LAPORAN WAWANCARA ENTREPRENEUR DI CV. CIPTA SINERGI MANUFACTURING Narasumber: Nandjar Nugraha (Direktur CV. Cipta Sinergi Manufacturing) Laporan ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Wirausaha
Oleh Kelompok 5:
Ahmad Nurjaman
151234001
Cecep Nurwahid Hidayat
151234008
Ishaq Al Hammady
151234017
M. Rizki Tajul Arifin
151234023
Setyo Nur Rachman
151234029
Silmi Aulia Rahman
151234030
Program Studi Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil wawancara ini. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil wawancara ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kewirausahaan. Laporan ini disusun berdasarkan wawancara yang kami lakukan terhadap seorang narasumber yang bernama Bapak Nandjar Nugraha, yang merupakan CEO dari CV. Cipta Sinergi Manufacturing perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur alat-alat dan komponen mechanical. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat laporan hasil wawancara ini. Satu harapan yang kami inginkan semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam laporan hasil wawancara ini.
Bandung, 21 Maret 2019
Penulis
ii
RINGKASAN
CV. Cipta Sinergi Manufacturing, merupakan sebuah industri manufaktur yang bergerak dengan asas-asas keislaman. Industri ini menjadi daya tarik karena memiliki track record yang sangat baik, dari sejak berdiri pada tahun 2003 hingga hari ini usahanya sudah mencapai omzet 7-8M per tahunnya dengan jumlah karyawan 30 orang. Nandjar Nugraha, selaku direktur CV. Cipta Sinergi Manufacturing telah menyetujui bahwa dirinya menjadi narasumber untuk kegiatan wawancara entrepreneur. Kegiatan wawancara dilakukan pada tanggal 7 Maret 2019 di CV. Cipta Sinergi Manufacturing, Citeureup, Cimahi. Kegiatan wawancara dilakukan selama ± 2 jam dimulai pukul 10.00 – 12.00 WIB. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab oleh narasumber, mahasiswa telah mendapatkan banyak pengalaman dari narasumber sehingga membuka cara berfikir mahasiswa dalam berwirausaha. Menjadi seorang entrepreneur, menurut Bapak Nandjar Nugraha merupakan profesi yang perlu menjadi target bagi mahasiswa-mahasiswa teknik dalam memanfaatkan teknologi dalam bisnisnya ataupun membuat bisnis inovatif yang bermanfaat bagi banyak orang. Setelah melakukan kegiatan wawancara, mahasiswa telah mendapatkan wawasan baru mengenai kewirausahaan baik melalui pengalaman dari narasumber hingga pola piker yang penting ditanamkan sebagai modal dasar menjadi seorang entrepreneur.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii RINGKASAN ......................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1 1.1
Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2
Tujuan ..................................................................................................................2
1.3
Ruang Lingkup dan Batasan Kegiatan ...............................................................2
1.4
Sistematika Penulisan .........................................................................................3
BAB II HASIL WAWANCARA .............................................................................................4 2.1
Riwayat Entrepreneur, Keberhasilan Dan Kegagalan Entrepreneur .................4
2.2
Kapan Mulai Belajar Menjadi Entrepreneur ......................................................5
2.3
Keterampilan Yang Harus Dimiliki Entrepreneur .............................................5
2.4
Bagaimana/Melatih Keterampilan ......................................................................6
2.5
Bagaimana Membangun Jaringan Sosial Dan Bisnis ........................................6
2.6
Bagaimana Mendapatkan Permodalan ...............................................................7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................8 3.1
Kesimpulan..........................................................................................................8
3.2
Saran ....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10 LAMPIRAN A Interview Protocol ........................................................................................ 11 LAMPIRAN B Transkrip Wawancara .................................................................................. 12 LAMPIRAN C Foto-Foto ...................................................................................................... 16
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Menurut PBB, suatu negara dikatakan berkembang apabila jumlah
wirausawan di negara tersebut mencapai 2% dari total jumlah penduduk. Jumlah wirausahawan di Indonesia sangatlah rendah yaitu hanya 0,24% dari jumlah penduduk Indonesia dengan jumlah penduduknya sekitar 238 juta jiwa. Penyebab utama sulitnya untuk memulai berwirausaha yaitu tidak adanya modal dan tidak adanya ilmu pasti mengenai bagaimana caranya berwirausaha. Dengan demikian, maka dibutuhkan suatu pendidikan mengenai kewirausahaan. Untuk meningkatkan jumlah wirausahawan di Indonesia, pemerintah menerapkan suatu strategi yaitu dengan memasukkan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum pendidikan, khususnya pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Dengan adanya mata kuliah kewirausahaan dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap dunia kewirausahaan serta memotivasi mereka untuk ikut terlibat langsung dalam dunia wirausaha sebagai wirausahawan muda yang tangguh, sehingga mereka dapat ikut berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara Indonesia. Dalam Proyek I, merupakan kegiatan mahasiswa secara berkelompok melakukan wawancara dengan seorang entrepreneur di lokasi kantor atau tempat usahanya, narasumber yang dipilih ialah Bapak Nandjar Nugraha (Direktur CV. Cipta Sinergi Manufacturing). Tugas wawancara ini harus dilakukan untuk memperluas wawasasn kewirausahaan mahasiswa. Dengan melakukan wawancara langsung terhadap entrepreneur yang berpengalaman dalam berwirausaha, pengalaman-pengalaman yang dimiliki merupakan aset termahal yang dapat diberikan kepada mahasiswa. Pada era sekarang, negara dapat dikatakan maju dapat dipengaruhi oleh berapa banyaknya jumlah entrepreneur, dengan begitu, mahasiswa-
1
mahasiswa lulusan teknik (rekayasa) pun juga perlu dibekali kemampuan dan wawasannya dalam berwirausaha. Bahkan seiring semakin maraknya industri-industri yang berkompetisi dalam pemanfaatan teknologi dalam kegiatan produksi, manajemen, keuangan, dan sebagainya, menjadi hal yang sangat penting bahwa negara tidak hanya mencetak seorang entrepreneur namun sekarang ini juga mulai dikenal istilah technopreneur (seseorang yang berwirausaha dengan memanfaatkan/menciptakan sebuah teknologi terbarukan). Dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam meperluas wawasan kewirausahaanya diharapkan mahasiswa dapat melahirkan bisnis-bisnis yang inovatif dan modern di masa yang akan datang. 1.2
Tujuan Tujuan dilakukannya kegiatan wawancara adalah sebagai berikut: 1. Melalui belajar secara kontekstual mahasiswa diharapkan dapat mengenal dunia nyata siapa dan bagaimana seorang entrepreneur belajar berwirausaha dan menjalani usahanya. 2. Melalui interaksi dengan seorang entrepreneur diharapkan mahasiswa dapat termotivasi untuk menjadi seorang entrepreneur di kemudian hari. 3. Melalui kegiatan wawancara dengan seorang entrepreneur diharapkan mahasiswa dapat menambah jaringan baik sosial maupun bisnis. 4. Menambah minat mahasiswa untuk berwirausaha.
1.3
Ruang Lingkup dan Batasan Kegiatan Ruang lingkup kegiatan wawancara yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
2
1. Wawancara dilakukan di CV. Cipta Sinergi Manufacturing. 2. Wawancara hanya dilakukan sekali dengan narasumber yang telah memenuhi kriteria wawancara. 3. Wawancara dilakukan bertujuan untuk menggali pengalaman wirausaha dari pendiri perusahaan. Dan batasan-batasan dalam kegiatan wawancara ini adalah sebagai berikut: 1. Narasumber yang diwawancarai memiliki syarat/batasan sebagai berikut: a. Minimal 5 tahun berwirausaha b. Minimal 10 orang pekerja c. Minimal 1 milyar omzet per tahun d. Tidak ada hubungan keluarga dengan mahasiswa 2. Pelaksanaan wawancara dilakukan dari minggu ke-1 s.d. minggu ke-4 1.4
Sistematika Penulisan Penulisan dilakukan dengan susunan yang secara umum dapat menjelaskan
permasalahan secara terperinci dengan urutan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dan tujuan salah satu tugas mata kuliah kewirausahaan. BAB II Hasil Wawancara Pada bab ini berisi pembahasan mengenai hasil wawancara dengan narasumber yaitu owner perusahaan CV. Cipta Sinergi Manufacturing. BAB III Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi kesimpulan dari tugas wawancara mata kuliah kewirausahaan dan saran yang ditujukan kepada penulis dan pembaca.
3
BAB II HASIL WAWANCARA
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil wawancara dari narasumber yang telah diwawancarai. 2.1
Riwayat Entrepreneur, Keberhasilan Dan Kegagalan Entrepreneur Narasumber bersekolah SD, SMP, SMA di Cianjur dan melanjutkan
perguruan tingginya di Politeknik Manufaktur Swiss Institut Teknologi Bandung jurusan Draft and Design, lulusan 1991. Setelah lulus, narasumber bekerja di PT. Alpha Austenite sebagai Junior Tools Engineer) selama 2 tahun (1991-1992), karena tempat kerjanya yang dirasa tidak nyaman dan narasumber memiliki pengalaman yang cukup dalam menyimak kegiatan perusahaan di tempat kerjanya. Barulah setelah resign dari tempat kerjanya, narasumber mendirikan usaha di bidang manufaktur bernama PT. Pressidi Wira Mandiri yang bersama rekan-rekan kenalannya. Namun narasumber menetap di perusahaan ini hanya bertahan selama 3 tahun (1992-1995), dikarenakan ia memiliki visi yang berbeda dengan rekanrekannya, narasumber memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut dan berencana membangun perusahaannya sesuai dengan visinya. Setelah itu, narasumber mengelola usaha koperasi di sebuah pesantren sebagai distributor produk Wardah, siwak, T-Shirt, dan lain-lain, kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 2 tahun (1995-1997). Setelah itu narasumber melihat sebuah peluang di Inkubator Bisnis LSP-ITB, narasumber mengajukan usahanya di bidang manufaktur bernama As-Sakinah, As-Sakinah merupakan akar dari lahirnya CV. Cipta Sinergi Manufacturing. Pada tahun 2001, didapatkanlah pemesanan pertamanya dari Diknas dengan besar investasi sebesar 1 milyar rupiah, dengan kerja kerasnya, proyek ini berhasil dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan sehingga membuat Diknas memercayai usaha yang dikelola narasumber. Kemudian dari sinilah pemesananpemesanan yang lainnya meningkat dengan cepat. Menurut narasumber, memberikan 4
kesan pertama dalam memberikan nilai dari sebuah produk/jasa merupakan aspek terpenting dalam tahap awal membangun sebuah bisnis. Hingga pada tahun 2003, perusahaan As-Sakinah spin off dan dilegalkan secara hukum menjadi CV. Cipta Sinergi Manufacturing. Sejak tahun 2003 hingga sekarang, CV. CSM berkembang menjadi perusahaan yang berjalan dengan baik dengan omzet yang cukup besar. Kegagalan demi kegagalan yang telah dilalui narasumber bukan merupakan sebuah kerugian,
namun
melalui
kegagalan-kegagalan
itulah
merupakan
sarana
pembelajaran yang sangat mahal sehingga dapat membentuknya menjadi pribadi entrepreneur yang jauh lebih baik. 2.2
Kapan Mulai Belajar Menjadi Entrepreneur Ketika mengikuti program dari Inkubator Bisnis LPS-ITB. Narasumber
mendapatkan berbagai wawasan kewirausahaannya. Mulai mempelajari sistem produksi, manajemen, keuangan, dan sebagainya. Pada program ini juga dibimbing melalui tutor dan dievaluasi setiap perkembangannya. Inkubator Bisnis LPS-ITB menjalankan perannya sangat baik sehingga narasumber dapat mengembangkan usahanya hingga seperti sekarang. Selama membangun usahanya, Inkubator Bisnis LPS-ITB senantiasa memberikan bimbingan berupa arahan dan berbagai pelatihan guna menambah wawasan kewirausahaan, peran tersebut dinilai sangat penting karena mentor adalah subjek yang sangat dibutuhkan dalam memimalisir kesalahankesalahan dalam membangun usaha. 2.3
Keterampilan Yang Harus Dimiliki Entrepreneur Seorang
entrepreneur
harus
memiliki
kemampuan dalam
melihat
perkembangan teknologi dan dapat melihat peluang dan tantangan dari setiap perkembangannya. Kemudian memiliki sifat kepemimpinan yang baik juga menjadi aspek yang penting, karena sebuah bisnis tidak mungkin dapat mudah dibangun oleh sendirian melainkan melalui manajemen organisasi yang terorganisir dengan baik. Sehingga jika bisnis yang dibangun ingin berkembang secara pesat harus memiliki kerjasama tim yang baik. Setiap bisnis yang dijalankan secara individu biasanya tidak akan bertahan lama, kalaupun bertahan hanya merupakan sebuah keberuntungan saja 5
yang dapat dipastikan tidak dapat berkembang lagi dengan mudah. Sifat loyalitas dan konsisten pada sebuah bidang bisnis yang dikembangkan juga harus dimiliki oleh seorang entrepreneur, karena memiliki sifat labil dalam memilih bidang usaha menjadi aspek yang buruk dalam proses membangun usaha. 2.4
Bagaimana/Melatih Keterampilan Melatih keterampilan entrepreneur bisa didapatkan dari berbagai fasilitas
seperti Public Speaking, leadership, marketing, management, dan sebagainya bisa didapatkan melalui berbagai pelatihan-pelatihan, seminar, komunitas, bahkan dengan melalui sebuah buku sekalipun dapat dijadikan fasilitas untuk melatih keterampilan. Dengan menggunakan akal dan panca indera, ilmu yang diserap kemudian harus diimplementasikan dengan cara melatihnya secara mandiri atau dengan cara mengajarkannya pada orang lain agar lebih efektif. Selain hal tersebut bermanfaat bagi orang lain, secara tidak langsung juga bermanfaat bagi diri kita sendiri. 2.5
Bagaimana Membangun Jaringan Sosial Dan Bisnis Dengan mengikuti berbagai kegiatan yang memberikan peluang sekecil
apapun untuk mewujudkan capaian menjadi seorang entrepreneur. Melalui kegiatankegiatan yang diikuti dapat memperbanyak relasi untuk kemudian boleh jadi melalui kenalan-kenalan itulah dapat ditemukan titik di mana bisnis yang kita tekuni lebih mudah berkembang. Membangun jaringan juga identik dengan silaturahmi yang merupakan tuntunan dari Rasulullah Saw. Tali silaturahmi dengan kerabat dari berbagai tingkatan dan lingkaran dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana, seperti berkunjung ke rumahnya, mengundang kerabat ke rumah sendiri, mengadakan acara bersama-sama hingga komunikasi melalui handphone yang pada era saat ini komunikasi jarak jauh pun sudah sangat mudah.
6
2.6
Bagaimana Mendapatkan Permodalan Permodalan dalam usaha yang dijalankan didapatkan dari pinjaman-pinjaman
kecil dari Inkubator Bisnis LPS-ITB untuk menjalankan proyek-proyek kecil. Dari proyek-proyek tersebut didapatkan keuntungan secara berkala yang digunakan untuk membeli aset seperti lahan dan mesin-mesin produksi. Sifat bisnis yang dijalankan juga memiliki skema Down Payment minimum 35% untuk pelaksanaan produksinya. Dengan mengumpulkan profit sedikit demi sedikit inilah CV. Cipta Sinergi Manufacturing mengumpulkan aset-aset tetapnya yang bersifat jangka panjang (memiliki tingkat penyusutan yang kecil dengan melakukan perawatan yang intensif).
7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan Setelah dilakukan kegiatan wawancara, didapatkan kesimpulan sebagai
berikut: 1. Mahasiswa memahami langkah-langkah menjadi seorang entrepreneur melalui profil yang dinilai sangat baik dan relevan dengan bidang ilmu yang didalami. 2. Mahasiswa memahami urgensinya menjadi seorang entrepreneur. 3. Sifat kepemimpinan, konsistensi, dan loyalitas terhadap bidang usaha yang digeluti menjadi aspek yang sangat penting dalam membangun sebuah bisnis. 4. Bisnis bukan hanya soal untung-rugi, namun merupakan bagaimana diri kita bermanfaat bagi orang lain melalui nilai-nilai yang ada pada produk/jasa yang kita miliki. 5. Mahasiswa lulusan teknik tidak hanya berorientasi menjadi seorang entrepreneur, namun dapat memanfaatkan/menciptakan teknologi dalam kegiatan usahanya sehingga menjadi seorang technopreneur. 3.2
Saran Berikut ini adalah saran mengenai kegiatan wawancara entrepreneur: 1. Sebaiknya wawasan entrepreneur tidak hanya didapatkan melalui pengalaman orang berwirausaha, namun mahasiswa juga harus dipahamkan secara teknis dalam membangun sebuah bisnis itu sendiri langkah demi langkah.
8
2. Perhatikanlah bidang bisnis yang akan dibangun, pastikan memiliki prospek yang bagus dan mengikuti trend saat ini sesuai golongannya. 3. Seiring naiknya taraf industri menjadi 4.0. Sebaiknya mahasiswa teknik dapat memanfaatkan wawasannya dalam melihat peluang dan tantangan dari perubahan era industri tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Tri. 2012. Peranan Mata Kuliah Kewirausahaan dalam Meningkatkan Minat Mahasiswa untuk Berwirausaha. Kompasiana. [Online] April 22, 2012. [Cited:
March
19,
2019.]
https://www.kompasiana.com/paansiih/550ffe3fa333111c37ba80b0/perananmata-kuliah-kewirausahaan-dalam-meningkatkan-minat-mahasiswa-untukberwirausaha. Modul Mata Kuliah Wirausaha, Bandung : POLBAN.
10
LAMPIRAN A
Interview Protocol
11
LAMPIRAN B
Transkrip Wawancara
B.1 Bisa ceritakan masa kecil Bapak/Ibu yang berpengaruh
terhadap karir entrepreneur ? Q : “Adakah pengaruh dari didikan orangtua atau masa kecil yang menjadikan bapak menjadi entrepreneurship sampai seperti sekarang?” A : “Kalau saya pribadi keluarga besar dari ibu maupun bapak itu latar belakannya adalah pegawai dan guru, sangat sedikit yang dagang berwirausaha. Dan hal ini mejadi suatu hal keanaehan di keluarga besar, begitu saya keluar kerja aja orang tua wahhhh (marah). Karena cara pandang mereka kan orang kerja itu safe ya, Jadi sampai keluar Bahasa (maneh kaluar gawe rek dahar naon). Namun di sisi lain menjadi pemicu bahwasanya walau keluarga bukan berlatar belakang wirausaha . Tapi saya Bismillah harus bisa menunjukan disini (wirausaha) berhasil. Alhamdulillah setelah mendapat proyek, beli tanah, dll dapat menjadi kebanggaan bagi ibu bapa saya…...” B.2 Mengapa memilih menjadi entrepreneur daripada menjadi
karyawan? Q : “Apa alasan bapak memili menjadi seorang entrepreneur?” A : “Karna saya sebelum membangun ini menjadi pengurus pesantren saya percaya bahwa sebaik baiknya orang adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Sehingga saya memilih untuk menjadi seorang wirausahawan pada saat itu….” B.3 Jenis usaha apa saja yang pernah Bapak/Ibu jalani? Q : “Sebelum bapak memulai usaha ini jenis usaha apa saja yang pernah bapak jalani?” A : “Setelah saya memutuskan untuk keluar menjadi seorang pekerja saya pernah menjalani usaha sebagai distributor produk kosmetik wardah dan kaos…..” B.4 Mengapa sekarang memilih produk/jasa ini ? Q : “Apa alasan bapak untuk memilih jenis usaha ini? A : “Karena beckground saya seorang engineer dan dunia saya tidak jauh jauh dari besi maka saya memanfaatkan potensi yang saya miliki…..” B.5 Apa nasihat Bapak/Ibu dalam menghadapi kegagalan usaha? Q : “…seperti yang diketahui bahwa keluarga bapak sedikit menentang bapak untuk terjun ke dunia wirausaha. Nah, Apa yang mebuat bapak bertahan ketika menghadapi kegagalan dalam berwirausaha?”
12
A : “ di awal awal itu sebenarnya ini mungkin bisa positif di pahami tapi jangan salah persepsi. Begitu saya kerja di Jakarta baik customer, supplyer lingkup industri, dari sisi pemilik orang yang memiliki usaha segala macem rata rata non muslim dan kita tidak bisa menutup mata ya. Saya bukan sentiment agama hanya dari sisi saya pribadi saat itu, kenapa sih kok kita hanya bisa jadi pekerja. Ada motif yang sifatnya kita harus bisa, trus saya bidang manufaktur. Ini peluangnya besar saat itu saya dan kawan kawan memiliki idealisme bahwa setidaknya ada lah industri local, jangan asing lagi. B.6 Keterampilan apa saja yang harus dipelajari untuk menjadi
seorang entrepreneur? Q : “Untuk menjadi seorang entrepreneur menurut bapak skill apa yang harus dimiliki?” A : "menurut saya setiap entrepreneur harus bisa melihat perkembangan teknologi, membaca peluang usaha, memiliki relasi yang baik, mempunyai sifat kepemimpinan yang baik, dan konsisten.” B.7 Bagaimana caranya belajar menjadi wirausahawan yang
berhasil? Q : “Bagaimana kiat kiat agar dapat menjadi wirausahawan yang berhasil?” A : “Sebenarnya tidak ada kunci yang baku atau cara yang baku tapi menurut pengalaman saya untuk menjadi sorang entrepreneur yang berhasi kita harus berani mengambil keputusan untuk melakukan perubahan apabila ada kritik atau masukan dari pelanggan dan sebisa mungkin kita tetap menjaga kepusan pelanggan. Selain itu konsistensi terhadap bidang usaha kita harus benar benar kuat, karena itu adalah akarnya. Selain itu jika kita sudah mempunyai pegawai kita harus memperlakukan pegawai kita sebaik mungkin karena mereka adalah asset.” B.8 Apa kunci kesuksesan seorang entrepreneur menurut
Bapak/Ibu? Q : “Apa kunci kesuksesan bapak dalam menjalani dunia wirausaha ini?” A : “kunci kesuksesan saya selama ini adalah niat yang lurus konsisten terhadap apa yang sudah diambil. Jangan sampai apa yang sudah kita mulai malah berhenti di tengah jalan. Dan tidak lupa terhadap yang maha kuasa atas segala yang telah berikan kepada kita.”
13
B.9 Apa artinya relasi/network bagi Bapak/Ibu sebagai seorang
entrepreneur? Q : “Menurut bapak apa arti relasi bagi seorang entrepreneur? A : “Ini adalah asset terpenting untuk kita menjalani usaha, karena kita tidak pernah tahu bahwa sahabat membuka jalan rezeki bagi kita. Oleh sebab itu kita harus menjaga komunikasi dengan rekan rekan kita semasa kuliah, menjaga silaturahmi dengan terus berkomunikasi…..” B.10 Bagaimana caranya mengembangkan relasi/network
tersebut? Q : “Apa yang harus dilakukan agar dapat mempererat hubungan tersebut?” A : “Seperti yang sudah saya katakana sebelumnya kita harus menjaga silaturahmi dengan cara mengunjungi rumah mereka, mengadakan acara acara bersama, hingga komunikasi menggunaka handphone yang pada era saat ini menjadi sangat mudah.” B.11 Bagaimana caranya Bapak/Ibu bisa mendapatkan modal
uang untuk berwirausaha ini? Laboratorium system produksi dengan departemen perindustrian mengadakan penerimaan peserta calon wirausaha baru di bidang industri permesinan presisi. Saya di situ mengikuti seleksi hingga lolos dan di berikan pelatihan pelatihan dalam berwirausaha setelah selesai masa pelatihan kepala lab menawarkan saya untuk memulai wirausaha dengan menggunakan fasilistas lab ITB, sehingga modal yang di perlukan tidak begitu besar di samping itu saya juga diminta untuk membimbing mahasiswa yang melakukan praktek mesin di lab. Sehingga modal yang diperlukan perusahaan yang saya jalankan saat ini dari hasil selama proyek yang saya kerjakan di lab ITB B.12 Apa saran Bapak/Ibu untuk mahasiswa sebagai calon
wirausaha muda? Q : “kita sebagai generasi milenial suatu saat pasti terus berkembang dan bersaing di dunia internasional, nah kita harus mulai dari mana si pak untuk menjadi seorang entrepreneur?” A : “kalian sekarang berada di kondisi yang jauh berbeda dengan kondisi saya dulu, meskipun karna saya dulu di ITB, kisi kisi masa depan industri itu di ITB saya tebak sampai sekarang relevan. Nah, jadi kalian yang harus kalian pahami itu keberadaan kalian di industri itu saat ini seperti apa
14
Pertanyaan lain-lain Q : “Mengapa mata kuliah entrepreneurship masuk ke kurikulum ?” A : “Zaman saya dulu kuliah saya sama kuliahnya di politeknik tidak ada yang namanya kuliah entrepreneurship dan dipikiran kita, lulus kuliah (langsung kerja), nah kenapa masuk kurikulum. Karna memang ada tujuan bahwa diharapkan negara kita ini bisa menghasilkan entrepreneur, bukan hanya menghasilkan pekerja. Setahu saya mengapa entrepreneur ini jadi penting, karena salah satu indikator sebuah negara itu maju atau tidak itu sebenarnya berapa besar penduduknya yang melakukan entrepreneur……..” Q : “…..Perusahaan ini sudah memiliki berapa karyawan pak?” A : “…30 karyawan tetapnya. Kita pernah waktu ada proyek dari diknas itu tapi sifatnya kontrak itu mungin sampai 50 orang satu kali kontrak proyek. Karena industry kita ini tipikalnya bukan massprouduction sehingga tidak membutuhkan banyak orang.” Q : “Kalo boleh kita tahu berapa omzet perusahaan pertahunnya?” A : “ 7 sampai dengan 8 miliar pertahun.”
15
LAMPIRAN C Foto-Foto
Gambar 1 Foto bersama dengan Bapak Nandjar Nugraha (Direktur CV. Cipta Sinergi Manufacturing)
Gambar 2 Contoh produk dari CV. Cipta Sinergi Manufacturing
16
Gambar 3 Contoh produk yang masih dalam tahap proses
Gambar 4 Rak produk yang sudah siap kirim
17