101498_101447_bahasa Indonesia Tloiixas.docx

  • Uploaded by: Prima Manacixa Mahendra
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 101498_101447_bahasa Indonesia Tloiixas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,498
  • Pages: 15
PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018

DAFTAR ISI DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 1 MASALAH PENELITIAN .................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3 1.1

Latar Belakang ......................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4 1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 4 1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................. 6 2.1 Tinjauan Pustaka .......................................................................................................... 6 2.2 Pengertian Gempa......................................................................................................... 6 2.3 Filosofi Gempa ............................................................................................................. 6 2.4 Pembagian jalur gempa bumi didunia .......................................................................... 7 2.5 jenis jenis struktur bangunan tahan gempa ................................................................... 8 2.6 Cara membangun rumah sesuai standard teknis yang ada ........................................... 9 2.6.1 Cara pengerjaan pada pembesian kolom sloof, balok, ring balk. ........................ 10 2.6.2 Cara Pembuatan Beton ........................................................................................ 10 BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................... 11 3.1 Pembahasan ................................................................................................................ 11 3.1.1 Penerapan Prinsip Konstruksi Tahan Gempa pada Rumah Besemah ................. 12 BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 15

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 1

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 MASALAH PENELITIAN

Ekpetasi

: Bangunan yang akan kuat dari ancaman gempa

Realitas

: Gempa yg berkekuatan tinggi dapat membuat bangunan roboh

Masalah Penelitian

: Masalahnya karena konstruksi bangunan yang kurang tepat dan juga perencanaan lain dari elemen pembuatan suatu banguan yang kuran tepat dapat mengakibatkan suatu banguna roboh akibat gempa

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 2

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa adalah salah satu gejala alam yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi dan berapa besar gempa tersebut, pada umumnya gempa terjadi pada pertemuan dua buah lempeng tetapi lokasi yang tepat sulit diprediksi. Gempa tidak dapat dicegah dan dapat menyebabkan dampak bagi manusia seperti kematian, kerusakan pada bangunan rumah tinggal, fasilitas umum, dll. Manusia dapat mengurangi dampak dari gempa, baik korban manusia maupun tingkat kerusakan yang timbul pada bangunan pada umumnya. Untuk mengurangi dampak dari gempa, maka bangunan harus dirancang tahan terhadap gempa. Konfigurasi bangunan baik dalam arah horisontal maupun dalam arah vertikal harus simetris, struktur utama seperti kolom-kolom harus dirancang lebih kuat dibandingkan dengan balok, dengan demikian keruntuhan balok dapat dicegah. Apabila kolom hancur lebih dahulu dari balok maka bangunan akan roboh dan penghuni tidak memiliki kesempatan untuk keluar dari gedung. Penyebab lainnya dari kegagalan struktur akibat gempa adalah pelaksanaan yang tidak didasarkan pada pendetailan yang baik seperti pemasangan tulangan yang tidak pada tempatnya. Salah satu cara untuk mendisain bangunan yang memiliki kemampuan menahan gaya gempa adalah dengan mempelajari kerusakan-kerusakan pada bangunan akibat gempa yang besar. Berdasarkan informasi dari kerusakan-kerusakan tersebut maka dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan yang sama. Ada beberapa alas an mengapa bangunan bisa roboh karena gempa yakni :  Kelebihan Beban  Human Error  Material Bangunan  Fondasi Lemah karena Desain Belum Matang  Kekuatan Bangunan Tidak Diuji Filosofi bangunan tahan gempa adalah bangunan yang didesain apabila terjadi gempa bumi, bangunan harus tetap menjamin keamanan (keselamatan) dan kenyamanan penghuni, pengguna bangunan yang berada di dalamnya. Bangunan tahan gempa filosofinya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 3

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 ■ Bangunan tidak mengalami kerusakan pada elemen struktural maupun non-struktural saat terjadi gempa ringan. ■ Bangunan boleh mengalami kerusakan yang dapat diperbaiki pada elemen nonstruktural, sedangkan elemen struktural tidak boleh mengalami kerusakan pada saat terjadi gempa sedang. ■ Bangunan boleh mengalami kerusakan pada elemen struktural dan non-struktural, tetapi bangunan tidak boleh runtuh pada saat terjadi gempa kuat.

Tujuan dari diambilnya judul penelitian ini agar kedepannya di Indonesia tidak ada lagi atau bisa terminimalisir terjadinya bangunan runtuh atau roboh akibat tidak tahan akan gempa yang sangat bisa merugikan kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang menyebabkan bangunan bisa roboh akibat gempa ? 2. Bagaimana cara agar bangunan dapat bertahan dari bencana gempa ? 3. Salah satu faktor apa yang umumnya membuat suatu bangunan dapat bertahan dari bencana gempa ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan suatu bngunan dapat roboh akibat bencana gempa 2. Untuk mengetahui bagaimana cara agar bangunan dapat bertahan dari bencana gempa 3. Untuk mengetahui faktor yang pada umumnya membuat suatu bangunan dapat bertahan dari bencana gempa

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 4

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 1.4 Manfaat Manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini adalah : 1. Mahasiswa dapat belajar dengan baik apa saja yangdapat membuat bangunan bisa roboh akibat gempa, sehingga kedepannya mahasiswa dapat membuat bangunan yang tahan akan kondisi gempa 2. Mahasiswa dapat belajar cara membuat bangunan yang baik dan benar sesuai standar yang ditentukan, sehingga kedepannya mahasiswa dapat lebih disiplin dalam membuat bangunan yang bermutu baik dengan efisiensi waktu 3. Mahasiswa dapat mengetahui factor kekuatan utama dalam membangunan suatu bangunan, sehingga pada saat dilapangan mahasiswa dapat mengerjakan suatu banguan dengan benar dan baik agar bangunan tersebut dapat terhindar dari ancaman roboh akibat gempa 1.5 Metodologi Penelitian ini memanfaatkan berbagai akses untuk mengetahui apa saja kerusakan bangunan akibat gempa lewat internet. Adapun tahapan-tahapan penelitian secara garis besar adalah sebagai berikut: -

Mempelajari beberapa buku standar mengenai gempa.

-

Mengakses internet untuk memperoleh laporan maupun jurnal yang terbaru mengenai kerusakankerusakan bangunan akibat gempa. Pada tahap ini diperlukan perangkat komputer yang dibuhungkan dengan jaringan internet.

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 5

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan dengan judul penelitian “Rumah Tahan Gempa”, maka diperlukan penjelasan mengenai pengertian gempa, filosofi bangunan tahan gempa, pembagian jalur gempa, jenis jenis struktur bangunan tahan gempa, dan cara membangun rumah sesuai standard teknis yang ada. 2.2 Pengertian Gempa Gempa Bumi dalah fenmena alam yangs sering terjadi di dunia tak terkecuali di Indonesia. Banyak sekali kerugian yang disebabkan oleh gempa bumi, antara lain jatuhnya korban jiwa dan rusaknya bangunan bangunan akibat gempa. Menurut teori “pelat tektonik”, para ahli geologi mengasumsikan bahwa dunia terdiri dari beberapa lempengan yang mengambang, dimana masing-masing lempengantersebut bergerak pada arah yang berlainan sehingga tabrakan/tumbukan antara duaatau lebih dari lempengan tersebut tidak dapat dihindari. Pada peristiwa tabrakan/tumbukan tersebut akan terjadinya gesekan antaradua atau lebih lempengan yang mengakibatkan adanya pelepasan “energi” yang besar sekali, yang berpengaruh pada lempengan tersebut. Dari hal tersebut Gempa dapat dibagi menjadi 2, yakni Gempa Vulkanik dan Gempa Tektonik. 2.3 Filosofi Gempa 1. Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca pecah, dsb) maupun pada komponen strukturalnya(kolom dan balok retak, pondasi amblas, dsb). 2. Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non-strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak bolehrusak. 3. Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuhmasih cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar/mengungsiketempat aman.

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 6

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018

2.4 Pembagian jalur gempa bumi didunia Di dunia ini, berdasarkan hasil pencatatan tentang gempa-gempa tektonik yang terjadi, terdapat 3 (tiga) Jalur Gempa Bumi, dimana Indonesia dilaluioleh 2 (dua) jalur tersebut. a. Jalur Sirkum Pasific ( Circum Pacific Belt ) Antara lain melalui daerah-daerah Chili, Equador, Caribia, AmerikaTengah, Mexico, California, Columbia, Alaska, Jepang, Taiwan,Philipina, Indonesia (Sulawesi Utara, Irian), Selandia Baru, dan negara-negara Polinesia. b. Jalur Trans Asia ( Trans Asiatic Belt ) Antara lain melalui daerah-daerah Azores, Mediterania, Maroko,Portugal, Italia, Rumania, Turki, Irak, Iran, Afganistan, Himalaya,Myanmar, Indonesia (Bukit Barisan, Lepas pantai selatan P. Jawa,Kep. Sunda Kecil, Maluku). c. Jalur Laut Atlantic ( Mid-Atlantic Oceanic Belt ) Antara lain melalui Splitbergen, Iceland dan Atlantik Selatan. Pembagian Jalur ‘Gempa Bumi’ di IndonesiaIndonesia dibagi menjadi 6 Wilayah Gempa

Gambar 2.4.1 gambar wilayah gempa indonesia menurut SNI 1726-2002

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 7

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018

Gambar 2.4.2 gambar terbaru wilayah gempa indonesia menurut SNI 1726-2012

2.5 jenis jenis struktur bangunan tahan gempa 1. Struktur Jenis A Adalah portal-portal beton bertulang dengan tembok sebagai panel-panel pengisi yang direncanakan untuk ikut menahan beban gempa melalui aksi composit, struktur ini juga mengandung tembok-tembok yang terbuat dari mutu bahan yang lebih rendah yang tidak diperhitungkan sebagai unsur penahan beban lateral, tembok penahan beban lateral direncanakan untuk menahan beban gempa secara elastic pada waktu terjadi gempa, akan tetapi akan rusak berat saat terjadi gempa yang sangat kuat, tetapi dengan dipasangnnya kolom-kolom praktis dan tulangan jangkar secukupnya kedalam semua tembok, maka pada peristiwa keruntuhan tembok secara tak terkendali akibat beban geser dapat di cegah, sehingga ancaman jiwa bagi para penguhuni gedung dapat dibatasi, dalam hal ini beban gempa hanya dipikul oleh portal-portal.

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 8

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 2. Struktur Jenis B Adalah portal-portal beton bertulang dengan tembok pengisi walaupun tidak dipisahkan dari portal, tetapi tidak dianggap ikut berperan dalam menahan beban gempa, tetapi mempengaruhi perilaku struktur terhadap gempa. Portal-portal yang direncanakan untuk menahan seluruh beban gempa dan beban gravitasi, di beri pendetailan yang memungkinkan struktur tersebut berperilaku secara daktail. Hal ini membatasi peluang bagi struktur untuk runtuh pada gempa-gempa yang kuat. Tinggi Stuktur Jenis B tidak boleh melampaui 7 tingkat atau 25 meter dengan penempatan tembok-tembok yang simetris 3. Struktur Jenis D Adalah portal-portal beton bertulang, dimana tembok-tembok dan panel-panel pengisi kaku lainnya dipisahkan secara nyata dari strukturnya untuk mencegah agar tidak terjadi perubahan perilaku struktur terhadap gempa. Portal-portal direncanakan sedemikian rupa,sehingga apabila mengalami beban gempa yang melampaui taraf beban gempa rencana menurut peraturan, pelelehan akan terjadi sebagian pada balok-balok , perilaku demikian menjamin terjadinya pemencaran energi gempa. 2.6 Cara membangun rumah sesuai standard teknis yang ada Membangun rumah dengan standar teknis yang benar adalah membangun berdasarkan peraturan-pertaran yang ada, Seperti Peraturan Beton Bertulang Indonesia, Peraturan Muatan Indonesia, dan Peraturan-peraturan lainnya. Kalau Kita amati sebagian besar bangunan rumah yang runtuh adalah bangunanbangunan yang tidak mengikuti perturan teknis yang ada, seperti bangunan tidak menggunakan sloof beton, kolom beton, ring balk beton, kalaupun ada yang menggunakan demensi dan tulangan juga mutu betonnya tidak sesuai.

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 9

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membangun rumah lantai satu dengan teknis yang benar sebagai berikut : Struktur Rumah : 1. 2. 3. 4.

fondasi Sloof Kolom Ring balk

2.6.1 Cara pengerjaan pada pembesian kolom sloof, balok, ring balk. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, karat lepas serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya rekat. Tulangan harus diikat dengan benar sehingga saat pengecoran tidak berubah. Cetakan harus kuat, agar tidak brubah saat pengecoran. sambungan dan pertemuan antara kolom,sloof,ring balk. 2.6.2 Cara Pembuatan Beton Untuk campuran beton sebaiknya menggunakan campuran 1 semen : 1,5 Pasir : 2,5 split. Atau campuran 1 semen : 2 Pasir : 3 Split Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pembuatan beton adalah komposisi dari masing masing material, terutama jumlah split, terkadang tukang akan mengurangi jumlah split, karena bila splitnya kurang pengadukan lebih gampang (bila di kerjakan dengan manual), Pasir diusahakan tidak bercampur tanah, untuk menentukan kadar tanah pada pasir adalah dengan cara ambil pasir satu genggam, pasir yg di genggam tadi masukan kedalam air (pasir tetap dalam genggaman) bila jumlah yang terlarut diair lebih banyak, sebaiknya pasir tersebut di cuci, yaitu dengan cara pasir tersebut disiram air menggunakan selang secara terus menerus agar Lumpur (debu) terlaurut. Dan juga perlu diperhatikan prinsip dasar agar rumah tersebut tahan terhadap gempa , setiap struktur dari bangunan harus terikat dengan baik, seperti fondasi dengan sloof, sloof dengan kolom dan dinding, kolom dengan ring balk dan seterusnya, Usahakan jarak kolom dengan kolom lainnya tidak lebih dari 3 meter, begitu juga jarak sloof dengan ringbalk.

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 10

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pembahasan Indonesia merupakan suatu wilayah yang termasuk rawan gempa, maka dari itu terdapat sebuah konstruksi bangunan sederhana yang telah dibuat dengan tahan gempa, salah satu contohnya ialah rumah di Suku Basemah. Suku ini telah diprediksi mendiami daerah Pagar Alam sejak abad 6 masehi. Selain situs megalitikum, salah satu kebudayaan peninggalan nenek moyang yang masih terjaga hingga kini adalah Rumah Tradisional Besemah atau Ghumah Baghi. Rumah tradisional dengan konstruksi yang sederhana ini mampu bertahan terhadap gempa yang sering terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Dempo. Namun terbukti Rumah Besemah ini mampu bertahan hingga ratusan tahun. Berdasarkan SNI 031726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan oleh Dinas Pekerjaan Umum tahun 2006, ada 3 prinsip dalam pembangunan rumah kayu tahan gempa yaitu: 1. Denah yang sederhana dan simetris 2. 2.

Bahan bangunan harus seringan mungkin,

3. Sistem konstruksi yang memadai dalam mengurangi resiko gempa. Maka dari itu kami akan melakukan analisa terhadap penerapan prinsip konstruksi tahan gempa pada Rumah Suku Besemah.

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 11

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 3.1.1 Penerapan Prinsip Konstruksi Tahan Gempa pada Rumah Besemah a. Denah Rumah Besemah Denah rumah Suku Besemah adalah simetris dengan ukuran misalnya 6 x 6, 7 x7, 8 x 8. Namun seiring dengan perkembangan zaman beberapa rumah mengalami penambahan bangunan seperti pada gambar.

Gambar 3.0.1 Denah Rumah Basemah

Gambar 3.2 Tampak Samping Rumah Basemah

Artinya Rumah Besemah memenuhi prinsip rumah tahan gempa yang pertama tentang denah simetris.

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 12

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 b. Bahan Bangunan Rumah Suku Besemah Rumah kayu memang cendrung memiliki bahan bangunan yang ringan, namun bila tidak memperhatikan prinsipnya bisa jadi terjadi kesalahan konstruksi terutama dalam hal pemilihan bahan bangunan. Sebagai contoh, jika kita menggunakan atap genteng dan menggunakan kayu-kayu berat pada kudakuda atap, maka saat terjadi gempa struktur bagian bawah akan mengalami kerusakan karena struktur atas yang terlalu berat. Tapi hal ini tidak terjadi pada rumah Suku Besemah, mereka telah memiliki pemahaman terhadap beban bahan bangunan. c. Sistem konstruksi Rumah Besenah yang memadai dalam mengurangi resiko gempa Dalam konstruksi tahan gempa adalah sangat penting bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat kenyal (Elastisitas). Karena, jika kekuatan elastis dilampaui, keruntuhan getas yang tiba-tiba tidak akan terjadi. Cara dimana gaya-gaya tersebut dialirkan biasanya disebut jalur Iintasan gaya. Tiap-tiap bangunan harus mempunyai jalur lintasan gaya yang cukup untuk menahan gaya gempa horisontal. Pada Rumah Suku Besemah memiliki 3 sistem konstruksi dalam mengurangi resiko gempa yaitu: Sistem Penyalur Gaya, Sistem Reduksi Gaya, dan Elastisitas Sambungan Pada Rumah Besemah.

Dari penerapan konstruksi rumah di Basemah, para peneliti dapat membuktikan bahwa rumah ini tidak pernah runtuh akibat adanya gempa

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 13

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 BAB IV PENUTUP

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 14

PROGRAM STUDI DIPLOMA DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL FAKULTAS VOKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018 DAFTAR PUSTAKA

Kelompok 1 Kelas 55 Bahasa Indonesia | 15

Related Documents

Indonesia
December 2019 44
Indonesia
November 2019 53
Indonesia
December 2019 47
Indonesia
June 2020 15
Indonesia
November 2019 49
Indonesia
December 2019 41

More Documents from ""