Laporan Tahunan Pelayanan dan Program Kerja Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2018
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALIDERES Jalan Satu maret No. 48 Kel. Pegadungan Kec. Kalideres, Jakarta Barat Telp. 021-54390575 Email:
[email protected]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sampai dengan saat ini Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat didunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan dibanyak negara sejak tahun 1995. Berdasarkan laporan WHO tahun 2018 Tuberkulosis menjadi
salah satu dari sepuluh penyakit infeksi tersering
penyebab kamatian di dunia.
Secara global diperkirakan sebanyak 10 juta
penduduk di dunia terinfeksi Tuberkulosis dan Indonesia menduduki peringkat ke 3 negara dengan kasus Tuberkulosis terbanyak. Indonesia menghadapi beban Tuberkulosis sebanyak 640 kasus per 100.000 penduduk di tahun 2014. Dan perkirakan jumlah ini terus meningkat jika manajemen penanggulangan Tuberkulosis tidak dilakukan secara tepat. Pencegahan utama agar seseorang tidak terinfeksi oleh kuman M. Tuberculosis adalah dengan menemukan pasien Tuberkulosis secara dini serta mengobati dengan tuntas sampai sembuh, sehingga bahaya penularan tidak ada lagi. Oleh karena itu dibutuhkan penguatan manajemen program Tuberkulosis, peningkatan akses pelayanan Tuberkulosis yang bermutu, dan peningkatan kemandirian masyarakat dalamn pengendalian Tuberkulosis. B. TUJUAN Menciptakan manajemen Tuberkulosis di RSUD Kalideres yang bermutu sesuai dengan Strategi DOTS (Directly Obseved Treatment Shortcourse). Melalui progam tersebut diharapkan mampu menurunkan angka kesakitan dan angka kematian Tuberkulosis, sehingga dapat memutuskan rantai penularan serta mencegah terjadinya resistensi obat dan berpartisipasi aktif dalam eliminasi Tuberkulosis tahun 2035 dan Indonesia bebas Tuberkulosisi tahun 2050.
BAB III PROFIL UNIT Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Nomor xx Tahun 2019 tentang kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres, dibentuklah Tim TBC DOTS yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan menjalankan program penanggulangan Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres. A. SUMBER DAYA MANUSIA Berdasarkan Keputusan Direktur Nomor 104 Tahun 2017 tentang Pembentukan Tim DOTS dan Tim Ahli Klinis MTPTRO Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres dan ditetapkan pada tanggal 28 Desember 2017, maka dibentuklah susunan Tim DOTS Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres sebagai berikut:
1. Susunan Organisasi Tim Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS)
DIREKTUR RUMAH SAKIT dr. Fify Mulyani, MARS
PENANGGUNG JAWAB dr. Heludi Wahyu Arso
KETUA TIM DOTS dr. Puji Astuti, SpP
SEKRETARIS dr. Rahma Lutfiana Yaktiani
ANGGOTA DOKTER PELAKSANAN
PELAKSANA
HARIAN
KEPERAWATAN
Farah Dina Irhami
dr. Rahma Lutfiana Yaktiani
Nurdin, AMK
Arie Amriani
FARMASI
DATA OFFICER
Voldolea R., Sfarm, Apt
Lintang D. K., AMd.Kep
Inna Wulan Sari
Nurdin, AMK KURIR DAHAK Muhammad Faisal
LABORATORIUM
PIC TB 06 Eneng Mulyani, AMK
2. Susunan Tim Ahli Klinis Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosisi Resisten Obat (MTPTRO)
DIREKTUR RUMAH SAKIT dr. Fify Mulyani, MARS
PENANGGUNG JAWAB dr. Heludi Wahyu Arso
KETUA TIM AHLI KLINIS
KETUA TIM ADHOC
dr. Puji Astuti, SpP
dr. Irene Tanoyo, SpPD
DOKTER SPESIALIS dr. Yusuf Almasyur, SpOG, Mkes
(Obs-Gin)
dr. Tiurma Lisapene, SpA
(Anak)
dr. Alifah Alwi, SpTHT, Mkes
(THT)
dr. Darwin Gozali, SpM
(Mata)
drg. Tiara Widyarini, SpOrt
(Gigi)
dr. Alfi Isra, SpS dr. Salwito, SpPK
(Saraf) (Patologi Klinik)
dr. Bayu Elnovrianic B. SpB
(Bedah)
DOKTER PELAKSANA HARIAN dr. Rahma Lutfiana Yaktiani
Adapun dari setiap anggota dari Tim pernah mengikuti beberapa seminar dan pelatihan, diantaranya:
No.
Waktu Pelaksanaan
Nama Kegiatan
1.
Pelatihan Audimetri dan Spirometri
2.
Pelatihan Tuberkulosis bagi Petugas Kesehatan di tingkat FKRTL
3.
Pelaksana Kegiatan
Lintang Dyah Kusuma Wardani
Hiperkes Jakarta
18-21 September 2018
1. dr. Rahma Lutfiana Yaktiani 2. Lintang Dyah Kusuma Wardani 3. Nurdin
Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Layanan Tuberkulosis Resisten Obat
24 Oktober 2018
1. dr. Rahma Lutfiana Yaktiani 2. Nurdin
Sudinkes Jakarta Barat
4.
Workshop Pengembangan dan Mekanisme Rujukan Tuberkulosis Resisten Obat di Indonesia
12-15 November 2018
dr. Rahma Lutfiana Yaktiani
Kementerian Kesehatan RI-KNCV Nasional
5.
Workshop Manajemen tatalaksana Efek Samping Tuberkulosis Resisten Obat
26-28 November 2018
1. dr. Rahma Lutfiana Yaktiani 2. Nurdin
Dinas Kesehatan DKI Jakarta
6.
Monitoring dan Laboratorium
November 2018
1. Nurdin 2. Farah Dina Irhami
Dinas Kesehatan DKI Jakarta
7.
Pelatihan SITT
Oktober 2018
Nurdin
Dinas Kesehatan DKI Jakarta
8.
Workshop Desentralisasi Logistik Obat
8-9 November 2018
1. Lintang Dyah Kusuma Wardani 2. Inna Wulansari
Dinas Kesehatan DKI Jakarta
evaluasi
jejaring
09-14 Juli 2018
Petugas
B. FASILITAS 1) Fisik Ruangan
2) Peralatan Medis dan Non-Medis a. Alat Kesehatan Stetoskop 2 buah Film viewer 1 buah Bed patient 1 buah Tiang infus 1 buah Tabung Oksigen besar 1 buah Sputum Booth 2 buah* b. Alat Non Kesehatan Gazebo ruang tunggu pasien TBC RO Meja 3 buah Kursi dokter 1 buah Kursi pasien 5 buah Lemari dokumen 2 buah Lemari obat 1 buah Washtafel 1 buah Kursi panjang pasien 2 buah 3) Ketersediaan Obat-obatan
NO
NAMA OBAT
SEDIAAN
Paket OAT standar Kategori 1 (dewasa)
4 FDC : R 150 mg; H 75 mg; Z 400 mg; E 275 mg 2 FDC : R 150 mg; H 150 mg
2
Paket OAT standar Kategori 2 (dewasa)
4 FDC : R 150 mg; H 75 mg; Z 400 mg; E 275 mg Streptomisin 1 gram 2 FDC : R 150 mg; H 150 mg E 400 mg
3
Paket OAT standar Kategori 1 (anak)
3 FDC : R 75 mg; H 50 mg; Z 150 mg 2 FDC : R 75 mg; H 50 mg
4
Rifampisin (R)
Kapsul 300 mg; 450 mg
5
Isoniazid
Tablet 100 mg; 300 mg
6
Ethambutol
Tablet 400 mg; 500 mg
7
Pyrazinamid
Tablet 500 mg
8
Streptomycin
Serbuk injeksi vial 1 gram
9
Levofloxasin
Tablet 250 mg
10
Moxifloxacin
Tablet 400 mg
11
Kanamycin
Ampul 1 gram
12
Capreomisin
Vial 1 gram
13
Ethionamid
Tablet 250 mg
14
Cycloserin
Tablet 250mg
15
Lampren/clofazimin
Tablet 100 mg
16
Vitamin B6
Tablet 10 mg
17
Vaksin BCG
Serbuk injeksi 0,75 mg/ml + pelarut (i.k)
18
Mantoux (tuberkuloun protein purified derivate)
Serbuk in jeksi 2 TU/0,1 ml
1
C. ALUR PELAYANANAN TUBERKULOSIS ALUR PASIEN RAWAT JALAN TBC RO PASIEN BARU DAN KONTROL
STRATEGI TEMPO
PENDAFTARAN
POLI TBC MTPTRO
ASAL PASIEN
PASIEN DATANG
Security Pemberian Masker
Unit poli spesialis (internal) Unit jejaring TCM (PKM/RS lain)
Perawat poli membantu pendaftaran pasien ke bag. pendaftaran
Petugas RM memberikan rekam medis ke ruang poli TBC RO
PEMERIKSAAN PASIEN
Anamnesis + PF EKG Laboratorium Radiologi Audiometri
INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN Oleh Dokter Pelaksana Harian Poli TBC RO dan TAK TBC RO
Perawat poli membantu mengambilkan obat non-OAT pasien
PEMBERIAN OBAT
PASIEN PULANG
RUJUKAN INTERNAL
Poli Spesialis lain Gizi Edelweiss
ALUR PASIEN RAWAT JALAN TBC RO PASIEN LAMA
PASIEN DATANG
PASIEN KE POLI TBC RO
PASIEN MINUM OBAT DIAWASI DAN DISUNTIK
PASIEN PULANG
ALUR PASIEN RAWAT JALAN DOTS (EX. PASIEN ANAK) STRATEGI TEMPO
PASIEN DATANG
Security Pemberian Masker
PENDAFTARAN
RAWAT JALAN
UGD
POLI SPESIALIS
PEMERIKSAAN TCM
INTERPRETASI HASIL Oleh Dokter Unit Pengirim
HASIL
POSITIF
NEGATIF
PENGOBATAN BUKAN TBC
*Inisiasi pengobatan atau pengambilan obat lanjutan harus membawa resep dari dokter spesialis
TBC SO
TBC RO
POLI DOTS*
POLI TBC RO
BAB II HASIL KEGIATAN PELAYANAN TUBERKULOSIS A. TUBERKULOSIS SENSITIF OBAT (TBC SO) 1. Cakupan Semua Kasus TBC SO yang Diobati
Axis Title
Cakupan Kasus TBC SO Yang Diobati 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Tahun 2018
Terduga TB 920
Terdiagnosi s TBC SO 249
Diobati
Dirujuk
107
130
Tidak Diobati 48
Data diambil dari pencatatan dan pelaporan TB 06 di RSUD Kalideres Tahun 2018. Selama tahun 2018, sebanyak 920 pasien terduga TBC melakukan kunjungan ke RSUD Kalideres. Pasien terguga TBC tersebut selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis TBC. Dari 920 pasien terduga TBc yang diperiksa, didapatkan 249 pasien positif TBC, baik ditegakkan berdasarkan uji bakteriologis (TCM atau mikroskopik) maupun secara klinis. RSUD Kalideres sebagai faskes rujukan TCM menerima rujukan sampel atau pasien terduga TBC untuk dilakukan pemeriksaan TCM dari faskes jejaring eksternal. Sebanyak 130 pasien yang terdiagnosis TBC dirujuk kembali ke faskes pengirim atau pasien sendiri yang memilih pengobatan ke faskes yang terdekat dengan rumah. Terdapat 48 pasien TBC yang tidak diobati. Hal ini lebih banyak disebabkan oleh pasien yang tidak kembali untuk inisiasi pengobatan setelah terdiagnosis. Terdapat selisih antara jumlah pasien yang terdiagnosis TBC dan keseluruhan pasien TBC yang diobati, dirujuk, dan tidak diobati sebesar 36
pasien. Hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa pasien yang tidak tercatat di pelaporan TB 06, seperti pasien yang menjalani pengobatan sejak tahun 2017 dan pasien pindah pengobatan. 2. Angka Keberhasilan Pengobatan TBC SO Tahun 2017
Angka Keberhasilan Pengobatan TBC SO Tahun 2017 Sembuh
Lengkap
Default
Pindah
Meninggal
Gagal
0% 1% 6% 7%
35% 51%
Target keberhasilan pengobatan TBC adalah di atas 86%, sedangakan angka keberhasilan pengobatan TBC di RSUD Kalideres pada Tahun 2017 sebesar 58%, yang termasuk dari jumlah pasien yang diyatakan sembuh dan pengobatan lengkap. Angka default yang mencapai 35% disini termasuk pasien yang dinyatakan mangkir pengobatan dan pasien yang status akhir pengobatannya tidak dapat dinilai karena antara tempat pelayanan TBC dan pencatatan follow up pengobatan tidak dijadikan satu di Poli DOTS. Selain itu, rumah sakit memiliki kendala dalam melakukan pelacakan pasien TBC yang mangkir pengobatan karena belum ada kebijakan dan SPO dalam menangani kasus ini. 3. Kolaborasi TBC - HIV
Axis Title
Pasien TBC yang Mengetahui Status HIV 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
TW 1 8
TW 2 10
TW 3 19
TW 4 26
Positif
0
0
1
0
Negatif
2
18
11
12
Tidak tahu
Dari data di atas terlihat bahwa masih banyak pasien TBC di RSUD Kalideres yang belum mengetahui status HIV-nya. Hal ini masih jauh dibandingkan target dimana 100% pasien TBC harus mengetahui status HIV-nya. Saat dievaluasi ditemukan kendala bahwa belum ada regulasi, SPO, dan kesepakatan antara program penanggulangan TBC dan HIV mengenai pasien apa saja yang wajib diperiksa HIV, apakah semua pasien terduga TBC atau pasien yang sudah terbukti terdiagnosis TBC. Karena hal itulah terjadi ketidak seragaman pengetahuan diantara petugas kesehatan tentang kolaborasi TBC-HIV di lapangan. B. TUBERKULOSIS RESISTEN OBAT (TBC RO) 1. Cakupan Semua Kasus TBC RO yang Diobati
1400
1235 1175
1200 1000 800
Terduga TBC RO Diperiksa TCM
712 684
TBC RR 600
Inisiasi
400
Belum Inisiasi
200
69 53 15
111 89
22
0 2017
2018
Data di atas diambil dari laporan pencatatan TB 06 di ETB manager. Terlihat terdapat peningkatan kasus terduga TBC RO dari tahun 2017 sebanyak 712 pasien menjadi 1235 pasien pada tahun 2018. Hal ini karena RSUD Kalideres menjadi rumah sakit sub rujukan TBC RO baru dimulai pad Juni 2017. Pada tahun 2018 masih terdapat 22 pasien TBC RO yang belum di inisiasi karena sebagian besar pasien tersebut adalah pasien rujukan TCM dari faske jejaring eksternal yang tidak kembali mengambil hasil setelah menyerahkan sampel dahak untuk didiagnosis. Beberapa pasien telah dihubungi ke faskes pengirim namun pasien belum kembali untuk mendapatkan pengobatan ke RSUD Kalideres. 2. Angka Keberhasilan Pengobatan TBC RO Dikarenakan pengobatan TBC RO yang membutuhkan waktu lama, selama 20-24 bulan, maka angka keberhasilan pengobatan TBC RO di Kalideres belum dapat dievaluasi. Namun demikian sampai akhir tahun 2018 didapatkan status pengobatan TBC RO di RSUD Kalideres, sebagai berikut:
Status Pengobatan TBC RO Hingga Akhir Tahun 2018 On treatment
Sembuh
Default
Gagal
Meninggal
1% 7% 26% 64% 2%
3. Kolaborasi TBC – HIV Selama tahun 2018 sebanyak 100% pasien TBC RO telah dilakukan pemeriksaan HIV. C. CAPAIAN SPM NO 4. TAHUN 2019 Capaian SPM No. 4 tahun 2019 adalah Persentase Orang terduga TBC mendapatkan Pelayanan TBC Sesuai Standar = Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan penunjang dalam kurun waktu satu tahun / Jumlah orang yang terduga TBC dalam kurun Waktu satu tahun yang sama x 100%.
Pada tahun 2018 sebanyak 99,57% pasien terduga TBC di RSUD Kalideres telah dilakukan pemeriksaan penunjang standar diagnosis TBC. Sebanyak 0,43% didapatkan terutama dari pasien TBC anak yang didiagnosis melalui sistem skoring yang bedasarkan gejala sudah >=6 sehingga tidak dilakukan pemeriksaan lanjutan.
D. PERMASALAHAN, KENDALA, DAN RENCANA TINDAK LANJUT NO 1.
PERMASALAHAN
KENDALA
Pencatatan dan pelaporan TBC Ketidakpatuhan petugas belum berjalan baik
jumlah SDM di dalam Tim TBC
pelaporan
DOTS
kesehatan terkait pencatatan dan
pasien
pelaporan TBC
belum berjalan dengan baik Alur pasien TBC belum terarah dengan baik Pelayanan pasien TBC SO masih Ruangan poli TBC DOTS masih dokter spesialis lainnya
Sosialisasi ulang petugas
dalam memberikan pelayanan Penomoran terduga TBC (TB 06)
bercampur bersama pasien poli
Evaluasi uraian tugas, peran, dan
kesehatan dalam pencatatan dan Data officer (DO) juga berperan
2.
RENCANA TINDAK LANJUT
direnovasi
Evaluasi alur pelayanan pasien TBC Sosialisasi alur pelayanan pasien TBC Membuat layanan TBC dengan sistem one stop services
Alur pelayanan pasien TBC belum terarah dengan baik
3.
Cakupan kolaborasi pemeriksaan Belum ada PPK Tuberkulosis
Menyusun PPK Tuberkulosis
HIV & gula darah pada pasien TBC Ketidakpatuhan petugas dalam
Membuat SOP diagnosis TBC
rendah
Sosialisai SPO pemeriksaan
pencatatan dan pelaporan TBC
penunjang diagnosis TBC Audit kepatuhan SPO
Membuat kesepakatan dengan program penanggulangan TBCHIV Evaluasi dan perbaikan kelengkapan pencatatan dan pelaporan TBC 4.
Angka pasien TBC yang mangkir pengobatan tinggi
Tidak ada regulasi dan SPO
Membuat SPO pelacakan pasien
pelacakan pasien mangkir
mangkir pengobatan untuk TBC
pengobatan
SO/RO
Lemahnya pencatatan dan pelaporan TBC Alur pelayanan TBC yang belum terfokus di satu tempat
Sosialisasi SPO pelacakan pasien mangkir pengobatan Audit kepatuhan SPO Evaluasi dan perbaikan kelengkapan pencatatan dan pelaporan TBC
5.
Fungsi PMO TBC RO yang berobat sore/malam kurang efektif
6.
Penyimpanan obat tidak sesuai standar
Perawat UGD memiliki tanggung
Kolaborasi bersama manajemen
jawab ganda, antara
untuk pengaturan petugas
kegawatdaruratan dan PMO
kesehatan sebagai PMO TBC RO
Keterbatasan fasilitas penyimpanan
Pengadaan fasilitas yang menunjang penyimpanan obat
Audit fasilitas 7.
Upaya administratif PPI TBC belum berjalan
Sistem TemPO belum ada
Menyusun kebijakan strategi TemPO, membuat SPO Sosialisasi SPO TemPO Audit SPO
BAB III HASIL KEGIATAN PROGRAM TUBERKULOSIS A. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Terbentuknya dan berfungsinya Tim DOTS dan MTPTRO di RSUD Kalideres 2. Terlaksananya pelatihan bagi petugas tim TB DOTS dan MTPTRO 3. Melaksanakan jejaring internal, jejaring eksternal dan pertemuan monev di suku dinas Kesehataan Jakarta Barat 4. Mengadakan in house training dan sosialisasi tentang pelayanan TB DOTS dan MTPTRO 5. Membuat MOU dengan LSM PETA dalam proses pelayanan TB Resistan Obat 6. Melakukan pelayanan terhadap pasien TB 7. Mengadakan rapat bulanan rutin tim TB DOTS dan MTPTRO 8. Membuat seminar awam dan jejaring rujukan TB resistan obat pada bulan Maret sebagai peringatan TB day (24 Maret) 9. Penyempurnaan pedoman, panduan, kebijakan dan SPO Pelayanan TB DOTS sebagai acuan kerja tim 10. Melaksanakan kolaborasi TB-HIV B. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Terbentuknya dan berfungsinya tim DOTS dan tim MTPTRO Penyusunan Kebijakan tentang tim DOTS dan tim MTPTRO kemudian diajukan ke direktur rumah sakit untuk ditandatangani dan disahkan. Dilakukan penanggungjawaban kepada tim DOTS dan MTPTRO untuk melakukan tugasnya masing-masing sesuai kebijakan tersebut. 2. Terlaksananya pelatihan bagi petugas TB DOTS dan MTPTRO Tim DOTS dan MTPTRO mengajukan permintaan pelatihan bagi Tim DOTS dan MTPTRO RSUD Kalideres keSuku Dinas Kesehatan Jakarta Barat agar dijadwalkan pelatihan. 3. Melaksanakan Jejaring internal, jejaring eksternal dan pertemuan monev di suku dinas kesehatan Jakarta Barat
Tim DOTS dan MTPTRO membentuk jejaring eksternal dan jejaring internal dalam prosedur rujukan sesuai dengan alur, kemudian melakukan sosialisasi kepada unit kerja (jejaring internal) dan puskesmas serta rumah sakit lainnya (jejaring eksternal). Tim DOTS dan MTPTRO mengikuti pertemuan monev di suku dinas kesehatan Jakarta Barat setiap bulan. Pelaporan hasil kegiatan kepada Direktur setiap 3 bulan. 4. Mengadakan inhouse training dan pelatihan TB DOTS dan MTPTRO Tim DOTS dan MTPTRO bekerja sama dengan diklat RSUD Kalideres untuk merencanakan dan melaksanakan pelatihan (in house training) TB DOTS dan MTPTRO pada seluruh karyawan RSUD Kalideres, termasuk diantaranya cara pencatatan dan pelaporan formulir baku TB. 5. Membuat MOU dengan LSM PETA dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam Pelayanan TB Resistan Obat Mengajukan susunan rencana MOU antara LSM dengan RSUD Kalideres ke Kasie Pelayanan Medis dan Direktur RSUD Kalideres. Tim DOTS menjadi penghubung komunikasi antara LSM PETA, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan RSUD Kalideres 6. Melakukan Pelayanan Pasien TB Penemuan terduga TB, Penegakan diagnosa, Pengobatan, follow up sampai
akhir
pengobatan,
menjamin
kelangsungan
dan
keteraturan
pengobatan pasien TB sehingga mengurangi jumlah pasien TB yang putus berobat. Pencatatan dan pelaporan pasien TB.Permintaan dan pengusulan OAT pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta.Pemeliharaan sarana dan prasarana Poliklinik TB DOTS. 7. Mengadakan rapat bulanan rutin tim DOTS dan MTPTRO Tim DOTS dan MTPTRO menyusun jadwal rapat rutin bulanan untuk mengkomunikasikan permasalahan dalam pelayanan TB di RSUD Kalideres dan melakukan rencana tindak lanjut ataupun rekomendasi dari hasil rapat bulanan tersebut. 8. Membuat seminar awam dan jejaring rujukan TB Resistan Obat pada bulan Maret sebagai rangka TB day (24 Maret)
Tim DOTS mengajukan proposal kegiatan ke Kasie Pelayanan Medis atau Direktur RSUD Kalideres, menyiapkan dan melaksanakan kegiatan TB day.Membuat laporan atas hasil kegiatan tersebut. 9. Penyempurnaan pedoman, panduan, kebijakan dan SPO Pelayanan TB DOTS sebagai acuan kerja tim Melaksanakan rapat koordinasi dengan tim DOTS dan MTPTRO dalam perbaikan penyusunan pedoman,
panduan dan SPO. Melaksanakan
sosialisasi SPO ke seluruh layanan TB DOTS (Pendaftaran, kasir, Poliklinik Spesialis, Poliklinik DOTS-MTPTRO, IGD, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi) 10. Melaksanakan Kolaborasi TB-HIV dan TB-DM Melakukan pemeriksaan HIV pada pasien TB dan sebaliknya, melakukan pengecekan resiko TB pada pasien ODHA. Melakukan pemeriksaan GDS pada pasien TB.Melakukan pemberian PP INH pada pasien ODHA yang tidak menderita penyakit TB.
C.
No 1.
2.
JADWAL DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Nama Kegiatan
Bulan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Terbentuknya dan berfungsinya Tim X
Telah terbentuk Tim DOTS sebagai
DOTS dan tim MTPTRO
pelaksana dalam pelayanan TBC SO dan RO
Terlaksananya pelatihan bagi
X
X
Telah terlaksana 6 kegiatan eksternal, berupa
petugas TB DOTS dan MTPTRO
pelatihan atau workshop yang diikuti oleh 6 anggota Tim DOTS, rincian terlampir
3.
Melaksanakan jejaring internal
X
X
X
X
Kegiatan monev telah dilaksanakan setiap triwulan (4 kali)
4.
Melaksanakan jejaring eksternal
X
X
X
X
Kegiatan monev eksternal di Sudin Jakarta Barat dilaksanakan 2 kali Jejaring eksternal dilaksanakan satu kali bersamaan dengan peringatan Hari TB Sedunia
5.
Melaksanakan pertemuan monev
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Telah terlaksana 6 kegiatan eksternal, berupa pelatihan atau workshop yang diikuti oleh 6 anggota Tim DOTS, rincian terlampir
6.
Melaksanakan in house training dan X
X
pelatihan TB DOTS dan MTPTRO 7.
Membuat MOU dengan LSM Peta
X
Terlaksana 1 kali, berupa sosialisasi pengisian formulir TB Tahun 2018
X
Telah ada MOU dengan LSM PETA, terlampir
8.
Melakukanpelayananpasien TB
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Laporan pelayanan Tuberkulosis ada di Bab II laporan ini
9.
Mengadakan rapat bulanan tim TB
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
DOTS dan MTPTRO
Terlaksana rutin diintegrasikan dengan kegiatan MICA bulanan
10. Membuat seminar awam dan
X
Telah terlaksana
jejaring dalam rangka TB day 11. Penyempurnaan pedoman,
X
X
panduan, kebijakandan SPO TB
Telah terlaksana diakhir tahun 2018 dan diawal tahun 2019
dan TB ResistanObat 12. Melaksanakan kolaborasi TB-HIV
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Terintegrasi dengan pelayanan TBC
dan TB-DM
D. NO
PERMASALAHAN, KENDALA, DAN RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN
PERMASALAHAN
KENDALA
RENCAN TINDAK LANJUT
PROGRAM KESEHATAN 1.
Sosialiasi mengenai TBC
Momentum sangat tepat
dalam rangka peringatan
untuk pengenalan TBC
Hari TB sedunia
kepada masyarakat
Tidak ada
Malanjutkan program Membuat inovasi kegiatan edukatif dalam rangka peringatan Hari TB sedunia
2.
Media edukasi berupa
Minimnya ketersediaan
Kurang kerjasama antara
Mengusulkan pengadaan media
video, poster, leaflet
media edukasi TBC di rumah
Tim TBC DOTS dan TKRS
edukasi di rumah sakit Memasang media edukasi di
sakit
tempat-tempat strategis di rumah sakit Melakukan penayangan video edukasi TBC di telivisi edukasi secara kontinyu SURVEILANS TUBERKULOSIS 1.
Pencatatan dan
Pencatatan dan pelaporan
Ketidak patuhan petugas
Sosialiasi kembali formulir-
pelaporan kasus TBC
TBC masih belum berjalan
dalam pencatatan dan
formulir yang digunakan dalam
(TB01-17)
dengan baik
pelaporan TBC
pencatatan dan pelaporan TBC
Pelayanan pasien TBC dan pencatatan TBC belum terfokus dalam satu pintu
Sosialisasi kembali SPO pencatatan dan pelaporan TBC Audit kepatuhan SPO Menyelenggarakan pelayanan TBC one stop services Membuat alat bantu pencatatan dan pelaporan, misalnya formulir fisik TB 03
2.
Surveilans TBC (SiTT dan ETB manager)
Pengisian data surveilans sering tidak tepat waktu
Data officer (DO) juga berperan dalam memberikan
Evaluasi uraian tugas, peran, dan jumlah SDM di dalam Tim
secara online
pelayanan pasien Tidak tersedia perangkat komputer di Poli DOTS Jaringan internet tidak stabil
3.
Surveilans Berbasis Kejadian/sentinel
Belum terlaksana pelaporan
Ketidaktahuan petugas
TBC DOTS Pengadaan fasilitas perangakat komputer dan jaringan internetnya Menyusu nkeijakan dan SPO
MESO kategori berat pasien
dalam tata cara pelaporan
pelaporan MESO pengobtaan
pengobatan TBC
MESO
TBC RO Sosialisasi SPO Audit kepatuhan SPO
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO 1.
Tersedianya program upaya PPI TBC
PPI TBC belum terselenggara secara optimal
Belum ada kebijakan PPI TBC Pelayanan TBC belum
Rawat inap isolasi belum berfungsi
PPI TBC Sosialisasi kebijakan PPI TBC
services
Audit kepatuhan SPO
terlaksana Rawat inap isolasi
dan SPO yang terkait dalam
menerapkan one stop Strategi TemPO belum
2.
Membuat kebijakan, Panduan,
Ketersediaan fasilitas rawat inap isolasi sesuai dengan standar PPI TBC belum lengkap
Menyelenggarakan pelayanan TBC one stop services Melengkapi sarana dan prasaran Membuat kebijakan terkait pelayanan rawat inap isolasi
Sosialisasi SPO Audit kepatuhan SPO 3.
Pengobatan pasien TBC secara tepat dan tuntas
Masih tingginya angka default Belum ada SPO pelacakan
Membuat SPO
Pasien TBC SO/RO di RSUD
pasien TBC mangkir
penatalaksanaan atau
Kalideres
pengobatan
pelacakan pasien TBC mangkir diagnosis atau pengobatan Sosialisasi SPO Audit kepatuhan SPO
4.
Ketersediaan APD
APD tersedia lengkap Kepatuhan petugas
Kepatuhan petugas kesehatan terhadap
kesehatan terhadap
penggunaan APD belum
penggunaan APD
dinilai
Melakukan audit kepatuhan APD
PENEMUAN DAN PENANGANAN KASUS TUBERKULOSIS 1.
Penguatan jejaring rujukan eksternal
Penguatan jejaring eksternal penemuan kasus TBC
Kurangnya informasi proses rujukan
Mengadakan perteuan antara jejaring eksternal di sekitar wilayah RSUD Kalideres
2.
Pengobatan pasien TBC secara tepat dan tuntas
Masih tingginya angka default Belum ada SPO pelacakan
Membuat SPO
Pasien TBC SO/RO di RSUD
pasien TBC mangkir
penatalaksanaan atau
Kalideres
pengobatan
pelacakan pasien TBC mangkir diagnosis atau pengobatan Sosialisasi SPO
Audit kepatuhan SPO 3.
Pengadaan obat TBC sesuai standar
Penyimpanan obat tidak sesuai standar
Keterbatasan fasilitas penyimpanan
Pengadaan fasilitas yang menunjang penyimpanan obat Audit fasilitas
PEMBERIAN KEKEBALAN 1.
Pemberian vaksinasi
Tidak ada
Tidak ada
Melanjutkan program
BCG PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN 1.
Pemberian obat
Tidak ada
Tidak ada
Melanjutkan program Berkolaborasi dengan program
pencegahan TBC pada pasien HIV/AIDS tidak
penanggulangan HIV
TBC 2.
Pemberian obat pencegahan TBC pada pasien anak
Belum tercatat dan dilaporkan
Belum ada SPO pencatatan
Menyusun SPO pencatatan dan
dan pelaporan pemberian
pelaporan pemberian obat
obat pencegahan TBC pada
pencegahan TBC pada anak
anak
Sosialisasi SPO Audit kepatuhan SPO
BAB III PENUTUP Demikian laporan bulanan Program Pelayanan Tuberkulosis di RSUD Kaliders disusun. Diharapkan dapat menjadi bahan surveilans kasus Tuberkulosis dan sebagai evaluasi program pelayanan Tuberkulosis selanjutnya.
Dibuat oleh: Mengetahui,
dr. Heludi Wahyu Arso Penanggung Jawab TBC
Tim TBC DOTS
dr. Rahma Lutfiana Yaktiani