LAPORAN PRATIKUM INSTALASI JARINGAN PENGANTAR JARINGAN
Nama :Devit Satria NIM :91711
Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2008-2009
Booting Booting adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada proses awal menyalakan komputer dimana semua register prosesor disetting kosong, dan status mikroprosesor/prosesor disetting reset. Kemudian address 0xFFFF diload di segment code (code segment) dan instruksi yang terdapat pada alamat address 0xFFFF tersebut dieksekusi. Secara umum program BIOS (Basic Input Output System), yaitu sebuah software dasar, terpanggil. Sebab memang biasanya BIOS berada pada alamat tersebut. Kemudian BIOS akan melakukan cek terhadap semua error dalam memory, device-device yang terpasang/tersambung kepada komputer -- seperti port-port serial dan lain-lain. Inilah yang disebut dengan POST (Power-On Self Test). Setelah cek terhadap sistem tersebut selesai, maka BIOS akan mencari [Sistem Operasi], memuatnya di memori dan mengeksekusinya. Dengan melakukan perubahan dalam setup BIOS (kita dapat melakukannya dengan menekan tombol tertentu saat proses booting mulai berjalan), kita dapat menentukan agar BIOS mencari Sistem Operasi ke dalam floppy disk, hard disk, CD-ROM, USB dan lainlain, dengan urutan yang kita inginkan. BIOS sebenarnya tidak memuat Sistem Operasi secara lengkap. Ia hanya memuat satu bagian dari code yang ada di sektor pertama (first sector, disebut juga boot sector) pada media disk yang kita tentukan tadi. Bagian/fragmen dari code Sistem Operasi tersebut sebesar 512 byte, dan 2 byte terakhir dari fragmen code tersebut haruslah 0xAA55 (disebut juga sebagai boot signature). Jika boot signature tersebut tidak ada, maka media disk dikatakan tidak bootable, dan BIOS akan mencari Sistem Operasi pada media disk berikutnya. Fragmen code yang harus berada pada boot sector tadi disebut sebagai boot-strap loader. BIOS akan memuat boot-strap loader tersebut ke dalam memory diawali pada alamat 0x7C00, kemudian menjalankan boot-strap loader tadi. Akhirnya sekarang kekuasaan berpindah kepada boot-strap loader untuk memuat Sistem Operasi dan melakukan setting yang diperlukan agar Sistem Operasi dapat berjalan. Rangkaian proses inilah yang dinamakan dengan booting. FAT Sistem berkas FAT atau FAT File System adalah sebuah sistem berkas yang menggunakan struktur tabel alokasi berkas sebagai cara dirinya beroperasi. Untuk penyingkatan, umumnya orang menyebut sistem berkas FAT sebagai FAT saja. Kata FAT sendiri adalah singkatan dari File Allocation Table, yang jika diterjemahkan secara bebas ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Tabel Alokasi Berkas. Arsitektur FAT sekarang banyak digunakan secara luas dalam sistem komputer dan kartu-kartu memori yang digunakan dalam kamera digital atau pemutar media portabel. FAT pertama kali dikembangkan oleh Bill Gates dan Marc McDonald, pada tahun 1976-1977. Sistem berkas ini merupakan sistem berkas utama untuk sistem operasi yang ada saat itu, termasuk di antaranya adalah Digital Research Disk Operating System (DR-DOS), OpenDOS, FreeDOS, MS-DOS, IBM OS/2 (versi 1.1, sebelum berpindah ke sistem HPFS), dan Microsoft Windows (hingga Windows Me). Untuk disket floppy, FAT telah distandardisasikan sebagai ECMA-107 dan ISO/IEC 9293. Standar-standar tersebut hanya mencakup FAT12 dan FAT16 tanpa dukungan nama
berkas panjang, karena memang beberapa bagian dalam standar nama file panjang di dalam sistem berkas FAT telah dipatenkan. Sistem berkas ini digunakan oleh sistem operasi MS-DOS (hanya versi FAT12 dan FAT16), Windows (hampir semua versi Windows; untuk versi FAT yang didukung olehnya lihat pada bagian versi), GNU/Linux, dan masih banyak sistem operasi lainnya yang juga mendukung, termasuk Macintosh Mac OS/X.
1. Tujuan Pratikum a. Dengan melakukan pratikum mahasiswa dapat mengerti tentang BIOS b. Dengan melakukan pratikum instalaasi jaringan kita dapat mengethaui langkah-langkah menginstal computer dengan baik dan benar 2. Peralatan yang dipakai a. CD OS b. Software Pendukung c. Seperangkat computer 3. File System
Network File System (NFS) Diantara banyaknya file sistem yang di dukung FreeBSD salah satunya ialah Network File System, juga di disebut sebagai NFS. NFS membolehkan suatu sistem untuk membagi direktori dan file-file dengan sistem lainnya melalui jaringan. Dengan menggunakan NFS, pemakai dan program dapat mengakses file pada sistem yang di remote seolah file-file lokal. Beberapa manfaat NFS diantaranya ialah : •
lokal workstations menggunakan ruang disk lebih kecil karena telah menggunakan data yang disimpan pada mesin tunggal dan tetap dapat diakses oleh yang lainnya melalui jaringan. •
Pemakai tidak harus membagi direktori home pada setiap mesin di jaringan. Direktori home dapat di set up pada NFS server dan tersedia melalui jaringan. •
Divais penyimpanan seperti floppy disk, CDROM drives, dan ZIP drives dapat digunakan oleh mesin lainnya. Ini mengurangi jumlah media drives seluruhnya pada jaringan.
Bagaimana NFS bekerja NFS terdiri sekurangnya dua bagian utama: sebuah server dan datu atau lebih mesin server. Agar fungsi-fungsi tersebut berjalan sebagaimana mestinya beberapa proses konfigurasi perlu dilakukan. Catatan : Pada FreeBSD 5.X, program portmap digantikan oleh rpcbind. Sehingga di FreeBSD 5.X pemakai memerlukan penggantian setiap portmap dengan rpcbind.
Daemon Description nfsd NFS daemon melayani permintaan dari NFS client. mountd NFS daemon yang membawa permintaan yang telah melewati nfsd. portmap portmapper daemon yang membolehkan NFS client untuk menemukan port mana yang digunakan oleh NFS Server.
Client juga dapat menjalankan daemon, yaitu nfsiod. nfsiod daemon melayani permintaan dari NFS server. Hal ini merupakan opsional, dan meningkatkan performansi, namun tidak diperlukan untuk operasi normal dan tepat. Silahkan lihat manual page nfsiod untuk informasi lebih lengkap.
Konfigurasi NFS Konfigurasi NFS tidak begitu rumit, proses-proses yang harus berjalan saat boot time dapat di tuliskan di file /etc/rc.conf. Pada NFS Server, pastikan opsi berikut telah di konfigurasi di file /etc/rc.conf: portmap_enable=”YES” nfs_server_enable=”YES” mountd_flags=”-r” mountd berjalan secara otomatis sewaktu-waktu NFS server di aktifkan. Pada client, pastikan opsi berikut ada di /etc/rc.conf : nfs_client_enable=”YES” File /etc/exports mengspesifikasikan file sistem NFS yang mana yang harus di export(kadang mengacu sebagai “share”). Tiap baris di /etc/exports mengspesifikasikan filesistem untuk di export dan mesin mana yang memiliki akses ke filesistem tersebut. Selama mesin tadi memiliki akses ke filesistem tersebut maka opsi akses juga harus di spesifikasikan. Ada banyak opsi yang dapat digunakan namun hanya sedikit yang akan disebut disini. Anda dapat mencari opsi lainnya dengan membaca manual halaman exports. Contoh entri pada /etc/exports : /cdrom -ro host1 host2 host3 Untuk meng'export direktori /cdrom ke tiga mesin diatas yang berada pada domain yang sama atau terdapat pada file /etc/hosts. Flag -ro membuat filesistem yang di export menjadi read-only. Dengan flag ini, remote system tidak dapat di rubah. /home -alldirs 10.0.0.2 10.0.0.3 10.0.0.4 Meng'export /home ke tiga host dengan menggunakan alamat IP. Hal ini berguna jika anda memiliki jaringan private tanpa DNS Server. Opsi -alldirs membolehkan subdirektori untuk di mount.
/a -maproot=root host.example.com box.example.org Meng'export /a sehingga dua client dari domain yang berbeda dapat mengakses filesistem. Opsi -maproot=root membolehkan user root pada remote system untuk mengubah data pada filesistem yang di export. Jika opsi -maproot=root tidak di spesifikasikan, walaupun user menggunakan root akses, tetap tidak akan bisa mengubah file pada filesistem yang di export. Pada sistemfile, /usr, memiliki dua baris yang akan di export ke host yang sama. Format yang tepat untuk kondisi berikut ialah : /usr/src /usr/ports client Contoh file /etc/exports dimana /usr dan /exports adalah filesistem lokal : # Export src dan ports ke client01 and client02, namun hanya # client01 yang memiliki root privileges
/usr/src /usr/ports -maproot=root client01 /usr/src /usr/ports client02 # client memiliki root dan dapat me'mount dimana saja # pada /exports. Siapa saja dapat me'mount /exports/obj dengan mode read-only
/exports -alldirs -maproot=root client01 client02 /exports/obj -ro Anda harus me'restart mountd bila mengubah /etc/exports, hal ini dapat dilakukan dengan mengirim sinyal HUP ke proses mountd : #kill -HUP `cat /var/run/mountd.pid` Cara alternatif dengan me'reboot :-) atau dengan menjalankan perintah berikut : Di NFS server : #portmap #nfsd -u -t -n 4 #mountd -r Di NFS client : #nfsiod -n 4 Seharusnya sekarang semuanya telah siap untuk me'mount remote sistem file. Pada contoh ini nama server adalah server dan sebagai client dinamakan client.
#mount server:/home /mnt Ini akan me'mount direktori /home pada server menjadi /mnt di client. Jika anda ingin secara otomatis me'mount tiap waktu komputer boot, tambahkan pada file system
baris berikut: server:/home /mnt nfs rw 0 0 4.Kesimpulan Dengan melakukan praktek ini kita telah mengetahui bagaimana cara mengsetting BIOS dengan baik dan benar,Dan juga dengan melakukan pratikum ini kita telah mengetahui bagainmana cara menginstal computer dengan baik dan benar