Program Kerja Dots.docx

  • Uploaded by: TB RSUD Kalideres
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Program Kerja Dots.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,150
  • Pages: 6
PROGRAM KERJA TIM DOTS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALIDERES TAHUN 2019 A. PENDAHULUAN Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

Mycobacterium

tuberculosis.

Sebagian

besar

kuman

penyebab

Tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Tuberkulosis merupakan penyakit yang menular melalui droplet pernapasan yang kemungkinan transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang sakit. Dalam sekali batuk, pasien Tuberkulosis dapat menyebarkan droplet yang mengandung lebih dari 3500 kuman dan 4500-1000000 kuman dalam sekali bersin. Karena cara penyebarannya yang sangat mudah, hingga saat ini kuman penyebab Tuberkulosis masih sulit dieradikasi. B. LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TBC) sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan. Dalam laporan WHO tahun 2013 : 1. Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TBCC pada tahun tahun 2012 dimana 1,1 juta orang ( 13%) diantaranya pasien TBCC dengan HIV positif. Sekitar 75 % dari pasien tersebut berada di wilayah Afrika. 2. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TBC MDR dan 170.000 diantaranya meninggal dunia. 3. Meskipun kasus dan kematian TBC sebagian besar pada pria tetapi angka kesakitan dan kematian wanita akibat TBC juga sangat tinggi. Diperkirakan terdapat 2,9 juta kasus TBC pada tahun 2012 dengan jumlah kematian mencapai 410.000 diantaranya adalah 160.000 wanita dengan HIV positif. Separuh dari orang yang meninggal dengan HIV positif karena TBC pada tahun 2012 adalah wanita. 4. Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TBC anak di antara seluruh kasus TBC secara global mencapai 6 % (530.000 anak/tahun) sedangkan kematian anak (dengan status HIV negative) yang

menderita TBC mencapai 74.000 kematian/tahun atau sekitar 8 % dari total kematian yang disebabkan oleh TBC 5. Meskipun jumlah kasus TBC dan kematian TBC tetap tinggi untuk penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta juga

menunjukkan

keberhasilan

dalam

pengendalian

TBC.

Peningkatan angka insidensi TBC secara global telah berhasil dihentikan dan menunjukkan tren penurunan (turun 2 % /tahun pada tahun 2012, angka kematian juga sudah berhasil diturunkan 45 % bila dibandingkan tahun 1990. Sekitar 75 % pasien TBC adalah kelompok usia produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TBC dewasa akan kehilangan ratarata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TBC maka akan hilang pendapatannya sekitar 15 tahun.

Selain merugikan secara

ekonomis, TBC juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat. Indonesia telah mencapai kemajuan bermakna dalam upaya pengendalian TBC bahkan beberapa target MDG’s telah tercapai sebelum waktu target, namun perlu diwaspadai karena masih ada beberapa tantangan utama yang harus dihadapi agar tidak menghambat laju pencapaian target program selanjutnya. Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah masih banyaknya kasus TBC yang hilang atau tidak terlaporkan ke program. Pada tahun 2012 diperkirakan ada pasien ada sekitar 130.000 kasus TBC yang belum terlaporkan. Salah satu tantangan internal yang masih dialami program pengendalian nasional, yakni fasilitas pelayanan kesehatan yang ada belum sepenuhnya terlibat dalam program pengendalian TBC. Bersumber data dasar provinsi pada tahun 2012, BKPM/BBKPM/RS Paru dan 98% dari jumlah puskesmas yang ada telah menerapkan strategi DOTS. Namun baru sekitar 38% RS (Pemerintah, BUMN,

TNI,

Polri dan

Swasta)

yang

menerapkan

pelayanan

dengan

menggunakan strategi DOTS. Oleh karena itu, berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No 43 Tahun 2016, yaitu setiap orang dengan penyakit TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar, maka setiap rumah sakit di Indonesia wajib melakukan pelayanan TBC DOTS.

C. TUJUAN 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 2. Mengadakan pelayanan Tuberkulosis, termasuk Tuberkulosis sensitif obat dan Tuberkulosis resisten obat yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan sesuai dengan strategi DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres. D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Kegiatan pelayanan Tuberkulosis meliputi promosi kesehatan, surveilans Tuberkulosis,

pengendalian

faktor

risiko

Tuberkulosis,

penemuan

dan

penanganan kasus Tuberkulosis, dan pemberian obat pencegahan Tuberkulosis. E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Promosi Kesehatan: dilakukan dengan melakukan penyuluhan tentang Tuberkulosis kepada kelompok masyarakat maupun perorangan dan berkoordinasi dengan melibatkan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), memberikan leaflet, memasang poster Tuberkulosis di tempat yang strategis di rumah sakit. 2. Surveilans Tuberkulosis: dilakukan dengan penumpulan data secara sistematis dan terus menerus dilanjutkan dengan pengolahan, analisis, dan interpretasi data untuk meghasilkan informasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pelayanan Tuberkulosis berikutnya. 3. Pengendalian Faktor Risiko Tuberkulosis: dilakukan dengan edukasi pasien dan

pengunjung

Poli

DOTS

tentang

etika

batuk,

cara

penularan

Tuberkulosis, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), da penggunaan alat pelindung diri. 4. Penemuan dan Penanganan Kasus Tuberkulosis: dilakukan dengan meningkatkan

kolaborasi

dan

koordinasi

penemuan

kasus

dengan

Puskesmas maupun jejaring eksternal dan internal (memperluas cakupan

pasien suspek pada orang-orang yang memilki riwayat kontak erat dengan pasien Tuberkulosis). 5. Pemberian Obat Pencegahan Tuberkulosis: dilakukan dengan meningkatkan pelacakan

kontak

anak

dalam

keluarga

atau

lingkungan

pasien

Tuberkulosis. F. SASARAN KEGIATAN NO

JENIS KEGIATAN

SASARAN

1.

Promosi kesehatan

Tercapainya 100% sosialisasi

2.

Surveilans Tuberkulosis

Tercapaiaya 100% kegiatan surveilans

3.

Pengendalian faktor risiko

Tercapainya 100% kegiatan pengendalian

Tuberkulosis

faktor risiko Tuberkulosis

Penemuan dan penanganan

 Cakupan penemuan kasus Tuberkulosis

4.

kasus Tuberkulosis

sensitif/resisten obat sebesar 70%  Tercapainya 85% penggunaan alat TCM untuk diagnosis Tuberkulosis  Tercapainya 90% pasien Tuberkulosis sensitif/resisten obat diobati/enrollment  Tercapainya 90% kesembuhan pasien Tuberkulosis sensitif obat yang diobati, dan 70% bagi pasien Tuberkulosis resisten obat

5.

Pemberian obat pencegahan

Tercapainya 75% pasien anak atau

tuberkulosis

immunocompromised yang datang ke rumah sakit diberikan obat pencegahan tuberkulosis

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN NO 1.

JENIS KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN Pengadaan, pembagian, dan pemasangan media edukasi (leaflet, poster, video edukasi) Seminar awam dan jejaring dalam rangka TB day

2.

SURVEILANS TUBERKULOSIS

3.

PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO TUBERKULOSIS Sosialisasi Strategi TemPO Edukasi kepada pengunjung etika batuk, cara penularan Tuberkulosis, PHBS, pemakaian APD

4.

PENEMUAN DAN PENAGANAN KASUS TBC Pelayanan Tuberkulosis Penguatan jejaring internal Penguatan jejaring eksternal

5.

PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN TUBERKULOSIS

6.

MONITORING DAN EVALUASI Rapat Tim DOTS Monitoring dan evaluasi

7.

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pelatihan bagi Tim DOTS Inhouse trainning petugas kesehatan rumah sakit terkait pelayanan Tuberkulosis

BULAN JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGT

SEP

OKT

NOV

DES

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Kegiatan Tim DOTS dievaluasi setiap bulan yang diadakan melalui kegiatan rapat bulanan. Hasil evaluasi bualanan tersebut digunakan sebagai dasar untuk rencana tindak lanjut dan sebagai program kerja tahunan berikutnya.

I.

PENCATATAN DAN PELAPORAN Tim DOTS Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres membuat laporan secara tertulis mengenai pelayanan Tuberkulosis yang sudah dilakukan di rumah sakit secara rutin berupa: 1. Laporan bulanan Laporan bulanan dibuat secara tertulis berupa rekapan hasil pelayanan DOTS dan kegiatan program DOTS. Dari laporan bulanan tersebut, Ketua Tim DOTS rumah sakit akan membuat laporan triwulan (tiap 3 bulan) yang akan dipresentasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak manajemen rumah sakit dan untuk mendapatkan rekomendasi. 2. Laporan tahunan Laporan akhir tahun memuat evaluasi program kerja Tim DOTS Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres yang telah dilakukan selama 1 tahun, dan menyusun ulang program kerja Tim DOTS untuk tahun yang akan datang.

Related Documents

Program Kerja
December 2019 57
Program Kerja
June 2020 38
Program Kerja
October 2019 70

More Documents from "handi permana"