Laporan Praktikum Ekologi Tanaman.docx

  • Uploaded by: Jeffry Moa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Ekologi Tanaman.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,763
  • Pages: 44
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN Dosen Pengampu : Ir. Yekti Maryani,MS.

Disusun Oleh : Nama

: Elisabeth Puput Naru Salo

NIM

: 2016009017

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2018 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Saya dapat melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan resmi praktikum Ekologi Tanaman. Laporan yang saya susun dengan sistematis dan sebaik mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah dan sebagai syarat lulus mata kuliah ekologi tanaman. Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini, khususnya kepada : Kepada Ibu Ir.Yekti Maryani, MS selaku dosen pengampu kami, dan para asisten dosen serta teman-teman yang saling membantu dalam menyelesaikan laporan resmi praktikum ini. Demikian laporan yang saya buat, mohon kritik dan sarannya atas kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi saya selaku penulis.

Yogyakarta, November 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….....…………i KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii DAFTAR ISI...................................................................................................................iii ACARA 1 RESPON TANAMAN TERHADAP PENYIRAMAN AIR BAB I PENDAHULUAN……...…...……….…………………………………...…..…..1 A. Latar Belakang……………... ………………………………………..…………..2 B. Rumusan Masalah……….…………………………………………………..……3 C. Tujuan Praktikum...…………………………………………………………….…4 D. Manfaat Praktikum…………………………………………………..……………5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…….................................................……….…………6 BAB III METODOLOGI……….………………………………………..…………..…9 A. Tempat dan Waktu Praktikum..…………………………………………………10 B. Bahan dan Alat……...……...……………………………………………………11 C. Cara Kerja………….………………………..…………………………………..12 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA……………………………………………..13 A. Hasil Pengamatan.……………………………………………………………….14 B. Analisis Data…………………………………….………………………………15 BAB V PEMBAHASAN…………………...………..…………………………………16 BAB VI PENUTUP………..………………..…………….……………………..……..17 A. Simpulan………………………………………...………………………………18 B. Saran …………………..…………………….………………………………….19 DAFTAR PUSTAKA…...……….…………………………….……………………….20 LAMPIRAN DATA..………………….……...………………………………………..21

iii

ACARA II RESPON TANAMAN TERHADAP KADAR GARAM BAB I PENDAHULUAN……...…...……….…………………………………...……..22 A. Latar Belakang……………... ………………………………………..………....23 B. Rumusan Masalah……….………………………………………………....……24 C. Tujuan Praktikum...…………………………………………………………..….25 D. Manfaat Praktikum…………………………………………………..……….…26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA……...………………………………..…….….…….27 BAB III METODOLOGI……….………………………………………..………....…28 A. Tempat dan Waktu Praktikum..…………………………………….…………...29 B. B. Bahan dan Alat……...……...…………………………...……………………30 C. Cara Kerja………….………………………..…………………………………..31 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA……………………………………………..32 A. Hasil Pengamatan.……………………………………………………………….33 B. Analisis Data…………………………………….………………………………34 BAB V PEMBAHASAN…………………...………..…………………………………35 BAB VI PENUTUP………….……………..…………….……………………..……..36 E. Simpulan………………………………………...………………………………37 F. Saran …………………..…………………….………………………………….38 DAFTAR PUSTAKA…...……….…………………………….……………………….39 LAMPIRAN DATA..………………….……...………………………………………..40 ACARA III RESPON TANAMAN TERHADAP pH BAB I PENDAHULUAN……...…...……….…………………………………...……..41 D. Latar Belakang……………... ………………………………………..……...….42 E. Rumusan Masalah……….………………………………………………………43 F. Tujuan Praktikum...…………………………………………………………...…44 G. Manfaat Praktikum…………………………………………………..………..…45 BAB II TINJAUAN PUSTAKA……...……….…………..….………………….…....46

iv

BAB III METODOLOGI……….………………………………………..…………....47 A. Tempat dan Waktu Praktikum..…………………………………………………48 B. Bahan dan Alat……...……...……………………………………………………49 C. Cara Kerja………….………………………..…………………………………..50 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA…………………………………………….51 A. Hasil Pengamatan.……………………………………………………………….52 B. Analisis Data…………………………………….………………………………53 BAB V PEMBAHASAN…………………...………..…………………………………54 BAB VI PENUTUP………..………………..…………….……………………..……..55 A. Kesimpulan……………………………………...………………………………56 B. Saran …………………..…………………….………………………………….57 DAFTAR PUSTAKA…...……….…………………………….……………………….58 LAMPIRAN DATA..………………….……...………………………………………..59

v

ACARA I RESPON TANAMAN TERHADAP PENYIRAMAN AIR BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah besar dan bersifat tidak dapat balik (irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan. Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh dan tingkat kedewasaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ada 2 faktor yaitu Faktor Eksternal dan Faktor internal. Faktor Internal adalah faktor dari dalam, meliputi: gen dan hormon. Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari luar, meliputi: nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban, oksigen, dll. Air sebagai komponen esensial tumbuhan memiliki peranan antara lain: (a) sebagai pelarut, di dalamnya terdapat gas, garam dan zat terlarut lainnya yang bergerak keluar masuk sel, (b) sebagai pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis, dan (c) air essensial untuk menjaga turgiditas di antaranya dalam pembesaran sel dan pembukaan stomata. Ketersediaan air dalam tanaman diperoleh melalui proses fisiologis dan hilangnya air dari permukaan bagian tanaman melalui proses evaporasi dan transpirasi (Griffin et al, 2004).

1

Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis,sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terus-menerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati. Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca (Fitter dan Hay, 1981). Air tanah harus tersedia pada saat tanaman memerlukannya, karena air memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air dalam tubuh tanaman merupakan komponen terbesar penyusun jaringan tanamanyang berperan dalam mempengaruhi kebutuhan fisiologisnya. Disamping itu air dalam tanah berfungsi sebagai pelarut dalam mengangkut unsur hara bagi tubuhtanaman (Hakim, dkk, 1986). Tanaman akan mampu tumbuh dengan baik bila kebutuhan airnya dapatterpenuhi dalam jumlah dan waktu yang tepat, serta unsur hara, CO2, temperatur dan sinar matahari yang tersedia mencukupi. Jika tanaman kekurangan air, maka proses pertumbuhan terhambat dan hasil akan menurun (Lubis, 2000). B. Rumusan Masalah 1. Bagaiman pengaruh lengas tanah terhadap pertumbuhan tanamna ? 2. Bagaimana pengaruh penyiraman terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau ?

C. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui pengaruh lengas tanah terhadap pertumbuhan tanaman. 2. Mengetahui pengaruh penyiraman terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

D. Manfaat Praktikum Mahasiswa mampu memahami tentang pengaruh lengas tanah terhadap pertumbuhan tanaman, serta dapat mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh penyiraman terhadap pertumbuhan kacang hijau suatu tanaman.

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali perkembangan zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristemyang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organorgan yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu Air. Air merupakan petunjuk utama yang membuat benih dapat tumbuh dan berkembang. Kadar air yang dibutuhkan sebuah tanaman berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Jika kadar air yang diberikan berlebihan atau terlalu banyak akan mengganggu proses pertumbuhan tanaman, begitu pula jika kadar air yang diberikan kurang juga akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan unsur-unsur pendukung hidup ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tumbuhan yang mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan keadaan lingkungan yang mendukung tentunya akan tumbuh dan berkembang dengan lebih baik dari pada tumbuhan yang asupan nutrisinya kurang.Air merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat perkecambahan dan menghentikan masa dormansi biji. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan 3

sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Fungsi air untuk tumbuhan adalah : a) Memberikan tekanan turgor pada dinding sel sehingga sel dapat membelah dan membesar. b) Merangsang terjadinya proses imbibisi, yaitu proses penyerapan air oleh biji. c) Sebagai bahan baku fotosintesis sehingga tanaman memproduksi glukosa. d) Mengedarkan hasil-hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting di indonesia. Sampai saat ini masih sangat kurangnya perhatian masyarakat terhadap tanaman ini. Kurangnya perhatian ini disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sangat rendah. Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga tinggi 500m di atas pemukan laut (dpl), tanaman kacang hijau dapat hidup didaerah curah hujan rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembaban bekas tanaman yang diairi sepenuhnya, misalnya padi, kacang hijau dapat tumbuh di segala macam tipe tanah, namun pertumbuhan terbaik pada tanah lempung dengan bahan organik tinggi. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah air. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup. Air sering kali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kebutuhan air bagi tanaman berbeda-beda, tergantung jenis tumbuhan dan fase pertumbuhannya. Kekurangan air dapat mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi perkembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel.

4

Ketersediaan air akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Tanaman dalam kondisi kekurangan air terus menerus akan mengalami stress air. Pengaruh ketersediaan air terhadap pertumbuhan tanaman tergantung pada tingkat ketersediaan air yang dialami dan jenis atau kultivar yang ditanaman. Pengaruh awal dari tanaman yang mendapat kekurangan air adalah terjadinya hambatan terhadap pembukaan stomata daun yang kemudian berpengaruh besar terhadap proses fisiologis dan metabolisme dalam tanaman.

5

BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Hari/Tanggal : Selasa, 16 Oktober 2018 Waktu

: Pukul 09.30 s.d. selesai

Tempat

: Green Hous (Asmadewa UST)

B. Bahan dan Alat

1. Bahan -

Benih kacang hijau

-

Tanah pasir

-

Sekam

-

Air

2. Alat -

Polibag

-

Gelas ukur

-

Timbamgan

-

Penggaris

-

Cetok

-

Label

-

Oven

6

C. Cara Kerja

1. Perlakuan : -

Genangan air

-

Kapasitas lapang

-

50 % dari kapasitas lapangan

Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dan masing-masing unit perlakuan ada 5 sampel tanaman. 2. Polibag diisi tanah pasir 1 kg (9 polibag). 3. Biji ditanam dalam polibag dengan kedalaman 5 cm dan diamati setiap hari. 4. Setelah tanamn muncul diatas permukaan tanah, 3 tanaman disiram setiap hari, 3 tanaman disiram dua hari sekali penyiraman, 3 tanaman tiga hari sekali penyiraman. 5. Masing-masing perlakuan 3 polibag ditimbang beratnya, dicatat dan dirata-rata. 6. Tanaman dipanen umur 20 hari dan diamati -

Tinggi tanaman

-

Jumlah daun

-

Luas daun

-

Berat kering tanaman

7

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA

A. HASIL PENGAMATAN Tanaman kacang hijau Penyiraman

Tinggi

Jumlah

Berat pola

Berat basah

Berat kering

tanaman (cm)

daun

daun (gr)

(gr)

tanaman (gr)

Satu hari

26

8

0,29

1,03

0,20

sekali

20

8

0,32

0,97

0,18

26,5

8

0,40

1,42

0,38

28

7

0,53

1,45

0,38

26

8

0,57

1,86

0,45

28,5

7

0,39

1,12

0,26

35

8

0,45

1,27

0,28

26

8

0,46

1,38

0,33

23

4

0,33

1,11

0,25

23

6

0,58

1,92

0,47

Dua hari

23

8

0,37

1,47

0,33

sekali

25

8

0,56

1,58

0,38

18

8

0,31

0,80

0,17

20

8

0,40

0,79

0,16

19

8

0,32

0,44

0,10

27

4

0,42

1,12

0,24

24

11

0,68

1,77

0,42

22

8

0,34

0,95

0,19

27

8

0,83

2,37

0,51

23

7

0,45

1,01

0,22

29

10

0,58

1,41

0,32

Tiga hari

26

10

0,24

0,61

0,11

sekali

27

8

0,55

1,29

0,27

29

9

0,53

1,62

0,36

29

8

0,59

1,33

0,29

26

5

0,60

1,42

0,29

28

8

1,34

2,53

0,51

27

7

0,84

1,97

0,37

29

11

1,12

2,64

0,52

B. ANALISIS DATA

1). Perlakuan dengan penyiraman satu hari sekali 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

-

Rumus : Luas daun =

-

Berat kertas/Koran = 0,53 gr

-

Rata – rata berat pola daun =

-

Maka, luas daun = 0,53 𝑋 100 𝑐𝑚

4,32 10

𝑋 100 𝑐𝑚

= 0,43

0,43

= 81 cm² 2). Pelakuan dengan penyiraman dua hari sekali 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

-

Rumus : Luas daun =

-

Berat kertas/Koran = 0,53 gr

-

Rata – rata berat pola daun =

-

Maka, luas daun =

0,47 0,53

5,17 11

𝑋 100 𝑐𝑚

= 0,47

𝑋 100 𝑐𝑚

= 89 cm²

9

3). Perlakuan dengan penyiraman tiga hari sekali 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

-

Rumus : Luas daun =

-

Berat kertas/Koran = 0,53 gr

-

Rata – rata berat pola daun =

-

Maka, luas daun = 0,53 𝑋 100 𝑐𝑚

5,89 8

𝑋 100 𝑐𝑚

= 0,74

0,74

= 39 cm²

10

BAB V PEMBAHASAN Seluruh makhluk hidup tentu memerlukan air, tidak terkecuali tumbuhan. Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat penting dan dibutuhkan dalam jumlah besar karena digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak 8590 % dari bobot segar sel-sel dan jaringan tanaman tinggi adalah air. Praktikum ini menggunakan tanaman kacang hijau atau Vigna Radiata sebagai objek untuk mengamati pengaruh air terhadap pertumbuhan tumbuhan dan untuk mengetahui tingkat kelayuan tumbuhan. Penggunaan tanaman kacang hijau sebagai objek praktikum ini dikarenakan bibit kacang hijau relatif mudah ditemukan dijual dipasaran. Selain itu juga

karena kacang hijau

merupakan tanaman yang mudah

tumbuh dengan tingkat penggunaan air sedang. Penanaman biji kacang hijau ini dilakukan pada beberapa polibag

yang berbeda-beda, dan setiap polibag mendapat

perlakuan yang berbeda pula untuk intensitas penyiramannya, yaitu satu hari sekali , dua hari sekali , tiga hari sekali , setelah tumbuhan menunjukkan gejala kelayuan, dan ada pula yang tergenang. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, bahwa air digunakan oleh tumbuhan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan air bagi tumbuhan ini tidaklah sama, karena kebutuhan terhadap air pada setiap tumbuhan tentu berbeda-beda. Komposisi air yang pas untuk suatu tumbuhan sangat bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan

tumbuhan

itu

Doorenbos dan Kassam (1979)

sendiri.

Hal

yang

ini

didukung

oleh

pernyataan

menyatakan bahwa untuk mempercepat

pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman perlu penyiraman sesuai kebutuhan air.

11

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, untuk perlakuan A pada 3 polibag yang penyiramannya satu hari sekali dan perlakuan B

pada 3 polibag yang

penyiramannya dua hari sekali pertumbuhan kacang hijau menunjukan hasil yang terbaik dimana dapat dilihat dari tinggi tanaman, jumlah daun, berat pola, berat basah, berat kering. Untuk luas daun masing – masing diperoleh 81cm² dan 89 cm². Sedangkan untuk perlakuan C pada 3 polibag yang penyiraman tiga hari sekali

pertumbuhan

kurang baik dengan luas daun diperoleh 39 cm². Pertumbuhan kelima biji kacang hijau yang ditanam memiliki perbedaan kecepatan tumbuh karena dipengaruhi masa dormansi biji yang berbeda-beda. Kondisi lingkungan fisik, intensitas penyiraman, dan genangan air juga berpengaruh bagi pertumbuhan kacang hijau. Penyiraman yang teratur satu hari sekali atau dua hari merupakan intensitas yang terbaik untuk pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan penyiraman sekali dalam tiga hari dan penyiraman setelah kacang hijau menunjukkan gejala kelayuan dapat berdampak negatif yaitu terhambatnya pertumbuhan kacanh hijau yang disebabkan kekurangan air dan cekaman kekeringan. Namun, genangan air juga berdampak negatif juga untuk pertumbuhan kacang hijau , karena dapat menyebabkan kebusukan pada akar dan batang. Penyiraman satu hari sekali dandua hari sekali akan mempengaruhi kelembaban tanah. Kelembaban tanah akan terjaga dengan penyiraman secara teratur. Menurut harjadi (2002) tanaman sangat membutuhkan air dalam jumlah yang teratur untuk mendukung pertumbuhannya, sehingga pemberian air yang merata sepanjang pertumbuhan tanaman akan selalu ideal untuk tanaman tersebut . penyiraman sedikit – sedikit namun apabila dilakukan dengan sering dan teratur memungkinkan air selalu ada sehingga dapat selalu tersedia bagi kacang hijau, karena hal yang paling penting dari jumlah air yang ada dalam tanah adalah ketersediaannya. Penyiraman yang tidak teratur dan hanya disaat kacang hijau menunjukkan gejala kelayuan menyebabkan kadar air tanah berkurang atau kekeringan. Cekaman kekeringan dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu kekurangan suplai air di daerah perakaran dan laju evapotraspirasi lebih besar daripada penyerapan air walaupun dalam keadaan kadar air tanah yang cukup. Menurut Haryati (2003) kekurangan air secara internal pada tanaman berakibat langsung pada penurunan pembelahan dan pembesaran sel.

12

Tanaman memiliki reaksi yang sangat kompleks menghadapi cekaman kekeringan. Namun reaksi atau respon yang diberikan oleh setiap tumbuhan tentu berbeda-beda tergantung pada bentuk morfologi, anatomi dan metabolism tumbuhan. Cengkaman kekeringan akan mengakibatkan rendahnya laju penyerapan air oleh akar tanaman. Ketidakseimbangan anataa penyerapan air oleh akar dan kehilangan air akibat transpirasi membuat tumbuhan menjadi layu. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa tumbuhan yang penyiramannya satu hari sekali dan dua hari sekali menunjukkan gejala kelayuan petumbuhan kacang hijau sangat rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan kacang hijau dengan perlakuan yang penyiramannya tiga hari sekali. Hal ini karena pertumbuan kacang hijau terhambat disebabkan kurangnya suplai air. Hal ini didukung dengan dengan pernyataan Mubiyanto (1997) yang menyatakan bahwa jika tanaman kekurangan air, maka proses pertumbuhan terhambat dan hasil akan menurun. Pemberian air yang di bawah kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman, akan berakibat tanaman akan terhambat (tanaman menjadi kerdil) ataupun terlambat untuk memasuki fase vegetatif selanjutnya. Selain itu Sutoro dan Susanto (1989) juga menyatakan bahwa ketersediaan air sangat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan perkembangan jaringanjaringan meristem pada titik tumbuh tanaman. Apabila kekeringan terus menerus terjadi, tidak menutup kemungkinan tanaman akan mengalami kematian. Selain kekeringan, dampak negatif juga dapat dialami tumbuhan apabila tanah tempat hidupnya mendandung air terlalu banyak atau berlebihan. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa hasil dari praktikum yang dilakukan sudah sesuai dengan teori-teori yang mendukung.

13

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah pertumbuhan suatu tumbuhan sangat dipengaruhi air. Apabila kekurangan air tumbuhan akan mengalami kelayuan, dan jika kekeringan terjadi terus-menerus tumbuhan dapat mengalami kematian. Namun apabila air terlalu berlebihan, jagung juga dapat mengalami kematian yang disebabkan kebusukan pada akar, batang dan juga daunnya. Air sangat menunjang kelangsungan hidup tumbuhan. Kadar/volume penyiraman air berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau dan terdapat kadar air optimal yang memberikan pengaruh pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal pada tanamankacang hijau. Penyiraman tanaman satu hari sekali atau dua hari sekali adalah perlakuan terbaik dimana dapat dilihat dari tinggi tanaman, jumlah daun, berat pola daun, berat basah dan berat kering . untuk luas daun masing – masing diperoleh 81,51 cm² dan 88,68 cm² karena kelembaban tanah akan terjaga sehingga akan mendukung kelangsungan hidup tumbuhan. Sedangkan untuk perlakuan dengan penyiraman tiga hari sekali

pertumbuhan kurang baik dengan luas daun diperoleh 73,63 cm² karena

kelembaban tanah tidak terjaga sehingga tindak mendukung kelangsungan hidup tumbuhan.

B. SARAN Adapun saran yang bisa diberikan untuk pelaksanaan praktikum yaitu sebaiknya pada saat mengukur tinggi tanaman jagung harus teliti agar tidak terjadi kesalahan data dan penyiraman tanaman harus dilakukan secara teratur.

14

DAFTAR PUSTAKA

http://litaleonie.blogspot.com/2013/08/pengaruh-air-terhadap-pertumbuhan-biji.html Doorenbos, J., daan A. H., Kassam, 1979, Yield Response to Water, FAO Irrigation and Drainage Paper 33, FAO, Rome. Haryati, 2003, Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Ali,

A.

2013.

Pengaruh

Air

Terhadap

Pertumbuhan

Tanaman. http://doc-

bukanbasabasi.blogspot.com/2013/04/pengaruh-air-terhadap-pertumbuhan.html. Diakses pada 14 September 2014 pukul 16.00 WIB. Fitter, A.

H., dan R.

K.

M. Hay, 1981,

Fisiologi Lingkungan Tanaman,

Gajahmada University Press, Yogyakarta.

Pembimbing/ Co.Ass

Yogyakarta, 16 Oktober 2018 Praktikan,

Elisabeth Puput Naru Salo

15

LAMPIRAN DATA

16

ACARA II RESPON TANAMAN TERHADAP KADAR GARAM

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya.Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah besar dan bersifat tidak dapat balik (irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan. Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Kadar garam (salinitas) merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. Salinitas adalah satu dari berbagai masalah pertanian yang cukup serius. Bisa mengakibatkan berkurangnya hasil dan produktivitas pertanian. Salinitas didefinisikan sebagai adanya garam terlarut dalam konsentrasi yang berlebihan dalam larutan tanah. Salah satu strategi untuk menghadapi tanah salin adalah memilih kultivar tanaman pertanian yang toleran terhadap kadar garam yang tinggi (Yuniati, 2004). Salinitas memberikan suatu efek bagi dunia pertanian secara signifikan yaitu dapat mengurangi produktivitas dari tanaman pertanian (Tuteja.2005). Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan. Tumbuhan memerlukan nutrien sebagai sumber energi dan sintesis berbagai komponen sel. Tumbuhan yang kekurangan atau kelebihan nutrien dapat mengalami defisiensi mengakibatkan pertumbuhan pada tanaman menjadi terhambat dan jika berkelanjutan akan mengakibat kan kematian. Salah satu contoh nutrien adalah NaCl. NaCl adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi.

17

B. Rumusan Masalah Bagaiman penggaruh kadar garam terhadap pertumbuhan tanaman?

C. Tujuan Praktikum Mempelajari pengaruh kadar garam terhadap pertumbuhan tanaman. D. Manfaat Praktikum Mahasiswa mampu mempelajari dan memahami pengaruh kadar garam terhadap pertumbuhan tanaman.

18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka

Natrium klorida disebut juga garam dapur adalah senyawa kimia dengan rumus kimia molekul NaCL. Senyawa ini adalah garam yang mempengaruhi salinitas dan cairan ekstrakuler pada setiap organisme multiseluler. Natrium clorida (NaCL) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada prosess peralkuan penyimpanan benih recalsitran berkedudukan sebagai inhibitor yang fungsinya menghambat proses metebolisme benih sehinga perkecambahan pada benih dapat terhambat. Dengan kemampuan osmotik yang tinggi maka apabila NaCL terlarut didalam air, maka air tersebut akan memiliki nilai kosentrasi yang tinggi yand dapat menimbisisi kandungan air (kosentrasi rendah) yang terdapat dalam tubuh benih sehinga akan diperoleh kesimbangan kadar air pada benih tersebut. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan. Contohnya adalah pertumbuhan pada tumbuhan dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi babatang, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, dll. Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tatpi dapat di amati dengan mata telanjang. Proses perkembangang dapat di lihat dengan terbentuknya organ-organ perkembangbiakan seperti munculnya bunga pada tumbuhan yang kemudian di ikuti oleh buah atau umbi, dll.

19

BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Hari/ Tanggal

: 16 Oktober 2018

Waktu

: 09.30 s.d. selesai

Tempat

: Green House

B. Bahan dan Alat 1. Bahan a. Benih Kacang hijau b. Larutan garam/ kadar garam 1% c. Larutan garam/ kadar garam 3% 2. Alat a. Polibag b. Gelas ukur c. Timbamgan d. Penggaris e. Cetok f. Label g. Oven

C. Cara Kerja 1. Perlakuan : -

Kontrol (air)

-

Kadar garam 1 %

-

Kadar garam 3 %

Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dan masing-masing unit perlakuan ada 5 sampel tanaman. 2. Polibag diisi tanah 1 kg (9 polibag). 3. Biji ditanam dalam polibag dengan kedalaman 5 cm dan diamati setiap hari. 4. Setelah tanaman muncul diataspermukan tanah, 3 polibag disiram dengan air, 3 polibag disiram dengan dengan larutan kadar garam 1 %, dan 3 polibag disiram dengan larutan kadar garam 3 %. 5. Masing-masing perlakuan ditimbang beratnya dicatat dan dirata-rata. 6. Tanaman dipanen umur 20 hari dan diamati : -

Tinggi tanaman

-

Jumlah daun

-

Luas daun

-

Berat kering tanaman

20

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

A. HASIL PENGAMATAN Tanaman kacang hijau Penyiraman

Tinggi

Jumlah

Berat Pola

Berat Basah

Berat

Tanaman

Daun

(gr)

(gr)

Kering (gr)

(cm) 1x1 (kontrol)

28,5

15

0,50

2,85

0,50

26

11

0,39

1,95

0,41

27

11

0,93

2,59

0,45

34

15

0,58

4,81

0,83

30

15

0,69

3,84

0,78

30

15

0,63

3,70

0,69

26

11

0,31

2,17

0,43

20

8

0,31

1,62

0,35

24

15

0,43

3,05

0,68

20

7

0,08

0,58

0,12

21

7

0,36

2,35

0,43

2x1 (Kadar

24

8

0,13

1,34

0,40

Garam 1%)

22

7

0,19

1,13

0,28

19

7

0,16

0,92

0,20

26

8

0,44

3,09

0,67

19

7

0,17

1,02

0,21

23

4

0,12

0,94

0,24

21

6

0,19

1,22

0,30

19

4

0,11

0,90

0,24

3x1 (Kadar

26

4

0,14

0,89

0,24

Garam 3%)

22

4

0,14

0,01

0,25

23,5

4

0,52

0,76

0,19

25

4

0,16

1,19

0,29

25

4

0,16

0,22

0,17

B. ANALISIS DATA 1). Perlakuan dengan penyiraman satu hari sekali ( netral) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

-

Rumus : Luas daun =

-

Berat kertas/Koran = 0,53 gr

-

Rata – rata berat pola daun =

-

Maka, luas daun = 0,53 x 100

5,21 11

𝑋 100 𝑐𝑚

∶ 0,47

0,47

= 88 cm² 2). Pelakuan dengan penyiraman dua hari sekali (kadar garam 1%) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

-

Rumus : Luas daun =

-

Berat kertas/Koran = 0,53 gr

𝑋 100 𝑐𝑚

Rata – rata berat pola daun =

1,51 8

= 0,18

0,18

Maka, luas daun = 0,53 x 100 = 33 cm² 3). Perlakuan dengan penyiraman tiga hari sekali (kadar garam 3%) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

-

Rumus : Luas daun =

-

Berat kertas/Koran = 0,53 gr

-

Rata – rata berat pola daun =

-

Maka, luas daun =

0,22 0,53

1,12 5

𝑋 100 𝑐𝑚

= 0,22

x 100

= 0,41 cm² 22

BAB PEMBAHASAN

Perbedaan

pemberian

kadar

garam(salinitas),dapat

mempengaruhi

tingkat

pertumbuhan suatu tanaman salah satunya tanaman kacang hijau. Kadar garam (salinitas) merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman kacang hijau,benih kacang hijau dengan masing-masing penyiraman kontrol 1xsehari,2xsehari (kadar garam 1%),dan 3xsehari (kadar garam 3%) dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh perbedaan kadar garam terhadap pertumbuhan dan pekembangan tanaman kacang hijau. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbedaan tinggi batang tanaman,jumlah daun,berat pola,berat basah dan berat kering. Pada tanaman kontrol mempunyai pertumbuhan yang baik dengan luas daun 88 cm². Pada tanaman yang disiram dengan kadar garam 1% mengalami pertumbuhan yang cukup lambat dibandingkan tanaman kontrol, keadaan tanamannya cukup segar dengan warna daun dan batang hijau muda serta luas daun 33 cm², Kemudian pada tanaman yang disiram dengan kadar garam 3% mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dimana tanaman mempunyai luas daun hanya 0,41 cm², Hal ini disebabkan karena tanaman dengan kadar garam yang tinggi akan lebih cepat layu dan lambat pertumbuhannya dibandingkan dengan yang berkadar garam rendah.

23

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa : 1) Kadar garam (salinitas) merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. 2) Tanaman dengan kadar garam yang terlalu tinggi akan lebih cepat layu dan lambat pertumbuhannya bahkan mati dibandingkan dengan tanaman yang memiliki kadar garam yang rendah.

B. Saran Diharapkan kepada praktikan untuk praktikum selanjutnya harus lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan agar hasil yang diperoleh lebih akurat lagi.

24

DAFTAR PUSTAKA

http://ayunurwindapert.blogspot.co.id/2015/02/laporan-dasar-ekologi-acara-i-salinitashtml http://forester-untad.blogspot.com/2013/11/pengaruh-salinitas-tanah-terhadap.html http://emhatta.wordpress.com/2013/04/20/kajian-pengaruh-salinitas-terhadappertumbuhan-kandungan-polifenol-dan-respons-fotosintesis-pada-tanaman-vetiveriazizaniodes-I-nash/

Pembimbing/ Co.Ass

Yogyakarta, 16 Oktober 2018 Praktikan,

Elisabeth Puput Naru Salo 25

LAMPIRAN DATA

26

ACARA III RESPON TANAMAN TERHADAP pH BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tanaman dapat tumbuh subur jika berada pada kondisi lingkungan yang memungkinkannya untuk tumbuh subur. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti suhu, kelembaban, kandungan hara, dan pH atau derajat keasaman tanah. pH tanah sendiri sangat erat dibandingkan dengan pH udara yang disiramkan pada tanaman, jika pH udara asam akan mendatangkan suasana asam, jika pH udara basa, maka suasana tanah akan menjadi basa. Di Indonesia, kondisi pH tanah ideal untuk pertumbuhan tanaman Biasanya antara 6,5 - 7 atau pencapaian netral. Tapi, seperti yang kita semua tahu, tidak semua tanah diIndonesia memiliki sifat netral. Daerah menghasilkan

tanah

yang

bersifat

berkapur digunakan untuk

sementara,

sementara

lahan

untuk

menghasilkan tanah yang bersifat asam. pH air sangat erat pengaruhnya terhadap pH tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH- (siraman air asam) maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih banyak (siraman air basa) dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. PH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadiaa terhambat.

27

B. Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman ?

C. Tujuan Praktikum Mempelajari pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman.

D. Manfaat praktikum Dapat mengetahui bagaimana pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman

28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti oleh pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi pada kecambah yang diberikan faktor faktor perkecambahan. Dalam melangsungkan pertumbuhan, selain membutuhkan cahaya dan air, tumbuhan juga membutuhkan faktor lain, salah satunya pH tanah atau media tempat tanaman itu tumbuh. Sebagai makhluk hidup, kita perlu belajar untuk mengetahui peranan pH terhadap perkembangan tumbuhan. Nilai pH dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hal ini karena pH menentukan kemampuan tumbuhan dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Jika pH tidak sesuai, tanaman dapat mengalami keracunan.

29 BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal : 16 Oktober 2018 Waktu : 09.30 s.d. selesai Tempat : Green Hous (Asmadewa UST)

B. Bahan dan Alat 1. Bahan -

Benih kacang hijau

-

Tanah pasir

-

Sekam

-

Air

-

Larutan pH

2. Alat a. Polibag b. Gelas ukur c. Timbangan d. Penggaris e. Cetok f. Label g. Oven

30 C. Cara Kerja 1. Perlakuan : -

Kontrol (Air)

-

pH 5

-

pH 9

Masing – masing perlakuan diulang 3 kali dan masing-masing unit perlakuan ada 5 tanaman. 2. Polibag diisi tanah 1 kg (9 polibag). 3. Biji ditanam dalam polibag dengan kedalaman 5 cm dan diamati setiap hari. 4. Setelah tanaman muncul diataspermukan tanah, 3 polibag disiram dengan air, 3 polibag disiram dengan dengan larutan kadar garam 5 %, dan 3 polibag disiram dengan larutan kadar garam 39%. 5. Masing-masing perlakuan ditimbang beratnya dicatat dan dirata-rata. 6. Tanaman dipanen umur 20 hari dan diamati: -

Tinggi tanaman

-

Jumlah daun

-

Luas daun

-

Berat kering tanaman

31 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA

A. HASIL PENGAMATAN Tanaman kacang hijau Penyiraman 1x1(Kontrol)

2x1 kadar pH 5%

3x1 kadar pH 9%

Tinggi Tanaman(cm) 26 26 28 24 26 24 24 19 17 22 22 23 26 26 24 24 28 20 22 24 26

Jumlah Daun(gr) 8 8 8 7 11 11 7 6 4 6 8 6 8 8 6 6 8 4 4 6 7

Berat Pola(gr) 0,18 0,20 0,17 0,13 0,34 0,25 0,12 0,09 0,22 0,12 0,12 0,12 0,14 0,15 0,18 0,15 0,27 0,13 0,13 0,13 0,21

Berat Basah(gr) 1,39 1,88 1,39 1,25 2,20 1,71 0,95 0,49 0,30 0,86 0,72 0,69 1,13 1,13 0,88 0,56 2,20 0,76 0,61 0,87 1.18

Berat Kering(gr) 0,45 0,50 0,44 0,38 0,56 0,47 0,35 0,17 0,12 0,30 0,22 0,20 0,30 0,33 0,24 0,27 0,64 0,21 0,21 0,23 0,38

32 B. ANALISIS DATA 1). Perlakuan kontrol dengan penyiraman satu hari sekali 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

-

Rumus : Luas daun =

-

Berat kertas/Koran = 0,53 gr

-

Rata – rata berat pola daun =

-

Maka, luas daun = 0,53 𝑋 100 𝑐𝑚

1,43 7

𝑋 100 𝑐𝑚

= 0,20

0,20

= 34 cm² 2). Pelakuan dengan penyiraman dua hari sekali (pH 5) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

-

Rumus : Luas daun =

-

Berat kertas/Koran = 0,53 gr

-

Rata – rata berat pola daun =

-

Maka, luas daun = 0,53 𝑋 100 𝑐𝑚

0,14 7

𝑋 100 𝑐𝑚

= 0,02

0,02

= 4 cm² 3). Perlakuan dengan penyiraman tiga hari sekali 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

-

Rumus : Luas daun =

-

Berat kertas/Koran = 0,53 gr

-

Rata – rata berat pola daun =

-

Maka, luas daun = 0,53 𝑋 100 𝑐𝑚

0,17

= 32 cm²

1,2 7

𝑋 100 𝑐𝑚

= 0,17

33 BAB V PEMBAHASAN

Praktikum mengenai respon tanaman terhadap pH pada tanaman kacang hijau dengan perlakuan pemberian pH 5, pH 9 dan kontrol diperoleh hasil bahwa pertumbuhan yang paling baik pada Kontrol, pH 5, lalu pH 9. Pada pH kontrol atau pH netral yang artinya paling baik untuk pertumbuhan tanaman, karena pada pH 6-7 keadaan biologis dan penyediaan unsur hara umumnya berada pada tingkat terbanyak. Keadaan biologis dan penyediaan unsur hara yang banyak ini mengakibatkan perkecambahan kacang hijau berlangsung optimal, setelah pada kacang hijau ini mengalami pembongkaran cadangan makanan dalam bijinya untuk pertumbuhan , maka kacang hijau memasuki fase perkembangan vegetatif. Untuk fase ini perkecambahannya diperlukan unsur hara yang lebih banyak, sehingga pertumbuhan tanaman berlangsung baik. pH 6-7 termasuk pH netral, pH ini lebih baik dari pH lain (masam dan alkalis). pH netral kandungan H+ sama dengan OH-. Pada pH 5 menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik selanjutnya. Karena pada pH masam unsur seperti Posfor tidak dapat diserap tanaman karena diikat (fiksasi) oleh Al, padahal unsur P sangat penting bagi perkecambahan. Sedangkan pada pH alkalis unsur P juga tidak dapat diserap karena diikat oleh Ca. Menyebabkan akar rusak sehingga kualitas dan jumlah panen turun. Terlihat pada saat perubahan tanaman dari fase vegetatif degeneratif. Selain itu pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara seperti N dan P dan mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri tanah yang dapat bersimbiosis dengan leguminosa seperti Rhizobium atau bersimbiosis dengan tanaman non leguminosa seperti Frankia sehingga sering dijumpai daun-daun tanaman pada tanah asam mengalami klorosis akibat kekurangan N. Bakteri tanah yang lain seperti azotobakter (A. Chroococcum ) yang dapat berasosiasi dengan akar tanaman hanya dapat hidup apabila suasana larutan tanah netral hingga basa. Mikroorganisme tanah lain yang bermanfaat bagi tanaman, yang dapat terpengaruh pertumbuhannya bila berada pada suasana asam adalah mikoriza. Mikoriza adalah jamur yang dapat melarutkan fosfor organik menjadi fosfor inorganik yang tersedia bagi tanaman.

34 Pada pH 9 atau pH basah juga sangat berpngaruh pada pertumbuhan tanaman. Pada tanah basah dapat menghambat pertumbuhn tanaman dilihat dari hasil pengamatan pertambahan tanaman tidak begitu cepat dibandingkan dengan pH netral. Hal ini disebabkan karena mengandung kalsium yang tinggi sehingga terjadi fiksasi terhadap fosfat dan tanaman pada tanah basa sering mengalami defisiensi P. Sehingga biasanya tanaman akan tumbuh tetapi tidak sebagus pada pH netral. Pada dasarnya tanaman toleran terhadap pH rendah atau pH tinggi, asalkan pada media tersebut tersedia unsur hara yang cukup. Dari hasil praktikum menunjukan Pada tanah yang phnya netral, tanaman bisa berkembang dengan baik di bandingkan dengan pH asam maupun basa. Terlihat pada kecepatan tumbuh yang lebih cepat,pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun yang penambahannya terlihat jelas. Selain itu pada pH netral warna daun lebih segar dan hijau hal ini di sebabkan karena pH netral bernilai 7, pada kondisi ini kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur hara. pH netral kandungan H+ sama dengan OH-.

35 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan respon tanaman terhadap pH pada pertumbuhan kacang hijau dapat disimpulkan bahwa: - pH berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman kacang hija, tanah yang asam tidak baik untuk pertumbuhan tnaman kacang hijau, tanah yang basah dapat menghambat pertumbuhan tanaman kacang hijau sedangkan tanah yang netral baik untuk pertumbuhan tanaman. - pH yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman kacang hujau adalah pH netral karena unsur hara yang tersedia. - Ph asam dan ph basah tidak baik untuk pertumbuhan tanaman. - pH yang optimal bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau pH 7

B. Saran Sebaiknya menanam kacang hijau pada media yang mempunyai pH netral, karena pada pH netral ini kecambah kacang hijau lebih mudah dan cepat tumbuh.

36 DAFTAR PUSTAKA

http://dyahemangfitri.blogspot.com/2012/03/laporan-biologi-pengaruh-ph terhadap.html?m=1 Wikipedia 2011, Pengertian PH < http://id.wikipedia.org/wiki/PH> http://nasa88.files.wordpress.com/201307/keasaman-tanah.jpg http://udynhaddad.blogspot.com/2012/06/ph-tanah-pertanian.html

Pembimbing/ Co. Ass

Yogyakarta, 16 November 2018 Praktikan,

37

LAMPIRAN DATA

38

Related Documents


More Documents from "riki"