TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN BANGUNAN LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh : Naufal Maulana Hamdi Alvidin Hilmi Widarwis Muhammad Mukzon Rofiqi Bachtiar Mahardika Prima Manacixa Mahendra Moh. Azam Aufar Rizky
(10111710000077) (10111710000078) (10111710000079) (10111710000081) (10111710000082) (10111710000083)
Dosen Asistensi : Ir. Sungkono, CES.
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PRAKTIKUM KONSISTENSI NORMAL PORTLAND SEMEN (ASTM C 187-98) Dasar Teori Konsistensi menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) berarti ketetapan, kemantapan. Sehingga yang dimaksud dengan Konsistensi Normal Semen adalah kondisi standar pasta semen dimana campuran air dapat merata. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan waktu pengikatan semen mulai dari pencampuran semen dengan air, serta untuk menentukan kadar air yang sesuai dengen semen Portland dalam waktu yang ditentukan. Konsistensi normal akan tercapai jika jarum vicat yang digunakan dalam praktikum ini menembus pasta semen sedalam 10 mm pada detik ke-30 dihitung mulai dari jarum tersebut dilepaskan. Tujuan
Untuk mendapatkan komposisi campuran yang baik terhadap semen pada waktu pembuatan suatu beton.
Untuk mengetahui konsistensi normal pc sebesar 10 mm, sesuai ASTMC 187-98. Alat Dan Bahan 1) Loyang 2) Cetakan 3) 2 buah kaca bening berbentuk persegi 4) Obonit alat vicat 5) Air suling 6) Timbangan 7) Gelas Ukur 8) Stopwatch 9) Semen 250 gr Langkah Kerja Menyiapkan K3 1. Menggunakan Cattlepack sebelum memasuki lab 2. Menggunakan Masker dan sarung tangan plastic untuk perlindungan diri 3. Menggunakan Sepatu lapangan agar terlindungi dari benda-benda keras saat di lab
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Percobaan 1 1.
Timbang semen sebanyak 250gr dan ukur air suling sebanyak 80 ml.
2.
Aduk rata adonan semen dan air suling ±3 menit
3.
Buat adonan semen seperti bola pasta semen
4.
Lempar bola pasta semen sebanyak 6 kali dari tangan ke tangan sejarak kurang lebih 30 cm.
5.
Cetak pada ebonite alat vicat,ratakan menggunakan kaca
6.
Tes dengan jarum tumpul vicat
7.
Catat penurunan yang terjadi selama 30 detik.
Percobaan 2 1.
Timbang semen sebanyak 250 gr, dan ukur air suling sebanyak 85 ml.
2.
Aduk rata adonan semen dan air suling + 3 menit
3.
Buatadonan semen seperti bola pasta semen.
4.
Lempar bola pasta semen sebanyak 6 kalidari tangan ke tangan sejarak kurang lebih 30 cm.
5.
Cetakpada ebonite alatvicat, ratakan menggunakan kaca.
6.
Tes dengan jarum tumpul vicat
7.
Catatpenurunan yang terjadiselama 30 detik.
Percobaan 3 1. Timbang semen sebanyak 250 gr, danukur air suling sebanyak 82 ml. 2. Aduk rata adonan semen dan air suling ±3 menit 3. Buatadonan semen seperti bola pasta semen. 4. Lempar bola pasta semen sebanyak 6 kali dari tangan ke tangan sejarak kurang lebih 30 cm. 5. Cetak pada ebonite alat vicat, ratakan menggunakan kaca. 6. Tes dengan jarum tumpul vicat 7. Catat penurunan yang terjadi selama 30 detik.
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Mengukur Penurunan 1.
Setelah pasta selesai di cetak, letakkan pada tempat pengujian tepat dibawah jarum vicat dengan ujung besar
2.
Tempatkan ujung jarum vicat tepat menyentuh permukaan atas pasta kemudian kencangkan sekrup.
3.
Setel penunjuk tepat pada angka 0.
4.
Siapkan stopwatch, biarkan biarkan jarum turun sampai 30 detik.
5.
Setelah 30 detik buka kunci sekrup kemudian baca penunjuk penetrasi kemudian dicatat
6.
Kemudian ulangi terus praktikum tersebut dengan sample volume airnya hingga menunjukkan penetrasi tepat pada angka 10mm. karena konsentrasi normal semen PC adalah 10mm.
7.
Dari hasil praktikum diperoleh penurunan 10 mm membutuhkan air sebanyak 82 ml.
2.1.5 Hasil Kerja Tabel 1 . Konsistensi Normal Portland Semen PERCOBAAN
1
2
Berat semen (gr)
250
250
250
volume air (ml)
80
85
82
Penurunan (mm)
6
8
10
Konsistensi
32%
34%
33%
PERHITUNGAN : 1. Percobaan 1
=
x 100% = 32%
2. Percobaan 2
=
x 100% = 34%
3. Percobaan 3
=
x 100% = 33%
3
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Grafik 1. Konsistensi Normal Portland Semen
Kesimpulan Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali. Pada percobaan pertama diperoleh konsistensi semen sebesar 32%, percobaan kedua sebesar 34% dan percobaan ketiga sebesar 33%
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PRAKTIKUM WAKTU PENGIKATAN SEMEN DENGAN VICAT (ASTM C 91-01a) Dasar Teori Semen setelah bercampur dengan air akan mengalami pengikatan, dan setelah mengikat lalu mengeras. Lamanya pengikatan sangat tergantung dari komposisi senyawa dalam semen dan suhu udara sekitarnya. Waktu pengikatan pada pasta semen ada 2 (dua) macam, yaitu waktu ikat awal (settingtime) dan waktu ikat akhir (final setting). Waktu ikat awal adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi tidak plastis, sedangkan waktu ikat akhir adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi “keras”. Waktu ikat awal menurut standar SII minimum 45 menit, sedangkan waktu ikat akhir maksimum 360 menit. Waktu ikat awal tercapai apabila masuknya jarum vicat ke dalam sampel dalam waktu 30 detik sedalam 25 mm. Waktu ikat akhir tercapai apabila pada saat jarum vicat diletakkan diatas sampel selama 30 detik, pada permukaan sampel tidak berbekas atau tidak tercetak. Catat berapa jam waktu ikat akhir tercapai. Dalam pengujian waktu ikat pada semen kadang – kadang dalam waktu kurang dari 10 menit, semen sudah mencapai waktu ikat awal, yang ditandai dengan masuknya jarum vicat kurang dari 25 mm. Waktu ikat awal tersebut bukanlah waktu ikat awal yang sebenarnya, tetapi waktu ikat awal palsu (falsesetting). Ini terjadi karena gips alam yang terdapat dalam semen berubah menjadi gips hemihidrat karena panas, baik panas pada waktu dicampur dengan klinker maupun panas pada saat penyimpanan, akibatnya gips alam yang asalnya stabil menjadi tidak stabil sehingga cepat bereaksi dengan air. STANDARD UJI ASTM C 191-01a Semen memiliki waktu ±60 menit untuk pengikatan awal dan ±90 menit untuk waktu pemadatan
Tujuan
Mengetahui waktu pengikatan awal dan pengikatan akhir
Mengetahui pengikatan semen dengan vicat
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Alat dan Bahan 1. Loyang 2. Cetakan 3. 2 buah kaca persegi bening 4. Vicat 5. Air 6. Timbangan digital 7. Gelas ukur 8. Stopwatch 9. Semen 250 gr
Langkah Kerja Menyiapkan K3 1. Menggunakan cattlepack sebelum memasuki lab 2. Menggunakan masker dan sarung tangan untuk perlidungan diri 3. Menggunakan sepatu lapangan agar terlindungi dari benda-benda keras saat praktikum di lab Percobaan 1. Timbang semen sebanyak 250 gr, dan ukur air suling sebanyak 82 ml (didapatkan dari praktikum Konsistensi Normal Semen) 2. Aduk rata semen dan air sampai menjadi adonan selama ±3 menit 3. Buat adonan semen seperti bola pasta semen 4. Lempar bola pasta semen sebanyak 6 kali dari tangan ke tangan sejarak kurang lebih 30 cm 5. Cetak pada ebonite alat vicat, lalu ratakan dengan kaca 6. Tes dengan jarum tumpul vicat 7. Catat penurunan yang terjadi selama 30 detik
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Mengukur Penetrasi 1. Letakkan hasil percobaan ke alat vicat dengan jarum kecil 2. Kemudian kunci sekrup 3. Lalu biarkan hasil percobaan pertama selama 45 menit 4. Setelah itu lepaskan sekrup, biarkan terjadi penurunan sampai berhenti selama 30 detik 5. Kemudian catat hasil penurunan 6. Selanjutnya, ulangi percobaan tersebut setiap 15 menit sekali sampai penurunan yang terjadi adalah 0 mm 7. Pengulangan percobaan tidak boleh pada daerah semen yang sudah dijadikan tempat percobaan sebelumnya
Hasil Percobaan Tabel 2. Waktu pengikatan semen dengan vicat WAKTU PENGIKAT SEMEN DENGAN VICAT WAKTU (menit) PENURUNAN (mm) 45 25 60
24,5
75
20
90
18,5
105
13
120
7
135
3
150
0
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Grafik 2. Waktu pengikatan semen dengan vicat
Kesimpulan Menurut uji ASTM 191-01a “Semen memiliki waktu ±60 menit untuk pengikatan awal dan ±90 menit untuk waktu pemadatan”. Setelah kita melakukan praktikum, data hasil praktikum diplot pada Grafik 2, dapat diketahui waktu mulai mengikat semen Portland dari bacaan penurunan pada 25 mm sampai penurunannya 0 mm atau mengerasnya semen Portland membutuhkan waktu 150 menit atau 2 jam 30 menit. Dapat disimpulkan bahwa waktu mengerasnya semen kelompok kami memenuhi syarat sesuai ASTM C 191-01a dan membutuhkan 150 menit untuk mengalami perkerasan semen.
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PRAKTIKUM BERAT JENIS SEMEN (ASTM C 188-78) Dasar Teori Menurut SNI 15-7064-2004, PCC (Portland Composite Cement) merupakan bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain trak tanur tinggi (blast furnaceslag), pozzolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6% sampai 35% dari massa semen Portland. Berat jenis semen yang disyaratkan SNI 15-2531-1991 berkisar antara 3.00-3.20 gr/cm3. Berat jenis semen perlu diketahui karena digunakan dalam hitungan perbandingan campuran beton. Kegunaannya adalah untuk konstruksi umum, seperti pekerjaan beton, selokan, jalan, dinding dam pembuatan elemen bangunan khusus sprit beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya STANDAR UJI -
SNI-15-7064-2004
-
SK SNI 15-251-1991
-
ASTM C 188-109
Tujuan Untuk mengetahui stanar berat jenis semen dan kelayakan semen. Jika kita mengetahui berat jenis semen sesuai dengan standar maka kita akan dapat menghasilkan beton dengan kualitas yang baik. Dari praktikum tersebut kita juga bisa mmbuat pasir SSD sendiri
Alat dan Bahan 1. Semen 250 gram 2. Minyak tanah
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr 4. Labu takar 500ml 5. Gelas ukur 6. Alat tulis
Langkah Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum 2. Menimbang labu takar 500 ml menggunakan timbangan digital dan catat hasilnya 3. Masukkan minyak tanah kedalam labu takar 500 ml sampai batas garis yang ditentukan 4. Menimbang labu takar yang berisi minyak tanah dan catat hasilnya 5. Tuangkan minyak tanah ke gelas ukur 6. Menimbang semen portland seberat 250 gr 7. Masukkan semen kedalam labu takar dan timbang 8. Masukkan minyak tanah kedalam labu takar yang sudah diisi semen sampai batas garis 9. Memutar-mutar labu takar sampai semen dan minyak tanah bercampur (tidak ada gelembung udara di adonan semen dan minyak) 10. Menimbang semen yang sudah tercampur minyak tanah 11. Mencatat data hasil praktikum 12. Membersihkan peralatan yang digunakan
Data Praktikum dan Perhitungan Dari hasil praktikum dapat diperoleh data dan perhitungan sebagai berikut : Percobaan ke-1 Semen (A)
= 250 gr
Labu takar
= 158.4 gr
Semen+Labu takar
= 408.4 gr
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Minyak tanah (C)
= 392.4 gr
Semen+Minyak tanah (B)
= 572.7 gr
Berat jenis semen
=
X 0.8
=
=
x 0.8
x 0.8
= 3,5868 X 0.8 = 2.86944 gr/cm3 Percobaan ke-2 Semen (A)
= 250 gr
Labu takar
= 158.4 gr
Semen+Labu takar
= 408.4 gr
Minyak tanah (C)
= 392.4 gr
Semen+Minyak tanah (B)
= 571.6 gr
Berat jenis semen
=
x 0.8
=
=
x 0.8
x 0.8
= 3,5310 X 0.8 = 2.8248 gr/cm3 Berat jenis semen rata-rata
= (2.86944 + 2.8248) : 2 = 2.84712 gr/cm3
PROGRAM SARJANA TERAPAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Kesimpulan Berdasarkan SK SNI 15-2531-1991 berat jenis semen yang biasa dipakai pada beton berkisar antara 3.00-3.20 gr/cm3 Hasil praktikum yang kami lakukan diperoleh berat jenis semen yaitu 2.84712 gr/cm3 . Jadi dapat disimpulkan bahwa semen tidak memenuhi standar uji SK SNI 15-2531-1991 dan tidak layak untuk digunak untuk pembuatan beton