Laporan Praktikum Pengolahan Tanah 1.docx

  • Uploaded by: TIIAN DARI
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Pengolahan Tanah 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,152
  • Pages: 14
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERKEBUNAN (PBK-136)

PENGENALAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN

DOSEN PENGAMPU Ir. Harmen, M.Si Meynilwita Yulia

Oleh Ulfi Ariani 16722063

PRODUKSI DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERKEBUNAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITENIK NEGERI LAMPUNG 2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Rangkaian kegiatan dalam bidang pertanian memiliki siklus atau rentang kegiatan yang berotasi tiap masa akan di mulainya kegiatan budidaya tanaman pertanian. Rangkaian kegiatan dalam budidaya tanaman tersebut dapat berupa rangkain kegiatan dalam perlakuan tanah atau lokasi yang di jadikan sebagai tempat budidaya dan juga berupa perlakuan pada tanaman yang di budidaya. Beberapa rangkaian kegiatan penting dalam perlakuan tanah atau lahan yang akan di gunakan sebagai tempat untuk budidaya tanaman pertanian terutama perkebunan adalah penyiapan lahan atau pengolahan lahan. Pengolahan lahan di lakukan guna menyiapkan tempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sehingaa dari kegiatan pengolahan lahan ini akan di dapati tempat yang mimiliki sifat fisik tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Pengolahan lahan pertanian dapat di lakukan secara manual maupun mekanis. Pengolahan lahan secara manual di lakukan secara langsung dengan menggunakan tenaga kerja manusia dan sedikit bantuan alat mekanis. Sedangkan pengolahan lahan secara mekanis di lakukan dengan menggunakan alat bantu mekanis seperti traktor, bajak maupun garu. Seiring dengan berkembangnya mekanisasi pertanian pada umumnya saat ini telah banyak masyarakat yang memilih untuk melakukan pengolahan lahan secara mekanis. Yaitu dengan menggunakan alat mekanis dalam pengolahan lahan. Seiring dengan perkembangan zaman pula kini telah banyak di temukan alat mekanis yang dapat di gunakan sebagai alat bantu untuk pengolahan lahan. Adapun beberapa alat mekanik yang biasa di gunakan dalam pengolahan lahan adalah bajak singkal dan bajak piring atau disk plow. Dalam pengolahan sendiri di kenal dengan istilah pengolahan tanah 1 dan 2. Dalam setiap tahap pengolahan

lahan tersebut di lakukan dengan menggunakan alat bantu yang berbeda. Oleh karena itu mengetahui berbagai jenis alat mekanisasi pertanian serta fungsi dan penggunaannya penting untuk di ketahui dan di fahami.

1.2. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dalam praktikum pengenalan alat dan mesin pertanian berupa bajak singkal dan bajak piring kali ini adalah untuk memahami jenis dan prinsip kerja alat dan mesin penyiapan lahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Olah Tanah Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land preparation) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dapat memperbaiki daerah perakaran tanaman, kelembaban dan aerasi tanah, mempercepat infiltrasi serta mengendalikan tumbuhan pengganggu (Suripin, 2004 dalam Khory, 2014). Menurut Indranada (1994 dalam Khory, 2014), salah pengelolaan kesuburan dari tanah terletak dari pengaturan keseimbangan empat faktor, yaitu oksigen, air, unsur toksik, dan unsur hara satu bentuk upaya pengaturan keempat faktor tersebut dengan melakukan pengolahan lahan. Pengolahan tanah konvensional dikenal juga dengan istilah Olah Tanah Intensif (OTI) atau full tillage yang menjadi pilar intensifikasi pertanian sejak program Bimas dicanangkan, dan secara turun menurun masih digunakan oleh petani. Pada pengolahan tanah intensif, tanah diolah beberapa kali baik menggunakan alat tradisional seperti cangkul maupun dengan bajak singkal. Menurut Utomo (2012 dalam Khory, 2014), pada sistem tersebut, permukaan tanah dibersihkan dari rerumputan dan mulsa, serta lapisan olah tanah dibuat 6 menjadi gembur agar perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik. Namun, pengolahan tanah yang dilakukan terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif terhadap produktivitas lahan. Pengolahan tanah secara berlebihan dan terus menerus juga dapat memacu emisi gas CO2 secara signifikan. LIPTAN (1994) juga menyatakan bahwa pengolahan tanah dapat mempercepat kerusakan sumber daya tanah contohnya meningkatkan laju erosi dan kepadatan tanah. Hal tersebut karena permukaan tanah yang bersih dan gembur tidak mampu menahan laju aliran permukaan yang mengalir deras, sehingga banyak partikel tanah yang mengandung humus dan hara tergerus dan terbawa air ke hilir (Utomo, 2012 dalam Khory, 2014). Sedangkan pemadatan tanah biasanya disebabkan oleh penggunaan alat berat untuk kegiatan pertanian di lahan. Selain itu pengolahan tanah secara intensif memerlukan biaya yang tinggi (LIPTAN, 1994). Diperlukan sistem pengolahan tanah konservasi yang dapat membuat produktivitas lahan berlangsung lama. Salah satu pengolahan tanah konservasi adalah pengolahan tanah minimum, yaitu pengolahan tanah yang dilakukan secara terbatas atau seperlunya tanpa

melakukan pengolahan tanah pada seluruh areal lahan (LIPTAN, 1994). Olah tanah minimum merupakan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) yang berkembang sesuai dengan kemampuan dan kondisi lokal petani. Pada olah tanah minimum, pengendalian gulma biasanya cukup dilakukan secara manual (dibesik) atau dilakukan penyemprotan herbisida ketika pembersihan secara manual tidak berhasil. Mulsa gulma atau tanaman sebelumnya juga diperlukan untuk menutupi permukaan lahan (Utomo, 2012 dalam Khory, 2014). Pada olah tanah minimum bobot isi tanah lebih rendah dibandingkan olah tanah 7 intensif maupun tanpa olah tanah karena tanah hanya diolah seperlunya sehingga masih terdapat bongkahbongkahan tanah yang cukup besar, sehingga tanah tidak mudah hancur dan terbawa erosi (Endriani, 2010). Pengolahan tanah minimum juga memberi keuntungan dari segi pembiayaan karena menggunakan pekerja, bahan bakar dan peralatan yang lebih sedikit (Bowman, dkk., 2005). Menurut LIPTAN (1995), selain menghemat biaya, pengolahan tanah minimum juga bermanfaat : 1) Mencegah kerusakan tanah akibat aliran permukaan dan erosi, 2) Mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapai produksi maksimal dalam kurun waktu yang tidak terbatas, 3) Meningkatkan produktivitas lahan usahatani.

BAB III METHODA

2.1. Waktu dan Tempat Praktikum mekanisasi perkebunan mengenai pengenalan alat dan mesin pertanian berupa bajak singkal dan bajak piring ini di laksanakan pada tanggal …. Maret 2018 pada pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai dengan bertempat di lokasi praktikum gudang peralatan mekanisasi pertanian Politeknik Negeri Lampung.

2.2. Alat dan Bahan Adapun beralatan yang di butuhkan dalam praktikum kali ini adalah 1. 1 buah bajak singkal 2. 1 buah bajak piring 3. Alat tulis Bahan : -

2.3. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dalam praktikum pengenalan alat dan mesin pertanian kali ini adalah 1. Siapkan peralatan yang di butuhkan 2. Amati dan gambarlah sketsa dari alat pertanian berupa bajak singkal dan bajak piring. 3. Perhatikan penjelasan yang di sampaikan oleh pranata praktikum. 4. Catat bagian bagian penting yang di jelaskan dan tulislah bagian bagian serta fungsi dari tiap bagian bajak singkal dan bajak piring pada sketsa yang telah di buat sebelumnya.

BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Praktikum

Gambar 1.1. Bagian Bajak Singkal 1 Bottom

Gambar 1.2. Operasi Bajak Singkal

Gambar 2.1. bagian – bagian bajak piring

Gambar 2.2. operasi bajak piring

4.2. Pembahasan Pengolahan tanah dalam kegiatan budidaya tanaman pertanian merupakan tahap penyiapan lahan yang akan di gunakan sebagai lahan utama. Pengolahan atau penyiapan lahan ini dapat berupa suatu tindakan mekanis yang bertujuan untuk menciptakan keadaan fisik tanah yang sebaik – sebaiknya bagi pertumbuhan tanaman. Baik berupa drainase dan airase maupun struktur tanahnya. Selain bertujuan untuk memperbaiki drainase dan struktur tanah, pengolahan tanah juga bertujuan untuk membasmi gulma/tumbuhan pengganggu. Karena dengan melakukan pengolahan tanah akan terjadi pembalikan tanah sehingga dapat mengganggu tempat tumbuh gulma dan tanaman penganggu lainnya sehingga dapat membasmi dan mengendalikan gulma ataupun tanaman pengganggu. Dalam dunia pertanian sendiri pengolahan tanah terdiri dari 2 bagian. Yaitu pengolahan tanah I dan pengolahan tanah II. Pengolahan tanah I adalah suatu tahap pengolahan tanah guna pertanaman dan memberantas gulma. Pada tahap ini tanah di potong, di longgarkan dan di balikkan. Alat dan mesin yang di gunakan dalam pengolahan tanah I dan II pun juga berbeda. Pada umumnya banyak masyarakat yang menggunakan alat dan mesin pertanian berupa bajak singkal dan bajak piring dalam melakukan pengolahan tanah I. alat yang di gunakan dalam olah tanah I biasanya memiliki kedalaman potongan tanah sebesar 15 – 20 cm. sumber tenaga penarik baik bajak singkal maupun bajak piring dapat berupa tenaga kerbau maupun tenaga mesin / traktor. Penentuan penggunaan sumber tenaga penarik bajak ini dapat berdasarkan pada luas dan bentuk petakan lahan pertanian. Bajak singkal yang di tarik dengan menggunakan tenaga bantuan berupa traktor biasanya di lakukan dengan trakktor bertenaga antara 5 – 10 Hp (Horse power) untuk traktor tangan 2 roda, 12.5 – 15 Hp untuk traktor mini 4 roda, dan 25 – 80 Hp untuk traktor besar 4 roda.

Jumlah bajak yang di tarik dengan tenaga kerbau atau sapi dan traktor tangan biasanya hanya berjumlah satu baja sedangkan apabila di tarik dengan traktor mini 4 roda biasanya 1 – 2 bajak, dan traktor besar 4 roda bervariasi biasanya dari 3 – 8 bajak. Bagian – bagian dari bajak singkal terdiri dari mata bajak, pisau bajak, singkal, landside, batang tarik atau kerangka kuat, roda pembantu dan kolter. Adapun fungsi dari tiap bagian pada bajak singkal tersebut adalah : 1. Mata bajak Pada bajak singkal mata bajak berfungsi sebagai ujung tombak yang memulai menembus tanah dan memotongnya, serta membalik tanah yang telah di potong. Mata bajak biasanya berbahan logam, seperti besi atau baja. 2. Pisau bajak Pisau bajak berguna untuk membelah / memotong tanah. Oleh karena itu pisau bajak harus terbuat dari logam dan tepi nya harus tajam. Biasanya pisau dan mata bajak merupakan bagian yang cepat aus habis termakan oleh gesekan dengan tanah. 3. Singkal Singkal berperan sebagai pembalik tanah yang di potong oleh mata bajak atau pisau bajak. Bagian ini sering di sebut juga dengan nama moldboard. Bagian singkal memiliki bentuk yang melengkung. Di mana tanah yang telah di potong akan bergerak ke atas karena gesekan dari gerak bajak yang maju, kemudian tanah yang terangkat akan di tangkap oleh singkal yang berbentuk melengkug sehingga tanah di arahkan kearah kanan. 4. Landside Landside berguna untuk mempertahankan gerakan maju yang lurus. Gerakan maju bajak sangat di pegaruhi oleh gerekan kearah kiri karena pengaruh pemotongan tanah dan pembuangan tanah yang mengarah ke kanan. Namun bagian landside ini bergerak sejajar dengan dinding tanah. Pada bajak

tradisoinal bagian landside biasanya terbuat dari kayu dan merupakan satu kesatuan dari bagian singkal. 5. Batang tarik atau keragka kuat Bagian ini di sebut juga dengan beam yang berperan sebagai tempat untuk menempelnya bajak dan bagian – bagian pembantu (misal roda pembantu), juga untuk penarik yang di hubungkan dengan tenaga hewan atau traktor. Pada bajak singkal tradisioal bagian ini terbuat dari kayu sedangkan pada model buatan perancis seluruh bagian terbuat dari besi. 6. Roda pembantu Roda pembantu pada bajak singkal ini di jumpai pada bajak tradisional hasil perubahan dari perancis. Bagian ini berfungsi sebagai pengatur kedalaman pembajakkan. Pada bajak singkal roda 2 yang di tarik oleh traktor tangan 2 roda, kedalaman bajak di atur oleh penyetel kedalaman yang dapat di putar ke kanan dan ke kiri. 7. Kolter Pada bajak singkal kolter berguna dalam meluruskan pemotongan bajak singkal. Kolter terletak di muka dan bagian sebelah atas mata bajak. Dalam pengolahan tanah I selain bajak singkal yang di banyak di kenal untuk di gunakan alat dan mesin pertanian lain yang banyak di gunakan dalam pengolahan tanah I adalah bajak piring. Sesuai dengan namanya bajak ini berbentuk piringan yang bulat dan cekung, memiliki garis tengah berkisar antara 60 – 80 cm. jenis ini hanya untuk di tarik oleh traktor besar roda 4. Jumlahnya antara 2 sampai 8 bajak piring yang tergantung pada traktor. Bajak piring ini terdiri atas beberapa bagian diantara nya piringan, pusat piringan, alat pembersih tanah, kerangka kuat (beam) roda pembantu. Adapun kegunaan dari tiap – tiap bagian tersebut adalah :

1. Piringan Pada bajak piring – piringan berperan dalam memotong, mengangkat dan kemudian membalikkan tanah yang di bajak. Sama hal nya seperti bajak singkal bagian piringan ini memiliki tepi yang tajam. Selama membajak piringan bajak dapat berputar pada pusatnya dengan maksud memperkecil tahanan pembajakan terhadap tenaga penarik. 2. Pusat piringan Pusat piringan merupakan tempat bertumpunya bajak piring. Pada bagian pusat ini terdapat semacam “leher” yang memungkinkan piringan dapat berputar selama membajak. 3. Alat pembersih tanah Bagian alat pembersih tanah ini di sebut juga dengan nama screaper yang berfungsi untuk membuang tanah yang menempel pada bagian piringan, sehingga selama pembajakkan tidak terjadi kemacetan karena tanah yang menggumpal pada bagian piringan. 4. Kerangka kuat (beam) Sama hal nya pada ajak singkal, pada bajak piringan bagian kerangka kuat atau beam juga berfungsi sebagai tempat bertumunya bajak dan penghubung dengan system traktor. Kontroksi dari kerangka ini haruslah kuat dan kokoh. 5. Roda pembantu Roda pembantu di pasangkan pada bagian belakang dari bajak yang gunanya selain untuk mempertahankan kelurusan arah maju juga dapat membantu mengatur kedalaman pembajakkan. Pada bajak piring kedalam pembajakkan di atur dengan menyetel sudut piring dari bajak piring. Sedangkan naik turunnya bajak di atur oleh tenaga hidrolik oli oleh mesin.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan Dalam pengolahan tanah terdiri atas 2 tahap, yaitu pengolahan tanah I dan pengolahan tanah II. Pengolahan tanah I merupakan tahap awal pengolahan tanah yang di lakukan guna memperbaiki struktur tanah, dan mengendalikan gulma serta tanaman yang berada di atas lahan yang akan di gunakan. Pengolahan tanah I dapat di lakukan secara manual menggunakan tenaga manusia atau hewan namun dapat juga dengan bantuan mesin. Alat dan mesin pertanian yang di gunakan dalam pengolahan tanah I adalah bajak singkal dan bajak piring. Prinsip kerja utama alat pengolahan tanah I adalah memotong dan membalik tanah. Bagian – bagian pada bajak singkal adalah mata bajak, pisau bajak, singkal, landside, batang tarik atau kerangka kuat, roda pembantu dan kolter. Sedangkan bagian – bagian pada bajak piring adalah piringan, pusat piringan, alat pembersih tanah, kerangka kuat (beam) roda pembantu. Pada dasarkan prinsip kerja dan fungsi dari tiap – tiap bagian di bajak sigkal dan bajak singkal tidak jauh berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/20868/15/BAB%20II.pdf

Related Documents


More Documents from "Intan Ayu"

May 2020 20
May 2020 9
Da.docx
May 2020 10
May 2020 14