LAPORAN PENGARUH SUHU TERHADAP GERAK OPERKULUM PADA IKAN CUPANG
D I S U S U N OLEH Nama: Riki Suarsiniger Kelas: V / E Biologi Nim : 15311156
PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PEMBANGUNAN INDONESIA (PI) MAKASSAR 2018
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Ikan atau bahasa ilmiahnya adalah pisces secara umum adalah termasuk hewan bertulang belakang (vertebrata). Ikan adalah hewan berdarah dingin (polikilotermis). Suhu tubuhnya selalu mengikuti suhu lingkungannya sehingga suhu badannya turun naik bersama-sama dengan turun naiknya suhu sekitarnya. Semua ikan hidup di dalam air, baik air tawar maupun air laut. Kulit tubuhnya bersisik dan berlendir untuk memudahkan gerakan di dalam air. Ikan mempunyai sirip yang berfungsi untuk keseimbangan badan dan menentukan arah gerak di dalam air. Selain itu, di tubuh ikan terdapat gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air di sekelilingnya. Ikan menggunakan insang yang terletak di kepalanya untuk bernafas. Cara ikan bernafas adalah sebagai berikut, air ke dalam rongga mulut kemudian masuk ke dalam insang, saat air ada di dalam insang, oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh pembuluh-pembuluh darah kecil yang terdapat pada insang dan karbondioksida dalam darah dikelurkan ke air. Air keluar dari keluar dari rongga insang ketika tutup insang terbuka dan begitu terus menerus. Ikan juga mempunyai gelembung renang yang terletak di antara tulang belakang dan perut, berhubungan dengan kerongkongan. Darah pada dinding gelembung dapat memasukkan udara kedalam gelembung dan mengeluarkan udara dari gelembung itu sehingga berat ikan dapat berkurang atau bertambah sehingga ikan dapat naik turun di dalam air. Dari masing-masing karakteristik yang dimilikin ikan, ditemukan satu pemikiran bahwa suhu juga berpengaruh dalam proses hidup ikan. Biasanya suhu berperan penting terhadap adaptasi fisiologi. Penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap keadaan lingkungan ini yang kemudian menyangkutkan operculum sebagai salah satu organ tubuh yang ikut andil dalam adaptasi fisiologi. Operkulum ikan yang membuka dan menutup sangat bergantung terhadap suhu air sebagai media hidup ikan. Untuk lebih mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi, maka dilakukanlah penelitian Pengaruh Suhu Terhadap Membuka dan Menutupnya Operkulum pada Ikan. Khusunya yang akan dibahas dalam dalam penelitian ini adalah Ikan Cupang sebagai objek pengamatan.
B. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui serta memahami pengaruh suhu pada gerak operculum ikan… C. Manfaat Praktikum Adapun manfaat dari penelitian ini adalah agar bisa bermanfaat bagi kita semua, apalagi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemeliharaan ikan cupang ini sebagai ikan hias, yakni bisa mengetahui suhu air yang cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan cupang.
BAB II LANDASAN TEORI Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan. Kenaikan suhu aiar dapat menyebabkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Air memiliki sifat termal yang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat dari pada udara. Walaupun suhu kurang mudah berubah dalam air dari pada udara, namun suhu merupakan faktor pembatas utama. Oleh karena itu, makhluk akuantik sering memiliki toleransi yang sempit. Secara keseluruhan, ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air, beberapa spesies mampu hidup pada suhu air 29 derajad Celsius, sedangkan jenis lain dapat hidup pada suhu air yang sangat dingin, akan tetapi kisaran toleransi individual terhadap suhu umumnya terbatas(Soetjipta,1993). Suhu sangat berpengaruh pada unsur fisik dan fisiologis tubuh hewan. Suhu yang terlalu tinggi dapat merusak enzim, sel, jaringan, organ, permiabilitas membran, hormon serta menguapkan cairan tubuh. Sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim, hormon, metabolisme dan pembekuan protoplasma. Ikan memiliki derajad toleransi terhadap suhu dengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan resistensi terhadap penyakit. Selanjutnya adapula ikan mengalami stress manakala terpapar pada suhu yang di luar kisaran yang dapat ditoleransi. Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka panjang. Misalnya stress yang ditandai tubuh lemah, kurus dan tingkah laku abnormal, sedanagkan suhu rendah menyebabkan ikan menjadi rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun(Dharmawan,2001). Sebagai hewan air, ikan memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Kisaran toleransi invidual terhadap suhu umumnya terbatas(Odum,1993).
BAB III METODE PRAKTIKUM A.Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah : Hari/tanggal
: Sabtu,13 Januari 2018
Waktu
: pukul 12.00-13.00 WITA
Tempat
: Ruang kelas 102 Lantai I KAMPUS YASPIM MAKASSAR
B.Alat dan Bahan - 3 buah toples bening - 3 ekor ikan cupang Betta splendes - Termometer - Air hangat - Air es C.Prosedur Kerja 1. Masukkan dengan hati-hati satun ekor ikan cupang kedalam masingmasing toples bening dan isi air sama banyak. 2. Toples I di isi air biasa, toples II di isi air hangat (38 derajad Celsius) dan toples III di isi air es (10 derajad cesius). 3. Mencatat suhu di tiap toples yang berisi ikan. 4. Mencatat jumlah operculum ikan cupang pada tiap toples selama satu satu menit pengamatan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Pengaruh suhu biasa terhadap membuka dan menutupnya operculum pada ikan cupang
TABEL PENGAMATAN Perlakuan
Air biasa
Suhu (derajat Celsius) 25
Air hangat
38
Air es
10
Tingkah laku
Waktu
Ikan bergerak dengan normal Ikan bergerak dengan gesit,bukaan operculumnya cepat,insang bergerak 3 kali dalam 1 detik Ikan bergerak sangat lambat, mungkin karena ikan tidak bisa beradaptasi dengan suhu dingin
1 menit
Jumlah gerakan operculum 21 kali
1 menit
180 kali
1 menit
9 kali
B. Pembahasan 1. Pengaruh air biasa terhadap membuka dan menutupnya operculum ikan cupang Pada air biasa, dalam hal ini suhunya juga normal(25 derajad cesius) keadaan ikan cukup baik. Ikan bisa dengan cepat beradaptasi dengan lingkungannya (media air yang baru). Ini dapat dilihat pada pernapasannya atau dalam hal ini bukaan operculumnya yang tidak terlalu cepat namun tidak juga terlalu lambat(bukaan operkulumnya sebanyak 21 kali per menit). Namun terlihat dengan jelas pada perilaku ikan yang cenderung tidak rileks dan terlihat stress, ini dikarenakan pada saat ikannya di ambil, praktikan mengambilnya dengan asal.
2.Pengaruh air hangat terhadap membuka dan menutupnya operculum ikan cupang Pada air hangat yakni pada suhu 38 derajad Celsius, ternyata bukaan operculumnya mengalami kenaikan yang signifikan. Bukaan operculumnya yang pada air biasa, hanya 21 kali per menit, setelah suhunya lebih tinggi bukaan operculum ikan tersebut naik menjadi 180 kali per menit. Menurut analisa saya, sekali lagi hasil tersebut dikarenakan ikan mungkin stress, itu mungkin karena saat pengambilan ikan, praktikan melakukannya dengan asal. Selan itu, bisa juga karena suhu panas maka metabolisme meningkat, karena saat suhu naik oksigen berkurang, mengakibatkan bukaan operculum ikan menjadi lebih sering. Itu artinya ikan tersebut lebih sering mengambil oksigen, karena saat suhi naik ikan tersebut kekurangan oksigen. Tetapi kemungkinan kalau diteliti lebih lama lagi, dari menit ke menit bisa jadi bukaan operculumnya makin berkurang, ini dikarenakan ikan sudah beradaptasi dengan lingkungannya. 3.Pengaruh air es terhadap membuka dan menutupnya operculum ikan cupang Pada suhu dingin yakni 10 derajad Celsius, bukaan operculumnya cukup rendah yakni hanya 9 kali per menit. Menurut analisa saya, ini dikarenakan kondisi okan cukup rileks dengan suhu yang rendah karena ikan ytersebut tidak terlalu kekurangan oksigen, serta metabolismenya pun stabil. Menurut hasil analisa saya bahwa hasil tersebut dikarenakan ikan mungkin stress, itu mungkin karena saat pengambilan ikan, praktikan melakukannya dengan asal. Selain itu, bisa saja karena suhu panas maka metabolisme ikan meningkat, karena pada saat suhu naik, oksigen berkurang, mengakibatkan bukaan operculum ikan menjadi lebih sering. Itu artinya ikan tersebut lebih sering mengambil oksigen, karena saatb suhu naik, ikan menjadi kekurangan oksigen.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan Dari percobaan yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa suhu sangat mempengaruhi bukaan operculum yang artinya laju pernapasan ikan yang artinya laju pernapasan ikan juga mempengaruhi laju metabolisme pada ikan. Sudah tepat bahwa ikan merupakan hewan yang bersifat poikilotermik yakni suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungannya, tapi untuk beradaptasi butuh waktu bertahap. Memang pada awalnya ikan terlihat stress, itu pada saat ikan belum bisa beradaptasi. Sedangkan ketidakstabilan bukaan operculum adalah kesalahan praktikan yang memindahkan ikan dengan asal, atau bisa juga pada saat sebelum ikan belum di pindahkan, ikannya sudah lebih dahulu stress, atau bisa juga karena ikan sedang sakit. B.Saran Untuk percobaan berikutnya mungkin bisa lebih di perhatikan dalam hal perlakuan pada saat mengambil ikan, agar lebih tenang dalam mengambil ikan agar ikannya tidak stress. Lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum agar hasil bisa sesuai dengan yang diharapkan. Juga menjadi cermin untuk kita ke depannya untuk bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/28/biologi-ikan-cupang/ Nur Andi Samsi, Wulandani Suci.Pengantar Ekologi Hewan.2017.STKIP PI Makassar