ACARA IV PENGENALAN DASAR ALAT DAN MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER SERTA PENGENALAN MESIN PENANAM PADI (RICE TRANSPLANTER)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam bidang pertanian kegiatan penanaman merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting dan juga menentukan hasil pertanian. Dalam praktikum sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa perkembangan pertanian meliputi pekembangan alat/mesin pengolahan tanah. Namun tidaklah hanya sampai disana, dalam kegiataan penanam juga memiliki perkembangan terutama terkait dengan alat/mesinnya.
Alat/mesin
pertanian
selalu
berkembang
sejalan
dengan
berkembangnya tingkat peradaban manusia. Walaupun demikian, para petani di Indonesia belum mengetahui adanya alat/mesin penanam. Petani Indonesia masih memakai cara-cara tradisional dalam kegiatan penanaman, cara-cara itu selain menghabiskan tenaga dan waktu, juga menghabiskan biaya. Dengan demikian sudahlah menjadi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa teknik pertanian untuk memperkenalkan alat/mesin penanam yang modern tersebut sehingga dengan penggunaan alat/mesin penanam diharapkan menghemat waktu dan tenaga. Hasil yang didapat akan lebih memuaskan dibanding dengan memakai cara tradisional. Selain meringankan dalam kegiatan penanaman juga dapat mengetahui dosis penggunaan benih yang tepat yang telah diperhitungkan sebelum kegiatan penanaman. Kegiatan pemanenan merupakan salah satu tahapan di dalam budidaya tanaman dan merupakan bagian awal dari proses pasca panen. Proses penanaman padi ini tidak dapat menaikkan produksi, melainkan hanya untuk menekan kehilangan gabah. Dengan adanya mesin pemanen maka pemanenan akan
1
dilaksanakan secara cepat, efisien dan efektif. Oleh karena itu, diperlukan suatu keahlian dalam pengoperasian mesin pemanen, agar mesin pemanen dapat digunakan secara efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan pelatihan yang benar dalam mengenalkan mesin pemanen. Pada praktikum kali ini akan dikenalkan dua jenis alat dan mesin penanam, yaitu Seeder dan Rice Transplanter serta cara pengkaliberasian alat/mesin penanam dalam hal ini adalah Seeder. Seeder yang digunakan pada praktikum kali ini adalah untuk menanam padi dan jagung. Penggunaan alat mesin pertanian untuk penanaman tersebut dapat memudahkan petani dalam melakukan penyebaran benih maupun penanaman bibit.
A. Tujuan 1. Mengetahui watak laku teknis dari mesin penanam. 2. Mengetahui
pengaturan
bagian-bagiannya
dalam
kaitannya
dengan
penggunaan mesin penanam tersebut untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan dosis penggunaan benih tertentu.
B. Manfaat Dengan adanya praktikum pengenalan dasar alat dan mesin penanam dan kaliberasi seeder ini, praktikan akan mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi alat dan mesin pertanian. Praktikum ini juga diharapkan dapat membantu praktikan dalam mengenali dan memahami watak, perilaku teknis baik mesin penanam maupun seeder, hingga pada bagian – bagiannya, beserta cara pengaturannya dalam hubungannya dengan penggunaan mesin tersebut untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan pengunaan benih terrtentu. Selain itu, praktikan juga dapat mempelajari kinerja mesin penanam padi (rice transplanter) yang ditinjau dari berbagai aspek, seperti aspek mesin, aspek tanaman, juga aspek teknik operasionalnya.
2
BAB II DASAR TEORI
Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman
Alat mesin penanam
dibedakan menjadi dua, yaitu seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990). Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali (Ciptohadijoyo dan Bambang P 1991, hal. 1) Alat dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu.( Alihamsyah 1991, hal.108) Penanaman merupakan usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan tanaman di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Irwanto 1980) Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang terpilih. Sedangkan biji yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau pemiliham. Dan biji adalah hasil dari persarian suatu tanaman ( Soedianto, 1982, hal. 9)
3
Mutu benih yang dapat mencapai hasil yang maksimal mencakup mutu genetis, mutu fisik, mutu fisiologis. Sedangkan viabilitas benih dipengaruhi oleh fgaktor genetik dan lingkungan selama pembentukan benih. Kerusakan mekanik akibat pengolahan, serangan mikroorganiisme, serta umur dan kemunduran benih (Budiarti, 1993). Beberapa sifat fisik benih yang mempengaruhi penggunaan msin penanam adalah sebagai berikut (Anonim, 2008) : a)
Ukuran
b)
Bentuk
c)
Keseragaman bentuk dan ukuran
d)
Jumlah per satuan volume e)
Ketahanan terhadap tekanan dan gesekan
Menurut Irwanto (1980, hal. 42) Macam dan jenis alat dan mesin penanam dapat digolongkan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu: 1. alat penanam dengan sumber tenaga manusia, 2. alat penanam dengan sumber tenaga hewan, dan 3. alat penanam dengan sumber tenaga traktor. Penebaran benih sesuai dengan pola penanaman yang dihasilkan dapat digolongkan menjadi 5 macam, yaitu (Ciptohadijoyo, 1998) :
1. Broadcasting, benih disebar pada permukaan tanah tanpa alur yang jelas 2. Drill seeding, benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur hingga diperoleh jalur tanaman tertentu.
3. Precion drilling, kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama dalam alur.
4. Hill dropping, benih ditanam secara tunggal dengan interval yang hampir sama dalam alur. 5. Chekrow seeding, benih diletakkan pada tempat tertentu hingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama.
4
Tujuan penggunaan mesin penanam adalah untuk meletakkan benih dengan jumlah tertentu dan seragam (kecuali peralatan penanam broadcasting). Mesin – mesin tersebut dirancang untuk lima fungsi utama: (1) untuk membuka lahan dengan pembuka alur, (2) untuk menempatkan benih secara terkontrol / dengan dosis tertentu, (3) untuk meletakkan benih pada kedalaman dan jarak tanam yang tepat, (4)untuk menutup benih dengan tanah dalam kedalaman yang tepat, dan (5) untuk tanah di sekitar benih yang sudah ditanam untuk tanah yang baik dan lembab. (Jacobs, 1983)
Menurut Sukirno (1999, hal. 50) Alat penanam dari bibit atau tanaman muda disebut transplanter, terutama untuk bibit tanaman padi dan alatnya disebut rice transplanter. Bagian-bagian dari alat ini adalah: a. tempat bibit, b. penjapit bibit, c. pembuat lubang, d. alat penanam bibit, dan e. alat pengapung. Bagian dari mesin penanam (Ciptohadijoyo, 2008) : a. Seed-matering devices Merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanam. Terdapat bermacam-macam bentuk tergantung dari sifat karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki. b. Tabung penyalur (seed-tube) Ini akan menyalurkan benih ke alur yang dibuat furrow opener. Bentuk, panjang dan
kekasaran
mempengaruhi
pengaliran
benih.
Dalam
pengalirannya
diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang sama dan continare. Untuk itu harus diperhatikan pemantulannya pada dinding saluran, hambatan dan panjang saluran. c. Alat pembuat alur (furrow opener)
5
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik suatu kedalaman tertentu. Kedalaman penanaman ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan, temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah (jenis tanah, vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan) hal ini bertalian dengan penetrasi, pemotongan oleh alat dan bentuk alur. Macamnya : runner, hoe, disk d. Alat penutup alur (seed-covering-devices) Alat tersebut mempunyai fungsi menutup benih yang sudah berada dalam alur dengan tanah kembali. Hal ini bertalian dengan pertumbuhan kecambah, akan baik bila benih tersebut berada dalam lingkungan tanah yang lembab dan bertalian dengan iklim. Dalam penutupan ini diharapkan tanah yanh menutupi dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat ditembus oleh tanaman. Menurut Sukirno (1999, hal. 51) Selain itu juga ada alat yag digunakan untuk menyebar dan membuat lubang sekaligus untuk tempat benih yang akan ditanam, alat tersebut menggunakan tenaga manusia dan alatnya disebut job seeder. Alat ini merupakan salah satu jenis alat hand seeder. Pada dasarnya alat dan mesin penanam benih (seeder) atau seed drill ini terdiri dari:
a. tempat penampung benih (seed box) b. penyendok benih (untuk mengatur jumlah dan saat keluarnya benih dari seed box)
c. pengarah benih (seed tube), d. pembuat alur pada tanah (furrow opener) e. penutup alur (cover chain) Ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi
pada kerja alat penanam
(Purwadi, 1990) : a Penyiapan tanah Pelumpuran pada sawah harus dilakukan dengan baik dari bila penanaman dilakukan secara manual. Kedalaman air diatas lumpur sebaiknya sedalam 0.5 2.0 cm, selain itu sawah juga sebaiknya lebih keras dibandingkan dengan ditanam secara manual, hal tersebut bisa diperoleh secara mengeringkan beberapa saat, kemudian diairi lagi.
6
b Tanaman persemaian bibit Tanah persemaian bersih dari batu dan memberi air yang berlimpah pada kotak tanah persemaian sehingga lembek dan pengambilan bibit oleh alat penanam mudah. c. Bibit Yang memiliki ketinggian kekerasan dan jarak antara bibit yang seragam merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses penanaman secara mekanis. d. Penambahan bibit Pemberian bibit adalah hal yang sangat penting untuk mendapatkan kapasitas kerja yang baik, karena dalam penanaman yang cukup luas kita akan membutuhkan bibit tambahan ditengah sawah. e. Kondisi air sawah dan tanah sawah Kekerasan tanah, kedalaman air dan sisa jerami yang mengapung akan sangat berpengaruh terhadap ketepatan pengoperasian alat penanaman. f .Kecepatan Kecepatan maju alat tanam sangat berpengaruh langsung terhadap kapasitas kerja, juga terhadap ketelitian penanaman. Kecepatan maju yang baik adalah 0.3 - 0.6 m/s. g. Lebar dan kedalaman kerja Dimana lebar kerja harus sama antara satu alur berikutnya, maka perlu memasang penanda tengah dan penanda samping alur. Kedalaman penanaman 2.0 - 2.6 cm. h. Prosentase kegagalan penanaman Kegagalan disebabkan kedalaman penanaman, kekerasan tanah dan curah hujan yang tidak mendukung proses penanaman dan bibit mengapung lagi setelah ditancapkan. i. Mekanisme penanaman
7
Dilakukan pengecekkan total alat penanam sebelum beroperasi dan dapat memperkirakan jumlah bibit yang harus di muat sehingga paling tidak harus mencukupi penanaman sampai jalur berikutnya. j. Ukuran lahan Penting untuk kapasitas lapang. Biasanya dipergunakan 16 - 18 kotak benih setiap 10 are luas lahan. k. Lintasan penanaman
BAB III METODOLOGI
A. Alat 1. Mesin Penanam (seeder) 2. Mesin Penanam (rice transplanter) 3. Timbangan 4. Roll meter 5. Hand Counter 6. Stopwatch 7. Penampung Benih 8. Meteran 8
B. Bahan Bahan yang digunakan pada acara praktikum kali ini adalah gabah (benih padi).
C. Cara Kerja Pengenalan dasar mesin penanam: a. mengamati kondisi fisik dari mesin penanam berikut alat pendukungnya. b. mencatat spesifikasi mesin penanam berikut alat pendukungnya ke dalam blanko spesifikasi alat yang telah tersedia. Kaliberasi seeder: a. tabung penampung benih diisi dengan gabah (benih padi). b. penampung benih sebanyak tujuh buah diletakkan pada ujung pengeluaran tabung penyalur. c. roda penggerak SMD diputar sebanyak 10 kali putaran dan pada saat bersamaan stopwatvh diaktifkan. d. stopwatch dimatikan ketika roda selesai berputar pada putaran kesepuluh. e. hasil waktu selama 10 kali putaran dicatat. f. berat gabah yang tertampung dalam masing-masing penampung benih ditimbang dengan menggunakan timbangan kemudian dicatat beratnya. g. langkah a,b,c,d,e, dan f diulangi untuk lima kali ulangan dan 3 variasi pembukaan SMD (1/3, 2/3, 3/3), sehingga putaran total sebanyak 150 kali. Cara kerja Pengenalan mesin Penanam Padi (rice transplanter) : 1. Mengamati kondisi fisik dari mesin berikut alat pendukungnya.
9
2. Mencatat spesifikasi mesin penanam berikut alat pendukungnya ke dalam blanko spesifikasi yang tersedia.
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
A. Hasil Pengamatan A.1. Mesin Penanam Benih (Seeder) 1. Spesifikasi 10
nama
: drill seeder
merk
: AGROSTROS
model
: trailling
tipe
: 3 point hitch
no. seri
: 16 CIN 1506
negara pembuat
: Cekoslovakia
jenis mesin penanam
: drill seedling
jenis alat pengeluaran benih : horizontal feed rotor matering devices jenis tabung penyalur
: tabung spiral
jenis alat pembuat alur
: disk
jenis alat penutup benih
: drag chain
jenis benih yang ditanam
: biji-bijian
ukuran total mesin penanam : panjang (cm)
: 296
lebar (cm)
: 157
tinggi (cm)
: 133
ukuran diameter roda (cm)
: 70
jarak tanam (cm)
: 17,5
kecepatan tanam
:-
kebutuhan benih (kg/ha)
: tergantung kecepatannya
lebar kerja (cm)
: 20
2. Gambar penampangnya
11
B.1. Mesin Penanam Bibit (Rice Transplanter) 1. Spesifikasi nama
: rice transplanter
merk
: MAMETORA
model
: TA 2B
tipe
: 2 wheel tractor mounted walking type
type of seedling
: root wash
negara pembuat
: Jepang
engine
:
power (hp)
: 5 hp
speed (rpm)
: 1800 rpm
dimensi panjang (cm)
: : 102 12
lebar (cm)
: 60,5
berat (kg)
: 140
planting device
:
type of finger
: pincette type rod and tweezer
row spacing (cm)
: 30
planting deep (cm)
: 14
Operating speed (m/sec)
: 0,35
Negara pembuat
: Jepang
2. Bagian-bagiannya
keterangan gambar: 13
1. 2. tension pulley 3. clutch 4. gear chose 5. seedling box 6. planting set 7. planting arm
8. adjusting turn buckle 9. leasing board
B. ANALISA DATA
Kaliberasi seeder 1. Analisa Variansi Satu Arah (One Way Anova) No
SMD
Juml putr
1
1/3
10x
U lng
Wkt (dtk)
Berat benih per seed tube per 10 kali putaran 1
2
3
(gr) 4
5
6
7
1
28.9
50
45
80
85
85
90
80
2 3 4 5
29.5 18.69 13.2 14.1
60 50 30 25
50 30 10 20
20 25 30 30
60 15 10 10
70 25 10 20
30 15 10 10
60 25 15 10
Xi
∑ Xi
73.5714285
184.284
∑ Xi 515 350 185 115 125 1290
7 50 26.428571 16.428571 17.85714
Xi
2
2/3
10x
1
15.7
70
55
40
90
100
85
90
530
=36.8568 75.7142857
2 3 4 5
30.8 27.28 25.13 23.83
85 65 30 30
55 65 75 80
35 45 45 45
90 85 95 95
90 95 105 105
100 95 105 105
70 75 80 80
525 525 535 540
1 75 75 76.428571 77.14285
14
379.285
2655
Xi
3
3/3
10x
1 2
47.13 13.45
80 125
80 10
35 85
90 115
100 135
100 130
75 110
560 805
=75.857 70 115
3
18.43
135
5 10
110
13
145
150
115
770
110
115
0 10
85
0 115
125
130
110
780
111.428571
115
0 10
85
110
120
125
105
765
109.28571
4
15.14
5
15.08
5 3700
Xi =103.1424
Perhitungan One Way Anova 15
∑ Xi = 7645 i =1
n = 5 dan v = 3
a. FK (Faktor Koreksi) FK = 15
( ∑ Xi ) 2 i =1
n.v
=
76452 = 3896401,667 3 .5
b. JKT = Jumlah Kuadrat Total JKT =
(
)
2 Xi − FK ∑ ∑
15
515.712
=
[(184,284)
2
]
+ ( 379,285) + ( 515.712) − 3896401,667 2
2
= 3452625,096 c. JKA = Jumlah Kuadrat Antara JKA = X + X + X − FK 2 3 3 3 13
=
( 36,8568) + ( 75,857) + (103,1424) − 3896401,667
= 3452625,096 JKD = Jumlah Kuadrat Dalam JKD =
JKT − JKA =
3452625,096 − 3896185,811 = 443560,715 dbv = v-1 = 3-1 = 2
d. KTV = JKD 443560,715 = = 221780,3575 dbv 2 e. dbu = v(n-1) = 3(5-1) = 12 KTU = JKA 3896185,811 = = 324682,1509 dbu 12
16
f. F perhitungan =
KTV 221780,3575 = = 0,683069139 KTU 324682,1509 g. F tabel = F(5%;(v-1);v(n-1)) Sumber
Db
JK
KT
dbv =
JKA =
KTV =
2
3896185,811
dbu =
JKD =
12
443560,715
Fhit
Ftabel
ragam Variasi
0,683069139
3,89
221780,3575
KTU = 324682,1509
=F(0,05;2;12) = 3,89
Hipotesa : Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 Jika Fhit < F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Jika Fhit > Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.
17
Kesimpulan : Fhitung < F tabel , maka variansi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada setiap seed tube. < 3,89, maka Ho diterima atau H1 ditolak sehingga variansi 0,683069139
bukaan tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada setiap seed tube.
18
2. Analisa Variansi Dua Arah
No
SMD
Juml
Ulng
Wkt
putr
1
1/3
10x
(dtk) 1 2 3 4 5
28,9 29,5 18,69 13,2 14,1
∑ Tij
2
2/3
10x
1 2 3 4 5
15,7 30,8 27,28 25,13 23,83
∑ Tij
3
3/3
10x
1 2 3 4 5
47,13 13,45 18,43 15,14 15,08
∑ Tij ∑ Tj
Berat benih per seed tube per 10 kali 1
2
3
putaran (gr) 4 5
6
7
50 60 50 30 25 215
45 50 30 10 20 155
80 20 25 30 30 185
85 60 15 10 10 180
85 70 25 10 20 210
90 30 15 10 10 155
80 60 25 15 10 190
70 85 65 30 30
55 55 65 75 80
40 35 45 45 45
90 90 85 95 95
100 90 95 105 105
85 100 95 105 105
90 70 75 80 80
280
330
210
455
495
490
395
2655
80 125 135 115 115 570
80 105 100 100 105 490
35 85 110 85 85 400
90 115 130 115 110 560
100 135 145 125 120 625
100 130 150 130 125 635
75 110 115 110 105 515
3795
1
975
795
1195
1330
1280
1100
∑ Ti
1285
065
Perhitungan TwoWay Anova
19
a.
∑Ti
= ∑ ( X 1 + .... + X 7 ) + ∑ ( X 8 + ..... + X 14 ) + ∑ ( X 15 + ..... + X 21 ) 2
2
2
=
∑ Ti
= 23102305
(1285) + ( 2655) + ( 3795)
2
2
2
2
2
b.
∑Tj = ∑ ( X 2
+ X 8 + X 15 ) + .... + ∑ ( X 7 + X 14 + X 21 ) 2
1
2
=
∑ Tj
(1065) 2 + ( 975) 2 + ( 795) 2 + (1195) 2 + (1330)2 + (1280)2 + (1100)2
2
= 8762200 c.
∑ Tij = ∑ ( X
2
2
1
2
+ X 2 + .... + X 21
2
)
=
∑ Tij
2
( 215 + 155 + 185 + 180 + 210 + 155 + 190 + 280 + 330 + 210 + 455 ) 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
+ ( 4952 + 4902 + 3952 + 5702 + 4902 + 4002 + 5602 + 6252 + 6352 + 5152 ) = 3418350 d.
∑ Tijk = ∑ ( X
2
2
1,1
+ X 21, 2 + ..... + X 215, 7
) 20
= 718850
∑ Tijk
2
e. C =
=
(10000)
v.u.∑tube f.
= 952380,952
(10000)
2
2
3 x5 x 7
Jarak kuadrat antar baris (JKA) JKA =
=
∑ Ti
23102305 − 952380,952 3x7
2
3 xSMDbaris
= 147728,8099
−C
g. Jarak kuadrat antar observasi dalam baris (JKB) JKB =
∑ Tj
2
3xSMDpercobaan
−C =
8762200 − 952380,95 = 368234,2853 3 x5
h. Jarak kuadrat (JK) JK =
∑ Tijk
i.
2
− C = 718850− 952380,952 = 233530,952
Jarak kuadrat sesatan (JKS)
21
JKS =
Tijk
2
∑ Tij −
2
3
= 718850−
3418350 = 420600 3
j. JKAB =
JK − JKA − JKB − JKS = =
233530,952 − 147728,8099 − 368234,2853 − 420600 = 703032,1432 k. Pernyataan Analisa Hipotesa Variabel A = SMD, variabel B = keseragaman dbv = (v-1) = 2
v = variasi = 3
dbu = (u-1) = 4
u = ulangan = 5
dbi = (v-1)(u-1) = 8
n=7
dbs = v.u(n-1) = 90 JKA
JKB
dbv
=
147728,8099 = 73864,405 2
dbu
=
368234,2853 = 92058,57 4
JKAB
Sumber variasi
dbi
=
703032,1432 = 87879,018 8 Db
Jumlah
Kuadrat
F rata-rata
kuadrat
rata-rata
hitung
F tabel
22
SMD
Keseragaman
Interaksi
Sesatan
dbv= 2
147728,8099
73864,405
0,802
6,94
1,048
3,84
18,80
2,06
dbu= 4 368234,2853
92058,57
703032,1432
87879,018
dbi= 8
dbs= 90
420600
4673,33
23
Hipotesa : Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 Jika F perhitungan < F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Jika F perhitungan > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.
1. SMD VS Keseragaman Fhitungan
=
= 0,802
73864,405 92058,57 Ftabel
= F(5%; 2; 4) = 6,94
Fhitungan < Ftabel, H0 diterima H1 ditolak
2. Keseragaman VS Interaksi Fhitungan
=
= 1,048
92058,57 87879,018 Ftabel
= F(5%; 4; 8) = 3,84
Fhitungan < Ftabel, H0 diterima H1 ditolak
3. Interaksi VS Sesatan Fhitungan
=
= 18,80
87879,018 4673,33 Ftabel
= F(5%; 8; 90) = 2,06
Fhitungan > Ftabel, H0 ditolak H1 diterima
Kesimpulan :
1. Untuk perbandingan SMD vs Keseragaman : Ho diterima, H1 ditolak. Ini berarti antara rata-rata berat benih yang keluar dari ketiga variasi pengaturan SMD dan keseragaman benih sama.
2. Untuk perbandingan Keseragaman vs Interaksi : Ho diterima, H1 ditolak. Ini berarti antara keseragaman benih yang keluar dari ketiga variasi pengaturan SMD dan interaksi sama.
3. Untuk perbandingan Interaksi dan sesatan : Ho sitolak, H1 diterima. Ini berarti antara interaksi dan sesatan tidak sama.
Kecepatan Mesin Penanam Drill Seeder D = diameter roda = 0,7 m n = jumlah putaran = 10 lebar kerja = 2,02 m sekon t 1 = 20,9
;
sekon
;
t 2 = 24,5
3
3
sekon t 3 = 21,8 3
V1 = 3
πDn 3,14.0,7.10 = = 1,0517 m = 3,78612km s jam 20,9 t1 3
V2 = 3
πDn 3,14.0,7.10 = = 0,897 m = 3,23 km s jam 24 , 5 t2 3
V3 = 3
πDn 3,14.0,7.10 = = 1,008 m = 3,63 km s jam 21,8 t3 3
Kebutuhan (berat) benih per ha (kg/ha) a. SMD 1/3
X1 = 3
N1 =
X1
3
10
=
10000. X 1
3
π .D.B
3
36,85 = 3,685gram 10
=
10000.3,685 3,14.0,7.2,02
= 8299,624 gr
ha
= 8,299624kg
ha
b. SMD 2/3
X2 = 3
N2 = 3
X
2
3
10
=
10000. X 2
π .D.B
3
75,857 = 7,5857gram 10
=
10000.7,5857 kg = 17085,06 gr ha = 17 , 08506 ha 3,14.0,7.2,02
c. SMD 3/3
X3 = 3
N3 = 3
X3
3
10
=
10000. X 3
π .D.B
3
103,14 = 10,314gram 10
=
10000.10,314 = 23229,94 gr = 23,22994kg ha ha 3,14.0,7.2,02
BAB V PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan dua kegiatan, yaitu pengenalan dasar alat mesin penanam dan kaliberasi seeder. Adapun mesin penanam yang digunakan adalah Rice Transplanter (penanam padi). Pengenalan dasar mesin penanam ini dimaksudkan untuk mengetahui watak dan laku teknis mesin tersebut serta cara pengaturan tiap – tiap bagiannya hubungannya dengan penggunaan mesin penanam untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan dosis benih tertentu. Alat penanam benih berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam dapat menutup benih dengan tanah. Mesin yang diamati bernama drill seeder bermerk AGROSTOS buatan Cekoslovakia, model trailling, bertipe trailed drill seeder, dengan nomor seri 16SIN1506. Mesin ini memiliki jenis mesin penanam tipe drill, jenis alat pengeluaran benih horizontal feed, jenis tabung penyalur tabung spiral, dan jenis alat pembuat alurnya adalah disk. Jenis alat penutup benihnya adalah drag chain, dnegan jenis benih yang ditanam adalah biji-bijian. Ukuran panjang total mesin penanam adalah 296 cm, lebar total 157 cm, dan tinggi totalnya adalah 133 cm. Ukuran diameter roda mesin penanam 70 cm, jarak tanam mesin ini adalah 17.5 cm, dengan lebar kerja sebesar 203 cm. Seeder ini mempunyai bagian – bagian penting, yaitu: seed matering device (SMD), tabung penyalur (seed tube), alat pembuat alur (furrow opener), dan alat penutup alur (seed coveting device). Selain itu juga terdapat kerangka, roda – rada, kotak benih, pengatur SMD, dan drag chain. Seed matering devices. Alat ini mempunyai fungsi sebagai pembagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan
tanaman. Jenis seed matering devices seeder yang diamati adalah horizontal feed / rotor matering devices. Tabung penyalur (seed tube). Alat ini berfungsi sebagai penyalur benih ke alur yang telah dibuat oleh furrow opener. Kecepatan pengaliran benih ditentukan oleh pemantulan benih pada dinding saluran, hambatan dan panjang saluran. Alat pembuat alur (furrow opener).Alat ini berfungsi membuka alur dalam tanah tempat biji akan ditanam. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah (jenis tanah, vegetasi, seresah, dan kekasaran permukan). Pada praktikum ini, jenis furrow opener seeder ini adalah disk. Alat penutup alur (seed covering device). Alat ini bekerja sebagai penutp benih yang sudah berada dalam alur dengan tanah kembali. Bentuk dari alat penutup alur dipengaruhi oleh keadaan tanah dan iklim. Dari berbagai macam alat penutup alur, seeder ini berjenis rantai (drag chain). Kerangka. Kerangka dipasang kokoh serta diperkuat pada sudut – sudutnya. Kerangka harus cukup kuat untuk mencegah kelengkungan dan menjaga agar bagian – bagian tetap dalam keadaan sejajar, mengingat semua bagian dihubungkan oleh kerangka. Kotak benih.Kotak ini dibuat dari logam, dan harus mempunyai kapsitas yang besar. Selain itu juga mempunyai tutup yang rapat yang berfungsi melindungi kotak (khususnya benihnya) dari hujan. Perkembangan dan pertumbuhan suatu benih setelah ditanam tergantung pada viabilitas benih, kondisi tanah dan air serta lingkungan hidupnya. Penggunaan mesin tanam berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang dalam baris dan jarak antar baris. Selain itu ada kemnungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih oleh alat tanam. Pada seeder dilakukan percobaan untuk mengetahui apakah variasi bukaan SMD mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada tiap-tiap seed tube. Percobaan dilakukan dengan pembukaan SMD dengan variasi 1/3, 2/3, dan 3/3. Dari alat pengeluaran benih diambil 7 sampel, dan dari tiap pembukaan SMD percobaan diulang sebanyak 5 kali. Analisa perhitungannya menggunakan analisa variasi satu arah dan dua arah.
Berikut ini adalah hasil perhitungan dari analisa variasi satu arah: Faktor Koreksi =
; Jumlah Kuadrat Total (JKT) = 3452625,096 ; Jumlah 3896401,667
Kuadrat Antara (JKA) =3452625,096; Jumlah Kuadrat Dalam(JKD)= 443560,715; KTV =
; KTU =
; Fhitung = 324682,1509
221780,3575
; Ftabel =3,89 0,683069139
Pada analisa satu arah, nilai Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dari analisa ini dapat disimpulkan bahwa variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada tiap seed tube. Sedangkan pada analisa variasi dua arah diperoleh data sebagai berikut : =23102305;
∑ Ti
=8762200;
∑ Tj
2
=3418350;
∑ Tij
2
=718850;JKA =147728,8099; JKB =
∑ Tijk
C=952380,952;
2
;JK = 368234,2853
2
;JKS =
; JKAB =
; JKA/dbv = 703032,1432
420600 ; JKAB/dbi = 92058,57
233530,952
; JKB/dbu = 73864,405
; Apabila hasil perhitungan tersebut 87879,018
dibandingkan dengan tabel, maka akan diperoleh hipotesa sebagai berikut: Fhitung 1= 0,802 dengan Ftabel
1
= 6.94 Berarti Fhitung kurang dari Ftabel, sehingga Untuk
perbandingan SMD vs Keseragaman : Ho diterima, H1 ditolak. Ini berarti antara ratarata berat benih yang keluar dari ketiga variasi pengaturan SMD dan keseragaman benih sama.. Fhitung 2 = 1,048 dengan Ftabel 2 = 3.84. Berarti Fhitung kurang dari Ftabel, sehingga
jumlah
ulangan
tidak
mempengaruhi
keseragaman
jumlah
total
pengeluaran benih pada masing-masing seed tube. Fhitung 3 = 18.80 dengan Ftabel 3 =
2.06. Berarti Fhitung lebih besar dari Ftabel, sehingga ada interaksi antara variasi bukaan dan ulangan terhadap keseragaman jumlah benih pada masing-masing seed tube. Melalui hasil perhitungan, diperoleh nilai kecepatan kerja mesin penanam untuk masing-masing SMD, yaitu
= 3. 78612 km/jam; V
V1 yang terakhir V
3/3
2/3
= 3.23 km/jam dan
3
= 3.63 km/jam. Sedangkan hasil perhitungan tentang kebutuhan
kg/ha,
benih untuk masing-masing SMD adalah
N1 =
8,299624
3
3
kg/ha dan yang terakhir adalah 17,08506
N2 =
kg/ha.
N3 =
23,22994
3
Dilihat dari hasil perhitungan kecepatan pengeluaran benih dan kebutuhan benih per hektar dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan pengeluaran benih maka semakin besar kebutuhan benih per hektar. Beberapa sifat fisik benih yang mempengaruhi penggunaan mesin penanam adalah sebagai berikut : a.
Ukuran
b.
Bentuk
a. Keseragaman bentuk dan ukuran b. Jumlah per-satuan volume c. Ketahanan terhadap tekanan dan gesekan
Pengamatan yang kedua adalah pengamatan terhadap rice transplanter. Rice transplanter merupakan jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk menanam padi yang telah disemaikan lebih dulu pada suatu areal khusus dengan umur tertentu, pada areal tanah sawah yang berkondisi siap tanam. Mesin tersebut dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle).
Rice transplanter ini bermerk MAMETORA dengan model TA-2B. Tipe penanam padi pada praktikum ini adalah two-wheel tractor dengan type seedling root wash. Sistem transmisi yang digunakan adalah pulley and belts.
Ukuran
panjang mesin ini adalah 102 cm, dengan lebar 60.5 cm dan beratnya 140 kg. Motor penggeraknya mesin berdaya 5 hp, dengan kecepatan putaran 1800 rpm. Mesin ini memiliki pincette type rod and tweezers pada bagian planting device type of finger. Row spacingnya 30 cm dan planting deepnya 4-5 cm. Selain itu, mesin ini sangat berguna apabila digunakan pada tanah yang berlumpur (puddle). Bagian – bagian yang dimiliki oleh transplanter ini antara lain : planting arm, clutch lever, seedling box, planting pincette, dan levelling board. Planting arm termasuk dalam planting device. Fungsinya sebagai penggerak garpu penanam (planting fork); sedangkan planting fork berfungsi sebagai alat pengambilan bibit persemaian dariseedling tray. Seedling box berfungsi sebagai kotak tempat untuk meletakkan persemaian yang akan ditanam. Sedangkan bagian – bagian pokok dari transplanter ini adalah : travelling device, yang digunakan untuk menggerakkan tranplanter baik ke depan maupun ke belakang; feeding device; planting device yang terdiri atas planting arm, danplanting fork; dan operating device yang berfungsi sebagai alat operasi yang terdiri dari motor, kopling, gas, versenelling.
BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan
1. Mesin penanam drill seeder merupakan jenis penanam benih biji-bijian dan dapat digunakan pada tanah yang kering. 2. Rice transplanter merupakan alat penanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal sawah yang kondisinya siap tanam.
3. Besarnya pembukaan pada seed matering device (SMD) mempengaruhi jumlah benih yang keluar. Semakin besar pembukaan SMD semakin banyak benih yang dikeluarkan.
4. Semakin besar pembukaan SMD semakin tinggi kecepatan kerja mesin penanam dan semakin besar kebutuhan benih yang dibutuhkan per hektar areal luasnya.
5. Hasil perhitungan anova satu arah: a. Ftabel = 3,89 dan Fhitung = 0,683069139 b. kesimpulannya adalah variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada tiap-tiap seed tube.
6. Hasil perhitungan anova dua arah: a. Ftabel 1 = 6.94 dan Fhitung 1 = 0.802 b. kesimpulannya adalah variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada tiap seed tube.
c. Ftabel 2 = 3.84 dan Fhitung 2 = 1.048 d. kesimpulannya
adalah
jumlah
ulangan
tidak
mempengaruhi
keseragaman jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing seed tube.
e. Ftabel 3 = 2.06 dan Fhitung 3 = 18.80 f. kesimpulannya adalah terdapat interaksi antara variasi bukaan dan ulangan terhadap keseragaman jumlah benih pada masing-masing seed tube.
7. Hasil perhitungan kecepatan kerja mesin penanam: a.
V 1 = 3. 78612km 3
jam
b.
V 2 = 3.23 km 3
jam
c.
V 3 = 3.63 km 3
jam
8. Hasil perhitungan kebutuhan benih: a.
N 1 = 8.299624kg
ha
N 2 = 17.08506kg
ha
N 3 = 23.22994kg
ha
3
b. 3
c. 3
B. Saran 1. Benih yang dipakai pada percobaan sebaiknya diganti setiap periode waktu. 2. Benih yang digunakan hanya terbatas pada padi, saran percobaan berikutnya dilakukan dengan bibit yang lain. 3. Alat sebelum digunakan untuk praktikum diperiksa kondisinya terlebih dahulu untuk mengurangi kesalahan yang terjadi.
4. Hendaknya alat dan mesin yang ada dalam laboratorium dirawat dan dibersihkan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah, T. 1991. Analisis Biaya dan Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian dalam suatu Usaha Tani. Dalam Kumpulan Materi Latihan Peningkatan Ketrampilan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Sistem Usaha Tani. Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa.
Budiarto, T. 1993. Pengaruh Tingkat Kerusakan Metode Ekstraksi Dan Penggunaan Fungisida Terhadap Varietas Benih Coklat, Buletin Agronomi. XIV (3)
Ciptohadijoyo, Sunarto dan Bambang Purwantana. 1991. Alat dan Mesin Pertanian II. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ciptohadijoyo, Sunarto dan Radi, S.TP. 2008. Buku Panduan Praktikum Mesin Produksi Pertanian. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Jacobs,Clinton O., 1983, William R. Harrel, Agricultural Power and Machinery, McGraw-Hill Book Company, New York
Irwanto, A. Kohar, Ir. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. LTAS Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.
Purwadi, T. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Edisi keenam. Gadjah Mada University Prees. Yogyakarta.
Soedianto, dkk. 1982. Bercocok Tanam Jilid I. CV Yasaguna. Jakarta.
Sukirno, Ir. 1999. Diktat Kuliah Mekanisasi Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.