ini dapat bermanfaat untuk penambahan ilmu pengetahuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca laporan pertanggungjawaban ini.

iii

Akhir kata, semoga Allah S.W.T membalas budi baik semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan pertanggungjawaban ini.

Yogyakarta, 25 Maret 2019 Penulis

Calon Anggota Menwa Yudha XLII

iv

KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, karunia terutama kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan pertanggungjawaban Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi pertanggungjawaban atas kegiatan Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta di Sekolah Calon Bintara Rindam IV/Diponegoro. Laporan ini masih terdapat kekurangan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik membangun untuk menyempurnakan laporan pertanggungjawaban ini. Selama proses penulisan laporan pertanggungjawaban ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan dan telah memberikan bimbingan serta arahan dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban ini. Laporan pertanggungjawaban ini benar-benar karya penulis atas arahan dari berbagai pihak yang membantu. Oleh karena itu, penulis bertanggung jawab atas isi laporan pertanggungjawaban ini.

Yogyakarta, 25 Maret 2019

Penulis

v

DAFTAR ISI JUDUL …………………………………………………………………

i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………

ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………

iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………

v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………

vi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………

1

1.1. Latar Belakang ……………………………………………

1

1.2. Judul dan Tema Kegiatan …………………………………

2

1.3. Tujuan Kegiatan …………………………………………

3

1.4. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan …………………………

3

1.5. Susunan Kepanitiaan ………………………………………

3

1.6. Nama Calon Anggota Satuan 6 ITNY ……………………

7

BAB II HASIL KEGIATAN …………………………………………

8

2.1. Isi Materi ……………………………………………………

8

2.1.1 Dasar-dasar Kepemimpinan …………………………

8

2.1.2 Kesiapsiagaan Bencana Alam …………………… ... …

19

2.1.3 CMI (Cara Memberi Intruksi) ………………………..

38

2.1.4 Peraturan Penghormatan Militer (PPM) ……………..

48

2.1.5 Pioneering ……………………………………………

59

2.1.6 Wawasan Kebangsaan ………………………………

75

2.1.7 PBB Lapangan …………………………………………

84

2.1.8 Caraka …………………………………………………

93

2.1.9 Orientasi Medan ………………………………………

98

2.1.10 Kewaspadaan Nasional ………………………………

98

2.1.11 Pengjatri (Pengenalan senjata Ringan) ………………… 99 2.1.12 Senam Senjata …………………………………………

100

2.1.13 PPBN (Pendidikan Pendahuluan Bela Negara) ………..

103

2.1.14 Bela Diri Militer (Yongmodo) …………………………

104

vi

2.1.15 Proxy War ……………………………………………

105

2.1.16 Survival ………………………………………………

107

2.1.17 Halang Rintang ………………………………………

110

2.1.18 Protokoler …………………………………………..

111

2.1.19 PUDD (Peraturan Urusan Dinas Dalam) ……………...

117

2.1.20 PROTAP (Prosedur Tetap) ……………………………

123

2.1.21 Nikpursar (Teknik Tempur Dasar) ……………………

124

2.1.22 Keslap dan Long Darlap ………………………………

126

2.1.23 Pola Dasar Bintal (bimbingan Mental) ………………

130

2.1.24 Teknik Bicara Efektif …………………………………

131

2.2. Dokumentasi Kegiatan ……………………………………

135

BAB III PENUTUP ……………………………………………………

142

3.1

Kesimpulan …………………………………………....... ...

142

3.2

Saran ……………………………………………………....

142

3.3

Penutup …………………………………………………….

142

vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

LATAR BELAKANG Resimen Mahasiswa merupakan organisasi yang terbentuk dari embrio TRIP,

Tentara Pelajar, dan corps mahasiswa pada masa perang kemerdekaan. Dari dasar itulah Menwa Indonesia dipersiapkan dan dibentuk sebagai pasukan untuk bertempur melawan musuh dan langsung terjun ke lapangan untuk mempertahankan keutuhan NKRI. Resimen Mahasiswa sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa dilingkungan kampus, yang berfungsi sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan kemahiran dalam berorganisasi. MENWA hendaknya dapat membekali anggotanya dengan kemampuan leadership dan manajemen yang bertujuan untuk menghasilkan Sarjana plus. Selain itu juga, MENWA adalah wadah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan karakter yang mengandung nilai-nilai keprajuritan dan kebangsaan seperti rasa nasionalisme, patriotisme, berani, loyal, disiplin, berdedikasi tinggi, pantang menyerah, adil dan jujur yang sangat diperlukan dalam era globalisasi dewasa ini. Dalam hal organisasi tentunya dalam rangka menjalankan hal-hal tersebut dibutuhkan figur pemimpin yang dapat menjalankan organisasi tersebut agar dapat mencapai tujuan yang dicita - citakan. Karena seorang pemimpin atau komandan dalam Resimen Mahasiswa dirasa berperan penting dalam keberlangsungan organisasi tersebut. Masalah kepemimpinan merupakan pembahasan yang sangat luas dan mencakup bidang yang luas pula dan memiliki peran yang sangat penting khususnya dalam hal pendidikan karakter baik itu dalam sebuah organisasi, institusi pemerintah, dan organisasi sosial masyarakat, dan lebih khususnya dalam organisasi kemahasiswaan yang dalam hal ini berbicara tentang Resimen Mahasiswa (MENWA). Ketika peran kepemimpinan atau figur seorang komandan dirasa sangat penting dalam organisasi kemenwaan yang dalam hal ini untuk membentuk karakter

anggotanya, maka dituntut juga tujuan pembentukan itu mengarah pada visi maupun misi dari resimen itu sendiri. Maka dari itu, dengan mengikuti pendidikan dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII ini diharapkan mampu menciptakan kesadaran dalam diri mahasiswa untuk pengembangan diri dan peningkatan keikutsertaan serta terlatih olah keprajuritan dalam upaya bela negara dan penguatan ketahanan nasional dengan sikap yang telah ditempa selama kegiatan DIKSAR. Dasar dari Resimen Mahasiswa ini ialah : 1.

UUD Negara Republik Indonesia, Pasal 30 tentang Pertahanan dan Keamanan Negara

2.

UU No 3/2002 tentang Pertahanan Negara

3.

SKB 3 Menteri (Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah) Nomor : KB/14/M/X/2000, Nomor : 6/U/KB/2000 dan Nomor : 39A Tahun 2000, tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa

4.

Surat Telegram Panglima TNI Nomor : ST/503/2013 tertanggal 7 Mei 2013 tentang intruksi Panglima TNI agar para Pangkotama memfasilistasi pendidikan dan latihan Resimen Mahasiswa

5.

SKB 4 Menteri (Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian Pemuda dan Olahraga) Nomor : KB/11/XII/2014, Nomor : 421.73/6660A/SJ, Nomor : 6/M/MOU/XII2014 dan Nomor : 1175 Tahun 2014, tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa dalam Bela Negara.

1.2. JUDUL DAN TEMA KEGIATAN Judul kegiatan ini ialah Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII, yang bertemakan “AKTUALISASI NILAI – NILAI PANCASILA UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER KEBANGSAAN MENWA MAHAKARTA YUDHA XLII MENGHADAPAPI ERA MILENIAL DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.” 2

1.3. TUJUAN KEGIATAN 1.

Mempersiapkan mahasiswa dalam aspek pengetahuan, sikap disiplin, fisik dan mental serta berwawasan kebangsaan yang selanjutnya agar mampu melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menanamkan dasar – dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional

2.

Agar menjadi wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban negara dalam bela negara

3.

Untuk mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam sistem pertahanan rakyat semesta (SISHANRATA).

1.4.

TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN Waktu pelaksanaan

: 20 Februari – 4 Maret 2019

Tempat

: SECABA RINDAM IV / Diponegoro Magelang

1.5. SUSUNAN KEPANITIAAN

No

1

2

3

Nama

H. Purwanta, S.IP., M.M.

Zainnur W., S.Pd., M.Pd

Fransiskus Nyabang Asisi

Jabatan di

Jabatan di Skomen

Kesatgasan

Komandan Resimen Pelindung

Mahasiswa Mahakarta Wakil Komandan

Pembina

Resimen Mahasiswa Mahakarta Kepala Staff

Penasehat

Resimen Mahasiswa Mahakarta

3

Asal

Dosen AMA Yogyakarta Dosen Universitas Saranawiyata Tamansiswa

4

5

6

7

8

9

Muh. Sofyan

Fikri Syahmunakhwa

Karisma Wahyu Agustina

Lina Sugiarti

Gefi Kristiani Ursula Citra Inggil Kasih

10

Nurbaiti E.P

11

Wahid Nur Udin

12

Barkah Dwi Dilianto

Dansatgas

Kepala Polisi Menwa

IST AKPRIND Yogyakarta Universitas

Wadansatgas

Asisten Pengamanan

Muhammadiyah Yogyakarta

Kepala Sekretaris

Sekretaris

Umum

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Universitas

Anggota

Wakil Sekretaris

Sekretaris

Umum

Anggota

Anggota Sekretaris

AMA

Sekretaris

Umum

Yogyakarta

Koor Bendahara

Asisten Logistik

Anggota

Wakil Asisten

AMA

Bendahara

Logistik

Yogyakarta

Koor Perkap

Staff Personalia

Anggota Perkap

Teknologi Yogyakarta

Universitas Sanata Dharma

Universitas Janabadra

Wakil Asisten

IST AKPRIND

Teritorial

Yogyakarta Universitas

13

Alif Nurul F.F

Anggota Perkap

Staff Perlengkapan

Mercu Buana Yogyakarta

14

15

Hendrikus Hendri Lu’lu’ Alfi Faizah

Anggota Perkap

Koor Konsumsi

4

Staff Perlengkapan

Wakil Asisten Personalia

Politeknik LPP Yogyakarta Universitas PGRI Yogyakarta

16

Muhammad

Anggota

Ihsan Lubis

Konsumsi

17

Irman

18

Heri Setyawan

19

20

Andhika

Aprillia Putri Karisma S

-

Anggota Konsumsi Koor Ops

STT Adisutjipto

Asisten II Operasi

INSTIPER

Mahakarta

Yogyakarta

Operasi Mahakarta

Anggota Ops

Yogyakarta

-

Wakil Asisten II

Anggota Ops

AMA

Universitas Teknologi Yogyakarta

Staff Operasi

Universitas

Mahakarta

Ahmad Dahlan Universitas

21

Nadilla Artasena

Anggota Ops

Anggota Operasional

Muhammadiyah Yogyakarta

22

Kressetyarini Sujiati

23

Afifah Febriarini

24

M Sapril Sitepu

25

26

27

Shekar Sharaswati

Emma Rufaidah Eko Tulus Wibowo

Koor Personalia Anggota

Asisten Personalia

-

Personalia Anggota

-

Personalia

Asisten Keputrian

Koor Pdd

Mahakarta

Anggota Pdd

-

Koor Humas

5

Universitas Sanata Dharma STT Adisutjipto Politeknik LPP Yogyakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta IST AKPRIND Yogyakarta

Asisten Teritorial

INSTIPER

Mahakarta

Yogyakarta

28

29

30

31

32

Renius Suma Gania Akhir Yuliana Setia Ningrum

Husni Sukma Asih

Andri Kurnia Putra

Rian Tandiallo

Anggota Humas

Staff Teritorial

Universitas Janabadra Universitas

Anggota Humas

Asisten Keputrian

Negeri Yogyakarta UIN Sunan

Anggota Humas

-

Kalijaga Yogyakarta Universitas

Anggota Humas

-

Teknologi Yogyakarta

Anggota Humas

-

AMA Yogyakarta Universitas

33

Raif Umbara

Anggota Humas

-

Muhammadiyah Yogyakarta

34

Ezra Imanuel Sitorus

Koor PAM

Wakapolmen

INSTIPER Yogyakarta Universitas

35

Eka Saputra

Anggota PAM

Staff Teritorial

Teknologi Yogyakarta

36

Yogi Jeriansyah

Koor Keslap

Komandan

Universitas

Datasemen Markas

Gadjah Mada

Mahakarta

Yogyakarta Universitas

37

Syifa Hafidhni N

Anggota Keslap

-

Muhammadiyah Yogyakarta

6

STIKES Surya 38

Yustiti Alif Nur

Anggota Keslap

-

Global Yogyakarta

39

40

Devia Annisa E.P

Nila Rosali

STIKES Surya Anggota Keslap

-

Global Yogyakarta

Anggota Keslap

AMA

-

Yogyakarta

1.6. DAFTAR CALON ANGGOTA SATUAN 6 ITNY

No 1

Nama Mario Febriyansyah Jerry Pratama

2

Risma Monica Safitri

3

Melania Mau Loi

4

Faliq Widyayadi

5

Juharis A. Sayrang

6

Ardian Ridwan

7

8

Jurusan

NIM

Teknik Sipil

110017145

Teknik Geologi Teknik Sipil Teknik Mesin Teknik Sipil Teknik Planologi

Marinus Adrianus

Teknik

Kehi

Mesin

Marendra Bulu

410016140

Teknik Planologi

7

Asal Kepulauan Riau Sumatera Selatan

Jabatan Danru

Anggota

110017054

NTT

Anggota

210017082

Yogyakarta

Anggota

110017059

NTT

Anggota

610016085

Maluku Utara

Anggota

210017047

NTT

Anggota

610018019

NTT

Anggota

BAB II HASIL KEGIATAN

2.1. MATERI KEGIATAN Pada pendidikan dasar yang bertempat di sekolah calon bintara (SECABA) RINDAM IV Diponegoro, magelang. Selain dibekali latihan kemampuan fisik, para siswa juga dibekali materi-materi pengetahuan olah keprajuritan, berikut ini kami lampirkan materi-materi yang telah diberikan pada saat pendidikan.

2.1.1 KEPEMIMPINAN Pemateri,

Nama

: Kapten Inf. AW. Subhi

NRP

: 21970127720276

Jabatan

: DANKISIS IV SECABA RINDAM IV/Diponegoro

A. PENDAHULUAN 1. Definisi Pemimpin Pemimpin berasal dari kata asing leader dan kepemimpinan leadership, Kartono mengatakan bahwa pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu. Sedangkan Kouzes menjelaskan bahwa pemimpin adalah vionir sebagai orang yang bersedia melangkah kedalam situasi yang tidak diketahui, pemimpin yang mempunya visi yang jelas dapat menjadi penuntun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin. lain lagi dengan Rukmana yang mendefinisikan pemimpin sebagai orang yang melakukan atau menjalankan kepemimpinan leadership sedangkan pimpinan adalah mencerminkan kedudukan seseorang atau kelompok orang pada hierarki tertentu dalam suatu birkrasi formal maupun informal.

8

2. Definisi Generasi Milenial Mereka Yang Kelahirannya Antara Ta 1981-1994 (Ada Yang Menyebut Sebelum Tahun 2000). Adalah Orang-orang dengan Usia Produktif Sekaligus Konsumen Yang Mendominasi Pasar Saat Ini. Kecenderungan Untuk Menguasai Berbagai Teknologi Dengan Sangat Cepat dan Memiliki Daya Pikir Kreatif dan Inovatif Membuat Strategi Bisnis Saat Ini Terus Berlomba-lomba Menawarkan Kemudahan Teknologi.

3. Perbedaan Generasi Pemimpin Saat Ini Yang Kebanyakan Adalah Generasi Baby Boomers (1946-1964) Tentunya Kesulitan Dalam Mengatasi Perbedaan Pola Pikir Dan Perilaku Yang Seringkali Menyebabkan Konflik Dalam Hubungan Antara Atasan Dan Bawahan Ini, Itulah Salah Satu Penyebab Turn Over Fresh Graduate Menjadi Tinggi. Turn Over Fresh Graduate adalah pengunduran diri yang dilakukan secara sukarela oleh lulusan-lulusan baru.

B. PEMBAHASAN 1. Karakteristik kepemimpinan milenial Indonesia Indonesia adalah negara yang besar dengan sejuta kekayaan sumber daya alam, budaya, dan keberagamannya. Pada tahun tahun 2020 hingga 2035 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, dimana usia produktif (15 tahun 64 tahun) lebih banyak dibandingkan usia non-produktif, hal ini merupakan kehormatan dan kebanggaan yang menguntungkan bagi Indonesia karena bonus demografi jarang sekali terjadi pada suatu negara. Bonus demografi menunjukan angka pemuda dan para kaum milenial sebagai masyarakat produkti akan sangat berpengaruh terhadap kondisi pada suatu bangsa. Bonus demgrafi akan menjadi keuntungan bagi suatu negara jika para pemuda dan kaum milenial dipersiapkan dan dibekali untuk menghadapi dunia kerja dan arus globalisasi yang kian mendekati dan melirik Indonesia sebagai pasar empuk dan lahan basah. 9

Sebaliknya, bonus demografi akan berubah menjadi Bencana demografi jika para pemuda dan kaum milenial tidak siap untuk bersaing dan menghadapi dunia kerja dengan standar internasional. Indonesia akan menjadi penonton di tanah sendiri, bukan menjadi juragan di tanah sendiri. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh para pemuda dan kaum milenial adalah kemampuan dalam segi kepemimpinan, terutama kemampuan memimpin diri sendiri dan kemudian kemampuan memimpin orang lain. Kemampuan memimpin atau dalam Bahasa asing disebut sebagai Leadership bukan sebuah anugrah yang dibawa sejak lahir, melainkan dapat dipelajari dan harus terus dilatih. Namun fakta yang terjadi dilapangan saat ini adalah terdapat polemik dan permasalahan yang berkorelasi terhadap perkembangan teknologi seiring dengan perkembangan zaman dengan arus globaisasi yang begitu pesat nya saat ini yang menimpa para pemuda dan kaum milenial Indonesia. Perkembangan teknologi yang begitu pesatnya juga mempengaruhi pola hidup, cara pandang serta kebiasaan pemuda dan kaum milenial Indonesia yang cenderung menjauhi nilainilai luhur bangsa Indonesia. Salah satu contoh ialah, perkembangan teknologi mempengaruhi karakteristik kepemimpinan milenial. Terdapat tiga karakteristik milenial secara umum yang dapat dilihat pada saat ini, yaitu : I. II. III.

Lebih Menyukai Komunikasi Via Social Media Dibandingkan Tatap Muka Haus Tantangan Tidak Loyal Namun Bekerja Secara Efektif

Ketiga karakteristik ini sangat erat kaitannya dengan pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesat, terdapat sisi positif dan negatif dari ketiga karakteristik tersebut, selanjutnya akan dikupas tuntas satu-persatu dipembahasan berikutnya. I.

Lebih Menyukai Komunikasi Via Social Media Dibandingkan Tatap Muka 10

Seiring perkembangan teknologi yang begitu pesatnya terkhusus pada perkembangan teknologi di bidang alat-alat komunikasi yang membuat penyebaran informasi dan proses tranformasi data dapat dilakukan dengan sangat cepat, menjadikan para pemuda dan kaum milenial lebih menyukai komunikasi yang berbasis alat komunikasi elektronik, salah satunya melalui sosial media dibandingkan tatap muka secara langsung. Seakan sudah menjadi tuntutan zaman yang menuntut segala pergerakan atau mobilitas dengan kecepatan tinggi, komunikasi melalui media sosial menjadi primadona di kalangan pemuda dan para kaum milenial. Namun disisi lain, hal ini menjadi permasalahan sosial yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sebagai negara yang terkenal dengan budaya Timur yang menjunjung tinggi sopan dan santun dalam berkomunikasi. Berkomunikasi melalui media sosial berdampak pada kurangnya waktu tatap muka kepada satu dengan yang lainnya atau bahkan seakan akan tercipta tembok besar antar satu dengan yang lain nya ketika bercengkra ma karena masing-masing disibukan dengan alat komunikasi mereka, yang dekat seakan jauh dan yang jauh seakan dekat. Inilah yang terjadi saat ini. II.

Haus Tantangan Kaum milenial cenderung sangat menyukai tantangan karena pada usia-

usia tersebut khususnya usia pemuda adalah usia dimana energy dalam diri sangat berlebih dan rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru yang tinggi juga menjadi salah satu faktor penyebab kaum milenial haus akan tantangan. Namun terdapat sisi negatif akan sifat haus tantangan ini. Pada kebanyakan kaum milenial cenderung tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan berada dibawah bayang-bayang ketakutan karena tidak mampu menyelesaikan sebuah tantangan yang akan berakibat jatuhnya nama baiknya dimata teman dan orang-orang sekitar. Hal ini mengakibatkan para kaum milenial

cenderung

akan

melakukan

menyelesaikan tantangan yang diberikan.

11

apapun

untuk

menerima

dan

III.

Tidak Loyal Namun Bekerja Secara Efektif Akibat dari rasa ingin tahu yang tinggi ditambah dengan sifat haus akan

tantangan menjadikan kaum milenial cenderung tidak loyal terhadap sebuah pekerjaan. Darah muda menjadikan para kaum milenial mudah tertarik dengan suatu pekerjaan lain yang dilihat lebih menantang , selain itu perbedaan generasi dalam memimpin juga turut menjadi factor tidak loyalnya kaum milenial terhadap suatu pekerjaan. Namun, kaum milenial dapat bekerja dengan sangat efektif karena kaum milenial memiliki ide-ide segar dan cemerlang yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang ada. Ketiga karakteristik kepemimpinan yang dimiliki kaum milenial secara garis besar ini merupakan fakta dan kondisi yang terjadi saat ini. Untuk itu pemuda dan para kaum milenial ini sangat memerlukan bimbingan-bimbingan secara intensif untuk membentuk dan mengarahakan karakteristik ini agar menjadi karakter yang baik dan dapat menjadi modal untuk bersaing di dunia pekerjaan dalam arus globalisasi kedepannya. 2. Perbedaan Bos dan Pemimpin I.

BOS Bos adalah orang dengan status tertentu yang memegang posisi lebih

tinggi dibandingkan orang-orang yang ia tangani didalam sebuah organisasi ataupun pekerjaan. Menjadi bos mengacu pada posisi kekuasaan tertentu dan seorang bos akan memiliki kekuasaan atas bawahannya. Ciri yang dapat membedakan antara Bos dan Pemimpin adalah sebagai berikut : a)

Memerintah/menyuruh anggota

b)

Mengandalkan otoritas

c)

Mengatakan ”saya” jika mendapat prestasi

d)

Mengetahui cara menyelesaikan pekerjaan namun tetap memerintahkan bawahan untuk mengerjakan pekerjaan

e)

Menerima pujian mengatas namakan diri sendiri 12

f)

Menyalahkan anggota jika terjadi masalah

II.

Pemimpin / Leader Tidak seperti bos, kata pemimpin lebih cenderung disandingkan dengan

kalimat-kalimat positif. Seorang pemimpin dianggap sebagai seorang yang memberikan nasehat kepada anggotanya dan tidak hanya sekedar memerintah, namun seorang pemimpin memberikan contoh kepada bawahannya. seorang pemimpin akan berada didepan anggotanya untuk berjuang bersama dan menuntun anggotanya dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Ciri-ciri seseorang layak dikatakan sebagai pemimpin adalah sebagai berikut : a)

Melatih dan membimbing anggota

b)

Mengatakan “kita” ketika mendapat prestasi

c)

Memberi pujian kepada anggota

d)

Meminta dengan kalimat “tolong” bukan dengan perintah

3.

Dasar - Dasar Kepemimpinan Mengutip

pada

definisi

pemimpin,

yakni

sebuah

seni

untuk

mempengaruhi dan atau membimbing seseorang maupun kelompok. Dapat kita lihat jelas bahwa perbedaan antara bos dan pemimpin yang paling signifikan adalah seorang bos akan cenderung main perintah kepada bawahannya tanpa mau tau apakah seorang bawahan mampu mengerjakan suatu pekerjaan ataupun tidak, sedangkan seorang pemimpin yang baik akan membibing dan memberikan contoh yang baik pula terhadap anggotanya untuk melakukan ataupun menyelesaikan suatu pekerjaan. Dasar-dasar kepemimpinan dapat dibagi menjadi 4 bagian secara garis besarnya, dasar-dasar tersebut adalah : a)

Kemampuan

b)

Ketaatan

c)

Kepercayaan 13

d)

Rasa hormat

Dasar-dasar ini merupakan modal serta pondasi awal yang harus ada pada diri setiap pemimpin untuk mendapatkan hati anggotanya agar bisa dipengaruhi dan dibimbing sesuai dengan aturan yang ada dan agar kemudian terciptanya Team Work atau kerjasama tim maupun kelompok guna menyelesaikan suatu pekerjaan ataupun masalah. I.

Kemampuan Memimpin Seorang pemimpin adalah orang yang dijadikan panutan ataupun

contoh yang baik oleh anggotanya, maka seorang pemimpin harus tampil sebaik-baiknya didepan seluruh anggotanya dalam segi apapun. Untuk itu seorang pemimpin memerlukan Kemampuan serta pengetahuan agar dapat menjadi seperti yang diharapkan oleh anggotanya dan dapat memimpin anggotanya dengan baik. Kemampuan tersebut antara lain adalah :

II.

a)

Manajemen Diri / self Management and Controll

b)

Manajemen waktu / Time managment

c)

Penyelesaian masalah / Problem Solving

d)

Kepekaan dan kepedulian / awareness and care

e)

Berfikir secara objektif dalam kondisi tertekan

f)

Melihat dari sudut pandang berbeda

g)

Ramah/ Humble

h)

Mampu menggunakan kata “Tolong, Maaf, Terimakasih”

i)

Bekerja dalam kelompok / team work

Ketaatan Seorang pemimpin ialah ia yang mampu berjalan sesuai dengan roles dan aturan yang ada dan mampu menuntun anggotanya juga untuk mengikuti segala aturan yang ada. Seorang pemimpin harus tunduk dan taat kepada

14

segala aturan, baik itu Aturan Agama, aturan Pemerintah, aturan masyarakat maupun aturan pada organisasi dan atau perusahaan tempat ia memimpin.

III.

Kepercayaan Banyak orang mengatakan bahwa kepercayaan adalah ibarat sebuah

cermin, semakin dirusak maka tidak akan mampu kembali memantulkan bayangan secara sempurna. Layaknya kepercayaan, semakin dirusak maka kepercayaan akan semakin luntur dan tidak akan sama seperti semula. Kepercayaan adalah penghargaan terbesar dalam hidup, karena dengan kepercayaan, setiap orang menaruh harapan besar kepada penerima kepercayaan tersebut. Berkaitan dengan seorang pemimpin, kepercayaan adalah sesuatu hal yang tak ternilai harganya, karena tanpa kepercayaan orang-orang disekitar, seorang pemimpin tak akan pernah menjadi seorang pemimpin yang dihormati. tanpa rasa hormat orang-orang sekitar dan bawahannya, seorang pemimpin tak akan mampu membawa, mempengaruhi atau membimbing anggotanya, ia akan seperti orang asing di mata para anggotanya. IV.

Rasa Hormat Seorang pemimpin dapat dibedakan dengan seorang bos dari cara

anggota atau bawahannya memandang, rasa hormat dan rasa takut adalah dua hal yang bebeda. Seorang bos atau seseorang yang memiliki mental seperti bos hanya akan mendapatkan penghargaan berupa rasa takut atau hanya sebatas disegani oleh para bawahannya, karena para bawahan sadar akan posisi nya sebagai seorang bos dan terikat dengan aturan yang memaksa agar mereka para bawahan mengikuti segala perintah bos atau atasan mereka, namun berbeda dengan seorang pemimpin yang akan mendapatkan penghargaan berupa rasa hormat dari para anggotanya, karena seorang pemimpin yang memiliki kepedulian dan kemauan membimbing para anggotana, menjadikan seorang pemimpin akan mendapatkan rasa

15

hormat tersebut dengan sukarela. Bukan karena rasa segan dan kasihan serta bukan pula karena aturan yang memaksa.

4.

Empat Sifat Kepemimpinan Yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa pemimpin/leadership tidak

sama dengan kepemimpinan. Karena leadership lebih kepada kemampuan sedangkan kepemimpinan lebih condong kepada aktivitasnya. I.

Otoriter Tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita tentang kata “otoriter”,

ketika mendengar kalimat otoriter yang muncul di benak kita sudah pasti tentang kekuasaan yang mengekang, semuanya serba diatur, tidak ada kebebasan di sana, lalu kita akan membayangkan contoh negara korea utara yang tidak mudah berhubungan dengan dunia luar, tidak bebas menonton telivisi seperti yang kita lakukan saat ini. Begitulah gambaran umum tentang kepemimpinan otoriter. Sifat kepemimpinan otoriter secara garis besar adalah : a)

Memerintah bawahan

b)

Mengendalikan bawahan

II.

Demokrasi Sama halnya ketika mendengar kata otoriter, demokrasi adalah kata

yang sangat akrab di telinga kita, karena Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Kepemimpinan demokrasi juga dikenal sebagai kepemimpian partisipatif dimana anggota memiliki peran yang lebih partisipatif dalam proses pengambilan keputusan, tidak bergantung kepada keputusan mutlak seorang pemimpin. Kepemimpinan demokrasi mempengaruhi seseorang ataupun kelompok untuk bekerjasama agar mampu mencapai suatu tujuan bersama dan keputusan diambil dari hasil kesepakatan bersama antara pemimpin dengan anggotanya. Ciri dari sifat kepemimpinan demokrasi adalah sebagai berikut : a)

Membimbing bawahan 16

b)

Tidak mengikat

c)

Bawahan bergerak sendiri

d)

Spontan dan memiliki cara sendiri

III.

Liberal Kepemimpinan liberal menganut asas hak dan kebebasan mutlak bagi

anggotanya, sifat kepemimpinan ini tidak bisa mengekang anggotanya dan kepemimpinan liberal juga menyerahkan hak inisiatif kepada anggotanya untuk berkarya namun tetap terikat dalam aturan aturan yang telah disepakati bersama. Ciri dari sifat kepemimpinan ini adalah sebagai berikut : a)

Kebebasan Mutlak

b)

Memberi nasehat jika diminta

c)

Inisiatif diserahkan kepada masing-masing individu

IV.

Paternalistik Sifat paternalistik ini bisa dikatakan sebagai sifat kepemimpin kebapak-

bapakan, dimana layaknya seorang ayah kepada anaknya, yang selalu menjadi panutan dan selalu ingin melindung anaknya. Kepemimpinan paternalistik bisa dilihat dari seorang senior yang mengayomi seorang juniornya, dimana seorang senior harusnya memberikan contoh kepada juniornya. a)

Menjadi panutan

b)

Seperti Seorang ayah yang menjadi panutan

c)

Melindungi seperti keluarga sendiri

5. 11 Azas Kepemimpinan Terdapat 11 Azas kepemimpinan yang merupakan peninggalan para leluhur Indonesia, antara lain adalah : 1)

Taqwa (Beriman Kepada Tuhan Yang Maha Esa)

2)

Ing Ngarso Sung Tulodo (Memberi Tauladan)

3)

Ing Madyo Mangun Karso (Memberi Semangat) 17

4)

Tutwuri Handayani (Memberi Pengaruh)

5)

Paspodo Purba Waseso (Memberi Koreksi)

6)

Ambeg Paramo Arto (Memilih yang tepat)

7)

Prasojo (Hidup sederhana)

8)

Satya (Sikap Loyal)

9)

Gemi Nastiti (Tidak Boros)

10)

Belaka (Bertanggung Jawab)

11)

Lagawa (Sifat Ikhlas)

18

2.1.2 KESIAPSIAGAAN BENCANA ALAM Pemateri,

Nama

: Kasmanto

Jabatan

: Gumil Gol.VI TER

Pangkat

: Mayor Inf.

A. SIAP SIAGA MENGHADAPI BANJIR DATA BANJIR SEPANJANG TAHUN 2018 WIL JATENG & DIY Wil. Brebes Ds. Losari Kidul = 240 KK Ds. Kedungneng = 700 KK Ds. Babakan = 1.200 KK Ds. Jati Sawit = 46 KK Ds. Pengabean = 45 KK Ds. Karangsambung = 200 KK Ds. Kekauman = 1.262 KK 3 meninggal terseret arus deras

Mengungsi Wil. Grobogan 4 rumah hanyut 5.800 rumah terendam

x

x x III

x073 072 x 071

IVx 073

x

074 074

x

072

x

IVx

Wil. DIY Terjadi di: 46 Desa DIY, 21 Desa 7 Kec. di Kulonprogo, 13 Desa 10 Kec. Di Bantul, 9 Desa 5 Kec. di Sleman & 2 Kec. di Kota Jogja.

Wil. Purworejo 11 orang meninggal 26 orang hilang Terjadi di: 30 Desa, 16 Kec.

https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2018/12/07/510/957325/46-desa-di-diy-rawan-banjir-bpbd-minta-masyarakat-waspada

19

1. Pengertian Banjir Menurut BNPB, banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat. Kejadian bencana banjir sangat dipengaruhi oleh : a)

Curah hujan yang tinggi

b)

Permukaan tanah yang lebih rendah dibandingkan air laut

c)

Daerah yang terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar yang sempit

d)

Kurangnya daerah resapan air akibat penebangan

hutan dan

pengembangan pemukiman e)

Buruknya penanganan sampah

f)

Buruknya penanganan saluran air (drainase).

Penyebab beragam banjir membuat yang kita harus selalu waspada dan memahami tindakan yang dianggap perlu dilakukan bila terjadi banjir. Pasalnya, banjir yang tidak dapat ditangani dapat menimbulkan kerugian dan korban jiwa. Bencana banjir juga sering diikuti dengan

berbagai

masalah

kesehatan

seperti diare, leptospirosis penyakit kulit dll.

2. Panduan Kesiapsiagaan Bencana Banjir Banjir bisa terjadi secara lambat (gradual) dan ada juga yang mendadak, yakni banjir bandang. Ada hal-hal yang harus kita waspadai saat banjir dan berpotensi menimbulkan akibat yang fatal, antara lain: a)

Arus

b)

Benda-benda yang hanyut

c)

Binatang berbahaya yang bisa masuk ke dalam rumah

d)

Ketinggian air yang bisa menenggelamkan. Sehingga, penting bagi kita untuk mengetahui persiapan menghadapi

banjir dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan saat banjir terjadi.

20

I. Sebelum Banjir a)

Kenali dan waspadai tanda – tanda banjir

b)

Pahami rencana kesiapsiagaan bencana banjir

c)

Ketahui sistem peringatan dini

d)

Siapkan perlengkapan tanggap darurat

e)

Amankan barang berharga dan dokumen penting

f)

Matikan aliran listrik, gas dank ran air

g)

Pantau perkembangan informasi seputar banjir

h)

Bersiaplah untuk kemungkinan mengungsi

II. Saat banjir Di dalam rumah/gedung a)

Pantau perkembangan cuaca dan ketinggian air

b)

Bila ada himbauan mengungsi, segera lakukan

Di luar rumah/gedung a)

Bergeraklah ke tempat yang lebih tinggi dana man

b)

Jangan melintasi air yang berarus

c)

Hati – hati terhadap lubang dan gorong – gorong

d)

Jangan menyentuh tempat melekatnya kabel listrik

e)

Jangan biarkan anak – anak bermain di air banjir

f)

Jangan minum air banjir

Di perjalanan (ketika berkendara) a)

Jangan menerobos air yang berarus, sebaiknya putar balik

b)

Bila ketinggian air meningkat, segera keluar dari kendaraan

c)

Bergeraklah ke tempat aman

21

Bila harus mengungsi a)

Jagalah kebersihan dan sanitasi lingkungan pengungsian

b)

Bijak dalam menggunakan air bersih

c)

Jangan kembali ke rumah sebelum keadaaan benar – benar aman. Tunggu arahan dari pihak berwenang

d)

Bantu warga disabilitas, lanjut usia atau anak – anak selama di pengungsian

III. Setelah banjir

B.

a)

Jika mengungsi, kembalilah ke rumah jika keadaan sudah aman

b)

Gunakan alas kaki saat memasuki rumah

c)

Periksa kerusakan pada seluruh bagian rumah

d)

Periksa adanya binatang berbahaya

e)

Keringkan peralatan listrik yang terendam

f)

Periksa ketersediaan air bersih

g)

Buang makanan/minuman yang terendam

h)

Bersihkan rumah dan lingkungan sekitar

i)

Bersihkan perabotan dengan desinfektan

j)

Jagalah kebersihan makanan/minuman sesudah banjir

SIAP SIAGA MENGHADAPI GEMPA BUMI

22

Indonesia merupakan satu-satunya

negara yang terletak pada pertemuan tiga

lempeng utama bumi, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik.

Lempeng-lempeng ini senantiasa bergerak dan bertumbukan, sehingga

perpotensi menimbulkan gempa. Dalam hal ini, Indonesia memiliki posisi strategis sekaligus sangat berbahaya, karena memiliki potensi gempa yang besar. Namun ironi, tingginya aktivitas gempa bumi di negeri ini tidak sebanding dengan tingginya tingkat kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, Padahal kita mengetahui struktur bangunan. Yang buruk dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai siaga bencana mayoritas menjadi faktor utama jatuhnya korban akibat bencana. 1. Pengertian Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Gempa bumi biasanya mengakibatkan kerusakan pada rumah, sekolah, gedung bertingkat dan sarana umum lainnya sehingga dapat menimbulkan korban jiwa.

I.

Jenis - Jenis Gempa Bumi Gempa bumi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

a)

Gempa Tektonik Gempa ini disebabkan oleh adanya pergeseran lempengan tektonik. Gempa

tektonik dapat menimbulkan kekuatan gempa yang besar, seperti yang terjadi di Aceh tahun 2004 silam.

b)

Gempa Vulkanik Gempa ini disebabkan oleh pergerakan magma ke atas permukaan gunung

api, yang menimbulkan pergeseran batu- batuan. Gempa biasanya hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. Umumnya hanya menimbulkan kekuatan gempa yang ringan, yakni di bawah 2 SR.

23

c)

Gempa Induksi Gempa ini disebabkan oleh pelepasan energi akibat sumber-

sumber

lainnya, seperti runtuhnya tanah dan bebatuan akibat penggunaan bahan peledak.

2. Panduan Kesiapsiagaan Gempa Bumi Gempa berlangsung sangat cepat (rata-rata kurang dari satu menit) sehingga setiap langkah kaki Anda untuk menyelamatkan diri saat terjadi bencana sangatlah berharga. Karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui persiapan menghadapi gempa bumi dan langkah-langkah yang harus diambil saat gempa itu terjadi. I.

Sebelum gempa bumi Antisipasi Gempa

a)

Letakkan barang besar dan berat pada bagian bawah rak

b)

Atur posisi rak dan lemari menempel kuat pada dinding

c)

Perbaiki retakan didinding maupun lantai

d)

Gantung benda berat jauh dari tempat tidur dan tempat orang duduk

Tempat berlindung yang aman a)

Di bawah meja, kursi, atau ranjang yang kokoh

b)

Di gedung bertingkat, merapat ke dinding/fondasi bagian dalam seperti fondasi dekat lift

c)

Hindari jendela, lift, elevator dan area tangga

d)

Di tempat terbuka, hindari gedung, pohon tinggi dan tiang listrik

Latih diri dan anggota keluarga a)

Pahami rencana kesiapsiagaan bencana

b)

Selalu siapkan senter, peluit dan tas siaga

c)

Catat dan sipan nomor telepon penting

24

II.

Saat gempa bumi Di dalam rumah/gedung

a)

Berlutut (drop), berlindung (cover), bertahan (hold on) di bawah meja yang kokoh selama gempa terjadi

b)

Lindungi kepala dengan bantal atau kedua tangan

c)

Tetap di dalam sampai gempa berhenti, bergeraklah jika kondisi dirasa aman

d)

Hindari jendela, lift, elevator dan area tangga

e)

Bila gempa berhenti, keluarlah melalui tangga darurat

Di luar rumah/gedung a)

Merunduk dan lindungi kepala anda

b)

Bergeraklah menuju area terbuka

c)

Hindari gedung, pohon tinggi, tiang listrik, terowongan dan jembatan

d)

Hindari jendela, lift, elevator dan area tangga

Di perjalanan (ketika berkendara) a)

Berhenti di tempat aman dan nyalakan lampu hazard

b)

Hindari gedung, pohon tinggi, jembatan, tiang listrik, jika memungkinkan

c)

Pantau kekuatan gempa

d)

Bila gempa berskala kecil, tetap berada di dalam mobil sampai gempa berhenti

e)

Bila gempa berskala besar, keluar dari mobil dan cari tempat berlindung yang aman

III.

Setelah gempa bumi

a)

Tetap waspada terhadap gempa susulan

b)

Periksa kondisi anda dan keluarga. Bila mengalami cedera, pastikan mendapatkan pertolongan pertama

c)

Bila kondisi bangunan tidak aman, segera keluar dan cari tempat aman 25

d)

Perhatikan keamanan sekitar anda. Waspada kebakaran, gas bocor atau korsleting

e)

Tunggu informasi dari pihak berwenang dan bertindaklah sesuai himbauan

Bila terjebak reruntuhan a)

Hindari gerakan yang tidak perlu untuk menghindari kontak dengan debu berbahaya

b)

Secara berkala gerakkan tangan dan kaki anda agar sirkulasi daraah tetap lancar

c)

Tutup mulut dan hidung dengan kain agar debu tidak terhirup

d)

Berteriaklah hanya sesekali sebab debu dapat terhirup dan membuat sesak napas

e)

Pukullah tembok atau pipa agar petugas penyelamat bias mengetahui keberadaan anda

f)

Jangan memindahkan reruntuhan kecuali anda yakin akan aman

C. SIAP SIAGA MENGHADAPI TANAH LONGSOR Longsor yang terjadi pada malam hari sering menelan banyak korban jiwa. Mayoritas orang yang tidak sempat menyelamatkan

diri karena longsoran

menimpa pada saat mereka masih tidur. Bila Anda tinggal di daerah rawan longsor, waspadalah jika terjadi hujan lebat terus-menerus dan kenali gejala longsor.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak 2014 hingga 2017, bencana tanah longsor menjadi bencana yang paling mematikan dan

26

banyak menimbulkan korban jiwa. Bahkan longsor kecil pun bisa menyebabkan satu keluarga meninggal dunia. Banyak korban meninggal dunia dan dampat akibat longsor dikarenakan lantaran masih banyak masyarakat yang tinggal di daerah-daerah rawan longsor. Kemampuan mitigasi yang kurang memadai

dan kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana juga menjadi salah

satu faktor

jatuhnya korban akibat bencana. Memahami bencana longsor dengan menjaga kelestarian lingkungan dan melakukan persiapan sebelum, saat dan setelah bencana sangat penting untuk mengurangi dampak buruk akibat tanah longsor.

1. Pengertian Tanah Longsor Menurut BNPB, tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Longsor sering kali dipicu oleh getaran gempa, meletusnya gunung api, curah hujan tinggi dan terjadi selama beberapa hari, erosi lahan baik yang disebabkan oleh alam, maupun manusia.

I. a)

Jenis-jenis Tanah Longsor Longsoran Translasi Bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir yang rata atau bergelombang.

b)

Longsoran Rotasi Tanah dan batuan bergerak pada bidang gelincir berbentuk cekung.

c)

Longsoran Translasi Blok Batu / Pergerakan Blok Batuan berpindah pada bidang gelincir yang landai. 27

d)

Longsoran Rayapan Tanah Butiran tanah kasar dan halus yang bergerak merayap

lambat atau cepat,

bahkan tidak

terkendali. Setelah waktu yang cukup lama, longsor jenis ini menyebabkan rumah, pohon atau tiang miring ke bawah. e)

Longsoran Runtuhan Batu Sejumlah besar batuan, tanah atau material lain di lereng terjal atau menggantung di daerah pantai bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas.

f)

Longsoran Aliran Bawah Rombakan Terjadi ketika massa

tanah terdorong oleh air,

sehingga material yang ada di atasnya bergerak di sepanjang lereng dan meluas pada daerah landai. Aliran tanah ini dapat menelan korban jiwa cukup banyak.

2. Panduan Kesiapsiagaan Tanah Longsor Longsor dapat menimbulkan kerugian material dan non material. Longsor bisa membuat korban terdampak kehilangan harta, tempat

tinggal hingga

kehilangan nyawa. Maka, bagi Anda yang tinggal di daerah rawan longsor, sangat penting untuk mengenali tanda-

tanda longsor dan memahami tindakan

kesiapsiagaan menghadapi tanah longsor. I.

Sebelum Longsor

a)

Waspada curah hujan tinggi

b)

Kenali dan waspadai tanda – tanda longsor

c)

Pahami rencana kesiapsiagaan bencana longsor

d)

Siapkan perlengkapan tanggap darurat

e)

Pantau informasi mengenai curah hujan dan kemungkinan tanah longsor

f)

Bila ada himbauan mengungsi, segera lakukan Tanda – tanda

a)

Tanah dan bukit bergetar 28

b)

Terdengar suara runtuhan tanah, lumpur atau pohon

c)

Retakan panjang di lereng

d)

Kerikil berjatuhan

e)

Perubahan warna air sungai

f)

Munculnya mata air baru secara tiba – tiba

II.

Saat longsor Di dalam rumah

a)

Jangan panik

b)

Segera keluar. Evakuasi diri dan keluarga

c)

Hindari jalur longsor

d)

Lari ke tempat yang lebih tinggi dan aman

Di luar rumah a)

Jangan panik

b)

Larik ke tempat yang lebih tinggi dana man

c)

Perhatikan sisi tanah yang mengalami longsor

d)

Hindari jalur longsor

III.

Setelah longsor

a)

Tetap waspada terhadap longsor susulan

b)

Periksa kondisi anda dan keluarga. Bila mengalami cedera, pastikan mendapatkan pertolongan pertama

c)

Tetap bertahan di tempat yang aman

d)

Tunggu informasi dari pihak berwenang dan bertindaklah sesuai himbauan

e)

Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan benar – benar aman

f)

Bila belum ada bantuan, segera hubungi pihak – pihak terkait penanganan bencana

29

D. SIAP SIAGA MENGHADAPI TSUNAMI Untuk potensi bencana tsunami, Indonesia menempati peringkat pertama dari 265 negara di dunia yang disurvei badan PBB.

Gambar : Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pada umumnya, tsunami yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh gempa bumi tektonik. Hal ini karena secara geologis, Indonesia terletak di tiga lempeng tektonik besar, yakni lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik yang masingmasing bergerak relatif saling mendekat. Tumbukan terjadi antara lempenglempeng tektonik ini yang menyebabkan terakumulasinya energi yang cukup besar. Pada suatu saat sebagian lempeng tersebut patah, sehingga terlepaslah energi yang sangat besar. Energi ini yang dirasakan sebagai gempa. Mengingat posisi Indonesia besar kemungkinan untuk gempa bumi terjadi di dasar laut, sehingga potensi untuk terjadinya tsunami juga menjadi cukup besar.

30

Gempa bumi tektonik bisa berpotensi tsunami, bila: a)

Gempa bumi dengan kekuatan di atas 6 Skala Richter

b)

Kedalaman gempa kurang dari 100 km

c)

Gempa berlangsung lebih dari 1 menit

Catatan : Untuk daerah-daerah tertentu seperti Mentawai, gempa kecil dengan getaran yang lama harus diwaspadai.

Gempa bumi tektonik dengan tiga kriteria tersebut berpotensi mengakibatkan tsunami local atau tsunami yang terjadi di sekitar gempa Tsunami

jarak 200 km dari pusat

lokal inilah yang lebih berbahaya dari tsunami jarak jauh karena

memiliki waktu peringatan bahaya yang sangat singkat antara 10-60 menit akibat gempa bumi tektonik. Oleh karena itu, gempa bumi tektonik menjadi salah satu pertanda awal bahaya tsunami yang harus diwaspadai. Ada beberapa wilayah pantai di Indonesia yang merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami, di antaranya pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi.

1. Pengertian Tsunami Menurut BMKG, tsunami berasal dari bahasa Jepang yang

berarti

gelombang ombak lautan (“tsu” berarti lautan, “nami” berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya perubahan struktur geologis dasar laut secara vertikal dalam waktu singkat sehingga mengakibatkan air laut dalam volume sangat banyak berpindah tempat secara mendadak. Catatan : Tsunami di Indonesia rata-rata terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut.

Perubahan tersebut dapat diakibatkan oleh gempa bumi, letusan gunung api di dasar laut, seperti letusan Gunung Krakatau pada 1983, longsoran di laut atau 31

meteor yang jatuh di laut (namun ini sangat jarang terjadi). Semakin mendekati daratan, gelombang laut yang terbentuk akan semakin tinggi. Apabila pantai berbentuk teluk maka gelombang akan semakin besar. Bencana tsunami memiliki kecepatan 800 km/jam di laut dan 25-100 km/jam saat di daratan.

Saat mencapai daratan, tinggi gelombangnya bisa

mencapai 10-36 meter. Inilah mengapa tsunami mampu merusak kota dan menelan banyak korban jiwa.

I. Risiko Ancaman Tsunami Risiko ancaman tsunami di Indonesia lebih besar dibandingkan Jepang. Berdasarkan data United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR), ada 5.402.239 orang yang berpotensi terkena dampaknya. Individu yang terdampak tsunami berisiko terseret arus dan tenggelam serta terbentur dan tertimpa puing yang terbawa arus.

Maka, untuk

meminimalkan risiko dan meningkatkan peluang selamat, individu terdampak harus mampu menilai situasi dengan

cepat dan mengambil tindakan

kesiapsiagaan yang tepat.

2.

Panduan Kesiapsiagaan Tsunami adalah gejala alam yang dapat terjadi kapan saja dan tidak dapat

dicegah, namun bukan berarti Anda harus pasrah menghadapinya tanpa persiapan apapun. Dengan selalu siaga dan dibekali pengetahuan yang cukup mengenai karakteristik Tsunami, Anda dapat mengantisipasi dan mengurangi dampak kerusakan dan kerugian yg mungkin ditimbulkan. Artinya, peluang selamat dari tsunami sangat tergantung pada pengetahuan individu yang terdampak tentang kesiapsiagaan bencana.

Bila

lokasi

Anda

dekatpantai saat gempa terjadi atau Anda tinggal di dekat pantai, Anda harus memahami risiko ancaman tsunami dan rencana kesiapsiagaan di wilayah Anda. Jadi, ketika layanan peringatan gagal atau arahan dari pemerintah setempat belum

32

ada selama keadaan darurat berlangsung, maka Anda tetap mampu bertindak dengan benar. I.

Sebelum tsunami (bila muncul tanda – tanda tsunami) a)

Kenali dan waspadai tanda – tanda tsunami

b)

Jauhi area pantai dan tepian sungai

c)

Ketahui tanda peringatan dini di wilayah anda

d)

Siapkan perlengkapan darurat

e)

Ikuti arahan dari petugas

Tanda – tanda tsunami

II.

a)

Didahului gema besar dan lama

b)

Gelombnag lebih dari satu kali

c)

Air laut mendadak surut

d)

Terdengar suara gemuruh dari arah laut

e)

Tercium bau yang tidak biasa, seperti amis/belernag yang kuat

f)

Hewan berlarian menjauhi pesisir

Saat tsunami a)

Lari ke tempat yang tinggi atau tempat evakuai sementara terdekat

b)

Berjalan kaki saat evakuasi lebih dianjurkan

c)

Ikuti petunjuk evakuasi dari petugas setempat

d)

Hindari area aliran sungai dan jembatan

e)

Tetap bertahan sampai keadaan dinyatakan aman oleh petugas

Di perjalanan (ketika berkendara) a)

Segera menepi, kunci dan tinggalkan kendaraan

b)

Lari ke tempat aman dengan berjalan kaki

c)

Tetap bertahan sampai keadaan dinyatakan aman oleh petugas

Bila terbawa gelombang tsunami a)

Carilah benda terapung sebagai tempat berpegangan dan menghemat tenaga 33

Catatan Penting! Pada saat darurat, bangunan/pohon yang cukup tinggi dn kokoh bias dijadikan tempat evakuasi.

III.

Setelah tsunami a)

Periksa kondisi anda dan keluarga. Bila menglami cedera, pastikan mendapatkan ertolongan pertama

b)

Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan benar – benar aman

c)

Tunggu informasi dari pihak berwenang dan bertindaklah sesuai himbauan

d)

Waspada runtuhan bangunan dan puing – puing yang terbawa arus

E. SIAP SIAGA MENGHADAPI LETUSAN GUNUNG API 1. Daftar Gunung aktif di wilayah pulau jawa : a)

G. Slamet (3.428 Mdpl)

b)

G. Rogojembangan (2.177 Mdpl)

c)

G. Ungaran (2. 050 Mdpl)

d)

G. Muria (1.602 Mdpl)

e)

G. Prau (2.565 Mdpl)

f)

G. Sindoro (3.150 Mdpl)

g)

G. Sumbing (3.371 Mdpl)

h)

G. Merbabu (3.142 Mdpl)

i)

G. Merapi (2.914 Mdpl)

2.

Pengertian Letusan Gunung Api Menurut BMKG, letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik

yang dikenal dengan istilah erupsi. Letusan gunung api diakibatkan oleh aktivitas magma dan pergerakan lempeng tektonik, dimulai dari adanya tekanan kuat dari dalam yang menggerakkan magma ke segala arah. 3. Tingkatan Status dan Bahaya Letusan Gunung Api I.

Tingkatan Status Bahaya 34

Sejumlah tingkatan status ditetapkan untuk memperingatkan warga akan bahaya letusan. Setiap perubahan status gunung api selalu didasarkan pada tandatanda alam, seperti intensitas gempa dan semburan abu vulkanik dari kawah. Selain itu ketika sebuah gunung mulai menunjukan tanda-tanda aktivasi, maka pemerintah melalui BMKG akan rutin melakukan pemantauan terhadap gunung tersebut demi memastikan keadaan gunung agar mitigasi bencana akan dapat dilakukan sedini mungkin. Berikut empat tingkatan status gunung api: 1.

Normal − Tidak ada aktivitas magma

2.

Waspada − Adanya aktivitas seismik, kejadian vulkanik dan sedikit perubahan aktivitas akibat pergerakan magma, tektonik dan hidrometal

3.

Siaga − Peningkatan aktivitas seismik dan letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu

4.

Awas − Letusan dpt terjadi dlm waktu 24 jam.

II. Bahaya – Bahaya Letusan Gunung Api 1.

Awan panas

Gulungan awan campuran gas, pasir dan batu hasil letusan bersuhu 200 – 700oC dan berkecepatan > 70 km/jam 2.

Bom vulkanik

Lontaran batu/material gunung api dengan diameter > 10 cm dan suhu >200oC 3.

Hujan abu

Abu/pasir halus hasil letusan, baik dari awan panas maupun jatuhan piroklastik dan ber beterbangan mengikuti arah angin 4.

Lava

Magma yang mencapai ke permukaan berbentuk cairan kental dan bersuhu 700 – 1200oC 5.

Gas beracun

Gas yang keluar dari rekahan/lubang kawah, seperti CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO 35

6.

Lahar

Banjir materi letusan yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi pada tumpukan material volkanik di puncak gunung api.

4.

Panduan Kesiapsiagaan Letusan Gunung Api Jika Anda tinggal dekat dengan gunung api, Anda harus mengenali tanda-tanda

letusan. Waspadai juga daerah-daerah berbahaya. Ketahuilah langkah-langkah kesiapsiagaan sebelum, saat dan setelah letusan gunung api. I.

Sebelum (bila muncul tanda – tanda letusan) a)

Kenali dan waspadai tanda – tanda letusan

b)

Tutup pintu dan jendela

c)

Matikan peralatan listrik

d)

Siapkan perlengkapan darurat

e)

Ikuti petunjuk dari pihak berwenang

f)

Bila ada himbauan mengungsi, segera lakukan

Tanda – tanda letusan

II.

a)

Suhu lereng/sekitar kawah meningkat drastic

b)

Sumber mata air mongering

c)

Sering terjadi gempa tremor

d)

Banyak hewan turun gunung

e)

Sering terdengar suara gemuruh

Saat letusan Di dalam rumah a)

Pada tingkatan status AWAS, segera mengungsi ke tempat evakuasi

b)

Hindari area berbahaya, seperti lereng gunung dan lembah

c)

Tutup mulut dan hidung dengan masker/kain basah

d)

Tutup mulut dan hidung dengan masker/kain basah

e)

Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh 36

Di luar rumah

III.

a)

Lindungi diri dari material hasil letusan

b)

Lari ke tempat berlindung yang aman

c)

Hindari area berbahaya, seperti lereng gunung dan lembah

d)

Bila terjadi hujan abu, tutup mulut dan hidung dengan masker/kain basah

Setelah letusan a)

Jika mengungsi, kembalilah ke rumah bila keadaan sudah aman

b)

Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik

c)

Tetap lindungi diri dari debu

d)

Bantu warga disabillitas, lanjut usia atau anak – anak

e)

Hindari wilayah yang terkena hujan abu, jika memungkinkan

37

2.1.3 CARA MEMBERIKAN INSTRUKSI (CMI) Pemateri,

Nama

: Kapten Inf AW. SUBHI

NRP

: 21970127720276

Jabatan

: DANKISIS IV SECABA RINDAM IV/DIP

A. PENDAHULUAN 1. Definisi Intruksi Pengertian instruksi adalah arahan, perintah, atau petunjuk dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas.Instruksi hendaknya disampaikan dengan

jelas

sehingga

penerima instruksi dapat

memahami

dan

melaksanakannya dengan baik. Bisa di bayangkan jika seorang atasan memeberikan intruksi mengenai

penggunaan peralatan baru kepada

karyawannya dengan sekedar saja sehingga si karyawan kurang memahami penggunaan alat tersebut, alat tersebut bisa rusak sehingga pekerjaan menjadi terhambat. Selain berupa penyampaian arahan atau perintah, intruksi juga merupakan penyampaian pengertian dan pengetahuan kepada orang lain sehingga orang tersebut memiliki kecakapan sesuai dengan yang di intruksikan agar tujuan yang dikehendaki agar dapat tercapai. Selain tercapainya tujuan, dalam pemberian intruksi juga perlu diperhatikan proses penerimaan intruksi. Bagaiman orang yang menerima intruksi memahami dan mengembangkan nalarnya terhadap apa yang di intruksikan. Suatu intruksi dapat diberikan baik secara lisan maupun tulisan. Contohnya seperti intruksi presiden yang terkadang dibuat dalam bentuk surat atau bisa juga disampaikan secara langsung ketika rapat atau ketika menyampaikan pidato, agar intruksi dapat di pahami dengan baik maka pemeberia intruksi juga dapat dilakukan dengan alat bantu. Seperti intruksi keselamatan yang di peragakan pramugari atau pramugara di pesawat terbang. Mereka menggunakan alat peraga seperti baju pelampung, masker oksigen, dan

38

sabuk pengaman agar para penumpang memahami bagaiman menggunakannya ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Hal-Hal dalam Memberi Intruksi I.

Pedoman-Pedoman Dasar CMI a.

Menggunakan bahasa yang sederhana (simple Language)

b.

Menggunakan Panca Indra (Use Five Sense )

c.

Menyuruh Peserta didik untuk berfikir dan berbuat ( tell students to think and act)

d.

Memeriksa kemajuan langkah demi langkah (check the progres step by step).

II.

Prinsip Intruksi ( Instructioal Principal) a.

Bangkitkan dan pelihara minat/perhatian peserta didik dalam mengikuti pelajaran (Raise and Maintain Student Interest).

b.

Direncanakan dan disiapkan (Planned and Prepared)

c.

Diyakinkan bahwa materi telah dikuasai (be sure that the material is mastered).

III.

Teknik Bicara (Speaking Tehcniques) a.

Lebih Perlahan (Speak Slowly)

b.

Semagat dan terkendali (Enthusiastic & Mastered )

c.

Bicara dengan Suara Penuh (Full Voice)

d.

Jangan Majemukan (Don’t be Inattentive)

e.

Berisi IKIT (Intonasi, Kecepatan, Irama, Tempo)

IV.

Macam-Macam Pertanyaan ( Kinds Of Question) a.

Maksud Pertanyaan (Question Purpose ) I. II.

b.

Convergen Divergen

Asalnya (Sources) 39

I.

II.

V.

Gadik (teachers) i.

Membangun (Developing)

ii.

Pemeriksaan ( Checking)

Serdik (Students)

Cara Ajukan pertnyaan kepada Serdik a.

Ajukkan pertanyaan kepada seluruh Serdik

b.

Beri kesempatan serdik untuk berpikir

c.

Beri kesempatan serdik untuk menjawab

d.

Yakinkan pertanyaan tersebut jelas

e.

Dengarkan dan nilai kebenaran jawaban serdik

f.

Jangan ajukkan pertanyaan ketika serdik berbuat

VI.

Cara Mengatasi Pertanyaan Serdik. a.

Hargai pertanyaan serdik

b.

Pertanyaan Serdik diulangi

c.

Pertanyaan tidak dijawab langsung oleh gumil (Guru Militer), namun di lemparkan ke serdik yang lain

d.

Jawaban serdik agar di tujukkan kepada kelas,

e.

Akuilah bila gumil tidak dpat menjawab denga NIK tertentu

VII.

Kapan Gumil mengajukan pertanyaan a.

Permulaan (Ulangi pelajaran Lampau).

b.

Inti (pada saat pertanyaan membantu mengecek pengecek pelajaran)

c.

Akhir pelajaran (melakukan pemeriksaan)

VIII.

Teknik Bangkitkan atau Ciptakan Motivasi: a.

Cara Membangkitkan Motivasi I.

Ciptakan perhatian sebelum kegiatan dimulai.

II.

Bangkitkan /kembangkan minat.

III.

Beri penghargaan. 40

b.

Cara Memelihara Minat atau Perhatian I.

Semangat

II.

Aktivitas Serdik

III.

Variasi

IV.

Realistis

V.

Kesederhanaan.

VI.

Hindari Hal yang Menggangu.

VII. Manfaatkan Panca Indra

IX.

X.

NIK Menggunakan Alins atau alogins a.

Siapkan pengguanaa atau tujuan alins atau alogins

b.

Jelaskan alins atau alogins tersebut pada kelas

c.

Tutup alins atau alogins saat tidak digunakan

d.

Tunjukkan alins atau alogins sehingga serdik dapat melihatnya.

e.

Berbicara pada serdik, bukan bukan kepada alins atau alogins

f.

Gunakan Pointer

g.

Gunakan Asisten agar lebih baik

h.

Gunakan alins atau alogins secara baik. Penempatan Serdik a. Didalam Kelas a)

Sifat Pelajaran (Metode)

b)

Penerangan

c)

Gangguan (Suara,Pandangan, dan Udara )

d)

Serdik

jangan

membelakangi

gumil

menjelaskan/membimbing kegiatan praktek)

b. Diluar Kelas a)

Sifat Pembelajaran (Metode)

b)

Gangguan ( Suara, Pandangan, dan Udara)

c)

Susuna Barisan Serdik 41

(

Saat

gumil

d)

Jangan dihadapkan serdik melawan matahari/keramaian.

1) Susunan Segaris

TIH

SERDIK 2) Susunan Bentuk “L”

TIH

SERDIK 3) Susunan Bentuk “U”

TIH

SERDIK

42

4) Susunan Bentuk “V”

TIH

5) Susunan

SERDIK

TIH

SERDIK 6) Susunan ½ lingkaran.

TIH

SERDIK

43

Lingkaran

Taraf –taraf Intruksi

XI. a.

b.

c.

Taraf Persiapan I.

Pengantar

II.

Inti Uraian

Teori Praktek I.

Teori

II.

Praktek

III.

Di Praktekan

Taraf Pemeriksaan I.

d.

Akhir Pelajaran i.

Lisan/tulisan

ii.

Ujian Teori

iii.

Ujian Praktek.

Taraf Kritik I.

XII.

Ringkasan

Syarat Umum Gumil/Instruktur: a.

Menguasai da Mempunyai Pengetahuan dasar

b.

Memiliki Kepribadian yang positif I.

Kepercayaan diri.

II.

Semangat.

III.

Rajin

IV.

Gaya dan Cara Berbicara

V.

Perilaku yang profesional.

c.

Memiliki kemampuan dalam memimpin

d.

Mengusai dan dapat mengaplikasikan prisnsip Inruksi

44

XIII.

Syarat Khusus Spesifik Gumil a.

b.

c.

Gadik Pengajar I.

Bersertifikat Gadik

II.

Kualifikasi Psikologi

III.

Kuasai Materi Pembelajaran (MP)

Gadik Penuntun I.

Kualifikasi Perwira Penuntun

II.

Kualifikasi Psikologi

III.

Kuasai Materi Pembelajaran

Gadik Instruktur/Pelatih II.

Kualifikasi Perwira Penuntun.

III.

Kualifikasi Psikologi

IIII. Kualifikasi Materi Pembelajaran

XIV.

Sikap & Tindakan Gumil a.

Sikap Militer, Korek & Tak Dibuat

b.

Cara Berpakaian & Kerapihan Badan Terpelihara

c.

Menjaga Komunikasi dengan Serdik Selama Kegiatan PBM (Pembelajaran, Bimbingan, dan Motivasi)

d.

Memiliki Kesadaran & Humor tepat Waktu

e.

Jangan Suka Membanggakan diri

f.

Hindari Kebiasaan yang berlebihan.

XV.

Dorongan dalam PBM (Pembelajaran, Bimbingan dan Motivasi ) a.

Teladan yang baik

b.

Memberikan Pujian pada saat tertentu

c.

Memeberikan hadiah (dapat dilakukan , dapat juga tidak di lakukan)

d.

Adakan lomba dalam Hubungan Pokok ( Semangat Lomba) 45

e.

XVI.

Suruh Serdik Secepat & Sebanyak Mungkin Merasakan Kenyataan.

Giat PBM Pertemuan (Praktek) a.

Pendahuluan I.

Tindakan Keamanan

II.

Perkenalan

III.

Pengantar/Prepsepsi

IV.

Judul

V.

Tujuan

VI.

Referensi

VII. Demo Seluruh Materi

b.

INTI a. Langkah 1 I.

Pokok Bahasan

II.

Sub. Pokok Bahasan

III.

Tindakan Instruksi Khusus

IV.

Demo Langkah

V.

Penjelasan

VI.

Mencoba Kesempatan bertanya

VII. Pemeriksaan b. Langkah 2 I.

c.

Sama dengan Langkah 1

Penutup I.

Kesempatan bertanya.

II.

Ringakasan/Merangkum

III.

Penekanan

IV.

Demo seluruh Materi

V.

Tindakan keamanan 46

XVII.

Kegiatan Administrasi GADIK a.

Tahap Perencanaan I.

Menerima Briefing dari komandan tetntang Rencana operasi peserta didik

II.

Cek Paket Intruksi yang jadi tanggung Jawabnya

III.

membuat, mengirim, menerima dan Prespektif

IV.

Membuat bahan ajar dan Slide Materi .

b.

Tahap Persiapan I.

Memaparkan di depan Komandan terkait dan Gumil.

II.

Menyempurnakan Paket Intruksi (Bahan Ajar dan Slide Materi)

III.

c.

Pengecekan Alins/Alogins

Tahapm Pelaksaan I.

Laksanakan PBM

II.

Membuat Naskah Ujian dan Mengoreksi Hasil Ujian Serta Melaporkan Hasilnya kepada Komandan terkait.

d.

Tahap Pengakhiran I.

Membuat Laporan Selesai Mengajar Kepada Komandan Terkait.

47

2.1.4 PERATURAN PENGHORMATAN MILITER PEMATERI, NAMA

: MUHAMMAD IRFAN

PANGKAT/NRP

: SERKA / : 3920148090270

JABATAN

: BAKLAS

REFERENSI : Peraturan Panglima Tni Nomor Perpang/ 45 / Xii/ 2014 Tanggal 31 Desember 2014 Tentang Peraturan Penghormatan Militer Tni (Ppm-Tni).

1. PENGERTIAN PENGHORMATAN a)

Penghormatan adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang terhadap orang lain maupun suatu benda atas dasar tata krama/etika sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dengan tulus ikhlas serta penuh kesadaran.

b)

Penghormatan Militer adalah suatu perwujudan dari penghargaan terhadap anggota Militer lainnya dan/atau orang lain maupun suatu benda yang dilakukan dengan tulus ikhlas sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

2. PENGHORMATAN PERORANGAN A. Penghormatan tanpa Senjata Posisi Berdiri terhadap Perwira tinggi dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a)

Sikap sempurna menghadap penuh.

b)

Mengucapkan salam.

c)

Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat tangan.

d)

Setelah ada balasan penghormatan, kembali kesikap semula.

B. Penghormatan Tanpa Senjata Posisi Berdiri Terhadap perwira menengah, Perwira pertama, Bintara Dan Tamtama, dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a)

Sikap sempurna. 48

b)

Mengucapkan salam.

c)

Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat tangan.

d)

Setelah mendapat balasan penghormatan, kembali kesikap semula.

C. Penghormatan Perorangan Tanpa Bersenjata Posisi Berjalan / Berlari Terhadap Perwira tinggi, dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a)

Berhenti, sikap sempuna menghadap penuh.

b)

Mengucapkan salam.

c)

Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat tangan.

d)

Setelah mendapat balasan penghormatan, kembali ke sikap semula.

D. Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi berjalan / berlari terhadap Perwira menengah, Perwira pertama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut : a)

berjalan.

b)

Mengucapkan salam.

c)

Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat tangan.

d)

Tangan kiri tidak melenggang saat menyampaikan penghormatan.

e)

Setelah mendapat balasan penghormatan, kembali ke sikap semula.

E. Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi duduk terhadap Perwira tinggi dilaksanakan sebagai berikut : a)

Berdiri menghadap penuh.

b)

Mengucapkan salam.

c)

Melaksanakan penghormatan perorangan dengan carahormat tangan.

d)

Setelah mendapat balasan penghormatan, kembali ke sikap semula.

F. Terhadap Perwira menegah/Perwira pertama Atasan Langsung. a)

Berdiri.

b)

Mengucapkan salam.

c)

Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat tangan. 49

d)

Setelah mendapat balasan penghormatan, kembali ke sikap semula.

G. Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi duduk terhadap Perwira menengah/Perwira pertama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut : a)

TETAP duduk ambil Sikap sempurna

b)

Mengucapkan salam.

c)

Melaksanakan penghormatan dengan hormat kepala.

d)

Setelah mendapat balasan penghormatan, kembali ke sikap semula.

3. POK / PASUKAN A. Penghormatan Kelompok/Pasukan Terhadap Perwira Tinggi Posisi Berdiri, Berjalan, Duduk a)

Penghormatan kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Berdiri terhadap Perwira tinggi dilaksanakan sebagai berikut : I.

Kelompok/pasukan disiapkan oleh pimpinan pasukan atau yang melihat terlebih dahulu.

II.

Kelompok/pasukan menghadap penuh.

III.

Pimpinan pasukan/kelompok memberikan aba aba penghormatan.

IV.

Kelompok/pasukan melaksanakan hormat tangan.

V.

Setelah mendapat balasan , kembali kesikap sempurna secara terpimpin

VI.

Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan laporan bila yg di hadapi Perwira tinggi atasan langsung.

b)

Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Berjalan terhadap Perwira tinggi dilaksanakan sebagai berikut : I. II.

Dari langkah biasa pasukan melaksanakan langkah tegap. Melaksanakan hormat tangan dan memalingkan kepala kearah yang diberi hormat secara terpimpin. Setelah mendapat balasan ,pimpinan 50

kelompok/pasukan memberi aba-aba tegak selanjutnya kembali kesikap semula.

c)

Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Duduk terhadap Perwira tinggi, Perwira menengah/perwira pertama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut: I.

Kelompok/pasukan disiapkan oleh pimpinan pasukan atau yang melihat terlebih dahulu.

II.

Pimpinan kelompok/pasukan berdiri menghadap penuh, menghormat dengan cara hormat tangan selanjutnya laporan.

III.

Selesai laporan, kembali ke sikap semula.

B. Penghormatan

Kelompok/Pasukan

Terhadap

Perwira

Menengah/Perwira Pertama Atasan Langsung Posisi Berdiri, Berjalan, Duduk a)

Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Duduk terhadap

Perwira

menengah/perwira

pertama

Atasan

Langsung

dilaksanakan sebagai berikut: I.

Kelompok/pasukan disiapkan oleh pimpinan pasukan atau yang melihat terlebih dahulu.

II.

Pimpinan kelompok/pasukan berdiri menghadap penuh, menghormat dengan cara hormat tangan selanjutnya laporan.

III.

Selesai laporan, kembali ke sikap semula.

C. Penghormatan

Kelompok/Pasukan

menengah/perwira pertama

Terhadap

Perwira

Bukan Atasan Langsung Bintara &

Tamtama Posisi Berdiri, Berjalan, Duduk a)

Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Berdiri terhadap Perwira menengah/perwira pertama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut : 51

I.

Pasukan tidak disiapkan dan tetap melaksanakan kegiatan.

II.

Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam.

III.

Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat tangan.

IV.

a)

Setelah mendapat balasan , kembali kesikap semula.

Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Berjalan terhadap Terhadap Perwira menengah/perwira pertama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut : I.

Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam, pasukan tetap langkah biasa.

II.

Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat tangan sambil memalingkan kepala ke arah yang diberi hormat.

III.

Setelah mendapat balasan , pimpinan kelompok/ pasukan kembali ke sikap semula.

b)

Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Duduk terhadap Perwira menengah/perwira pertama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut : I.

Kelompok/pasukan tidak disiapkan.

II.

Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam.

III.

Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan carahormat kepala.

Setelah mendapat balasan , kembali ke sikap semula.

D. Penghormatan Kelompok / Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Duduk Terhadap Perwira Tinggi, Perwira Menengah /Perwira Pertama Atasan Langsung. a)

Kelompok/pasukan disiapkan oleh pimpinan pasukan atau yang melihat terlebih dahulu.

52

b)

Pimpinan kelompok/pasukan berdiri menghadap penuh, menghormat dengan cara hormat tangan selanjutnya laporan.

c)

Selesai laporan, kembali ke sikap semula.

E. Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa BersenjataPosisi Duduk terhadap Perwira Menengah /Perwira Pertama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama a)

Kelompok/pasukan tidak disiapkan.

b)

Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam.

c)

Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan carahormat kepala.

d)

Setelah mendapat balasan , kembali ke sikap semula.

4. HORMAT DALAM KEADAAN KHUSUS A. BERKENDARAAN RODA 2/3 (PASAL 71) Penghormatan Berkendaraan Roda 2 dan 3 dalam keadaan berjalan terhadap setiap atasan, dilaksanakan sebagai berikut: a)

Dari sikap duduk di atas kendaraan, mengurangi kecepatan.

b)

Mengucapkan salam.

c)

Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.

d)

Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

e)

Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak wajib dilaksanakan apabila keadaan tidak memungkinkan.

B. BERKENDARAAN RODA 4/LEBIH (PASAL 72) Penghormatan Berkendaraan Roda 4 atau lebih terhadap setiap atasan dilaksanakan sebagai berikut: a)

Dari sikap duduk didalam kendaraan, mengurangi kecepatan.

b)

Mengucapkan salam.

c)

Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat tangan.

d)

Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula. 53

e)

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak wajib dilaksanakan apabila keadaan tidak memungkinkan.

f)

(3) Apabila di dalam kendaraan terdapat lebih dari satu orang, maka Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh yang tertua.

C. PENGHORMATAN MIL DI RUMAH IBADAH (PASAL 77) Penghormatan Berkendaraan Roda 4 atau lebih terhadap setiap atasan dilaksanakan sebagai berikut Apabila seorang bawahan berpakaian seragam atau tidak berseragam, bertemu/melihat atasan langsung maupun atasan lainnya baik berpakaian seragam maupun tidak berseragam, dalam keadaan berdiri/duduk, sedangkan peribadatan belum dimulai/sudah selesai dilaksanakan maka baginya berlaku penghormatan perorangan yang disesuaikan dengan keadaan saat itu, salam tidak harus diucapkan.

Apabila bertemu/melihat atasan tersebut pada subpasal 1)

dimana

peribadatan

sudah

dimulai/sedang

berlangsung,

maka

penghormatan tidak perlu dilakukan. 2)

Pelaksanaan penghormatan didalam rumah ibadah semaksimal mungkin tidak mengganggu ketenangan dan ketertiban pelaksanaan peribadatan yang sedang berlangsung.

5. HORMAT KEPADA LAMBANG SATUAN A. CARA MEMBALAS PENGHORMATAN PASAL 78 - 79 a)

Setiap Lambang-lambang kesatuan TNI berhak menerima penghormatan dari setiap prajurit TNI.

b)

Lambang Kesatuan membalas penghormatan dengan cara: I.

Dari sikap 15º yang telah ditentukan dalam tata cara membawa Lambang Kesatuan, diberi penambahan 60º condong ke depan dengan perlahan sehingga menjadi 75º. 54

II.

Setelah mencapai sudut 75º langsung kembali ke sikap semula secara perlahan-lahan.

B.

PENGHORMATAN DUA PASUKAN YANG BERTEMU PASAL 78 - 79

a)

Apabila kedua pasukan yang bertemu membawa Lambang Kesatuan yang sama tingkatannya, dilakukan dengan “LANGKAH TEGAP“ dan Pimpinan Pasukan yang lebih rendah pangkatnya harus memberikan penghormatan (hanya Pimpinan Pasukan saja yang menghormat) kepada Pimpinan Pasukan yang lebih tinggi pangkatnya, sedangkan antar Lambang Kesatuan yang sama tingkat/derajatnya tidak dilakukan penghormatan.

b)

Apabila kedua Pasukan yang bertemu membawa Lambang Kesatuan yang berbeda tingkatnya, dilakukan dengan “LANGKAH TEGAP“ dan Pimpinan Pasukan yang membawa Lambang Kesatuan lebih rendah harus memberikan penghormatan (hanya Pimpinan Pasukan saja yang menghormat) kepada Pimpinan Pasukan yang membawa Lambang kesatuan lebih tinggi.

C. PENGHORMATAN KEPADA LAMBANG KESATUAN PASAL 78 - 79 a)

Penghormatan kepada Lambang Kesatuan (Panji s.d.Patola) oleh pasukan yang bersenjata dilakukan dengan “HORMAT SENJATA“ tanpa sangkur terpasang.

Bagi pasukan yang tidak bersenjata menyampaikan

penghormatan tanpa senjata b)

Apabila hanya salah satu saja yang membawa Lambang Kesatuan, maka pasukan lainnya menyampaikan penghormatan secara Defile (seluruhnya langkah tegap hormat kanan/kiri).

55

c)

Dalam keadaan jalan sempit dan berada di persimpangan jalan, maka setiap prajurit TNI/pasukan wajib memberikan keutamaan terhadap pasukan yang membawa Lambang Kesatuan untuk terus berjalan. .

d)

Setiap Prajurit TNI baik perorangan maupun dalam hubungan pasukan, wajib memberikan penghormatan tanpa melihat tingkatan Lambang, termasuk pada saat Lambang-Lambang Kesatuan memasuki dan ke luar dari lapangan upacara

e)

Penghormatan terhadap lambang kesatuan dalam keadaan terselubung posisi berjalan bertemu dengan kelompok pasukan maka kelompok pasukan melaksanakan langkah tegap, hanya komandan saja yang melaksanakan

penghormatan

kepada

komandan

kelompok

yang

pangkatnya lebih tinggi

6. DEPUTASI DAN PENGHORMATAN DALAM PENERBANGAN A. PEJABAT PENTING YG MENDAPATKAN (PASAL 80) Penumpang Vvip,Penumpang Vip,Penumpang Special Flight adalah sebagai berikut : a)

Pejabat

yang

mendapatkan

deputasi

dan

penghormatan

dalampenerbangan adalah:

b)

I.

Penumpang VVIP.

II.

Penumpang VIP.

III.

Penumpang Special Flight.

Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas: I.

Presiden RI.

II.

Wakil Presiden RI.

III.

Kepala Negara/Wakil Kepala Negara Tamu yang mempunyai hubungan diplomatik dengan RI.

IV.

Istri Presiden RI dan Putra-putrinya.

V.

Istri Wakil Presiden RI dan Putra-putrinya. 56

VI.

Pejabat lain yang berdasarkan ketentuan perundang-undangan termasuk penumpang VVIP.

c)

Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: I.

Para Menteri Kabinet.

II.

Panglima TNI.

III.

Kapolri.

IV.

Tamu negara asing yang memilikijabatan setingkat yang mempunyai hubungan diplomatik dengan RI.

V.

Pejabat negara yang memiliki kedudukan setingkat Menteri.

VI.

Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:

VII. Perwira Tinggi TNI/Polri. VIII. Tamu negara asing yang memiliki jabatan setingkat yang mempunyai hubungan diplomatik dengan RI. IX.

Istri Panglima TNI/Kapolri, dan Istri Kas Angkatan.

B. PENGHORMATAN DALAM PENERBANGAN (PASAL 81) Tata cara penghormatan Terhadap Vvip, Pelaksanaan Special Flight adalah sebagai berikut : a)

Penghormatan dalam penerbangan terhadap VVIP/VIP dilaksanakan sebagai berikut: I.

Awak pesawat berdiri berjajar di sebelah kiri dari arah datangnya VVIP/VIP, sedangkan salah seorang Pramugari berada di dalam pesawat didekat pintu masuk.

II.

Setelah VVIP/VIP yang akan menerima penghormatan mengambil

tempat,

maka awak pesawat

mengadakan

penghormatan dipimpin oleh Penerbang I (Captain pilot) dan dilanjutkan laporan di tempat kesiapan pesawat dan awak pesawat. 57

III.

Pada saat kembalinya, awak pesawat mengambil tempat berjajar di sebelah kiri dari arah keluarnya VVIP/VIP dan mengadakan penghormatan dilanjutkan laporan tentang selesai menjalankan tugas.

IV.

Pada waktu malam hari, penghormatan hanya dilakukan bila penerangan di tempat tersebut memungkinkan dan apabila cuaca hujan, penghormatan menyesuaikan situasi dan kondisi.

V.

Apabila

ada

pasukan

kehormatan

dalam

upacara

pemberangkatan atau penyambutan, maka awak pesawat mengikuti upacara tersebut dengan berjajar ditempat, apabila keadaan tidak mengizinkan diusahakan agar crew tetap ditempat. VI.

Untuk penerbangan VVIP Ibu Negara (Istri Presiden/Wakil Presiden RI) jajar tetap dilaksanakan dipimpin oleh Penerbang I (Captain pilot) tetapi tidak melaksanakan pengormatan dan laporan.

b)

Pasal (2) Pada pelaksanaan Special Flight tidak melakukan jajar dan penghormatan seperti pada penerbangan VVIP/VIP, namun hanya dilaksanakan penghormatan perorangan oleh Penerbang I/Captain Pilot (ataupun memberi salam kepada istri pejabat tertentu) sebagai laporan kesiapan awak dan pesawat penerbangan.

58

untuk melaksanakan tugas

2.1.5. PIONER Pemateri,

Nama

: Tugino

Pangkat

: Serda

Jabatan

: Dan klas J

1. PENGERTIAN PIONER Pioner Merupakan suatu pekerjaan persemi militer yang dapat dilakukan secara terbatas,baik perorangan maupun hubungan kelompok.

2. HAKEKAT DALAM PEKERJAAN PIONER Supaya kita mendapat keamanan, keselamatan dan ketenangandalam operasi baik personil maupun materil

3.

TALI-TEMALI Sebelum kita mempelajari lebih jauh tentang tali-temali, terlebih dahulu kita lihat pengertian tali dibawah ini. A. Pengertian Tali Tali merupakan benda atau barang yang berutas-utas panjang, dibuat dari bermacam-macam bahan dan biasanya digunakan sebagai alat dalam simpul atau ikatan. B. Jenis Tali Menurut Bahan Pembuatannya a) Bahan Alam 1. Tali dari bambu 2. Tali dari rotan 3. Tali dari ijuk 4. Tali dari kulit kayu 5. Tali dari kapas 6. Tali dari nanas 7. Tali dari rosella

59

b) Bahan Buatan I.

II.

Tali dari plastic 1.

Tali rapia

2.

Tali tambang plastik

3.

Tali Nilon

Tali dari logam 1.

Tali Kawat sling

Pada hakekatnya pekerjaan tali-temali bukanlah pekerjaan yang sulit, namun juga tidk mudah apabila kita tidak mengetahui dasar-dasarnya.Agar berhasil dalam tali-temali kita harus tahu jenis tali yang dapat mengikat dan banyak diperdagangkan. C. Pengertian Tali-Temali Tali-temali merupakan salah satu pekerjaan pioner yang berhubungan antara tali,bambu dan juga kayu yang dapat digunakan untuk kepentingan operasi maupun latihan. a) 3 Bagian Besar Tali-Temali I. Simpul II. Jerat III. Ikatan

60

I.

Simpul dan Macam-macam simpul Simpul merupakan hubungan antara dua utas tali.Yakni tali dengan tali. a. Simpul sosok

b. Simpul mata

c. Simpul hidup

d. Simpul anyam Yakni simpul untuk menyambung tali besar dan kecil.

e. Simpul anyam rangkap Yakni simpul untuk menyambung tali besar dan kecil dalam keadaan basah.

61

f. Simpul aceh Yakni simpul untuk mengikat tawanan.

g. Simpul gelung Yakni simpul yang digunakan untuk pengaman.

II.

Jerat dan macam-macam jerat Jerat merupakan hubungan antara tali dengan satu buah benda,contohnya bambu atau kayu.

a. Jerat mastworp; Yakni jerat digunakan untuk permulaan membuat ikatan.

62

b. Jerat tukang kayu; Juga merupakan jerat yang digunakan untuk permulaan membuat ikatan.

c. Jerat recsptock; Jerat yang digunakan untuk menegangkan tali besar.

d. Jerat anak tangga; Jerat yang digunakan untuk membuat tangga di gunung dalam operasi.

63

e. Jerat sauh; Juga merupakan jerat yang digunakan untuk permulaan membuat ikatan.

f. Jerat sauh tunggal;

g. Jerat sauh rangkap;

64

h. Jerat recsptock 2; Jerat yang digunakan untuk menegangkan kabel baja

III.

Ikatan Ikatan merupakan hubungan antara dua benda contohnya bambu atau kayu dengan pertolongan seutas tali. a. Ikatan pokok; Ikatan pokok adalah ikatan yang digunakan untuk mengikat dua batang kayu atau bambu yang letaknya sejajar dan diawali dengan jerat tukang kayu. b. Ikatan silang; Ikatan silang adalah ikatan yang digunakan untuk mengikat dua batang benda contohnya bambu atau kayu yang letaknya menyilang.contohnya lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar Ikatan silang dan ikatan pokok c. Ikatan hidup; Yakni ikatan yang digunakan untuk mengikat dua batang bambu atau kayu yang bersilangnya tegak lurus. 65

Contohnya lihat pada gambar.

Ikatan hidup d. Ikatan lilit; Yakni ikatan yang digunakan untuk menahan dua buah tiang kayu atau bambu yang letaknya berdekatan supaya tidak bergeser. Contoh pada gambar.

Ikatan lilit

e. Ikatan puntir/susut; Yakni ikatan yang digunakan untuk mengikat dua batang kayu ataupun bambu dengan menggunakan pertolongan kayu pemuntir.Contohnya lihat pada gambar.

66

Ikatan puntir / susut

D. Keterangan : 1.

Jika kita ingin mengikat suatu benda contohnya kayu atau bambu,harus dimulai dengan jerat tukang kayu.

2.

Jika pengikatan telah selesai harus diakhiri dengan simpul hidup atau jerat.

3.

Ikatan puntir/ susut biasanya digunakan untuk mengikat rusuk-rusuk penutup jembatan.

4.

Untuk pengikatan kawat cukup dibelitkan,tidak perlu menggunakan jerat tukang kayu.

4. PERKEMAHAN Perkemahan adalahh tempat dan aktivitas menginap di suatu tempat ( biasanya di tenda atau bivak ) atau yang biasa disebut berkemah. Adapun macammacam kemah dibedakan menurut jangka waktu tinggal maupun jumlah orang yang ingin berkemah tersebut. Namun sebelum kita mendirikan kemah sementara ataupun sengkuap,terlebih dahulu kita harus melakukan pengukuran disesuaikan dengan pasukan yang akan menempatinya. A. Kemah sementara Yakni kemah yang di buat untuk tempati dalam jangka waktu yang singkat.Kemah seperti ini dibuat sederhana menggunakan ponco,tali dan 67

patok.Jika kemah tersebut di buat untuk tiga orang digunakan tiga ponco.Dua ponco untuk atap dan satu ponco untuk alas. a) Kemah untuk satu orang I. Bahan-bahan yang digunakan : a. Satu buah ponco. b. 2 batang bambu atau kayu yang berukuran 1 meter gunanya dibuat tiang. c. Bilah bambu yang berukuran krang lebih 1,25 meter untuk blandar. d. Tali secukupnya.

II. Cara membuat kemah untuk satu orang a. Tancapkan tiang sedalam 0,15 meter,dan perkirakan jarak antar tiang 1,25 meter. b. Ikatkan bilah bambu tadi pada kedua tiang dengan menggunakan tali.Tinggi bilahan bambu harus 0.85 meter dari tanah. c. Pasanglah ponco dengan lebar bukaan 0,75 meter. d. Pasanglah patok pada tepi ponco sehingga kencang. e. Buatlah selokan disekitar ponco untuk aliran air hujan nantinya,sehingga ponco aman dari gangguan air hujan.

Gambar 2.1 Kemah sementara untuk satu orang

68

b) Kemah untuk dua orang

Gambar 2.2 Kemah sementara untuk dua orang

c) Kemah untuk tiga orang

Gambar 2.3 Kemah sementara untuk tiga orang

B. SENGKUAP Yakni kemah yang di buat untuk di tempati dalam jangka waktu yang agak lama.Kemah seperti ini biasanya di buat lebih sempurna menggunakan bambu dan kayu.Sengkuap terdiri dari dua macam untuk lebih jelasnya langsung saja lihat bahan apa saja yang digunakan,cara membuat dan contoh gambar sengkuap di bahah ini.

69

a) Sengkuap Bertiang Sebanjar I. Bahan-bahan yang digunakan a. Sediakan tiang seperti bambu atau kayu yang panjangnya 2,50 meter. b. Blandar. c. Kaso kaso panjang 4,25 meter. d. Reng-reng sesuai kebutuhan. e. Atap atau penutup f. Patok sesuai kebutuhan.

II. Cara Membuat Sengkuap Sebanjar a. Setelah melakukan pengukuran,letakkan blandar di salah satu sisi. b. Sisi yang kanan dan kiri digali lubang yang dalamnya ± 0,50 meter dengan jarak 2-4 meter kemudian di masukkan tiang ke tanah sedalam 0,50 meter. c. Sisi tiang 2 meter dipasang blandar ketinggian 180 centimeter dan di ikat menggunakan tali membentuk simpul hidup. d. Kaso kaso yang panjangnya 4,25 meter dipasang di blandar.Melintang dengan jarak antar kaso 0.40-0,50 centimeter,dan di ikat dengan tali membentuk simpul hidup.Jika menggunakan bambu yang dibelah,disarankan cekungnya menghadap ke atas untuk menjaga faktor keamanan. e. Untuk bagian bawah tidak perlu menggunakan blandar,jadi kaso langsung di taruh di tanah. f. Untuk dibagian depan,kaso harus di lebihkan ± 0.50 meter ke bagian depan.

70

g. Di bagian atas kaso dipasang reng melintang jaraknya 0.50 meter/reng h. Kemudian tutup dengan daun-daun atau yang lainnya.

Gambar 2.4 Sengkuap bertiang sebanjar

Gambar 2.5 Sengkuap bertiang sebanjar 2

b) Sengkuap Bertiang Dua Banjar Untuk sengkuap ini bahan-bahannya kurang lebih sama dengan sengkuap bertiang sebanjar,kita langsung saja masuk pada cara membuat sengkuap ini.

71

I.

Cara membuat sengkuap bertiang dua banjar a. Tiang dibagian belakang yang panjangnya ±1,5 meter di tanam di tanah 50 centimeter,tiang depan panjang 3 meter ditanam di tanah sedalam 50 meter.Blandar dipasang depan dan belakang. b. Kaso kaso dipasang di atas menjolok ke depan 0.60 meter dank e belakang 0,70 meter. c. Tutup atas sengkuap,dibuatlan selokan. d. Lebar sengkuap 1,5 meter saja karena lebih sempurna,dan semua ruangan ditutup.

Gambar 2.6 Sengkuap bertiang dua banjar

C. Syarat-syarat dalam berkemah Apabila di dalam operasi membutuhkan jangka waktu yang lama dan terpaksa harus bermalam mendirikan kemah,ada beberapa syarat yang harus dperhatikan. 1. Syarat taktis; 2. Syarat hygenis; dan 3. Syarat teknis. Sedangkan pengertian dari masing-masing syarat ialah: 1.

Syarat taktis 72

Syarat-syarat ini menyangkut dengan taktik pertempuran ,mengenai letak daerah yang digunakan. a. Sebaiknya memilih tempat yang tinggi. b. Dapat melihat ke segala arah. c. Memudahkan dalam

mengambil

posisi

stelling/memudahkan

pekerjaan. d. Tempatnya aman,sunyi dari orang dan binatang. e. Jauh dari perkampungan. f. Jangan menempati tempat bekas musuh.

2.

Syarat hygenis Syarat-syarat ini menyangkut dengan lingkungan atau dengan factor

kesehatan. a. Diharapkan menempati tempat yang airnya cukup untuk air minum maupun memasak. b. Pemilihan tempat atau tanahnya,harus tanah yang dapat meresapkan air dan juga mengalirkan air. c. Sekiranya tenda atau bivak yang kita tempati,memiliki pergantian udara yang stabil. d. Pilihlah tempat yang jangan sampai dicapai air bah. e. Janganlah memilih tempat yang sekiranya kurang sehat.

3.

Syarat teknis Syarat-syarat ini ialah syarat yang berhubungan dengan

bahan

pembuatan kemah dengan segala fasilitasnya. a. Perhatikan lingkungan sekitar apakah tempat yang mau dibuat kemah dekat dengan bahan-bahan yang diperlukan untuk mebuat kemah maupun kayu bakar untuk keperluan memasak. b. Perhatikan

apakah

tempat

dekat

dengan

penghubung.Pengecekan ini bertujuan untuk pengangkutan. 73

jalan

c. Apabila tempat tersebut dekat dengan jalan penghubung,diharapkan kita membuat jalan keluar masuk untuk mempermudah pekerjaan. d. Sebaiknya jalan yang dibuat jangan melalui perkemahan,karena akan mengganggu pasukan terutama pada malam hari.

74

2.1.6. WAWASAN KEBANGSAAN Pemateri,

Nama

: Robert santoso

NRP

: 3900165090969

Jabatan

: Komandan kompi II

Kesatuan

: Secaba rindman IV/DIP

A. Pendahuluan 1. Definisi wawasan kebangsaan Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas yang artinya memandang atau melihat, jadi kata wawasan dapat diartikan cara melihat atau cara pandang. Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah merupakan sebuah pedoman yang masih bersifat filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya. Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang terkandung di dalam konsepsi Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dari setiap warga bangsa tentang posisi dan peran masing-masing ditengah-tengah masyarakat yang serba majemuk. Hal ini berarti suasana kondisi yang

75

mendorong perkembangan setiap individu sehingga terwujud ketahanan pribadi dapat menciptakan suatu ketahanan nasional Indonesia.

2. Konsep tentang Negara & Bangsa a. Negara Kesatuan: Ialah suatu negara yang merdeka dan berdaulat dimana yang berkuasa hanya satu pemerintah pusat, yang mengatur seluruh di dalam negara kesatuan, pemerintah mempunyai wewenang untuk atur seluruh wilayah nya melalui pembentukan RAH-2 dalam wilayah negara (propinsi, kabupaten dan kota). Pelaksanaan pemerintah negara dapat dilaksanakan dengan sistem sentralisasi. Bentuk negara kesatuan pada umumnya mempunyai sefat-sifat sbb: a. Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan keluar yang di tangani pemerintah pusat b. Negara hanya mempunyai satu UUD, satu kepala negara. c. Hanya ada satu kebijakan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial bubaya serta pertahanan dan keamanan.

b. Negara serikat : Ialah suatu negara yang merupakan gabungan beberapa negara yang menjadi negara negara bagian dari negara serikat itu.

c. Unsur Negara 1. Rakyat yang bersatu 2. Daerah atau wilayah 3. Pemerintah yang berdaulat 4. Mendapat pengakuan dari negara lain

B. PEMBAHASAN 1. Nilai dasar wawasan kebangsaan 76

a) Penghargaan terhadap harkat dan harakat dan martabat manusia sebgai makhluk tuhan b) Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan kebangsaan yang bebas merdeka dan bersatu. c) Cintah akan tanah air dan bangsa. d) Demokrasi atau kedaulatan e) Kesetiakawanan sosial f) Masyarakat dail makmur

2. NILAI - NILAI KEJUANGAN & KETAHANAN BANGSA I.

Hakekat mempelajari perjuanagan bangsa Adalah upaya membangkitkan kesadaran nasional tentang:

a) Peristiwa nasional di masa lampau b) Situasi nasional dimasa kini c) Tujuan nasional di masa datang

II.

Jiwa dan makna dalam perjuangan

a) jiwa merdeka yaitu jiwa yang sadar akan kemampuan sendiri tanpa ketergantungan kepada negara lain dan memiliki martabat yang sejajar dengan bangsa lain b) jiwa persatuan dan kesehatan yaitu sadar akan penting nya rasa persatuan dan kesehatan bangsa

3. HAKIKAT NEGARA INDONESIA Menurut Ir. Soekarno, yang dimaksud bangsa Indonesia adalah seluruh manusia yang menurut wilayahnya telah ditentukan untuk tinggal secara bersama di wilayah nusantara dari ujung barat (sabang) sampai ujung timur (merauke) yang telah menjadi satu. Kemunculan bangsa Indonesia dipengaruhi oleh paham nasionalisme. Tujuan dari paham

77

kebangsaan (nasionalisme) sendiri adalah menciptakan negara bangsa yang wilayah dan batas-batasnya menyerupai atau mendekati makna bangsa.

4. MEMBANGUN KARAKTER Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuannya tidak hanya di tentukan oleh sumber daya alam yang melimpah akan tetapi sangat di tentukan oleh kualitas sumber daya manusia Membangun karakter bangsa pada hakekatnya adalah agar sesuatu bangsa pada hakekatnya adalah agar sesuatu bangsa atau masyarakat itu memiliki karakter sebagai berikut: a) Adanya saling menghormati dan saling menghormati dan saling menhargai diantara sesama. b) Adanya rasa kebersamaan dan tolong menolong c) Adanya rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa d) Adanya moral ahlak yang dilandasi oleh nilai-nilai agama e) Sikap perilaku yang gambrkan nilai-nilai kebangsaan

Faktor-2 Bangun Karakter, Dikatakan Penting Karena Karakter Punyai Makna & Nilai Yg Sangat Mendasar : 1. Nilai kejuangan 2. Nilai semangat 3. Nilai kebersamaan atau gotong royong 4. Nilai kepedulian atau solidaritas 5. Nilai sopan santun 6. Nilai persatuan daan kesatuan 7. Nilai kekeluargaan 8. Nilai tanggung jawab

78

5. KETAHANAN NASIONAL Ketahanan nasional merupakan kondisi suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguahan yang terkandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, serta ganggan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas kelangsungan hidup bangsa dan negara.

A. Faktor Yang Pengaruhi Ketahanan Di Bidang

Pertahanan

Keamanan (Hankam ) : 1. Hankam yang tangguh 2. Wawasan Nasioanal 3. Kondisi geografis negara 4. Manusia 5. Intregrasi TNI & POLRI dengan rakyat 6. Pendidikan bela negara 7. Material 8. Ilmu pengetahuan teknologi 9. Manajemn 10. Pengaruh luar negeri.

6. Wawasan Kebangsaan Sebagai Kekuatan Nasional a. Bangsa indonesia akui dan yakini bahwa keberhasilan pembangungan nasional adalah merupakan rahmat tuhan yang maha Esa b. Pancasila menjadi landasan ideologi pembangunan nasional

A. KONDISI KEBANGSAAN SAAT INI Negara Kesatuan Republik Indonesia Tetap utuh karena TNI, POLRI dan rakyat masih menjaga dan melindungan keutuhan dan kedaulatan bangsa indonesia 79

B. KONDISI BANGSA YANG DI HARAPKAN: NKRI tetap utuh karena tni, polri & rakyat masih menjaga dan melindungi keutuhan dan kedaulatan bangsa indonesia. a. Keseluruhan semangat arah dan gerak pembangunan dan dilaksanakan sebagai pengamalan pncasila b. Tujuan pembahasan nasioanal adalah wujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945

7.

BELA NEGARA A. Definisi Bela Negara Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.

B. Makna Wawasan Kebangsaan Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna: (1). Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan; (2).

Wawasan

kebangsaan

mengembangkan

persatuan

Indonesia

sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan; (3). Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik;

80

(4). Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah (5). NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.

C. Lambang Negara. Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyanBhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.Lambang negara Garuda Pancasila diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958 Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain: a. Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17 b. Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8 c. Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19 d. Jumlah bulu di leher berjumlah 45 Perisai. Perisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia. Gambar perisai tersebut dibagi menjadi lima bagian: bagian latar belakang dibagi menjadi empat dengan warna merah putih berselang seling (warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia, merah

81

berarti berani dan putih berarti suci), dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai yang besar berwarna hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus horizontal yang membagi perisai tersebut menggambarkan garis khatulistiwa yang tepat melintasi Indonesia di tengah-tengah. D. Emblem. Setiap gambar emblem yang terdapat pada perisai berhubungan dengan simbol dari sila Pancasila. a) BINTANG TUNGGAL. Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler sosialisme. b) RANTAI EMAS. Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran

menggambarkan

wanita,

gelang

yang

persegi

menggambarkan pria. c) POHON BERINGIN. Sila ke-3: Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus benjamina) adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang – sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar

yang

menggelantung

dari

ranting-rantingnya.

Hal

ini

menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang berbeda-beda. d) KEPALA BANTENG. Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng (Latin: Bos javanicus) atau lembu liar adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia. 82

e) PADI KAPAS. Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas (yang menggambarkan sandang dan pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi komunisme.

E. Warga Negara Pada Peraturan Perundang-undangan. Peraturan

perundang-undangan

yang

telah

mendapatkan

persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat atau pemerintah dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, maka wajib ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh bangsa Indonesia.Mentaati berasal dari kata dasar taat yang artinya patuh atau tunduk. Orang yang patuh atau tunduk pada peraturan adalah orang yang sadar. Seseorang dikatakan mempunyai kesadaran terhadap aturan atau hukum, apabila: 1. Memiliki pengetahuan tentang peraturan-peraturan hukum yang berlaku, baik di lingkungan masyarakat ataupun di negara Indonesia, 2. Memiliki Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hukum, artinya bukan hanya sekedar dia tahu ada hukum tentang pajak, tetapi dia juga mengetahui isi peraturan tentang pajak tersebut. 3. Memiliki sikap positif terhadap peraturan-peraturan hukum 4. Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan apa yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

83

2.1.7. PERATURAN BARIS BERBARIS Pemateri,

Nama

: Tabah Surahman

PKT/NRP : SERDA/31020617060983 Jabatan

: Baklas

1. PENDAHULUAN A. Pengertian Peraturuan Militer Dasar (PERMILDAS) Peraturan Militer Dasar adalah merupakan salah satu faktor yaang menentukkan terwujudnya disiplin atau tata tertib kehidupan di TNI. Karena tugas apapun bentuknya tanpa didasari disiplin yang tinggi baik perorangan/atau kelompok/satuan maka tugas tersebut tidak akan terselesaikan dengan baik. Peraturan Baris Berbaris juga merupakan salah satu untuk menentukan bagaimana menanamkan disiplin tata tertib bagi seorang Prajurit. Peraturan Baris Berbaris atau disingkat PBB merupakan kegiatan yang tidak asing bagi TNI maupun Pramuka. Khusus untuk TNI, bisa dipastikan bahwa kegiatan PBB merupakan kegiatan yang dilaksanakan sehari-hari. Akan tetapi, bagi adik-adik yang baru bergabung atau mengikuti kegiatan kepramukaan

baik

pramuka

siaga,

penggalang

hingga

penegak,

melaksanakan PBB tentu merupakan hal yang baru. PBB yang dilaksanakan oleh anggota TNI maupun anggota Pramuka pada dasarnya sama yaitu mengacu pada PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BARIS BERBARIS TENTARA NASIONAL INDONESIA. Akan tetapi khusus PBB Pramuka yang menggunakan tongkat, diatur sendiri oleh organisasi Pramuka. Peraturan Baris Berbaris adalah peraturan tata cara baris-berbaris yang diwujudkan dalam bentuk latihan fisik yang diperlukkan guna menanamkan kebiasaan dan jiwa korsa dalam kehidupan militer yang diarahkan kepada terbentuknya suatu sikap prajurit yang berkarakter dan jasmani yang tegap, 84

tangkas, menumbuhkan disiplin, loyalitas tinggi, kebersamaan dan rasa tanggung jawab sehinga senantiassa mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu.

B. Tujuan Agar Prajurit Siswa Memahami dan mampu melaksanakan Peraturan baris berbaris (PBB)

2. PEMBAHASAN I.

Aba-Aba A. Definisi Perintah yang diberikan oleh seorang komandan/pimpinan/pejabat tertua/kelompok orang untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut dengan tepat dan tertib. Berikut ini ada beberapa Abaaba a. Aba-aba Petunjuk Digunakan hanya jika perlu, untuk menegaskan maksud dari pada abaaba peringatan atau pelaksanaan. Contoh :

I. Untuk Perhatian- Istirahat di tempat= Gerak II. Kepada komandan pusat Infantri- Hormat = Gerak III. Untuak Istrahat-Bubar = Jalan

b. Aba-aba Peringatan Adalah inti perintah yang harus jelas untuk dpat di laksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh :

I. Lencana Kanan = Gerak II. Duduk Siap = Gerak III. Istrahat di tempat = Gerak

c. Aba-aba Pelaksanaan Adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk tau peringatan denga cara serentak atau berturut-turut. 85

Contoh :

I. Gerak II. Jalan III. Mulai

B. Aba-aba Pelaksanaan yang sering dipakai : a. Gerak

adalah aba-aba

pelaksana untuk gerakan-gerakan yang

menggunakan kaki & gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh serta alat lainnya baik dalam keadaan berjalan maupun berhenti. b. Jalan adalah aba-aba pelaksanaan untuk gerakan-gerakan kaki yang di lakukan dengan meninggalkan tempat. c. Mulai adalah aba-aba pelaksana untuk gerakan pelaksana perintah yang harus di kerjakan berturut-turut. d. Selesai adalah suatu aba-aba gerkan akhir kegiatan yang aba-aba pelaksana diawali dengan “mulai”

C. Cara Menulis Aba-aba a. Aba-aba Petunjuk dimulai dengan huruf besar ditulis seterusnya dengan huruf kecil. b. Aba-aba peringatan dimulai dengan huruf besar ditulis seterusnya dengan huruf kecil yang satu dengan yang lain agar jarang c. Aba-aba Pelaksana ditulis seluruhnya dengan huruf besar. d. Semua aba-aba ditulis lengkap, meski dengan hruf besar e. Diantara Aba-aba petunjuk dan aba-aba peringatan terdapat 1 garis bertolak belakang (-), sedang diantara aba-aba peringatan & aba-aba pelaksana terdapat 2 garis bersusun (=).

D. Cara Memeberi Aba-aba a. Waktu memeberi aba-aba, pemberi aba-aba pada dasarnya harus berdiri dalam sikap sempuurna & meghadap pasukkan

86

b. Apabila Aba-aba yang diberikan berlaku juga untuk si pemberi aba-aba maka pemberi aba-aba tidak perlu menghadap pasukkan c. Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring, tegas & Bersemangat. d. Pemberian aba-aba petunjuk yang dirangkai dengan aba-aba peringtan & pelaksana, pengucapannya tidak di beri nada (tidak seperti orang melanjutkan lagu) e. Aba-aba peringatan wajib diberikan nada pada suku kata pertama & terakhir. Nada suku terakhir diucapkan lebih panjang f. Bila Ada bagian dari aba-aba diperlukkan pembetulan, maka dikeluarkan perintah” Ulangi”

II.

Sikap Sempurna a. Aba-aba

: Siap = Gerak

Pelaksanaannya

: Pada aba-aba pelaksanaan badan berdiri tegap,

tumit rapat, kaki merupakan sudut 45˚, lutut lurus, paha dirapatkan, berat badan dibagi atas kedua kaki. Perut di tarik sedikt dan dada di busungkan

pundak di tarik sedikit ke belakang dan tidak di naikan,

lengan rapat pada badan. Pergelangan tangan lurus, jari jari tangan menggenggam tidak terpaksa, tangan lurus dijahutan celana, ibu jari menghadap ke depan, dagu ditarik mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam lurus mendatar kedepan, bernapas sewajarnya.

GAMBAR SIKAP SEMPURNA 87

III.

Sikap Istirahat a. Aba-aba Istsirahat ditempat : Gerak Pelaksanaanya : 1. Pada aba-aba pelaksanaannya, kaki kiri dipindah ke samping dengan jarak sepanjang telapak kaki (± 30 Cm). 2. Kedua lengan dibawa ke belakang, dibawah pinggang, punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan dilemaskan tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan diantara ibu jari dan jari telunjuk serta kedua lengan dilemaskan, badan dapat bergerak.

Catatan : a. Dalam keadaan Parade dimana diperlukan pemusatan pikiran dan kerapian istirahat dilakukan atas aba-aba : “ PARADE ISTIRAHAT DI TEMPAT : GERAK” pelaksanaannya sama dengan tersebut di atas hanya tangan ditarik ke atas sedikit (di pinggang) tidak boleh bergerak atau berbicara dan pandangan lurus ke depan. b.

Dalam keadaan parade/ bukan parade, apabila akan diberikan suatu amanat oleh atasan maka istirahat dilakukan atas aba-aba : “ UNTUK PERHATIAN ISTIRHAT DITEMPAT = GERAK”,

pelaksanaannya seperti tersebut diatas, dan

pandangan tertuju kepada yang memberikan amanat. c. Apabila dalam keadaan “ ISTIRAHAT DITEMPAT” yang tidak didahului dengan aba-aba petunjuk “PARADE UNTUK PERHATIAN”, di berikan amanat oleh seorang atasan pada waktu diucapkan kata-kata pertama dari amana, maka pasukkan secara serentak mengambil sikap sempurna kemudian kembali mengambil sikap “UNTUK PERHATIAN ISTIRAHAT DITEMPAT”. 88

IV.

Perubahan Arah a. Hadap Kanan/Kiri Aba-aba : Hadap Kanan/Kiri = Gera. Pelaksanaan : 1.) Kaki kiri/kanan diajukan melintang didepan kaki kanan/kiri, lekuk kaki kanan/kiri berada diujung kaki kanan/kiri berat badan berada di kaki kanan/kiri. 2.) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri ± 90 º (tumit kaki yang sebagai poros tidak diangkat). 3.) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali seperti pada sikap sempurna.

b. Hadap Serong Kanan/Kiri Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri = Gerak Pelaksanaannya : 1.) Kaki kiri/kanan diajukan kepada sejajar dengan kaki kanan/kiri 2.) berputar arah ± 45 º

kekanan/kiri (sebagai poros tumit kaki

kanan/kiri). 3.) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali.

c. Balik Kanan. Aba-aba : Balik Kanan = Gerak Pelaksanaannya : 89

1.) Kaki kiri diajukan kedepan kaki kanan melintang lebih dalam dari hadap kanan. 2.) Berbalik arah ± 180 º ( sebagai poros tumit kaki kanan) 3.) Kaki kiri di rapatkan ke kaki kanan.

V.

Cara Meluruskan a. Aba-aba : Lencang kanan/kiri Hanya dalam Bentuk Bersyaf. Pelaksanaanya : Gerakan ini dijalankan dalam keadaan sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari tangan kanan/kiri menggengam. Punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan kepala di palingkan ke kanan/kiri kecuali penjuru kanan/kiri. Masing-masing meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang-orang yang berada di sebelah kanan/kirinya sampai kepada penjuru kanan/kirinya. Jarak ke samping harus sedemikian rupa hingga masingmasing dengan jari-jari menyentuh bahu kiri orang yang ada di sebelah kanannya, kalau lengan kiri maka masing-masing tangan kirinya menyentuh bahu kanan orang yang ada di sebelh kirinya.

b. Setengah Lengan Lancang Kanan/Kiri. Aba-aba : Setengah lancang kanan/kiri = Gerak Seperti pelaksanaan lancang kanan/kiri tetapi tangan ka/ki dipinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh orang yang berdiri di sebelah, pergelangan tangan lurus ibu jari disebelah belakang dan empatt jari lainnya rapat satu dengan yang lain di sebelah depan. Pada aba-aba tegak = Gerak, semua serentak menurunkan lengan memalingkan muka kembali kedepan dan berdiri dalam sikap sempurna.

90

c. Lencang Depan (Hanya dalam Bentuk Berbanjar) Aba-aba : Lencang Depan = Gerak. Pelaksanaannya : Penjuru tetap sikap sempurna, nomor dua seterusnya, bila berbanjar tiga maka syaf terdepan banjar tengah dan kiri mengambil anatara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan, serta menegakkan kepala kembali dengan serentak anggota-anggota yang lain ada dibanjar tengah dan kiri melaksanakannya tanpa mengangkat tangan.

Catatan : a. Kalau bersyaf tiga, maka bagi mereka yang berada disyaf dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandagan mata, ikut pula memalingkan muka ke kesamping dengan tidak mengangkat tangan. Setelah masing-masing merasa dirinya berdiri lurus dalam barisan, maka semua berdiri ditempatnya dan kepala tetap dipalingkan ke kanan/kiri. semua gerakan dikerjakan dengan badan tegak seperti dalam sikap sempurna. Pada aba-aba : “Tegak” = “Gerak” semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

91

b. Pada waktu komandan pasukan/barisan memberikan aba-aba “lencang kanan/kiri” dan barisan sedang meluruskan syafnya. komandan pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan syafnya dari sebelah kanan/kiri pasukan, dengan menitik beratkan kepada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).

VI.

Berhitung Aba-aba : Hitung = Mulai. Pelaksanaannya: Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut tiap prajurit mulai dari penjuru kanan menyebut nomornya sambil memalingkan muka kembali ke depan. Jika berbanjar maka pada aba-aba peringatan semua prajurit tetap dalam sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan tiap prajurit mulai dari penjuru kanan depan berturut-turut

ke

belakang

menyebut

nomornya

masing-masing.

Penyebutan nomor diucapkan penuh.

VII.

Bubar Barisan Aba-aba : Bubar : Jalan Pelaksanaanya : Pada dasarnya bubar pasukan dalam bentuk bersyaf, saat ada aba-aba pelaksanaan tiap-tiap anggota pasukan menyampaikan penghormatan kepada dan / atasan yang membubarkan dengan mengangkat tangan dan kepala dipalingkan kepada dan/yang membubarkan. Setelah dibalas maka pasukan tegak dari hormat dan kembali ke sikap sempurna kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, maka melaksanakan gerakan seperti langkah pertama dalam gerak maju selanjutnya menuju ketempat masing-masing (bubar). 92

2.1.8. CARAKA Pemateri,

Nama

: Aal Aryanto

Pkt/Nrp

: Letda Inf/638397

Jabatan

: Danton 3 KI 1

1. PENDAHULUAN Dipangkalan atau didaerah operasi, kita selalu menggunakan alat-alat komunikasi seperti radio, telepon, dan sebagainya. penggunaan alat-alat tsb berpedoman pada faktor kebutuhan, kecepatan, kerahasiaan serta tingkat yang menggunakanya Salah satu diantara alat-alat tersebut adalah tenaga manusia, yang kita kenal dengan nama caraka. caraka merupakan alat komunikasi yang tertua,tetapi masih efektif dalam penggunaanya. namun demikian keberhasilanya sangat tergantung pada pada kemampuan manusia yang bertugas sebagai caraka tersebut I.

CARAKA A. PENGERTIAN CARAKA Caraka adalah sarana komunikasi yang bertugas menerima mengirim dan menyampaikan berita – berita yang dikerjakan oleh manusia serta dapat digunakan semua tingkat kesatuan. B. PENTINGNYA CARAKA a) Caraka digunakan oleh suatu satuan untuk menyampaikan berita ketempat tujuan apabila penggunaan alat komunikasi lainya tidak memungkinkan untuk digunakan. b) Pertimbangan lain dalam menggunakan caraka adalah untuk menjaga kerahasiaan,

karena

kemampuan

alat

komunikasi

musuh

yang

memungkinkan untuk mendeteksi atau menggangu pengiriman berita melalui sarana lain.

93

C. TUGAS CARAKA Menerima, Mengirim Dan Menyampaikan Berita Dari Pihak Satu Kepihak Lain.

D. KELEBIHAN CARAKA Kelebihan Caraka Dibanding Dengan Alat Komunikasi Lain Adalah : a) Mempunyai kerahasiaan yng tinggi b) Tidak terpengaruh oleh keadaan medan dan cuaca c) Menggunakan peralatan yang terbatas d) Dapat menyampaikan berita secara tertulis / lesan e) Dapat menyampaikan berita langsung kepada alamat yang dituju

E. FUNGSI CARAKA seorang caraka berfungsi sangat penting untuk a) Sarana komunikasi/perhubungan. b) Pengumpul keterangan mengenai route yang dilalui. c) Menyampaikan berita – berita d) Menyampaikan dokumen – dokumen atau barang – barang secara langsung.

F. ORANG YG DAPAT DIPILIH SEBAGAI CARAKA. a) sehat dan tangkas b) harus pintar dan mampu menggunakan sarana yang digunakannya. c) karena caraka ini sangat berarti, maka biasanya seorang caraka dilatih hal – hal yang khusus.

G. CARAKA DAN PERLENGKAPANNYA Sebaiknya setiap satuan mempunyai caraka. lebih baik lagi kalau semua prajurit disatuan tersebut mampu melaksanakan tugas sebagai caraka. agar prajurit tersebut mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, diperlukan alat-alat seperti : 94

a) senjata b) baterai c) buku berita.

H. SYARAT - SYARAT BAGI SEORANG CARAKA Disamping kemampuan kemiliteran seorang caraka harus memenuhi syarat-ayarat kusus sbb : a) Mampu bergerak dengan cepat melalui bermacam - macam medan. b) Mahir menggunakan peta, kompas dan memilih route c) Mahir mengendarai sepeda motor, kuda dll d) Mampu menyampaikan berita secara tertulis / lesan e) Mampu mengenali komandan sendiri dan komandan sa-tuan yang dituju

II. MACAM-MACAM CARAKA A. Caraka Tunggal Dilaksanakan oleh satu orang untuk pengiriman satu berita saja B. Caraka Rangkap Caraka seperti ini dilaksanakan bila perintah tugas sulit dan berbahaya, perjalanan caraka rangkap ini jarak antara satu sama lain berjauhan, tetapi masih dalam jarak kontak pandang. C. Caraka Kusus Caraka kusus dilaksanakan sewaktu – waktu bila diperlukan suatu berita yang sangat penting D. Caraka Tetap Caraka tetap dilaksanakan pada titik / tempat – tempat yang telah ditentukan

III. HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH SEORANG CARAKA 1) Merupakan suatu kewajiban bagi pa / ba untuk memberi penjelasan kepada para caraka tentang hal – hal yang harus diketahui jika penjelasan tersebut tidak

95

diberikan, maka caraka tersebut harus menanyakan kepada si pemberi perintah. Penjelasan tersebut antara lain : a) nama, tempat staf / orang, kepada siapa berita itu harus disampaikan . b) route yang harus dilalui. c) tempat – tempat yang berbahaya. d) kecepatan yang diperlukan . e) apakah harus minta jawaban atau tidak f)

tempat dimana harus melapor, bila berita itu tidak dapat disampaikan .

g) instruksi luar biasa . h) isi berita ( bila keadaan memaksa ) 2) Si pemberi berita harus memerintahkan kepada caraka untuk melaporkan tujuanya pada pos atau tempat yang ditentukan . 3) Si pemberi perintah harus memberikan sandi kepada caraka. seorang caraka sebelum menyampaikan berita harus menyandi terlebih dahulu. Contoh : Macan X Lapangan

IV. CARA MENYAMPAIKAN BERITA 1. Berita Tertulis a. Berita tersebut dibawa dalam saku kiri atas dari baju lapangan yang dipakai. b. Seorang caraka harus berjalan melalui jalan – jalan yang terlindung dan tersembunyi. c. Meninggalkan markas / pos komando harus berhati - hati agar tidak diketahui musuh

dan selalu menjaga kerahasiaan selama dalam

perjalanan. d. Jika ketahuan musuh dan akan tertangkap, maka ia harus mengingat – ingat isi berita

tersebut, selanjutnya berita dimusnahkan.

96

2. Berita Lesan a. Cara ini dilaksanakan oleh pasukan mobil yang selalu berpindah – pindah tempat . b. Isi berita lesan harus singkat, jelas dan mudah. c. Dalam menerima perintah seorang caraka harus mengingat – ingat dengan teliti dan mengulanginya didepan sipembari perintah. d. Berita tidak boleh ditambah ataupun dikurangi. e. Dalam menyampaikan berita lesan maupun tertulis seorang caraka harus jongkok didepan yang berhak menerima berita tersebut.

V.

CARA MEMILIH ROUTE 1) Penentuan Route. Jalan yang harus dilalui oleh caraka ditentukan oleh pa / ba yang memberi perintah, baik route utama maupun cadangan .

2) Penggunaan Papan Petunjuk . Caraka dapat menggunakan papan – papan petunjuk

jalan

yang

disesuikan. 3) Mencegah Penyesatan . Bila caraka jalan kaki pada malam hari, maka cara yang terbaik adalah mengikuti kawat telepon, bila ditengah jalan menemukan kawat atau tali putus, maka kawat atau tali tersebut harus disambung dan dilaporkan .

VI.

CATATAN TAMBAHAN Untuk media penyamarannya sendiri disesuikan dengan medan tempat dan

waktu pelaksanaannya . a) Caraka malam adalah caaraka yang dilaksanakan pada malam hari. penyamaran seorang caraka tersebut haruslah menyatu dengan gelapnya malam. b) Caraka siang adalah caraka yang dilaksanakan pada wktu terang atau disiang hari.Penyamaran yang digunakan adalah tumbuhan hijau yang berbatang kecil ,berdaun kecil serta rerumputan. 97

2.1.9. ORIENTASI MEDAN Yaitu suatu pengenalan lingkungan sekitar didaerah secaba rindam IV/Diponegoro magelang Jawa Tengah. Pada pengenalan lingkungan tersebut. Semua peserta melakukan jalan kaki dari secaba rindam IV/Diponegoro sampai menemui lapangan. Disana mempelajari bagaimana cara kita mengenali lingkungan. Disaat jalan kaki mengenali medan, jalan jongkok, lompat kodok, menyeburkan diri ke kolam, lalu dilanjutkan dengan merayap dan merangkak. Guna untuk beradaptasi dengan lingkungan secaba rindam IV/Diponegoro.

2.1.10.

KEWASPADAAN NASIONAL

Kewaspadaan nasional merupakan kualitas kesiapan dan kesiagaan yang dimiliki bangsa Indonesia untuk mampu mendeteksi ,mengantisipasi sejak dini dan melakukan aksi pencegahan terhadap berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman terhadap NKRI. Sikap mental bangsa Indonesia yang tidak boleh lengah terhadap (AGHT) yang berupa menghianati pancasila. 1. Latar Belakang a) Tap MPR RI XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI b) Tap MPR RI II/MPR/1978 tentang P-4 c) Inpres 10/1982 tentang konsepsi kewaspadaan nasional d) Tap MPR RI XVIII/MPR/1998 RI II/MPR/1978 tentang P-4 e) Keppres 38/2000 tentang pembubaran bakerstanas yang membina kewaspadaan nasional f) Kep Mandagri no.40/2001 tentang dirjen kesatuan bangsa

2. Dinamika Lingkungan Strategis a) Lingkup global b) Lingkup regional c) Lingkup nasional

98

3. Kewaspadaan Perang Modern Perang modern merupakan penguasaan sebagai negeri terhadapa negeri lain dengan memanfaatkan kerawanan negeri sas (seluruh sendi kehidupan ) pada berbgaia kehidupan.

4. Tujuannya Lunturnya budaya bangsa dan timbulnya rapuh semangat kebangsaan

2.1.11. PENGENALAN SENJATA RINGAN (PENGJATRI ) A. Senjata yang digunakan adalah jenis M16. Pengetahuan tentang senjata M16 : 1.

Merupakan senjata senapan serbu yang ringan buatan Amerika Serikat.

2.

Senjata ini merupakan senjata perorangan, ringan dalam pembawaannya dan mudah dalam pelayanannya.

3.

Senjata ini sangat baik dan efektif untuk pertempuran di hutan maupun di kota.

4.

Merupakan senjata standar dari Angkatan Darat Amerika pada waktu senjata ini selesai dibuat.

5.

Senjata ini menggunakan peluru caliber 5,56 mm.

6.

Terdapat sistem pendinginan dengan menggunakan udara dan dapat di tembakkan secara rentetan dan tunggal (satu persatu).

7.

Dilengkapi dengan kaki sandaran (bipod), sangkur, serta dudukan telescope.

8.

Jika perawatannya baik senjata ini mampu menembak peluru sampai 20.000 butir tanpa mengalami kerusakan yang fatal.

9.

Memiliki berat senjata dengan magazen penuh 20 butir peluru, tali sandang, sangkur terpasang, kaki depan (bipod) 3,62 kg. Sedangkan jika magazen kosong, tali sandang dan sangkur 3,2 kg.

10. Jarak efektif mencapai 460 meter dengan jarak capai maksimal 2650 meter.

99

11. Dalam penggunaannya dapat menggunakan 3 jenis peluru, yaitu : Peluru tajam, peluru cahaya, dan peluru hampa.

B. Nama-nama bagian senjata M16 1. Magazen 2. Tali sangkur 3. Laras dan ekor 4. Popor 5. Sangkur 6. Bipod 7. Pengantar penutup / pelocok 8. Tangkai pemegang penegang 9. Teleskop

C. Tindakan keamanan dan bongkar pasang senjata Merupakan salah satu perlakuan terhadap senjata apapun jenisnya, tindakan keamanan ini merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan pada setiap senjata yang akan di gunakan. Tindakan kemanan dilakukan pada saat : 1.

Menerima senjata dari orang lain

2.

Akan mengatasi gangguan

3.

Sebelum dan sesudah menyimpan/menyerahkan senjata

4.

Mempelajari senjata

5.

Membongkar senjata

Bongkar pasang sendiri bertujuan agar para prajurit atau siswa tau persis akan senjata yang dibawanya. Apabila ada kerusakan, maka prajurit atau siswa dapat mengerti bagaimana cara memperbaikinya.

2.1.12.

SENAM SENJATA

Merupakan senam yang mengandalkan senjata sebagai alat bantunya, senam senjata ini diharapkan mampu membantu lebih mengembangkan serta menguatkan 100

fisik serta mental para prajurit atau siswa. Terdiri dari 10 gerakan dasar, dan 10 gerakan lanjutan. Berikut penjelasan gerakan dari senam senjata dasar : 1. Gerakan pertama : a. Kaki dirapatkan, b. posisi awal genggam senjata dengan kedua tangan, dengan senjata menghadap ke sebelah kiri dan trigger berada di bawah, c. selepas itu angkat senjata kearah dada, lalu didorong hingga tangan lurus keatas, d. setelah itu kembali lagi ke posisi awal.

2. Gerakan kedua : a. Kaki dirapatkan, b. posisi awal genggam senjata dengan kedua tangan, dengan senjata menghadap ke sebelah kiri dan trigger berada di bawah, c. selepas itu angkat senjata kearah dada, lalu didorong kearah depan hingga tangan lurus dan dorong kembali ke atas, d. setelah itu kembali lagi ke posisi awal.

3. Gerakan ketiga : a. Posisi awal dengan kaki dirapatkan, b. senjata dipegang bergantian dengan satu tangan, lalu di gerakkan ke kanan dan ke kiri dengan kaki terbuka mengikuti gerakan senjata, c. setelah itu kembali ke posisi awal.

4. Gerakan keempat : a. Posisi awal senjata dibelakang punggung, kaki rapat, b. lalu badan di gerakkan ke kanan dan ke kiri serta kaki membuka sesuai arah gerakan, c. setelah itu kembali ke posisi awal. 101

5. Gerakan kelima : a. Kaki dirapatkan, b. angkat senjata dan dorong lurus ke arah depan dada, lalu gerakkan ke kanan dan ke kiri dengan kaki terbuka mengikuti gerakan senjata, c. setelah itu kembali ke posisi awal.

6. Gerakan keenam : a. Kaki dirapatkan, b. tarik kedua kaki kebelakang dengan cara bergantian, lalu simpan senjata di dada serta tarik badan ke belakang sesuai dengan gerakan kaki, c. setelah itu kembali ke posisi awal.

7. Gerakan ketujuh : a. Buka kaki selebar bahu, b. tarik senjata ke arah depan dada lalu didorong dan dimasukan ke tengah jarak antar 2 kaki dengan posisi popor dan laras bergantian posisi, c. setelah itu kembali ke posisi awal.

8. Gerakan kedelapan : a. Kaki dirapatkan, b. bawa senjata kearah lurus depan dada, lalu tendangkan kaki ke arah depan secara bergantian, c. setelah itu kembali ke posisi awal.

9. Gerakan kesembilan : a. Kaki dirapatkan, b. tarik senjata ke arah belakang punggung, lalu melakukan jongkok, setelah itu kembali berdiri dan dorong senjata lurus ke arah atas, c. setelah itu kembali ke posisi awal.

102

10. Gerakan kesepuluh : a. Kaki dirapatkan, b. dorong senjata ke arah bawah lurus dengan posisi badan membungkuk, lalu jongkok dengan posisi tangan lurus, lalu berdiri dengan badan didorong ke belakang dan posisi tangan lurus ke bawah, c. setelah itu kembali ke posisi awal.

2.1.13.

PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA (PPBN)

Negara Indonesia dalam melaksanakan kegiatan bela Negara dilakukan secara teratur, menyeluruh, terpadu, serta berlanjut. Hal ini di lakukan agar masyarakat senantiasa turut selalu aktif berpartisipasi dalam membantu pertahanan Negara yang sejatinya memiliki sistem SISHANKAMRATA. Sasaran dari PPBN ini mengincar kepada : 1.

Pendidikan

2.

Kepegawaian ( Para pekerja )

3.

Masyarakat pemukiman

Tiga sasaran tersebut merupakan hal yang paling vital dalam kehidupan berNegara, sebab doktrinasi ideologi serta cara bagaimana setiap individu bersikap itu terbentuk dari kehidupan ketiga unsur tersebut, terutama adalah dalam pendidikan serta lingkungan masyarakat. PPBN juga mengandung 5 unsur penting dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan berNegara, yaitu : 1.

Cinta tanah air

2.

Kesadaran berbangsa dan berNegara

3.

Yakin akan kesaktian Pancasila

4.

Rela berkorban untuk bangsa dan Negara

5.

Mempunyai kemampuan awal bela Negara

Selain itu Negara juga mesti memiliki alternatif cara untuk senantiasa mempertahankan keamanan, diantaranya adalah dengan meningkatkan kewaspadaan 103

nasional. Dimana kewaspadaan nasional ini adalah dimana Negara harus memiliki kualitas kesiapan untuk senantiasa mampu mendeteksi dan mengantisipasi ancaman yang datang kepada Negara. Artinya juga bahwa Negara tidak boleh lengah terhadap ancaman sekecil apapun yang berupaya mengkhianati Pancasila dan UUD 1945.

2.1.14. BELA DIRI MILITER ( YONGMOODO ) Sejarah seni bela diri Yongmoodo bermula sejak tanggal 15 Oktober 1995 yang didirikan oleh The Martial Research Institut dari Yong In University Korea dan merupakan gabungan dari bela diri Judo, Taekwondo, Apkido, Ssirum, dan Hon Sin Sul. Seni bela diri yang menggunakan tangan kosong ini sudah menjadi bela diri wajib di tubuh TNI Angkatan Darat mulai tahun 2008. Dalam bela diri ini memiliki gerakan dasar sebagaimana bela diri lainnya, yaitu: 1. Kuda-kuda setengah sedang 2. Kuda-kuda setengah berat 3. Musuh kiri depan, samping, belakang 4. Musuh kanan depan, samping, belakang 5. Langkah maju, mundur 6. Maju, mundur tolak atas 7. Maju, mundur tolak bawah 8. Maju, mundur tangkis atas 9. Maju, mundur tangkis bawah 10. Maju, mundur tangkis samping 11. Maju, mundur pukulan depan 12. Maju, mundur tusuk depan 13. Maju, mundur parangan atas 14. Maju, mundur tendangan depan 15. Maju, mundur tendangan samping 16. RGP ( Rangkaian Gerak Perorangan ) terdiri dari 4 rangkaian : a. Rangkaian pertama : Pukulan depan kiri kanan, parangan atas, tendangan samping, tolak atas 104

b. Rangkaian kedua : Tolak atas, tendangan depan, musuh kanan, tangkis samping c. Rangkaian ketiga : Maju pukulan depan kiri kanan, musuh belakang, tangkis atas d. Rangkaian keempat : Parangan atas, tendangan samping, pukulan depan.

2.1.15. PROXY WAR 1. Definisi Apa itu proxy war? Proxy war adalah perang dimana salah satu pihak menggunakan pihak ketiga atau kelompok lain untuk berperang melalui berbagai aspek (POLEKSOSBUD) dan aspek lainnya/aspek berbagai bangsa dan Negara. Implikasi teori prinsip populasi dan teori pergeseran latar belakang dan lokasi konflik dunia. Konflik masadepan akan berlatarbelakang energy, pangan dan air disekitar ekuator. Ancaman bangsa INDONESIA. Kondisi Negara Indonesia memiliki letak yang strategis dan kekayaan alam yang melimpah. Letak yang strategis dan kekayaan alam yang melimpah mendorong Negara Negara lain untuk menguasai Negara Indonesia. Negara luar ingin menguasasi NEGARA INDONESIA untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Untuk mencapai tujuannya tersebut Negara luar tidak bisa melakukan tindakan menguasai NEGARA INDONESIA secara KONVENSIONAL seperti INVASI untuk MENJAJAH NEGARA INDONESIA, namun dilakukan secarahalus tanpa diketahui dan dilakukan oleh pihak lain guna menguasai Negara Indonesia, hal ini sering kita sebut dengan PROXY WAR Menghadapi tahun 2043. Jumlah penduduk semakni banyak, energy semakin menipis, pangan dan air semakin terbatas Jawaban mahasiswa dari 23 universitas diseluruh Indonesia a) Inventasi besar-besaran ke Indonesia, mengeksploitasi sumber daya alamnya dan menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk menjual produk asing

105

b) Menghancurkan generasi muda Indonesia melalui berbagai budaya negative -> konsumtif, judi online, seks bebas c) Menguasai pembuat kebijakan dan legislative dengan cara yang memihak kepentingan asing d) Membuat fakta-fakta perdagangan untuk menekan Indonesia lewat jalur diplomasi, aliansi dan intervensi e) Membeli dan menuasai media di Indonesia untuk melakukan pembentukan opini dan ciptakan rekayasa sosial f) Menyebarkan black campaign untuk menjatuhkan dan menghancurkan hasil-hasil komoditas Indonesia g) Menciptakan konflik domestic untuk mengganggu kegiatan produksi dan merusak konsentrasi pemerintah Indonesia dalam menjalankan program pembangunan h) Mengadu domba antara TNI dan POLRI lewat berbagai cara sehingga terjadi kekacauan serta mengganggu stabilitas nasional i) Menciptakan benturan antar lembaga penegak hukum (POLRI DAN KPK) serta menimbulkan konflik/ memecah –belah partai politik j) Menjatuhkan citra Indonesia dengan isu terorisme, HAM, demokratisasi, lingkungan hidup, DLL k) Menjadikan Indonesia pasar narkonba dan menghancurkan Indonesia serta generasi mudanya lewat narkoba

2. Kecenderungan konflik dalam negeri A. Konflik vertical Cina Indonesia!! Jaman penjajahan jadi kolaborator, jaman oral PKI, jaman orba jadi perampok ekonomi, jaman reformasi kuasai RI

106

B. Konflik horizontal Stop kristenisasi Aliran sesat

3. Sumber pemicu konflik dalam negeri A. Perbedaan sistem nilai dan budaya B. Benturan kepentingan ekonomi antar daerah atau suatu daerah dengan pemerintah pusat C. Benturan kepentingan politik yang menjurus pada perebutan kekuasaan D. Adanya intervensi asing yang dilandaskan kepentingan nasional

2.1.16. 1.

SURVIVAL

Definisi SURVIVAL Adalah

suatu cara untuk bertahan hidup dialam bebas dari

hambatan alam sebelum mendapatkan pertolongan. S ( size up the situation ) pandai baca situasi U ( under host make laste ) jangan tergesa – gesa R ( remember there you are ) ingat dimana kamu berada V (varcuishfearand panic ) kuasai diri dari takut dan panik

A. Yang harus diperhatikan saat tersesat S = Stop + sealing T = Thingking O = Observe P = Positif

B. Aspek yang muncul dalam menghadapi survival a) Psikologi, panik, takut, cemas, bingung, tertekan b) Psiologi, sakit, lapar c) Lingkungan, panas, dingin 107

C. Faktor yang mempengaeuhi dalam survival a) Semangat mempertahankan hidup b) Kenapa air c) Alat pendukung

2.

Teknik Survival A. Cara mendapatkan air 1. Menggali lubang 2. Menampung air hujan 3. Lembah 4. Tumbuhan lumut 5. Menggali pasir dipantai 6. Embun 7. Ranting pohon B. Teknik membuat api 1. Dengan lensa 2. Dengan bordi 3. Dengan 2 batang ranting ponoh 4. Dengan 2 buah batu C. Cara memasak 1. Menggunakan kaleng bekas 2. Menggunakan bambu 3. Menggunakan batok kelapa muda 4. Menggunakan cara menggali lubang D. Macam – macam bivak 1. Bivak alam 2. Bivak buatan 3. Bivak perpaduan keduanya

108

3.

Aturan dalam membuat jebakan 1. Hindari dalam pencemaran lingkungan 2. Hilangkan segala bau – bauan 3. Kamuflase yang dibuat

A. Macam- macam jebakan 1. Trap menggunting 2. Trap tali sederhana 3. Trap lubang sederhana 4. Trap menimpa 5. Trap kombinasi lubang dan trap menimpa

4.

Makanan dari alam A. Tumbuhan yang bisa dimakan 1. Tumbuhan yang mengandung air, kaktus, rotan, palma 2. Tumbuhan rawa laut, daun api – api muda, jeruk rawa 3. Tumbuhan pesisir pantai, kelapa, ketopang 4. Tumbuhan rawa sungai, nipah, aren, macam – macam paku B. Hewan yang bisa dimakan 1. Katak 2. Ulat sagu 3. Kalajengking

5.

Tugas komandan kelompok dalam survival 1. Menyusun rencana, untuk keselamatan kelompok 2. Pembagian tugas sesuai kemampuan anggota 3. Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan dikelompok

6.

Langkah yang diambil pemimpin dalam survival 1.

Mengkordinirkan anggota 109

2.

Melakukan pertolongan pertama

3.

Melihat kemampuan anggota kelompok

4.

Mengadakan lintas medan

5.

Membuat rencana dan pembagian tugas

6.

Menyambung komunikasi dengan dunia luar

7.

Mencari pertolongan

2.1.17. HALANG RINTANG A. Definisi Adalah suatu benda yang berupaya menghalangi pada saat kita sedang mengejar musuh atau pada saat penembakan. Agar kita bisa leluasa melewati suatu benda yang menghalangi/menghadang didepan kita. B. Macam-macam Halang rintang 1. Daerah persiapan (±7m kearah titik start) 2. Titik start satu tiang rendah HR 1. Gawang rendah (titik ke satu) tinggi 50cm HR 2. Gawang tinggi (tinggi 80cm) HR 3. Parit 3 HR 4. Jenjang perimbangan datar HR 5. Dinding rendah 80cm HR 6. Jenjang perimbangan condong HR 7. Tanggul miring (dibelakang tanggul ada parit, ada kawat duri) (jungkir kebawah) HR 8. Petak jingkat (melangkah tinggi melewati kawat) HR 9. Jenjang panjatan condong (melangkah diatas balok kayu) HR 10. Dinding tinggi (±3m) (memanjat dinding) (turun dengan lompat menghadap kearah dinding) HR 11. Parit 2 (melompat dengan kaki 1) HR 12. Rayapan berduri (merayap, ±1m sebelum HR posisi merayap) (kawat duri) 110

HR 13. Gawang bertinggi (1 kaki memijat 1 gawang) HR 14. Jenjang panjatan tegak (mendarat dengan ke 2 kaki, ketika diatas posisi badan memeluk batang kayu) HR 15. Pagar balok HR 16. Jembatan goyang HR 17. Tanggul berparit 2 HR 18. Jenjang Panjatan datar (balok berjejer diatas) HR 19. Parit lebar (kalo jatuh langsung masuk kedalam parit) HR 20. Tali ayunan (harus melewati parit lebar yang ada air dibawahnya)

2.1.18. PROTOKOLER Protokoler merupakan serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan / atau kedudukan dalam negara, pemerintah/ atau masyarakat ( pasal 1 ayat (1) uu no. 8 tahun 1987). Dengan adanya Protokoler adalah bertujuan agar semua kegiatan baik acara kenegaraan atau acara resmi pemerintahan bisa dilaksanakan secara seragam, tertib, lancar, dan khidmat sesuai ketentuan keprotokolan. A. Aturan dalam Protokoler Tata tempat adalah aturan mengenai urutan tempat bagi pejabat negara, pejabat pemerintah, dan tokoh masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi. Tata tempat yang perlu diperhatikan antara lain Tata tempat duduk, Tata urutan memasuki kendaraan, Tata urutan kedatangan dan kepergian/pulang. I. Beberapa aturan yang perlu diperhatikan dalam naik kendaraan darat, laut, udara : a. Yang utama naik dan turun lebih dulu b. Sewaktu berangkat kendaraan disiapkan disisi kiri (darat) c. Orang kedua naik mengikuti orang pertama, yaitu menempati sisi kirinya (darat)

111

II. Dalam penataan siapa yang akan menempati tempat duduk untuk acara kenegaraan sesuai protokoler sebagai berikut a.

Presiden

b.

Wakil Presiden

c.

Ketua lembaga tinggi negara

d.

Menteri negara, pejabat setingkat menteri negara, wakil ketua lembaga tinggi negara, panglima AB, kepala staf anggkatan dan kapolri

e. Ketua muda mahkamah agung, anggota lembaga tinggi negara, hakim agung pada mahkamah agung f. Pimpinan LPND dan pejabat pemerintah tertentu

III. Tata tempat bagi tokoh masyarakat a. Mantan Presiden dan Wakil Presiden RI pada urutan tata tempat setelah Presiden dan Wakil Presiden RI. b. Perintis kemerdekaan pada urutan tempat setelah kelompok ketua lembaga tinggi negara c. Ketua umum partai politik dan golkar pada urutan tata tempat setelah kelompok menteri negara d. Pemilik tanda kehormatan RI berbentuk bintang pada urutan tata tempat setelah kelompok ketua muda mahkamah agung e. Ketua MUI, ketua PGI, ketua Parisada Hindu Dharma, ketua Umat Budha Indonesia, pada urutan tata tempat setelah kelompok pimpinan lembaga pemerintah non departemen.

IV. Tata tempat pejabat dan toko masyarakat a. Gubernur, ketua DPRD. b. Pangdam, komandan tertinggi kesatuan angkatan dan Polri, ketua pengadilan tinggi, kejati. c. Wakil Gubernur, Sekda, Wakil Ketua DPRD.

112

d. Kakanwil Departemen / LPND, Walikotamadya, Ketua Pengadilan Negeri, Kepala Kejaksaan Negeri, Komndan Resort Militer, Tokoh Masyarakat tertentu di daerahnya.

V. Aturan dalam menentukan tata tempat sesuai urutan sebagai berikut: a.

Orang yang dianggap paling utama/tertinggi mempunyai urutan paling depan atau mendahului.

b.

Bila duduk berjajar, yang duduk disebelah kanan orang yang paling utama, dianggap mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada yang duduk di sebelah kirinya.

c.

Jika duduk menghadap meja, yang dianggap tempat pertama adalah yang menghadap pintu keluar. Dan yang duduk dekat pintu ke luar dianggap yang paling terakhir.

d.

Apabila duduk di tempat suatu jajaran ( dari sisi ke sisi, atau duduk berjajar pada suatu garis yang sama), maka tempat di sebelah kanan di luar atau tempat paling tengah adalah tempat yang utama (tergantung keadaannya).

e.

Bila ada dua orang, yang kanan adalah yang utama (2, 1).

f.

Bila ada tiga orang, yang tengah adalah yang pertama (3,1,2).

g.

Bila ada empat orang, urutannya adalah (4,2,1,3) dan seterusnya.

h.

Bila terdapat enam orang atau lebih, dieprgunakan prinsip yang sama, menurut nomornya genap atau ganjil.

i.

Cara penempatannya harus ditetapkan terlebih dahulu tempat yang pertama, kemudian baru yang lain.

VI. Tata upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi. Upacara dibagi menjadi 2 macam, antara lain: a. Upacara Kenegaraan bersifat kenegaraan diatur dan dilaksanakan secara terpusat dihadiri Presiden dan Wakil Presiden serta pejabat negara dan undangan lainnya (UU no. 8 tahun 1987 pasal 1 ayat 2). 113

b. Upacara Resmi bersifat resmi yang diatur dan dilaksanakan oleh pemerintah atau lembaga tinggi negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri oleh pejabat negara dan atau pejabat pemerintah serta undangan lainnya (UU no. 8 tahun 1987 pasal 1 ayat 3).

VII. Syarat dalam melaksanakan Upacara adalah sebagai berikut: 1) Bendera kebangsaan 2) Lagu kebangsaan 3) Pakaian upacara Protokoler biasa digunakan atau diperlukan untuk acara seperti Hari besar nasional; Hari besar keagamaan; Apel bendera; Penerimaan tamu negara; Pertemuan kepala negara/ pejabat pemerintah; Kunjungan/perjalan/peninjauan; Pelantikan dan serah terima jabatan; Penandatanganan naskah kerjasama; Peresmian/pembukaan gedung; Peresmian pembukaan seminar, simposium, diskusi, dan lain sebagainya; Pelayanan diplomatik; Rapat/ pertemuan; Resepsi; Pisah sambut; Ucapan selamat; Ucapan bela sungkawa; Dies natalis, Wisuda sarjana; Pengukuhan guru besar; Promosi doktor. 1) Kelengkapan dalam pelaksanaan Upacara sebagai berikut: a. Inspektur upacara b. Komandan upacara c. Penanggung jawab upacara d. Peserta upacara e. Pembaca naskah f. Pembawa acara 2) Sedangkan untuk perlengkapan dalam pelaksanaan Upacara antara lain: a. Tiang bendera dengan tali b. Bendera kebangsaan c. Mimbar upacara d. Naskah – naskah e. Sound system, dan lain-lain. 114

3) Persiapan dalam pelaksanaan Upacara: a. Menyusun acara b. Menyusun tata ruang c. Pengaturan tempat d. Menetapkan jenis atau macam pakaian upacara e. Membuat juklak upacara ( siapa harus berbuat apa dan kapan harus berbuat). 4) Pelaksanaan dalam Upacara: a. Petugas protokol siap 1 jam sebelumnya b. Pengecekan tata tempat c. Pengecekan sound system d. Pengecekan personal pelaksana upacara e. Tata upacara sesuai pedoman dan juklak yang telah ditetapkan f. Perlakukan dan tata penggunaan lambang lambang kehormatan NKRI

VIII. Tata Penghormatan aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi pejabat negara, pejabat pemerintah, dan tokoh masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi. Dalam memberikan penghormatan sesuai protokoler ditentukan berdasarkan pada: a. Kedudukan / jabatan b. Bendera kebangsaan c. Lagu kebangsaan d. Jenazah

IX. Tata Ruang, pengaturan ruang atau tempat yang akan dipergunakan sebagai tempat kegiatan sesuai dengan ketentuan dan jenis kegiatannya. Pengaturan tata ruang disesuaikan dengan kebutuhan seperti pemasangan bendera kebangsaan, gambar presiden dan wakil presiden, lambang garuda pancasila, papan nama petunjuk yang diperlukan, tata suara memadai sesuai ruang dan tempat, tata lampu yang cukup. 115

X. Tata Warkat merupakan pengaturan mengenai undangan yang akan dikirimkan sesuai kegiatan. Aturan dalam tata warkat a. Siapkan daftar tamu undangan, jumlah undangan sesuaikan dengan kapasitas tempat b. Bakukan bentuk undangan c. Tulis nama tamu undangan dengan jelas dan benar d. Tuliskan pada undangan beserta isteri/suami atau tidak e. Cantumkan kode undangan pada sampul undangan f. Cantumkan ketentuan mengenai pakaian g. Tentukan batas waktu penerimaan tamu h. Undangan dikirim dalam waktu relatif tidak terlalu lama dengan waktu pelaksanaan

XI. Tata Busana merupakan aturan pakaian yang harus dikenakan pada suatu kegiatan protokoler baik oleh para pejabat undangan maupun pelaksana kegiatan. Jenis-jenis tata busana a. Pakaian Sipil Lengkap (PSL) b. Pakaian Sipil Harian (PSH) c. Pakaian Dinas Lapangan (PDL) d. Pakaian Dinas Harian (PDH) e. Pakaian Dinas Upacara i, ii, iii (PDU) untuk kalangan militer f. Pakaian resmi jabatan g. Pakaian nasional atau pakaian resmi organisasi h. Toga

116

2.1.19. Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD) 1. Pengertian Peraturan Dinas Dalam adalah ketentuan yang mengatur cara-cara menanamkan displin bagi prajurit TNI dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas masing-masing baik di dalam maupun di luar.

2. Kesatrian Kesatrian adalan tempat atau daerah TNI yang digunakan oleh satu kesatuan atau lebih sebagai tempat bekerja atau tempat tinggal di bawah kekuasaan atau pimpinan seseorang komandan dengan batas-batas yang ditentukan oleh yang berwenang. Yang digolongkan ke dalam kesatrian adalah: a) Semua markas. b) Pangkalan-pangkalan. c) Kapal laut. d) Pesawat terbang.

A. Macam kesatrian: a) Kesatrian tetap adalah kesatrian yang digunakan oleh satu kesatuan atau lebih secara terus menerus. Pelaksanaan urusan dinas dalam diatur sendiri oleh satuan tersebut. b) Kesatrian

sementara

adalah

kesatrian

yang

digunakan

untuk

menampung kesatuan-kesatuan yang memerlukan tempat bekerja atau tempat tinggal untuk sementara waktu. Pelaksanaan urusan dinas dalam diatur dan disatri.

B. Organisasi kesatrian a)

Orgas kesatrian tetap disusun dan disesuaikan dengan organik kesatrian atau kesatuan secara fungsional.

117

b) Orgas kesatrian sementara disusun berdasarkan perintah yang berwenang dan ditentukan bahwa didalamnya terdapat unsur-unsur ko, staff, dan pelayan staff sesuai dengan kebutuhan.

C. Pejabat kesatrian a)

Dan kesatrian adalah seseorang yang ditetapkan dengan skep atau sprin dari pejabat yang berwenang untuk memegang komando pimpinan kesatrian. i.

Bertanggung jawab mutlak atas terlaksananya tugas sehari-hari, kam, tib, dan kesejahteraan anggotanya.

ii.

Wewenang harus seimbang dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam batas-batas yang ditentukan UU dan peraturan.

iii.

Dalam pelaksanaan tugasnya bertangung jawab kepada dan atasan langsung sesuai dengan struktur orgas.

b) Komandan bawahan i.

Komandan bawahan adalah komandan satuan di dalam kesatrian yang sama yang kedudukannya lebih rendah dari komandan kesatrian.

ii.

Dalam pelaksanaan tugasnya merupakan pembantu utama dan satri dalam penerapan PUDD.

iii.

Perwira staff adalah pa yang mengepalai suatu bagian staff menurut bidang dan keahlian masing-masing sesuai dengan kebutuhan.

iv.

Dalam tugas sehari-hari dan satri dibantu oleh seorang pa pelaksana harian urusan dinas dalam, biasanya dilaksanakan oleh denma atau yang berfungsi sama.

D. Susunan Dinas Dalam di Kesatrian: a)

Umum demi kam dan tib selama dan di luar jam kerja maka di dalam satri diadakan dinas jaga yang diatur oleh dan satri sesuai keperluan, 118

situasi dan kondisi, jumlah pos jaga dan kekuatan anggota yang ditugaskan, dinas jaga disusun berdasarkan tugas jaga yang dijabat oleh golongan perwira, bintara, dan tamtama. b) Susunan dinas dalam 1)

Yang berhubungan langsung dengan keselamatan, kam dan tib: i.

Piket satri.

ii. Piket provost. iii. Jaga satri. iv.

Jaga serambi dan jaga kamar.

2) Di samping itu terdapat dinas jaga menurut kebutuhan adalah kompi, kesehatan, angkutan, gudang munisi, dan lain-lain.

E. Tugas dan kewajiban piket 1) Perwira piket a) Mewakili dan satri di luar jam kerja di dalam batas wewenang yang diberikan dalam lingkungan satri. b) Menjaga kam, tib, dan sih di dalam satri selama di luar jam kerja. c) Dalam hal-hal biasa dapat mengambil tindakan yang perlu di lapor dan satri. d) Menerima surat, telegram, yang ditujukan kepada dan satri. Segera sampaikan apabila ada yang penting. e) Mencatat semua kejadian penting dalam buku jurnal dan laporkan saat serah terima. f) Mengawasi ketertiban anggota, ran, dan tamu yang keluar masuk satri serta memberikan karu izin keluar bagi anggota yang telah mendapat izin yang berwenang. g) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada dan satri. 2) Tamtama piket a) Membantu dan melaksanakan semua perintah yang diberikan perwira dan bintara piket. 119

b) Menjaga sih dan rapi di dalam dan sekitar ruang piket. c) Ikut mengadakan rik dalam satri di luar jam kerja berdasarkan perintah perwira dan bintara piket. d) Menjadi caraka perwira dan bintara piket. e) Setelah selesai melaksanakan tugas, menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada penggantinya di depan perwira piket satri. f) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada perwira piket satri.

F. Ketentuan penugasan 1) Waktu piket satri bertugas selama-lamanya 3 x 24 jam dan sekurangkurangnya 1 x 14 jam sedangkan serah terima dilaksanakan pada pukul 08.00 2) Tempat selama bertugas diharuskan tidur di ruang piket dan pelaksanaannya diatur secara bergantian. 3) Tata cara serah terima: a) Setelah serah terima piket satri dan barang-barang atau alat inventaris

maka

laporan

pergantian

perwira

piket

harus

dilaksanakan di hadapan dan dan wadan satri atau perwira ditunjuk, tanda piket sudah dipakai piket baru. b) Perwira piket lama di sebelah kanan pejabat perwira piket baru tanpa terikat ketentuan pangkat. c) Penghormatan kepada dan atau wadan satri atau perwira yang ditunjuk dipimpin yang tertua pangkatnya dilanjutkan laporan. d) Contoh: Lapor, (nama). Perwira piket lama, berdasarkan surat perintah danki II, no : sprin 01/X/2019 tgl 25 Februari 2019 telah melaksanakan tugas jaga satri mulai tgl 25 s.d. 27 Februari 2019 dalam keadaan

120

aman, selanjutnya menyerahkan tugas perwira jaga satri kepada (nama). Laporan selesai. e) Tugas dan kewajiban jaga kamar dan jaga serambi adalah petugas yang berkewajiban melaksanakan was terhadap tib dan sih di dalam ruangan tempat tinggal anggota di dalam satri kecuali tempat tinggal yang sudah berkeluarga. a)

Jaga kamar Menerima penyerahan tugas dari jaga serambi terakhir

dan menyerahkan kepada jaga serambi pertama. Bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan dan ketertiban kamar atau ruangan.dilarang tidur atau menginggalkan ruangan apabila terpaksa harus menyerahkan tugasnya kepada jaga kamar lainnya. Menyampaikan laporan kepada satri dan perwira piket apabila memasuki ruangan yang menjadi tanggung jawabnya dan mendampingi selama pejabat tersebut berada di ruangan. Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada bintara piket. b)

Jaga serambi Jaga serambi pertama menerima penyerahan tugas dari

jaga kamar dan jaga serambi terakhir menyerahkan tugas kepada jaga kamar berikutnya. Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban kamar atau ruangan selama yang lain istirahat. Membangunkan seluruh anggota bila ada bahaya atau kesiapan pasukan diperlukan. Pakaian dan keperluan sesuai protap yang berlaku. Dilarang tidur atau meniggalkan ruangan, apabila harus terpaksa menyerahkan tugasnya kepada pengganti berikutnya. Menyampaikan laporan kepada dan satri atau piket apabila memasuki ruangan yang menjadi tanggung jawabnya dan mendampingi selama pejabat tersebut berada di ruangan. 121

Dalam pelaksanaan tanggung jawabnya bertanggung jawab kepada bintara piket.

G. Apel Apel adalah suatu cara perkontrolan terhadap kehadiran anggota pada saat tertentu sehingga dapat diketahui kesiapan satuannya, apel juga merupakan sarana komunikasi antara atasan dengan bawahan. 1) Macam apel a) Apel harian b) Apel khusus c) Apel luar biasa 2) Pelaksanaan apel harus teratur, tertib, dan tepat waktu, untuk itu setiap waktu apel harus diberi tanda-tanda seperti tiupan sangkakala, peluit, lonceng, dan lain-lain. 3) Pakaian dan keperluan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan perintah komandan. 4) Tata cara pelaksanaan apel a) Setelah tanda apel peserta apel berkumpul tepat pada waktunya di tempat yang sudah ditentukan. b) Tiap kelompok pasukan dipimpin oleh yang tertua sebagai komandan pasukan dan harus mengetahui jumlah, keterangan dan alasan ketidakhadiran serta melaksanakan pemeriksaan kesiapan pasukan. c) Petugas mencatat keterangan kekuatan apel dari tiap komandan pasukan untuk di lapangan kepada perwira piket. d) Sesaat sebelum memasuki komandan atau pengawas lapangan apel piket lapangan didahului dengan penghormatan. Lapor, seratus orang siap apel pagi.

122

e) Komandan atau pengawas memberikan perintah lanjutkan diulangi oleh piket komandan menempatkan diri di belakang kiri komandan atau pengawas.

2.1.20.

PROSEDUR TETAP (PROTAP)

Fungsi utama secaba yaitu untuk mendidik tamtama menjadi calon bintara. Di dalam UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat (1), tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. TNI dituntut selalu kewaspadaan dan kesiapan, harus siap ditugaskan kapanpun dan dimanapun. Serta yang paling utama adalah tugas segalanya bagi TNI. Protap (prosedur tetap) yaitu tata cara atau urutan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan dari protap adalah memberikan gambaran untuk mengetahui bagaimana caranya kumpul cepat. Pada saat kumpul cepat, pakaian yang dipakai yaitu stelan PDL lengkap dengan memakai helm, kopel, dan tas ransel. Hal- hal yang perlu diamankan yaitu barang dan personel. Pada saat alarm dibunyikan menandakan adanya kejadian yang perlu diamankan sesuai dengan keputusan yang ada di sana. Ketika mendengar suara alarm, siswa wajib siap untuk dikumpulkan. 1. Tanda-tanda kumpul cepat: a) Kumpul cepat (teng 5x berturut-turut selama lima menit) dengan tempo yang lambat. b) Tanda aman 1 (teng 3x berturut-turut selama lima menit) dengan tempo yang lambat. c) Tanda aman 2 (teng 1x beturut-turut selama menit) dengan tempo yang cepat.

123

2.1.21. TEKNIK TEMPUR DASAR (NIKPURSAR) A. Pengertian Teknik Tempur Dasar 1. Pertempuran Suatu tindakan pasukan dalam peperangan untuk menghancurkan, merebut dan menduduki lawan serta kemampuannya untuk bertempur. 2. Samaran Adalah suatu usaha untuk menyembunyikan diri dari pengamatan musuh. Samara dapat berupa sumber alam dengan buatan. Samara harus disempurnakan setiap saat dan tergantung keadaan di sekitarnya serta bahan yang digunakan. Samara untuk menghilangkan pantulan cahaya dari kulit (muka) tidak mutlak berwarna hitam. Bagian dahi, tulang pipi, hidung dan dagu adalah bagian muka yang perlu dipoles dan diperhatikan, harus disamar jangan berlebihan.

3. Perlindungan Adalah semua benda medan baik alam maupun buatan yang dapat digunakan untuk menghindari diri dari tembakan dan peninjauan musuh, perlindungan dapat berupa: a. Perlindungan alam Contoh: semak-semak, rumput-rumputan, bayangan benda alam. b. Perlindungan buatan Contoh: karung, jarring samara. Dalam perlindingan kita mengenal dengan lindun tinjau yang dapat berupa (displin cahaya, displin gerakan, displin suara). Sedangkan dalam lindung tembak berupa: i. Lindung tembak alam: Contoh: jurang, tebing dangkal, lereng bukit, kayu bekas potongan, tanggul alam, lobang operasi, balok kayu, dan lain-lain. ii. Lindung tembak buatan Contoh: sumur penembakan, parit dan dinding buatan. 124

4. Peninjauan Seorang prajurit setelah melaksanakan tindakan menghilang atau mencari perlindungan. Selanjutnya melihat ke depan mencari arah datangnya tembakan dari musuh dengan cara meninjau. Pelaksanaannya adalah melihat medan depan denga teliti dari arah kanan ke kiri dari arah suara tembakan musuh atau sebaliknya.

5. Gerakan dasar perorangan a) Berjalan. Dilaksanakan apabila: i. Keamanan terjamin. ii. Kedudukan musuh telah diketahui. iii. Musuh masih relatif jauh atau belum ada kontak dengan musuh. Berjalan dikerjakan dengan tetap waspada sambil memperhatikan keadaan sekitar dengan teliti dan meninjau secara terus menerus. b) Tiarap. c) Berguling. d) Merangkak. e) Merayap i. Merayap komodo ii. Merayap harimau merunduk iii. Merayap kucing iv. Merayap POK senapan otomatis f) Merangkak i. Merangkak peta ii. Merangkak taktis iii. Merangkak kera dasar g) Guling i. Guling dasar. ii. Guling taktis. 125

h) Lari zing-zag.

6. Gerakan 5 M dilakukan pada saat ada musuh a. Menghilang. b. Mencari perlindungan. c. Meninjau musuh. d. Membidik (biasanya di bagian kepala musuh). e. Menyebar.

2.1.22.

KESLAP DAN LONG DARLAP

1. Gigitan ular dan sengatan serangga I. Gigitan ular A. Ciri-ciri ular berbisa a) Kepala berbentuk segitiga, pipih, dan lebih lebar dari lehernya. b) Pupil berbentuk pipih, seperti pupil kucing. c) Umunya berukuran kecil.

B. Jenis racun a) Hematotoxic (merusak sel darah), contoh: ular puspa, ular tanah, dan lain-lain. Berikut tanda-tanda yang bisa dilihat : 1) Nyeri hebat/terasa panas pada gigitan. 2) Bengkak, memerah, dan membusuk. 3) Kencing merah. 4) Kencing sedikit sampai dengan tidak kencing karena kerusakan ginjal.

b) Neurotoxic (merusak sel saraf), contoh: ular welang, ular totog, ular kobra, ular cabe, dan lain-lain. Tanda-tanda: 1) Rasa sakit di tempat gigitan. 126

2) Terjadi kelumpuhan otot. 3) Kematian karena kelumpuhan otot pernafasan.

C. Penanganan gigitan ular: a) Terlebih dahulu tenangkan korban. b) Dipasang spalk/bidai, mengikat sisi atas dan bawah gigitan kurang lebih 3 cm dengan ikatan yang tidak terlalu keras. c) Kompres luka dengan es. d) Letakkan luka lebih rendah dari jantung. e) Jangan mengiris luka. f) Jangan menghisap racun/bisa dengan mulut. g) Awasi dengan ketat pernafasan dan denyut nadi, jika terjadi gangguan segera atasi. h) Segera evakuasi pasien. Hal penting yang harus diperhatikan: a) Jangan membersihkan/memeriksa semak-semak menggunakan tangan, gunakan kayu atau laras senjata. b) Ular umumnya menggigit jika terusik/terkejut. c) Biasakan memeriksa sepatu, baju, ransel yang akan digunakan karena ular seringkali menggunakan barang tersebut untuk berlindung.

II.

Sengatan serangga A. Jenis sengatan: 1. Sengatan lebah. Tanda-tanda: a) Nyeri di tempat sengatan. b) Kemerahan/bengkak di daerah sengatan. c) Timbul reaksi alergi. Cara penanganan: 127

a) Keluarkan sengatan. b) Kompres dengan es. c) Bila timbul tanda alergi segera obati.

2. Sengatan kalajengking. Tanda-tanda: a) Rasa sakit dan panas di sekitar sengatan. b) Timbul rasa gatal/mati rasa di tempat sengatan. c) Dapat timbul gejala kelumpuhan pada otot di sekitar sengatan. Cara penanganan: a) Kompres dengan es. b) Beri obat penghilang rasa sakit. c) Beri obat antibiotic.

3. Sengatan kutu (kutu babi). Tanda-tanda: a) Rasa sakit dan panas di sekitar sengatan. b) Timbul rasa gatal/mati rasa di tempat sengatan. c) Timbul bisul di bekas tempat gigitan yang seringkali infeksi. Cara penanganan: a) Usahakan mengeluarkan kepala kutu. b) Bersihkan bekas luka. c) Tutup luka.

2. Bantuan hidup dasar Teknik pertolongan pertama di lapangan secara sistematis dilakukan dengan urut-urutan: a. Penilaian korban. b. Resisutasi kedaruratan. c. Stabilitasi korban. 128

Cara penilaian korban: a. A = airway (jalan nafas). Jalan nafas dimulai dari mulut dan hidung ke tekak (faring) lalu pan gkal tenggorok (laring) dan batamg tenggorok (trakea). Tindakan yang harus dilakukan bila ditemukan korban dengan sumbatan nafas: 1. Lakukan sapuan jari (finger sweep). 2. Hentakkan pada dada/perut/punggung atau hentakkan ulu hati bila sapuan gagal. Sumbatan sebagian (parsial) disebabkan oleh: 1. Cairan (darah, cairan yang tertelan) menimbulkan suara tambahan “berkumur”. 2. Bagian lidah yang jatuh ke belakang menimbulkan suara tambahan “ngorok”. a)

Lihat: lihat pergerakan naik turunnya dinding dada.

b)

Dengar: dengarkan suara nafas dengan cara mendekatkan telinga penolong ke hidung korban.

c)

Rasa: rasakan adanya hembusan udara keluar dari hidung korban.

Apabila henti nafas segera berikan nafas buatan pemberian nafas buatan

b. B = breathing (pernafasan). Nafas normal 16-18 x dalam 1 menit. Pemberian nafas buatan dihentikan jika: a) Korban dapat bernafas secara spontan. b) Penolong sudah digantikan petugas kesehatan. c) Penolong kelelahan.

c. C = circulation (jantung dan peredaran darah). Henti jantung yaitu gejala henti jantung adalah tanda dari syok pasien. Langkah-langkah RJP: 129

a) Tentukan tingkat kesadaran korban. b) Segera panggil bantuan tenaga kesehatan. c) Periksa pernafasan.

d. Trauma a) Trauma rongga dada. Pertolongan terhadap pendarahan: i.

Pendarahan luar.

ii.

Pendarahan dalam.

b) Patah tulang i.

Patah tulang terbuka.

ii.

Patah tulang tertutup.

2.1.23. POLA DASAR BINTAL (BIMBINGAN MENTAL) Tujuan : Agar para siswa mengetahui tentang dasar Bintal (Bimbingan Mental) A. 3 Unsur pokok Manusia a) Fisik b) Intrlrktual c) Mental

B. Mental Mental adalah kondisi jiwa yang terpantul dalam sikap seorang terhadap berbagai situasi yang di hadapinya 1. Bimbingan mental Segala suatu tindakan dan kegiatan untuk membentuk, memelihara, meningkatkan

dan

memantapkan

kondisi

jiwa

seseorang

bangsaberdasarkan Pancasila, melalui pembentukan mental a) Rohani b) Ideologi c) Kejuangan 130

atau

anak

a) Bintal Rohani Segala usaha pekerjaan dan kegiatan mental rohani untuk memlihara, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak yang baik sesuai agama masing-masing

b) Bintal Ideologi 1) Sebagai dasar moral untuk meyakinkan setiap warga Negara bahwa yang dilaksanakan adalah kewajiban 2) Sebagai pedoman kebijaksanaan pemerintah, pola pikir, sikap dan perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 3) Sebagai sumber yang mendasari inspirasi dalam upaya mewujudkan gagasan serta cita-citabermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bebas dan merdeka 4) Sebagai jalan pencerahan permasalahan bernegara yang dihadapi baik yang bersifat internal maupun eksternal

c) Bintal Kejuangan Pembinaan mental tradisi kejuangan adalah segala usaha kegiatan dan pekerjaan pembinaan kejuangan berdasarkan nilai-nilai agama, pancasila, serta sosial budaya yang telah menjadi tradisi

2.1.24. TEKNIK BICARA EFEKTIF 1. Definisi a) Arti luas : komunikasi yang berasal dari bahasa latin yaitu “sama makna” b) Arti sempit : komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan untuk merubah sikap pendapat ataupun perilaku orang lain c) Berbicara : komunikasi dengan lisan untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain

131

2. Seputar Komunikasi A. Proses Komunikasi a) Komikator b) Komunikan

B. Pembicara yang baik a) Selalu menjalin hubungan dengan pendengar b) Menghayati hal-hal yang diuraikan

C. Pendengar yang baik a) Fokus pada lawan bicara b) Hindari memotong pembicaraan c) Tunjukkan reaksi d) Aktif merespon

D. Cara mendengarkan a) Catat di kertas dan ingat kata-kata penting dari pembicara b) Ulangi kata-kata dan hal-hal yang penting dengan bahasa sendiri c) Mendengarkan dengan penuh konsentrasi

3.

Sikap dan Tata Krama a. Di depan umum 1) Pakaian harus bersih dan rapih 2) Kata-kata an ucapan yang soapan 3) Selingi dengan humor agar tidak tegan dan membosankan b. Di depan kaum wanita 1) Tidak menyinggung perasaan 2) Hindari kata-kata yang tidak senonoh 3) Gunakan panggilan Ibu atau Saudara 4) Besarkan hatinya 132

c. Di hadapan pemuka atau pejabat 1) Tidak merasa rendah diri 2) Yakin bahwa hadirin pasti mendengarkan dan memperhatikan d. Di hadapan salah satu pemeluk agama 1) Tidak menyinggung aqidah 2) Tidak membanggakan keyakinan sendiri 3) Tidak mejelekkan agama tertentu atau bahkan menghina e. Di hadapan pemuda atau pelajar 1) Beri penerangan, informasi yang bersifat mendidik 2) Besarkan semangat dan motivasi pemuda 3) Tanamkan patriotism, nasinalisme dan persatuan maupun kesatuan f. Di hadapan rakyat pedesaan 1) Hormati adat istiadaat, rasa kekeluargaan dan budaya gotong royong 2) Pikat hati masyarakat agar agar rela berkorban

4. Teknik berbicara a)

Tubuh tegap, tidak tegang ataupun kaku

b) Tidak ada tingkah laku yang mengalihkan perhatian c)

Mata memandang langsung kepada audiens

d) IKIT (Intonasi, Kecepataj, Irama, Tempo) e)

Suara nyaring dan cukup jelas untuk didengarkan

f)

Kata-kata lantang diucapkan dengan fasih

I. Sikap tubuh a) Berdiri atau duduk tidak dengan bersandar b) Gerakkan anggota tubuh pendukung c) Tidak dalam posisi gugup atau tegang

II. Langkah-langkah pidato a) Salam pembukaan 133

1) Salam 2) Penghormatan kepada hadirin 3) Puji syukur kepada tuhan Yang Maha Esa b) Pendahuluan atau pengantar c) Materi poko pidato d) Kesimpulan e) Penutup

134

2.2. DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1. Karantina calon siswa diksar di Universitas Mercu Buana Yogyakarta Rabu, 20 Februari 2019

Gambar 2. Pergeseran pasukan dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta menuju Taman Makam Pahlawan Kamis, 21 Februari 2019

135

Gambar 3. Upacara pembukaan pendidikan dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII Jum’at, 22 Februari 2019

Gambar 4. Renungan siswa pendidikan dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII Jum’at, 22 Februari 2019

136

Gambar 5. Penerimaan materi PBB lapangan Sabtu, 23 Februari 2019

Gambar 6. Penerimaan materi Bela Diri Militer lapangan Minggu, 24 Februari 2019

137

Gambar 7. Persiapan makan siang Senin, 25 Februari 2019

Gambar 8. Penerimaan materi lintas medan lapangan Selasa, 26 Februari 2019

138

Gambar 9. Penerimaan materi survival Rabu, 27 Februari 2019

Gambar 10. Praktik materi caraka malam Kamis, 28 Februari 2019

139

Gambar 11. Penerimaan materi haling rintang Jum’at, 1 Maret 2019

Gambar 12. Penerimaan materi lapangan IMPK Sabtu, 2 Maret 2019

140

Gambar 13. Pelaksanaan ketahanan march Minggu, 3 Maret 2019

Gambar 14. Pelaksanaan penyematan baret Senin, 4 Maret 2019

141

BAB III PENUTUP

3.1.

KESIMPULAN Pada dasarnya pendidikan dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta bertujuan

untuk membentuk karakter dan kecintaan terhadap NKRI serta menanamkan semangat bela negara pada pemuda generasi penerus bangsa. Selain itu, sebagai cadangan nasional anggota resimen mahasiswa juga dibekali ilmu dan pengetahuan tentang olah keprajuritan. Ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan kemudian dapat menjadikan seorang anggota resimen menjadi “mahasiswa plus” karena selain memiliki keterampilan dibidang akademik, anggota resimen mahasiswa juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kedisiplinan yang tinggi serta pengetahuan olah keprajuritan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari guna menunjang proses pembentukan jati diri selama masa perkuliahan dan akan berguna pada saat menghadapi dunia pekerjaan.

3.2.

SARAN Kami menyadari masih terdapatnya banyak kekurangan dalam pelaksanaan

tugas yang telah diberikan baik itu pada saat Pra Pendidikan Dasar, Pendidikan Dasar maupun Pasca Pendidikan Dasar yang tentunya masih membutuhkan perbaikan dan bimbingan dari para alumni serta senior agar kedepannya kami dapat melaksanakan seluruh tugas yang diberikan sesuai dengan harapan dan tujuan yang ingin dicapai. Semoga Yudha XLII dapat memberikan kontribusi serta dapat membangun dan memperkokoh Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta kedepannya sesuai dengan yang diharapkan.

3.3. PENUTUP Demikian

Laporan

Pertanggungjawaban

Pendidikan

Dasar

Resimen

Mahasiswa Mahakarta Yudha XLII Satuan 6 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

142

kami susun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan tugas. Terima kasih kami sampaikan atas perhatian serta bimbingan alumni dan senior selama ini.

Yogyakarta, 25 Maret 2019 Komandan Regu

Mario Febriyansyah Jerry Pratama NIM.110017145

Mengetahui,

Pembina Satuan 6 ITNY

Komandan Satuan 6 ITNY

Sawaliman

Seno Triatmojo

NBP. 88681004763

NBP. 18971012913

143

More Documents from "wahyu anisa"

Laporan1.pdf
December 2019 14
Kpdl.docx
November 2019 42